Bagian ini berisikan arahan RTRW Nasional RTRW Pulau, RTRW Provinsi, serta RTRW Kawasan Strategis Nasional. Indikasi program Bidang Cipta Karya pada
RTRW Nasional, RTRW Pulau, RTRW Provinsi, maupun RTRW KSN yang terkait
dengan kabupaten/kota setempat dipaparkan pada bagian ini.
RPI2JM
Kabupaten
Lombok Barat
TAHUN 2015 - 2019
BAB 3.
Pada bab ini ini berisikan arahan RTRW Nasional (PP No. 26 Tahun 2008), RTRW Pulau, RTRW Provinsi, serta RTRW Kawasan Strategis Nasional (KSN). Indikasi program Bidang Cipta Karya pada RTRW Nasional, RTRW Pulau, RTRW Provinsi, maupun RTRW KSN yang terkait dengan kabupaten/kota setempat dipaparkan pada bagian ini. Tidak hanya memaparkan arahan kebijakan spasial, bagian ini juga memaparkan kedudukan kota pada rencana pengembangan kawasan khusus, antara lain dalam rangka pengembangan MP3EI dan KEK (jika kabupaten/kota tersebut termasuk dalam KPI MP3EI dan/atau kawasan pengembangan KEK).
3.1
Arahan RTRW Nasional
Arahan yang harus diperhatikan dari RTRWN untuk ditindaklanjuti ke dalam RPI2-JM kabupaten/kota adalah sebagai berikut:
1. Penetapan Pusat Kegiatan Nasional (PKN) Kriteria:
A. kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama kegiatan ekspor-impor atau pintu gerbang menuju kawasan internasional,
B. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri dan jasa skala nasional atau yang melayani beberapa provinsi, dan/atau
C. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama transportasi skala nasional atau melayani beberapa provinsi.
2. Penetapan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) Kriteria:
A. Kawasan Perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul kedua kegiatan ekspor-impor yang mendukung PKN,
B. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri dan jasa yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten, dan/atau
C. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul transportasi yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten.
3. Penetapan Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) Kriteria:
A. Pusat perkotaan yang berpotensi sebagai pos pemeriksaan lintas batas dengan negara tetangga,
C. Pusat perkotaan yang merupakan simpul utama transportasi yang menghubungkan wilayah sekitarnya, dan/atau
D. Pusat perkotaan yang merupakan pusat pertumbuhan ekonomi yang dapat mendorong perkembangan kawasan di sekitarnya.
4. Penetapan Kawasan Strategis Nasional (KSN)
Penetapan kawasan strategis nasional dilakukan berdasarkan kepentingan: A. Pertahanan dan keamanan,
1) diperuntukkan bagi kepentingan pemeliharaan keamanan dan pertahanan negara berdasarkan
geostrategi nasional,
2) diperuntukkan bagi basis militer, daerah latihan militer, daerah pembuangan amunisi dan peralatan pertahanan lainnya, gudang amunisi, daerah uji coba sistem persenjataan, dan/atau kawasan industri sistem pertahanan, atau
3) merupakan wilayah kedaulatan Negara termasuk pulau-pulau kecil terluar yang berbatasan langsung dengan negara tetangga dan/atau laut lepas.
B. Pertumbuhan Ekonomi
1) memiliki potensi ekonomi cepat tumbuh,
2) memiliki sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi nasional, 3) memiliki potensi ekspor,
4) didukung jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan ekonomi, 5) memiliki kegiatan ekonomi yang memanfaatkan teknologi tinggi,
6) berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi pangan nasional dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan nasional,
7) berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi sumber energi dalam rangka mewujudkan ketahanan energi nasional, atau
8) ditetapkan untuk mempercepat pertumbuhan kawasan tertinggal
C. Sosial Budaya
1) merupakan tempat pelestarian dan pengembangan adat istiadat atau budaya nasional,
6) memiliki potensi kerawanan terhadap konflik sosial skala nasional.
D. Pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi 1) diperuntukkan bagi kepentingan pengembangan ilmu
2) pengetahuan dan teknologi berdasarkan lokasi, sumber daya alam strategis nasional, pengembangan antariksa, serta tenaga atom dan nuklir
3) memiliki sumber daya alam strategis nasional
4) berfungsi sebagai pusat pengendalian dan pengembangan antariksa 5) berfungsi sebagai pusat pengendalian tenaga atom dan nuklir, atau 6) berfungsi sebagai lokasi penggunaan teknologi tinggi strategis.
E. Fungsi dan Daya Dukung Lingkungan Hidup
1) merupakan tempat perlindungan keanekaragaman hayati,
2) merupakan aset nasional berupa kawasan lindung yang ditetapkan bagi perlindungan ekosistem, flora dan/atau fauna yang hampir punah atau diperkirakan akan punah yang harus dilindungi dan/atau dilestarikan,
3) memberikan perlindungan keseimbangan tata guna air yang setiap tahun berpeluang menimbulkan kerugian negara,
4) memberikan perlindungan terhadap keseimbangan iklim makro 5) menuntut prioritas tinggi peningkatan kualita lingkungan hidup 6) rawan bencana alam nasional
7) sangat menentukan dalam perubahan rona alam dan mempunyai dampak luas terhadap kelangsungan kehidupan.
Berdasarkan Penetapan Lokasi Pusat kegiatan Nasional (PKN) dan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) Berdasarkan PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang RTRWN. Provinsi NTB memiliki Kota Mataram yang berfungsi sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) dengan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW)Praya, Raya, Sumbawa Besar.
3.2 Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB)
3.2.1 Arahan Struktur Ruang Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB)
Rencana Struktur ruang yang ditetapkan pada RTRW Provinsi NTb terbagi menjadi 2 (dua), yaitu:a. Rencana sistem perkotaan dan Rencana sistem jaringan:
Rencana Sistem Perkotaan:
Sistem perkotaan terdiri dari sistem perkotaan nasional yang ada di wilayah provinsi terdiri
dari PKN dan PKW, dan sistem perkotaan wilayah provinsi yaitu PKL.Sistem perkotaan
nasional yang ada di provinsi NTB terdiri dari PKN berada di Mataram dan PKW berada di
Praya, Sumbawa Besar, dan Raba. Ibukota kabupaten lainnya dijadikan sebagai Pusat
Kegiatan Wilayah Promosi (PKWp) berada di Gerung, Tanjung, Selong, Taliwang, Dompu,
dan Woha. Sistem perkotaan provinsi PKL berada di Lembar, Narmada, Kopang, Sengkol,
Mujur, Bayan, Pemenang, Masbagik, Keruak, Labuhan Lombok, Poto Tano, Jereweh, Alas,
Empang, Lunyuk, Lenangguar, Labangka, Calabai, Kempo, Hu’u, Kilo, Kore, O’o, Sila,
Tangga, Wawo, Wera dan Sape.
Sistem perkotaan kabupaten/kota yaitu Pusat Pelayanan Lokal (PPL). PPL ditetapkan
dengan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota
berdasarkan usulan pemerintah kecamatan dan memperhatikan potensi wilayah. PPL
memiliki kriteria
1. kawasan perdesaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri
dan jasa yang melayani skala kecamatan atau beberapa desa/kelurahan; dan/atau
2. kawasan perdesaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul transportasi
yang melayani skala kecamatan atau beberapa desa/ kelurahan.
Rencana Sistem Jaringan:
Rencana system jaringan yang diatur di Provinsi NTB meliputisistem jaringan transportasi;, sistem jaringan energi dan kelistrikan, sistem jaringan telekomunikasi, sistem jaringan
sumber daya air, sistem jaringan persampahan dan sistem jaringan sanitasi. Berikut akan
dipaparkan rencana system jaringan.
1. Sistem Jaringan Transportasi
A. Sistem jaringan transportasi nasional yang ada di wilayah provinsi Nusa Tenggara
Barat (NTB) terdiri dari sistem transportasi darat, laut dan udara, meliputi:
1) sistem transportasi darat terdiri dari jaringan lalu lintas angkutan jalan dan
2) jaringan lalu lintas angkutan jalan terdiri dari jaringan jalan dan jaringan
prasarana lalu lintas angkutan jalan;
3) jaringan jalan nasional terdiri dari jalan arteri primer dan jalan kolektor primer;
4) jaringan prasarana terdiri dari Terminal Penumpang Kelas A berada di
Mataram, Gerung, Sumbawa Besar dan Raba;
5) pelabuhan pengumpul berada di Lembar, Labuhan Lombok, dan Bima;
6) pelabuhan penyeberangan lintas provinsi berada di Lembar, Bima dan Sape;
7) pelabuhan perikanan nusantara (PPN) berada di Teluk Awang;
8) bandar udara pusat pengumpul skala sekunder berada di Selaparang/Praya;
dan
9) bandar udara pusat pengumpul skala tersier berada di Muhammad
Salahuddin Bima.
B. Sistem jaringan transportasi provinsi Nusa Tenggara Barat terdiri dari sistem
transportasi darat, laut dan udara, meliputi:
1) sistem transportasi darat terdiri dari jaringan lalu lintas angkutan jalan dan
jaringan Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP);
2) jaringan lalu lintas angkutan jalan terdiri dari jaringan jalan dan jaringan
prasarana lalu lintas angkutan jalan;
3) jaringan jalan provinsi, meliputi: jalan lintas utama Pulau Lombok, jalan lintas
utama Pulau Sumbawa, jalan lintas utara Pulau Lombok, jalan lintas selatan
Pulau Lombok, jalan lintas utara Pulau Sumbawa dan jalan lintas selatan
Pulau Sumbawa;
4) jaringan prasarana lalu lintas angkutan jalan, meliputi: terminal penumpang
Kelas B berada di Tanjung, Praya, Selong, Taliwang, Dompu, dan Woha;
5) pelabuhan pengumpan berada di Bangsal Pemenang, Labuhan Haji, Tanjung
Luar, Benete, Badas, Calabai, Kempo, Waworada, Cempi, dan Sape;
6) pelabuhan penyeberangan lintas kabupaten/kota berada di Labuhan Lombok,
Telong-elong, Pototano, Benete, Pulau Moyo, Lua Air;
7) pelabuhan khusus penumpang berada di pesisir pantai Kota Mataram; dan
8) bandar udara pusat pengumpan berada di Brang Biji dan Sekongkang.
C. Mengembangkan sarana prasarana transportasi laut pendukung ALKI II (Alur Laut
Kepulauan Indonesia) yang melintasi Selat Lombok.
2. Sistem Jaringan Energi dan Kelistrikan
Pembangkit tenaga listrik yang saat ini terdapat di Provinsi Nusa Tenggra Barat
Tenaga Uap (PLTU), Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB), Pembangkit Listrik
Tenaga Air (PLTA), Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH), Pembangkit
Listrik Tenaga Surya (PLTS), Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP),
Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut (PLTGL), Pembangkit Listrik Tenaga
Arus Laut (PLTAL), dan Pembangkit Listrik Tenaga Bio Energi (PLTBE).
Berikut adalah arahan lokasi pusat pembangkit listrik di Provinsi NTB. Tabel 3. 1 Arahan Sistem Pembangkit Listrik di Provinsi NTB NO Jenis Pembangkit Keterangan Lokasi
1 Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD)
- PLTD Ampenan (Kota Mataram), - PLTD Taman (Kota Mataram),
- PLTD Paok Motong (Kab. Lombok Timur), - PLTD Gili Trawangan (Kab. Lombok Utara), - PLTD Gili Air (Kab. Lombok Utara),
- PLTD Gili Meno (Kab. Lombok Utara), - PLTD Maringkik (Kab. Lombok Timur), - PLTD Taliwang (Kab. Sumbawa Barat), - PLTD Klawis (Kab. Sumbawa Barat), - PLTD Sekongkang (Kab. Sumbawa Barat), - PLTD Labuhan I (Kab. Sumbawa),
- PLTD Alas I (Kab. Sumbawa), - PLTD Sebotok (Kab. Sumbawa),
- PLTD Labuhan Haji (Kab. Lombok Timur), - PLTD Lebin (Kab. Sumbawa),
- PLTD Bugis Medang (Kab. Sumbawa), - PLTD Lunyuk (Kab. Sumbawa),
- PLTD Bajo Pulau (Kab. Bima), - PLTD Nggelu (Kab. Bima),
- PLTU Jeranjang (Kabupaten Lombok Barat) - PLTU IPP Tahap I (Kab. Lombok Timur ) - PLTU IPP Tahap II (Kab. Lombok Barat) - PLTU Loan (Kab. Lombok Timur)
NO Jenis Pembangkit Keterangan Lokasi
Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB)
Lombok Tengah, Lombok Timur, Dompu, dan Bima
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)
- PLTA Kokoq Putih (Kabupaten Lombok Utara) - PLTA Muntur (Kabupaten Lombok Utara) - PLTA Pekatan (Kabupaten Lombok Utara) - PLTA Brangbeh (Kabupaten Sumbawa) - PLTA Batulanteh (Kabupaten Sumbawa) Pembangkit Listrik Tenaga
Mikro Hidro (PLTMH)
Lombok Barat, Lombok Utara, Lombok Tengah Lombok Timur,
Sumbawa, Sumbawa Barat, Dompu, dan Bima Pembangkit Listrik Tenaga
Surya (PLTS)
Kabupaten Lombok Barat, Lombok Tengah, Lombok Timur, Lombok
- Pusat Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Sembalun (Kabupaten
Lombok Timur) .
- Pusat Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Hu’u (Kabupaten
Dompu)
- Pusat Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Maronge (Kabupaten
Sumbawa). Pembangkit Listrik Tenaga
Gelombang Laut (PLTGL)
Lombok Barat, Lombok Tengah, Lombok Timur, dan Bima.
Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut (PLTAL
Lombok Barat, Lombok Utara, Lombok Timur, Sumbawa, Dompu,
Bima Pembangkit Listrik Tenaga
Bio Energi (PLTBE)
Seluruh Kabupaten/Kota di wilayah Nusa Tenggara Barat
Sumber: RTRW Provinsi Nusa Tenggara Barat 2009 - 2029
3. Sistem Jaringan Telekomunikasi
Pada system jaringan telekomunikasi telah direncanakan lokasi dan lokasi yang ada akan dipertahankan. Pada perencanaan lokasi mengenai system jatingan telekomunikasi yang ditetapkan oleh RTRW Provinsi NTB dapat dilihat pada table di bawah ini.
Di wilayah Kota Mataram yaitu Selagalas-Mataram sepanjang 6 km.
NO Jenis Jariingan Lokasi
(2km),
• Gunungsari-Kekeri (5km), Gunungsari-Mambalan (3km), Gunungsari-Mekarsari (1,5 km), Gunungsari- Penimbung (3 km).
• Kayangan ke masing-masing: Dangiang (2 km), Gumantar (4 km), Salut ( 3 km).
• Kediri ke masing-masing: Dasan Baru ( 3 km) dan Montong Are (6 km).
• Labuapi ke masing-masing : Kuranji (2 km), Labuapi (1 km), dan Telaga Waru (4 km).
• Narmada ke masing-masing : Batu Kuta (10 km),
• Kramajaya (3 km), dan Nyiur Lembang (3,5 km).
• Pemenang- Desa Patin sepanjang 6 km.
• Sekotong Tengah-Buwun Mas sepanjang 6 km. Jaringan Mikro
Digital Perkotaan di Kabupaten Lombok Utara
• Tanjung-Sigar Penjalin sepanjang 6 km.
• Bayan-Sambik Elen sepanjang 7 km.
Jaringan Mikro
• Janapria-Selebung Rembiga sepanjang 6 km.
• Kopang-Lendang sepanjang 4 km.
• Praya ke masing-masing: Mertak Tombok (6 km) dan Semayan (3 km)
• Praya Barat-Banyu Urip sepanjang 3 km.
• Praya Barat Daya ke masing-masing : Kabul (3 km) dan Montong Sapah (3,5 km).
• Praya Tengah ke masing-masing: Beraim (6 km),
• Gerantung (7 km), Lajut (3 km), Pejanggik (2 km), dan Sasake (2,5 km).
• Peringgarata ke masing-masing: Murbaya (2 km), dan Sepakek (2,5 km).
• Pujut ke masing-masing: Ketara (3 km), Pengembur (4 km), dan Prabu (2 km).
Jaringan Mikro
• Masbagik-Masbagik Utara sepanjang 2 km
• Sembalun-Sambelia sepanjang 20 km.
• Badas-Labuan Aji sepanjang 6 km.
• Batu Lanteh ke masing-masing: Bao Desa ( 6 km) dan Batu Dulang (10 km).
NO Jenis Jariingan Lokasi
• Labuan Badas ke masing-masing: Moyo Medang (24 km) dan Labuan Aji (16 km).
• Lape Lopok-Labuan Kuris/Labuan Terata sepanjang 8,5 km.
• Lunyuk ke masing-masing: Jamu (4 km), Mungkin (4,5 km) dan Kelais (6 km).
• Moyo Hilir ke masing-masing: Batu Bangka (3 km), Kukin (3,5 km), Olat Rawa (6 km), dan Sebewe (8 km).
• Moyo Hulu ke masing-masing: Batu Bulan (25 km) dan Lito (31 km).
• Plampang ke masing-masing : Pemasar (5 km), Prode (7 km), Simu (9 km), SP.I Prode (18 km), SP. II Prode (24 km), SP. III Prode (26 km) dan Teluk Santong (20 km).
• Rhee-Rhee Loka sepanjang 1,5 km.
• Sumbawa ke masing-masing: Jorok (1,5 km), Kerato (2 km), Kerekeh (3 km) dan Pelat (4,5 km).
• Utan-Labuan Bajo sepanjang 1,5 km. Jaringan Mikro
Digital Perkotaan di Kabupaten
Sumbawa Barat
• Sekongkang ke masing-masing: Ai Kangkung (13 km) dan Tatar (11 km)
• Seteluk-UPT Tambak Sari sepanjang 7,5 km.
• Taliwang-Sampir sepanjang 4 km. Nggaja (38 km) dan Tolokalo (29 km).
• Kilo ke masing-masing Karama (21 km) dan Kiwu (28 km)
• Manggalewa-Nangatumpu sepanjang 30 km
• Pajo-UPT Woko sepanjang 20 km
• Pekat ke masing-masing: Pancasila (15 km) dan
• Asakota –Kolo sepanjang 24 km.
• Belo ke masing-masing : Ledo (3 km), Ncera (6
NO Jenis Jariingan Lokasi
UPT Waworada (24 km), dan Waduroka (2 km).
• Madapangga ke masing-masing: Mpuri (4 km),
• RasanaE Barat ke masing-masing: SambinaE (3 k m), dan Santi (6 km).
• RasanaE Timur ke masing-masing: Kendo (6 km), Lampe (8 km), Nitu (S15 km), Ntobo (16 km), Nungga (10 km) dan PananaE (13 km).
• Sanggar-Oesaro sepanjang 7 km.
• Sape ke masing-masing: Boke (4 km), Jia (8 km), Kowo (12 km), Sangiang (18 km) dan Tanah Putih (21 km).
• Tambora ke masing-masing: Kawinda NaE (9km), Kawinda Toi (12 km), Labuhan Kenanga (16 km) dan Oi Panihi (19 km).
• Wawo ke masing-masing : Kaboro (4 km), Kawa (6 km), Kuta (7 km), Ntori (8 km), Raba (11 km), Sambori (13 km) dan Tarlawi (19 km).
• Wera ke masing-masing: Bala (14 km) dan Oitui (17 km);
• Woha ke masing-masing: Rabakodo (8 km) dan Waduwani (17 km).
Sumber: RTRW Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2010 – 2030
4. Sistem Jaringan Prasarana Sumber Daya Air
Rencana pengelolaan sistem jaringan prasarana sumberdaya air wilayah provinsi terdiri dari sistem prasarana sumberdaya air nasional yang terkait dengan wilayah provinsi dan rencana pengembangan sistem jaringan prasarana sumberdaya air provinsi.
Pada Sistem prasarana sumberdaya air nasional yang terkait dengan wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat meliputi :
A. Wilayah Sungai (WS) strategis nasional adalah WS Pulau Lombok yang meliputi Daerah Aliran sungai (DAS) Dodokan, DAS Menanga, DAS Putih dan DAS Jelateng;
C. Daerah Irigasi (DI) nasional meliputi : DI nasional lintas kabupaten/kota dan DI nasional utuh kabupaten/kota.
Sistem jaringan prasarana sumberdaya air provinsi NTB terdiri dari :
A. WS Lintas kabupaten/kota meliputi WS Sumbawa dan WS Bima- Dompu; B. sistem jaringan irigasi provinsi meliputi bendungan, bendung, jaringan saluran
irigasi, dan daerah irigasi; dan
C. sistem jaringan air bersih provinsi meliputi jaringan perpipaan air minum, saluran perpipaan air baku, dan instalasi air minum.
WS Sumbawa meliputi: DAS Moyo Hulu, DAS Rhee, DAS Jereweh, DAS Beh, DAS Bako, DAS Ampang, dan DAS Moyo. WS Bima-Dompu meliputi: DAS Baka, DAS Hoddo, DAS Banggo, DAS Parado, DAS Rimba dan DAS Sari.
5. Sistem Jaringan Persampahan
Sistem jaringan prasarana persampahan Provinsi NTB meliputi:
A. Tempat Pembuangan Akhir Kebon Kongok (Kab. Lombok Barat) dengan sistem sanitary landfi ll.
B. Pengembangan Tempat Pembuangan Akhir lintas kabupaten/kota lainnya. 6. Sistem Jaringan Sanitasi
Sistem jaringan prasarana sanitasi wilayah Provinsi NTB meliputi :
A. sistem perpipaan air limbah provinsi di Mataram Metro (Kota Mataram dan sebagian wilayah Kabupaten Lombok Barat);
B. instalasi pengolahan air limbah di Mataram Metro (Kota Mataram dan sebagian wilayah Kabupaten Lombok Barat); dan
C. pengembangan instalasi pengolahan air limbah lintas kabupaten/kota D. lainnya.
3.2.2 Arahan Pola Ruang Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB)
Pada subbab ini memiliki muatan rencana kawasan lindung dan budidaya yang direncanakan pada Provinsi NTB. Berikut akan dijelaskan rencana yang ditetapkan.
Rencana Pengembangan Kawasan Lindung
Kawasan lindung nasional yang terkait dengan wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat meliputi:
1. kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya nasional
2. kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya nasional meliputi: Cagar
Alam (CA.), Suaka Margasatwa (SM.), Taman Nasional (TN.) Gunung Rinjani,
Taman Hutan Raya (Tahura) Nuraksa dan Taman Wisata Alam (TWA); dan
3. kawasan lindung nasional lainnya adalah Taman Buru (TB) Pulau Moyo dan Taman
Buru (TB) Tambora Selatan.
Sedangkan Kawasan Lindung pada provinsi NTB dapat dilihat pada table di bawah ini
Tabel 3. 3 Penetapan Rencana Luasan Kawasan Lindung NO JENIS JARINGAN LOKASI
• Kabupaten Lombok Tengah seluas ± 10.857,54 ha
• Kabupaten Lombok Timur seluas ± 31.498,67 ha
• Kabupaten Sumbawa seluas ± 168.667,68 ha
• Kabupaten Sumbawa Barat seluas ± 66.230,71 ha
• Kabupaten Dompu seluas ± 51.482,59 ha
• Kabupaten Bima seluas ± 83.189,91 ha
b. Kawasan Resapan Air
Diarahkan di Kawasan Gunung Rinjani, Kawasan Selatan Pulau Lombok; dan Kawasan Gunung Tambora
2 Kawasan Suaka Alam (KSA), Pelestarian Alam dan Cagar Budaya Nasional
Cagar Alam (CA.) yang meliputi :
• KSA Pulau Panjang seluas ± 1.641,25 ha. berada di
• CA. Tambora Selatan seluas ± 23.840,81 ha. berada di Kabupaten
• Bima dan Kabupaten Dompu.
• CA. Pedauh seluas ± 543,5 ha. berada di Kabupaten Sumbawa
NO JENIS JARINGAN LOKASI
• CA. Tofo Kota Lambu seluas ± 3.338 ha. berada di Kabupaten
• Bima.
• KSA Jereweh seluas ± 3.718,868 Suaka Margasatwa (SM.) yang meliputi :
• SM. Lunyuk seluas ± 3.000 ha. berada di Kabupaten Sumbawa.
• SM. Tambora Selatan seluas ± 11.670 ha. berada di Kabupaten Bima dan Kabupaten Dompu.
• Taman Nasional (TN.) Gunung Rinjani seluas ± 41.330 ha. berada di
• Kabupaten Lombok Utara seluas ±10.210 ha, di Kabupaten Lombok Tengah seluas ± 3.675 ha dan
Kabupaten Lombok Timur seluas ± 27.445 ha.
• Taman Hutan Raya (Tahura) Nuraksa seluas ± 3.155 ha. berada di Kabupaten
• Lombok Barat.
Taman Wisata Alam (TWA.) yang meliputi :
• TWA Bangko Bangko seluas ± 2.169 ha. berada di Kabupaten
Lombok Barat.
• TWA. Danau Rawa Taliwang seluas ± 1.406 ha. berada di Kabupaten Sumbawa Barat.
• TWA. Gunung Tunak seluas ± 624 ha. berada di Kabupaten Lombok
• Tengah.
• TWA. Kerandangan seluas ± 320 ha. berada di Kabupaten Lombok
• Barat.
• TW Perairan Laut Gili Meno- Air-Trawangan seluas ± 2.954 ha. berada di Kabupaten Lombok Utara.
• TWA Laut Pulau Moyo seluas ± 6.000 ha. berada di Kabupaten Sumbawa.
NO JENIS JARINGAN LOKASI
• TWA. Madapangga seluas ± 232 ha. berada di Kabupaten Bima.
• TWA. Pelangan seluas ± 500 ha. berada di Kabupaten Lombok Barat.
• TWA. Semongkat seluas ± 100 ha berada di Kabupaten Sumbawa. Kabupaten Bima dan di Kabupaten Dompu .
Kawasan Perlindungan Setempat
• Kawasan sempadan pantai, diarahkan pada kawasan sepanjang tepian pantai sejauh antara 30 - 250 meter
dari garis pasang tertinggi secara proporsional sesuai
dengan bentuk, letak dan kondisi fisik pantai;
• Kawasan sempadan sungai, diarahkan pada sungai-sungai besar antara 30-100 meter sesuai letak, bentuk
dan kondisi sungainya yaitu pada Satuan Wilayah
Sungai (SWS) : Jelateng, Dodokan, Putih, Menanga,
Jereweh, Rea, Rhee, Moyo Hulu, Pulau Moyo, Ampang,
Hoddo, Bango, Parado, Sari, Rimba, Baka, Bako, dan
Beh;
• Kawasan sekitar danau atau waduk diarahkan ke seluruh kawasan sekitar danau dan waduk yang
tersebar di Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa (Segara
NO JENIS JARINGAN LOKASI
Beringin Sila, Labangka, Mamak, Lebok, Taliwang,
Bintang Bano, Tiu Kulit, Batu Bulan, Pelara, Gapit,
Pelaparado, Campa, Rababaka, Sumi), lebarnya
berimbang dengan bentuk kondisi fisik danau/waduk
antara 50-100 meter dari garis pasang tertinggi ke arah
darat;
• Kawasan Hutan Kota yang berfungsi sebagai Ruang Terbuka Hijau (RTH) dikembangkan pada seluruh
ibukota Kabupaten dan Kota.
Sumber: Rencana Tata Ruang Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2009 - 2029
Rencana Pengembangan Kawasan Budidaya
Pada rencana Kawasan Budidaya, Provinsi NTB memeiliki beberapa bagian yang
direncanakan. Pada rencana kawasan budidaya terbagi menjadi 2 (dua), yaitu kawasan
budidaya yang ditetapkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional yang terkait
dengan wilayah provinsi NTB dan kawasan budidaya provinsi NTB.
Kawasan budidaya nasional yang terkait dengan wilayah provinsi NTB meliputi :
1. Kawasan Andalan terdiri dari:
A. Kawasan Andalan Lombok dan sekitarnya dengan sector unggulan : pertanian,
perikanan laut, pariwisata, industri, dan pertambangan;
B. Kawasan Andalan Sumbawa dan sekitarnya dengan sector unggulan: pertanian,
pariwisata, industri, pertambangan dan perikanan
C. Kawasan Andalan Bima dan sekitarnya dengan sektor unggulan : pertanian,
pariwisata, perikanan, industri dan pertambangan.
2. Kawasan Andalan Laut adalah Kawasan Andalan Perairan Selat Lombok dengan
sektor unggulan : perikanan laut dan pariwisata.
Sedangkan, untuk Kawasan Budidaya yang direncanakan pada Provinsi NTB adalah:
1. kawasan peruntukan hutan produksi tetap dan terbatas
2. kawasan peruntukan pertanian tanaman pangan dan hortikultura;
Kawasan peruntukan pertanian tanaman pangan dan hortikultura berada di kawasan
pertanian lahan basah, lahan kering, dan kawasan pertanian hortikultura.
3. kawasan peruntukan perkebunan
Kawasan peruntukan perkebunan yang direncanakan berada di Kawasan Industri
Pujut, Terara, Pringgabaya, Utan Rhee, Batulanteh, Sorinomo, Tambora, Sumbawa,
Kayangan, dan Wera dan kawasan pengembangan tanaman komoditi unggulan.
4. kawasan peruntukan peternakan
Kawasan peruntukan peternakan berada tersebar di wilayah provinsi untuk alokasi
peningkatan jumlah ternak, penggemukan ternak, pembibitan ternak, penyediaan
pakan ternak, dan pengembangan industri pengolahan hasil ternak.
5. kawasan peruntukan pertambangan
Kawasan peruntukan pertambangan meliputi pertambangan mineral logam, mineral
bukan logam dan batuan berada pada zona tertentu di Pulau Lombok dan Pulau
Sumbawa.
6. kawasan peruntukan pariwisata
A. Pulau Lombok, meliputi: Senggigi dan sekitarnya, Suranadi dan sekitarnya, Gili
Gede dan sekitarnya, Benang Stokel dan sekitarnya, Dusun Sade dan
sekitarnya; Selong Belanak dan sekitarnya, Kuta dan sekitarnya, Gili Sulat dan
sekitarnya; Gili Indah dan sekitarnya, Gunung Rinjani dan sekitarnya; dan
B. Pulau Sumbawa, meliputi: Maluk dan sekitarnya; Pulau Moyo dan sekitarnya;
Hu’u dan sekitarnya, Teluk Bima dan sekitarnya, Sape dan sekitarnya; Gunung
Tambora dan sekitarnya.
7. kawasan peruntukan perikanan, kelautan dan pulau-pulau kecil
A. Pulau Lombok, meliputi: Gili Indah dan sekitarnya, Senggigi dan sekitarnya,
Lembar dan sekitarnya, Gili Gede dan sekitarnya, Teluk Sepi dan sekitarnya,
Kuta, Awang dan sekitarnya, Tanjung Luar dan sekitarnya, Gili Sulat dan
sekitarnya, dan Labuhan Lombok dan sekitarnya; dan
B. Pulau Sumbawa, meliputi: Alas - Pantai Utara Kabupaten Sumbawa dan
sekitarnya ; Teluk Saleh dan sekitarnya; dan Labuhan Lalar, Maluk dan
sekitarnya; Teluk Sanggar dan sekitarnya; Teluk Cempi dan sekitarnya;
Waworada dan sekitarnya; Teluk Bima dan sekitarnya; dan Sape dan sekitarnya.
8. kawasan peruntukan industry
A. Kawasan Agroindustri berada di Gerung, Kediri, Labuapi, Sekotong, Bayan,
Kayangan, Gangga, Batukliang, Praya Barat, Praya Timur, Jonggat, Batukliang
Utara, Praya Barat, Praya Timur, Pringgarata, Pujut, Selong, Masbagik, Aikmel,
Pringgabaya, Labuhan Haji, Jerowaru, Jereweh, Taliwang, Seteluk, Brang Rea,
Alas, Utan, Rhee, Sumbawa, Moyohulu, Moyohilir, Lape Lopok, Plampang,
B. Pengembangan Industri Kecil dan Menengah berada di Labuapi, Kediri, Gerung,
Tanjung, Pemenang, Praya, Batukliang, Kopang, Masbagik, Aikmel, Labuhan
Haji, Jereweh, Alas, Sumbawa, Empang, Plampang, Dompu, Kempo, Hu’u, Bolo,
Woha Sape, dan Pajo.dan RasanaE.
9. kawasan peruntukan permukiman; dan
A. kawasan permukiman perkotaan berada di kawasan perkotaan Ibukota Provinsi,
Ibu Kota Kabupaten dan Kota, Ibu Kota Kecamatan dan Desa yang sudah
menampakkan gejala perkotaan; dan
B. kawasan permukiman perdesaan berada diluar kawasan perkotaan yang
didominasi oleh penggunaan lahan sawah dan perkebunan.
10. kawasan peruntukan lainnya.
3.3 Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Lombok Barat
Pada subbab ini akan dijelaskan mengenai arahan struktur dan pola ruang wilayahkajian
berdasarkan RTRW terkait. Berikut akan dipaparkan arahan rencana struktur dan pola ruang
wilayah terkait. Untuk mewujudkan tujuan penataan ruang wilayah kota di Kab. Lombok Barat, kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah kota yang tercantum didalam RTRW terdiri dari 2 (dua), yaitu kebijakan dan strategi pengembangan struktur ruang wilayah kota; dan kebijakan dan strategi pengembangan pola ruang wilayah kota.
3.3.1 Rencana Struktur Ruang Kab. Lombok Barat
Kabupaten Lombok Barat sampai dengan 20 tahun mendatang direncanakan menjadi
wilayah dengan sektor utama yang didominasi oleh pertanian (agrobisnis) dan pariwisata.
Kegiatan industri, jasa dan perdagangan merupakan tiga kegiatan yang direncanakan
didorong lebih intensif. Sektor perkebunan, perikanan, peternakan, dan kehutanan
merupakan kegiatan yang tetap akan dipertahankan di wilayah Kabupaten Lombok Barat
dan terus dikelola untuk menjadi bagian dari pengembangan agrobisnis di wilayah
Kabupaten Lombok Barat. Sektor pertambangan dengan potensi tambang mineral logam di
kawasan Sekotong perlu dilakukan kajian yang lebih mendalam. Sektor pertambangan di
kabupaten Lombok Barat akan dikelola secara hati-hati dengan tetap memperhatikan
kelestarian lingkungan hidup.
Dengan demikian Rencana Struktur Kegiatan wilayah Kabupaten Lombok Barat sampai
1) Kegiatan sektor pertanian (agrobisnis)
2) Kegiatan sektor pariwisata
3) Kegiatan sektor jasa dan perdagangan
4) Kegiatan sektor industri
5) Kegiatan sektor perkebunan, perikanan, peternakan dan kehutanan
6) Kegiatan sektor pertambangan
3.3.1.1. Rencana Pengembangan Sektor Pertanian
Kegiatan sektor pertanian yang direncanakan terus dikembangkan di kabupaten Lombok
Barat adalah pertanian tanaman pangan dan hortikultura.
Pertanian tanaman pangan di kabupaten Lombok Barat akan dikembangkan di lahan pertanian lahan basah dan lahan kering. Pertanian hortikultura akan dikembangkan di lahan pertanian khusus hortikultura.
Pengembangan pertanian lahan basah ditujukan untuk mendukung kebijaksanaan
penyediaan bahan pangan nasional dan menjaga ketersediaan lapangan kerja di bidang
pertanian. Komoditas pertanian tanaman pangan yang dikembangkan di kabupaten Lombok
Barat adalah padi, direncanakan untuk meningkatkan produktivitas tanaman padi yang
diharapkan disamping untuk memenuhi kebutuhan masyarakat kabupaten Lombok Barat
sendiri juga bisa diekspor keluar daerah. Potensi lahan yang ada terutama di wilayah
kabupaten Lombok Barat bagian utara dan tengah membuka peluang untuk memperluas
areal sawah dan tetap mempertahankan lahan sawah teknis yang ada sebagai lahan pangan
berkelanjutan.
Wilayah pengembangan kegiatan pertanian lahan basah diarahkan di kecamatan Gerung,
Labuapi, Kediri, Kuripan, Narmada, dan Lingsar, dengan arah pengembangan pembentukan
sentra beras.
Pengembangan pertanian lahan kering ditujukan untuk mengembangkan diversifikasi bahan
pangan dan menciptakan peluang ekonomi melalui tanaman komoditi perdagangan yang
mempunyai nilai ekonomi tinggi serta daya saing pasar yang kuat. Komoditas pertanian
lahan kering yang dikembangkan di kabupaten Lombok Barat adalah palawija seperti
Wilayah pengembangan kegiatan pertanian lahan kering diarahkan di kecamatan Sekotong
dan Lembar, dengan arah pengembangan kecukupan bahan baku untuk mendorong
terbentuknya agroindustri.
Wilayah pengembangan kegiatan pertanian hortikultura diarahkan di w ilayah pertanian yang
berhawa sejuk di kecamatan Lingsar dan Narmada serta di lahan pertanian yang berada di
kawasan perkotaan.
Kegiatan di sub sektor peternakan Kabupaten Lombok Barat diarahkan untuk
pengembangan komoditas sapi di Sekotong dan Lembar, serta komoditas unggas di Gerung
dan Labuapi.
3.3.1.2. Rencana Pengembangan Sektor Pariw isata
Sektor pariwisata di kabupaten Lombok Barat diarahkan menjadi sektor andalan yang dapat
menyumbang perkembangan perekonomian masyarakat dan daerah. Jenis kegiatan wisata
yang dikembangkan meliputi kegiatan sektor wisata :
1) Wisata alam
2) Wisata kesenian dan budaya
3) Kerajinan
Kegiatan pariwisata yang menjadi andalan adalah wisata alam khususnya wisata pantai dan
kelautan serta wisata budaya. Pengembangan kegiatan wisata alam di arahkan di
kecamatan Batulayar (kawasan Senggigi dan sekitarnyai) dan kecamatan Sekotong
(kawasan Gili Gede dan sekitarnya). Pengembangan kegiatan wisata kesenian dan budaya
diarahkan di kecamatan Narmada (kawasan Taman Narmada, Taman Suranadi dan
sekitarnya) dan kecamatan Lingsar (kawasan Taman Lingsar dan sekitarnya).
Pengembangan kegiatan wisata kerajinan diarahkan di kecamatan Kediri (kawasan kerajinan
gerabah Banyumulek) dan kecamatan Gunungsari (kawasan sentra kerajinan Sesela dan
sekitarnya)
Pengembangan kegiatan pariw isata alam ditujukan untuk :
1) Melestarikan lingkungan alam yang khas; 2) Memperkenalkan keindahan alam;
Pengembangan kegiatan pariw isata kesenian dan buidaya ditujukan untuk :
1) Melestarikan dan mengembangkan nilai budaya bangsa; 2) Menangkal pengaruh negatif budaya asing;
3) Memperkenalkan budaya Daerah;
4) Menciptakan lapangan kerja serta meningkatkan pendapatan masyarakat dan Daerah.
Pengembangan kegiatan pariw isata kerajinan ditujukan untuk :
1) Melestarikan dan mengembangkan kerajinan rakyat; 2) Memperkenalkan kerajinan khas Daerah;
3) Menciptakan lapangan kerja serta meningkatkan pendapatan masyarakat dan Daerah. Obyek wisata di kabupaten Lombok Barat secara rinci disajikan pada tabel berikut :
A. Kecamatan Sekotong
1. Sentra Industri Gerabah Desa Banyumulek F. Kecamatan Kuripan
5. Goa Jepang Lebah Sempaga/ Goa Lawah 6. Hutan Wisata Sesaot
H. Kecamatan Lingsar 1. Taman Lingsar
2. Desa Tradisional Karang Bayan I. Kecamatan Gunungsari 1. Sentra Kerajinan Sesela 2. Air terjun Grepak 3. Pura Agung Gunungsari
4. Makam Gede Baturiti/ Mambalan J. Kecamatan Batu Layar
1. Pantai Senggigi 2. Pura Batu Bolong 3. Pantai Mangsit 4. Makam Batu Layar 5. Pantai Meninting 6. Pantai Malimbu
7. Hutan Wisata Pusuk Pass
3.3.1.3. Rencana Pengembangan Sektor Jasa dan Perdagangan
Struktur kegiatan sektor jasa dan perdagangan di kabupaten Lombok Barat meliputi :
1) Perdagangan Umum;
2) Perdagangan Agrobisnis;
Kegiatan sektor jasa dan perdagangan yang dikembangkan di wilayah Kabupaten Lombok
Barat berdasarkan jenis kegiatannya meliputi jasa dan perdagangan khusus agribisnis dan
perdagangan umum. Kegiatan jasa dan perdagangan agribisnis dikembangkan untuk
mendukung pembentukan agropolitan di Kabupaten Lombok Barat.
Pusat kegiatan jasa dan perdagangan agribisnis direncanakan dikembangkan di Kecamatan
Narmada.
Kegiatan jasa dan perdagangan umum dalam skala kabupaten dikembangkan di Kecamatan
Gerung, Narmada, dan Kediri. Rencana pengembangan skala kegiatan dikembangkan secara
berhirarki berdasarkan hirarki dan orde perkotaan di wilayah Kabupaten Lombok Barat.
Kegiatan perdagangan tradisional tetap dipertahankan di setiap pusat-pusat kegiatan.
Kegiatan perdagangan modern dikembangkan di Kota Gerung.
3.3.1.4. Rencana Pengembangan Sektor I ndustri
1) Agroindustri
2) I ndustri manufaktur
Pengembangan kegiatan industri berdasarkan skala kegiatan meliputi kegiatan industri kecil
dan menengah. Kegiatan industri skala menengah akan diarahkan dalam sebuah kawasan
industri. Kegiatan industri direncanakan memberikan peran pertumbuhan wilayah yang
sangat signifikan bagi wilayah Lombok Barat. Kegiatan industri yang diprioritaskan adalah
industri yang dapat menyerap tenaga kerja.
Pengembangan kegiatan industri menengah diarahkan di Kecamatan Labuapi, Lembar dan
Gerung.
Kegiatan industri di Kabupaten Lombok Barat dalam jangka waktu 20 tahun mendatang
diarahkan untuk mendorong pertumbuhan wilayah Lombok Barat lebih pesat. Kegiatan
industri secara stimultan direncanakan mempunyai kontribusi terhadap :
1) Perkembangan perekonomian masyarakat Lombok Barat melalui penyerapan tenaga
kerja lokal.
2) Mendorong diversifikasi kegiatan yang mendorong berkembangnya potensi lokal
khususnya di sektor pertanian, perikanan, peternakan dan perkebunan di Kabupaten
Lombok Barat.
3) Memberikan dampak berganda terhadap kegiatan di sektor perdagangan dan
transportasi.
I ndustri pertanian (agroindustri) merupakan prioritas pengembangan kegiatan industri yang
akan dikembangkan di Kabupaten Lombok Barat, wilayah pengembangannya diarahkan di
Kecamatan Gerung, Lembar dan Labuapi yang akan dikembangan dalam bentuk kawasan
industri dan pergudangan.
Rencana Pengembangan I ndustri yang didorong meliputi :
1) I ndustri pengolahan hasil pertanian
2) I ndustri penghasil peralatan pertanian
Kegiatan industri yang didorong tidak hanya industri skala menengah. I ndustri kecil juga
didorong untuk dikelola.
Rencana pengembangan kegiatan industri di Kabupaten Lombok Barat dibedakan atas
industri polutif dan non polutif. Untuk industri (polutif) dikembangkan dalam skala
menengah. Kegiatan dikembangkan dalam bentuk kawasan industri, dengan pengelolaan
limbah secara terpadu.
3.3.1.5. Rencana Pengembangan Sektor Perkebunan, Perikanan dan Kehutanan
1. Perkebunan
Sektor perkebunan yang akan dikembangkan di kabupaten Lombok Barat adalah perkebunan kelapa, kopi dan jambu mente.
Rencana pengembangan kegiatan perkebunan direncanakan meliputi pengembangan kawasan perkebunan dan pengembangan komoditas perkebunan di lahan milik rakyat. Pengembangan perkebunan kelapa diarahkan di kawasan pesisir kecamatan Sekotong, Lembar, dan Gerung serta mempertahankan perkebunan kelapa yang sudah ada di kecamatan Narmada dan Gunungsari.
Pengembangan perkebunan kopi diarahkan di kecamatan Narmada dan Lingsar.
Pengembangan perkebunan jambu mente diarahkan di kecamatan Sekotong dan Lembar.
2. Perikanan
Sebagian w ilayah kabupaten Lombok Barat dikelilingi oleh laut ( Selat Lombok dan Samudera Hindia) mempunyai potensi perikanan yang dapat dijadikan komoditas ekonomi masyarakat dan daerah.
Potensi perikanan laut di kabupaten Lombok Barat terdapat di kawasan perairan kecamatan Sekotong, Lembar, dan Batulayar.
Potensi kelautan lain di kabupaten Lombok Barat selain perikanan adalah budidaya mutiara dan rumput laut di Sekotong.
Kegiatan peternakan Kabupaten Lombok Barat diarahkan untuk pengembangan
komoditas sapi di Sekotong dan Lembar, serta komoditas unggas di Gerung dan
Labuapi.
4. Kehutanan
Kawasan hutan di Kabupaten Lombok Barat direncanakan mencapai + 30 % dari total
luas wilayah kabupaten.
Potensi kehutanan di Kabupaten Lombok Barat akan didukung dengan pengembangan
hutan lindung seluas 19.105,50 Ha, hutan produksi biasa 1.781 Ha, hutan produksi
terbatas 10.229, hutan wisata alam 3.113,70 dan HKm 3.155 Ha yang berfungsi sebagai
kawasan resapan air, dimana hutan ini dikembangkan dengan tegakan yang berupa
tanaman kayu olahan dan dikelola secara terencana dalam rangka menjaga fungsi
hirologis di wilayah Kabupaten Lombok Barat.
Kegiatan kehutanan yang dikembangkan di kabupaten Lombok Barat terdapat di kecamatan Sekotong, Lembar, Kuripan, Narmada, Lingsar, Gunungsari dan Batu Layar.
3.3.1.6. Rencana Pengembangan Sektor Pertambangan
Kegiatan pertambangan di kabupaten Lombok Barat diarahkan harus melalui kajian dengan
mematuhi ketentuan peraturan perundangan dan harus berada diluar kawasan lindung,
kawasan permukiman, kawasan lahan pertanian pangan berkelanjutan, dan kawasan
pariwisata sampai batas tidak adanya dampak negatif secara teknis, ekonomi, dan
lingkungan yang ditimbulkan akibat usaha pertambangan.
Wilayah perbukitan di kecamatan Sekotong diidikasikan memiliki potensi tambang mineral
logam emas. Saat ini sudah ada ada beberapa KP yang diberikan ijin untuk melakukan
eksplorasi. Dan usaha penambangan juga sudah dilakukan oleh masyarakat secara
tradisional dan sifatnya ilegal.
Menurut Peraturan Daerah Provinsi NTB Nomor 3 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Provinsi NTB hingga tahun 2029, daerah terdapatnya endapan logam mulia tersebut
bukan termasuk kawasan pengembangan budidaya Lombok, bahkan lebih dit ekankan bagi
mendapatkan ijin eksplorasi di kawasan Sekotong dan beberapa kawasan dilakukan
penambangan secara ilegal oleh masyarakat setempat maupun yang datang dari luar daerah
dan saat ini sudah ada Surat Usulan Rencana Wilayah Pertambangan di Provinsi NTB
termasuk kawasan Sekotong Nomor : 600/ 274/ Distamben/ 2010 tanggal 3 Mei 2010 perihal
Usulan Rencana Wilayah Pertambangan Prov. NTB
3.3.1.7. Rencana Sistem Perkotaan Wilayah Kabupaten Lombok Barat
3.3.1.7.1. Rencana Sistem Perwilayahan
Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lombok Barat direncanakan akan dibagi menjadi 5 (lima) Sub Satuan Wilayah Pengembangan (WP). Batas Wilayah Pengembangan (WP) didasarkan pada batas administrasi wilayah. Setiap WP terdiri dari satu atau dua kecamatan yang meliputi kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan. Masing-masing WP direncanakan mempunyai struktur kegiatan utama. Fungsi WP mendefinisikan fungsi pusat pelayanan. Sedangkan struktur kegiatan utama adalah jenis kegiatan utama yang akan direncanakan dikembangkan di masing-masing WP.
Setiap pusat WP direncanakan mempunyai keterkaitan dalam jaringan transportasi serta keterkaitan kegiatan, dan diarahkan membentuk sistem jaringan secara sistematis mengarah pada terbentuknya sebuah sistem jaringan (network system) antar WP. Keterkaitan jaringan dan kegiatan juga diarahkan terbentuk antara kawasan perkotaaan satu dengan perkotaan lainya dan antara kawasan perkotaan dengan kawasan perdesaan disetiap WP.
Satuan Wilayah Pengembangan Kabupaten Lombok Barat meliputi :
1. WP GERBANG
a. WP Gerbang meliputi wilayah administrasi kecamatan Gerung, kecamatan Lembar,
dan kecamatan Labuapi.
b. Pusat WP Gerbang : perkotaan Gerung
c. Peran dan fungsi utama :
1) WP Gerbang merupakan wilayah penting bagi pintu masuk keluar aktifitas sosial
ekonomi bukan hanya skala kabupaten Lombok Barat, tetapi juga secara regional
provinsi NTB, Kawasan Timur I ndonesia, Nasional atau bahkan dalam
2) Fungsi WP Gerbang sebagai pusat pelayanan skala kabupaten yang meliputi :
pusat pelayanan pemerintahan, jasa dan perdagangan, pendidikan, dan
kesehatan skala kabupaten Lombok Barat.
d. Struktur kegiatan utama yang dikembangkan :
1) Kegiatan ekonomi yang dikembangkan adalah sektor jasa dan perdagangan,
industri dan pergudangan, pelabuhan barang.
2) Kegiatan non ekonomi yang ditata sebagai konsekuensi dari peran dan fungsi WP
sebagai pusat pelayanan skala kabupaten adalah kegiatan pendidikan, kesehatan
dan pemerintahan skala kabupaten.
Rencana struktur perwilayahan di WP Gerbang lihat Tabel 3.4
Tabel 3.4
Rencana Fungsi Dan Struktur Kegiatan WP Gerbang
KECAMATAN FUNGSI UTAMA WI LAYAH STRUKTUR KEGI ATAN WI LAYAH
Labuapi Pendukung perkotaan Gerung dan Mataram Metro dalam distribusi barang dan
a. WP PADI meliputi wilayah administrasi kecamatan Kediri dan kecamatan Kuripan.
b. Pusat WP : perkotaan Kediri
c. Peran dan fungsi utama :
d. Struktur kegiatan utama yang dikembangkan :
1) Pendidikan santri 2) Perdagangan 3) Industri kerajinan
Rencana struktur perwilayahan di WP PADI lihat Tabel 3.5
Tabel 3.5
Rencana Fungsi Dan Struktur Kegiatan WP PADI
KECAMATAN FUNGSI UTAMA WI LAYAH STRUKTUR KEGI ATAN WI LAYAH
a. WP DASAR meliputi wilayah administrasi kecamatan Narmada dan kecamatan
Lingsar.
b. Pusat WP : perkotaan Narmada
c. Peran dan fungsi utama :
WP DASAR sebagai pusat pengembangan seni dan budaya Lombok, sebagai kawasan pelestarian lingkungan dan ekologi, serta sebagai pusat pengembangan agropolitan.
d. Struktur kegiatan utama yang dikembangkan :
1) Pariwisata seni dan budaya 2) Agrowisata
3) Pertanian
Tabel 3.6
Rencana Fungsi Dan Struktur Kegiatan WP DASAR
KECAMATAN FUNGSI UTAMA WI LAYAH STRUKTUR KEGI ATAN WI LAYAH
a. WP SI AR meliputi wilayah administrasi kecamatan Gunungsari dan kecamatan Batu
Layar.
b. Pusat WP : perkotaan Gunungsari
c. Peran dan fungsi utama :
WP SIAR sebagai pusat pengembangan pariwisata dan industri kerajinan rakyat. d. Struktur kegiatan utama yang dikembangkan :
1) Pariwisata alam 2) Industri kerajinan
Rencana struktur perwilayahan di WP SI AR lihat Tabel 3.7
Tabel 3.7
Rencana Fungsi Dan Struktur Kegiatan WP SI AR
KECAMATAN FUNGSI UTAMA WI LAYAH STRUKTUR KEGI ATAN WI LAYAH
Batu Layar Pengembangan pariwisata Pariwisata alam,
Perhotelan & restaurant, Perikanan laut
5. WP SEKOTONG
a. WP Sekotong meliputi wilayah administrasi kecamatan Sekotong.
b. Pusat WP : perkotaan Sekotong
c. Peran dan fungsi utama :
WP SEKOTONG sebagai pusat pengembangan pariwisata, perhubungan, pertambangan
d. Struktur kegiatan utama yang dikembangkan :
1) Pariwisata 2) Perhubungan 3) Pertambangan
Rencana struktur perwilayahan di WP SEKOTONG lihat Tabel 3.8
Tabel 3.8
Rencana Fungsi Dan Struktur Kegiatan WP SEKOTONG
KECAMATAN FUNGSI UTAMA WI LAYAH STRUKTUR KEGI ATAN WI LAYAH Sekotomg Pengembangan pariwisata,
perhubungan, pertambangan
Pariwisata alam, Pelabuhan penumpang (ASDP) lintas provinsi, pertambangan, pertanian lahan kering, peternakan sapi, perkebunan kelapa dan jambu mente, perikanan laut, kehutanan
Sumber : Hasil Rencana
3.3.1.7.2. Penetapan Sistem Perkotaan
Tujuan pengembangan sistem kota-kota adalah mengarahkan pertumbuhan kota-kota di wilayah kabupaten Lombok Barat sesuai dengan tingkat layanan, jangkauan layanan dan fungsi masing-masing
Pengembangan Sistem Kota-kota mempunyai sasaran :
2) Pemantapan keterkaitan antara kota di Daerah dengan kota-kota di luar Daerah melalui Pengembangan dan penyediaan prasarana perkotaan sesuai dengan fungsi kota-kota bersangkutan ;
Sistem perkotaan di Kabupaten Lombok Barat terdiri dari :
1. Sistem perkotaan wilayah provinsi yang ada di wilayah kabupaten Lombok Barat, yaitu :
a. Kota Gerung sebagai Pusat Kegiatan Wilayah Promosi ( PKWp)
Gerung sebagai I bukota Kabupaten Lombok Barat, dalam struktur tata ruang provinsi
ditetapkan sebagai PKWp (Pusat Kegiatan Wilayah Promosi).
Saat ini Kota Gerung merupakan ibukota kabupaten Lombok Barat dengan fungsi
utama sebagai pusat pemerintahan dan pusat jasa dan perdagangan. Ke depan
dengan dibangunannya jalan by pass menuju BI L yang melewati Kota Gerung akan
menjadikan Kawasan ini sebagai simpul transportasi Mataram – Gerung – BI L dan
Lembar – Gerung – BI LL. Sehingga fungsi Kota Gerung akan menjadi sangat
strategis sebagai kawasan intersection.
b. I bukota Kecamatan Lembar sebagai Pusat Kegiatan Lokal ( PKL)
Lembar dalam struktur tata ruang provinsi ditetapkan sebagai PKL (Pusat Kegiatan
Lokal dengan didukung adanya pelabuhan Lembar, yang saat ini berfungsi sebagai
pelabuhan penyeberangan lintas provinsi (ASDP dan PELNI ) dan juga pelabuhan
barang. Pelabuihan Lembar termasuk dalam sistem jaringan transportasi nasional
sebagai pelabuhan pengumpul.
c. I bukota Kecamatan Narmada sebagai Pusat Kegiatan Lokal ( PKL)
Narmada dalam struktur tata ruang provinsi ditetapkan sebagai PKL (Pusat Kegiatan
Lokal).
Dalam arahan RPJMD Kabupaten Lombok Barat, Narmada termasuk dalam program
pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh dengan focus kegiatan utama
pada Revitalisasi Kota Narmada menjadi “Narmada Kota Budaya” (Data Budaya).
Kegiatan ini berfokus pada penguatan fungsi Kota Narmada sebagai Pusat Kajian dan
2. Sistem perkotaan wilayah kabupaten, yaitu :
a. Pusat Kegiatan Lokal Promosi ( PKLp) berada di :
1) I bukota Kecamatan Sekotong
Sekotong, merupakan kecamatan yang memiliki beragam potensi sumberdaya
alam yaitu potensi pariwisata, kehutanan, perikanan, dan pertambangan. Dalam
arahan RPJMD Kabupaten Lombok Barat, Sekotong termasuk dalam program
pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh dengan focus kegiatan
utama pengembangan “Sekotong Kota Mandiri (SeTaRi)” dengan fungsi
pendukung pada pengembangan kegiatan-kegiatan pariwisata seperti Eco Bay
Marine.
2) I bu kota Kecamatan Kediri
Kediri merupakan kecamatan yang berada pada jalur lintas kabupaten yang
menghubungkan Kabupaten Lombok Barat dengan Kabupaten Lombok Tengah
(Kota Praya, yang dalam struktur tata ruang nasional ditetapkan sebagai PKW).
Dalam arahan RPJMD Kabupaten Lombok Tengah, Kediri termasuk dalam
program pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh dengan focus
kegiatan utama pada Revitalisasi Kota Kediri menjadi ”Kediri Kota Santri” dengan
menitikberatkan pembangunan Kediri sebagai Pusat Kajian I slam dan Pusat
Pesantren Membangun dengan prioritas kegiatan pada pembangunan pusat
kajian strategis yang diarahkan untuk meningkatkan fungsi pesantren sebagai
salah satu agen perubahan (agent of change) social.
3) I bukota Kecamatan Gunung Sari
4) I bukota Kecamatan lainnya, yaitu Kuripan, Labuapi, Batu Layar, dan
Lingsar dijadikan sebagai PPK (Pusat Pelayanan Kawasan) yang berfungsi
untuk melayani kegiatan skala kecamatan atau beberapa desa di sekitarnya.
Sementara itu untuk mengantisipasi rencana pengembangan pelabuhan
penyeberangan di Labuhan Poh, maka Desa Pelangan akan dijadikan sebagai
5) Desa- desa pusat pertumbuhan ( DPP) dijadikan sebagai PPL (Pusat
Pelayanan Lingkungan), merupakan pusat permukiman yang berfungsi untuk
melayani kegiatan skala antar desa. Desa-desa tersebut adalah desa desa
Labuhan Poh, Kedora, Sekotong Barat, Batuputih, Buwunmas, Sekotong Timur,
Mareje, Kebon Ayu, Tempos, Banyumulek, Karangbongkot, Bengkel,
Dasantereng, Keru, Lebah Sempage, Batukumbung, Sigerongan, Duman,
Penimbu, Mambalan, Senggigi.
Kriteria sistem perkotaan di kabupaten Lombok Barat meliputi :
1. Perkotaan Pusat Kegiatan Lokal (PKL) dan PKL Promosi (PKLp)
a. Kriteria PKL/ PKLp meliputi :
1) kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan
industri dan jasa yang melayani skala kabupaten dan/ atau beberapa kecamatan;
dan/ atau
2) kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul transportasi
yang melayani skala kabupaten dan/ atau beberapa kecamatan.
b. Standar I nfrastruktur Minimal yang dimiliki PKL/ PKLp meliputi :
1) Perhubungan : Pelabuhan Lokal/ Pengumpan Sekunder dan/ atau Terminal
Penumpang Tipe C.
2) Ekonomi : Pasar I nduk Lokal, Perbankan Lokal dan/ atau Regional.
3) Kesehatan : Rumah Sakit Umum Tipe C.
4) Pendidikan : Sekolah Menengah Umum/ Kejuruan.
2. Kriteria Pusat Pelayanan Kawasan (PPK)
b. Kriteria PPK meliputi :
1) Kawasan perdesaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan
industri dan jasa yang melayani skala kecamatan; dan/ atau
2) Kawasan perdesaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul transportasi
yang melayani skala kecamatan.
c. Standar I nfrastruktur Minimal yang dimiliki PPK meliputi :
1) Perhubungan : Terminal Angkutan Perdesaan.
2) Ekonomi : Pasar Kecamatan.
3) Kesehatan : Pusat Kesehatan Masyarakat.
3. Kriteria Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL)
a. Kriteria PPL meliputi :
1) Kawasan perdesaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kawasan
agropolitan dan/ atau pusat jasa perdagangan yang melayani beberapa desa;
dan/ atau
2) Kawasan perdesaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul transportasi
yang melayani beberapa desa.
b. Standar I nfrastruktur Minimal yang dimiliki PPL meliputi :
1) Perhubungan : Terminal Angkutan Perdesaan.
2) Ekonomi : Pasar Besar Desa.
3) Kesehatan : Pusat Kesehatan Masyarakat Pembantu.
4) Pendidikan : Sekolah Dasar.
Untuk mengembangkan kota-kota di kabupaten Lombok Barat maka kebijaksanaan pengembangan masing-masing hirarki kotanya adalah sebagai berikut :
1. Pengembangan Kota PKWp
• Pemantapan keterkaitan antar wilayah dengan kota-kota utama di NTB • Penyediaan sarana-prasarana perkotaan
• Peningkatan peranan swasta dalam pembangunan sarana-prasarana perkotaan • Pengembangan kegiatan ekonomi kota
• Penataan ruang kota melalui pendekatan terpadu
2. Pengembangan Kota PKL/ PKLp
• Penataan ruang kota melalui perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian tata ruang kota
• Penyediaan sarana-prasarana perkotaan • Peningkatan aksesibilitas ke wilayah belakang
3. Pengembangan Kota PPK
• Penataan ruang kota melalui perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian tata ruang kota
• Penyediaan sarana-prasarana perkotaan • Peningkatan aksesibilitas ke wilayah belakang
4. Pengembangan Kota PPL lebih banyak ditekankan pada pengendalian tata runag dan
Pengembangan kota di kabupaten Lombok Barat sesuai dengan hirarki dan
fungsinya diarahkan pada :
a. Penyediaan atau pengembangan prasarana perkotaan dengan pendekatan terpadu;
b. Peningkatan kemudahan pencapaiannya ke wilayah belakang yang dilayani melalui
pengembangan jaringan jalan.
Untuk mengembangkan kota-kota dalam satu kesatuan sistem kota-kota dan agar berperan
sesuai dengan fungsinya, maka strategi pengembangan kota-kota di kabupaten Lombok
Barat adalah sebagai berikut:
a. Memantapkan fungsi internal dan eksternal Kota Gerung sebagai I bukota Kabupaten
dan status kota otonomi dalam suatu sistem kaitannya dengan kota-kota di sekitarnya
yang hirarkinya lebih rendah;
b. Mengembangkan dan meningkatkan fungsi kota-kota PKL/ PKLp baik yang merupakan
pusat administrasi sehingga berfungsi sebagai wahana untuk menapis arus migrasi ke
perkotaan;
c. Meningkatkan keterkaitan antar kota baik secara fungsional dengan fungsi pelayanan kota yang terintegrasi satu sama lain, maupun secara spasial dengan meningkatkan kemudahan pencapaiannya terutama melalui pengembangan jaringan jalan.
3.3.1.8. Rencana Sistem Prasarana Wilayah Kabupaten Lombok Barat
Sebagai konsekuensi dari perkembangan penduduk yang terjadi selama kurun waktu 20
tahun kedepan akan berdampak pada pemenuhan kebutuhan sistem sarana dan prasarana
untuk lingkungan permukiman di Kabupaten Lombok Barat. Prediksi kebutuhan jaringan
sarana dan prasarana di Kabupaten Lombok Barat tahun 2030 terdiri dari sistem jaringan
transportasi, energi dan kelistrikan, telekomunikasi, sumber daya air, persampahan dan
sanitasi.
3.3.1.8.1. Sistem Jaringan Transportasi Jalan 1. Sistem Jaringan Jalan
Rencana pengembangan sistem jaringan jalan wilayah kabupaten Lombok Barat meliputi
Peningkatan fungsi jaringan jalan diprioritaskan pada jalan yang menghubungkan antar PKWp (Pusat Kegiatan Wilayah promosi) dengan PKL (Pusat Kegiatan Lokal) dan PKLp (Pusat Kegiatan Lokal Promosi), PKL dan PKLp, PKL/ PKLp dan PPK, serta masing-masing pusat kegiatan dengan PPL (Pusat Pelayanan Lingkungan).
Jaringan jalan di wilayah kabupaten Lombok Barat direncanakan terdiri dari :
• Jalan Arteri Primer : jalan ini menghubungkan antara pelabuhan Labuhan Poh (rencana) – pelabuhan Lembar – Gerung – Mataram – Narmada dan jalan By Pass
menuju BI L.
• Jalan Arteri Sekunder : jalan ini menghubungkan antara Rembiga – Pemenang, Bengkel – Kediri – Praya, Ampenan – Pemenang.
• Jalan Kolektor Primer : jalan ini menghubungkan antara Tanjung Karang – Kebun Ayu – Lembar, Rumak – Kediri, Sekotong – Pelangan, Pelangan – Sp Pengantap,
Gerung – Kuripan – Kediri, Narmada – Lingsar – Gunungsari, Rencana
pengembangan jaringan jalan yang menghubungkan wilayah kecamatan-kecamatan
seputar Mataram Metro (Batu Layar – Gunungsari – Lingsar – Narmada – Kediri –
Labuapi).
• Jalan Kolektor Sekunder : jalan ini menghubungkan Labuapi – Perampuan – Mataram.
• Jalan Lokal Primer : adalah jalan-jalan yang menghubungkan I bukota Kecamatan (PKL/ PPK) dengan desa-desa sekitar dalam satu wilayah kecamatan.
• Untuk memacu percepatan pengembangan kawasan-kawasan perbatasan Mataram Metro (Batulayar – Gunungsari – Lingsar – Narmada – Labuapi ) perlu dibuat jalur
transportasi yang menghubungkan antar kawasan yang sekaligus juga akan
berfungsi sebagai outer ringroad Kota Mataram Metro.
• Peningkatan status jalan Lembar – Labuhan Poh menjadi jalan negara terkait dengan rencana pemindahan pelabuhan penyeberangan (ASDP) dari Lembar ke Labuhan
Poh.
a. Penetapan Ruas Jalan Negara
Wilayah Nomor 369/KPTS/VI/2005. Kondisi dan kemantapan Jalan Negara di kabupaten Lombok Barat sepanjang 29,60 Km seluruhnya dalam kondisi baik. Ruas-ruas jalan di kabupaten Lombok Barat yang ditetapkan status kewenangannya sebagai Jalan Negara dapat dilihat pada Tabel 3.9.
Tabel 3.9
Jalan Negara di Kabupaten Lombok Barat No. Nomor
Ruas Nama Ruas
Panjang
(Km) Klasifikasi
1. 004 Cakranegara – Mantang 9,40 Pelayanan
Umum
2. 016 Dasan Cermin – Rumak 3,70 Pelayanan
Umum 3. 017.K Jalan TGH Saleh Hambali 1,25 Pelayanan
Umum
4. 019 Rumak – Lembar 12,89 Pelayanan
Umum 5. 083.K Jalan Imam Bonjol (Lingkar
Gerung)
1,95 Pelayanan Umum
6. 500.K Jalan TGH Faisal 0,41 Pelayanan
Umum
TOTAL PANJANG 29,60
Sumber : Dinas PU Kabupaten Lombok Barat, 2010
b. Penetapan Ruas Jalan Provinsi
Penetapan ruas-ruas jalan sebagai Jalan Provinsi di kabupaten Lombok Barat telah
ditetapkan dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah Nomor 55
Tahun 2000 tentang Penetapan Status Jalan sebagai Jalan Provinsi.
Kondisi dan kemantapan jalan (tahun 2009) untuk Jalan Provinsi di kabupaten Lombok Barat sepanjang 133,75 Km dalam kondisi baik 53,61% (71,70 Km), kondisi sedang 13,50% (18,06 Km), kondisi rusak 8,74% (11,69 Km) dan kondisi rusak berat 24,15% (32,30 Km). Ruas-ruas jalan di kabupaten Lombok Barat yang ditetapkan status kewenangannya sebagai Jalan Provinsi dapat dilihat pada Tabel 3.10.
Tabel 3.10
Jalan Provinsi di Kabupaten Lombok Barat No. Nomor
Ruas Nama Ruas
Panjang
(Km) Klasifikasi 1. 014.1 Rembiga (Batas Kota)
-Pemenang
10,00 Pelayanan Umum
2. 017 Bengkel – Kediri 2,56 Pelayanan
Umum
3. 018 Rumak – Kediri 3,00
No. Nomor 6. 057 Lembar – Sekotong – Pelangan 41,00 Pelayanan
Umum 7. 058 Pelangan – Sp. Pengantap 35,14 Pelayanan
Umum 10. 116 Jalan Gerung – Kuripan – Kediri 8,60 Pelayanan
Umum 11. 117 Jalan Mendagi – Dasan Geres 1,80 Pelayanan
Umum
TOTAL PANJANG 133,75
Sumber : Dinas PU Kabupaten Lombok Barat, 2010
c. Penetapan Ruas Jalan Kabupaten
Penetapan ruas-ruas jalan sebagai Jalan Kabupaten di kabupaten Lombok Barat
telah ditetapkan dengan SK Gubernur NTB Nomor 19 Tahun 1998 Tanggal 20 Januari
1998 dengan panjang 654,55 Km. Setelah terbentuknya kabupaten Lombok Utara
panjang ruas Jalan Kabupaten Lombok Barat menjadi 446,48 Km.
Kondisi dan kemantapan jalan (tahun 2009) untuk Jalan Kabupaten sepanjang 446,48 Km dalam kondisi baik 43,80% (195,57 Km), kondisi sedang 6,92% (30,89%), kondisi rusak 17,43% (77,81 Km) dan kondisi rusak berat 31,85% (142,21 Km). Ruas-ruas jalan di kabupaten Lombok Barat yang ditetapkan status kewenangannya sebagai Jalan Kabupaten dapat dilihat pada Tabel 3.11.
Dalam rangka pengembangan jaringan di kabupaten Lombok Barat sampai tahun 2030 terdapat tiga katagori yakni : pembangunan jalan baru, peningkatan kualitas jalan serta pemeliharaan jalan.
Pembangunan jalan baru difokuskan untuk membuka akses, keterisoliran maupun mempersingkat jarak perjalanan dari satu tempat ke tempat lainnya. Menurut kondisi yang ada perlu dibuka jalan di wilayah Sekotong yang masih ada kawasan terisolirnya.
Peningkatan kualitas jalan meliputi jaringan jalan yang menghubungkan Lembar – Sekotong untuk mengantisipasi rencana pemindahan pelabuhan penyeberangan ke Labuhan Poh serta mendukung pengembangan Pariwisata yang mulai berkembang di Kawasan Sekotong. Jalur Labuapi – Kebon Ayu – Lembar untuk mendukung rencana pengembangan kawasan industri dan pergudangan. Jalur Sekotong – Pelangan, Pelangan – Sp Pengantap, Sp Pengantap – Mt. Ajan – Kuta untuk mendukung pengembangan sektor pariwisata dan meningkatkan aksesibiltas wilayah selatan.
Pembangunan jalan baru dan peningkatan jalan juga dimaksudkan untuk menghubungkan wilayah-wilayah yang berbatasan dengan Mataram Metro. Diharapkan dengan pembangunan jalan baru dan peningkatan jalan tersebut akan memacu pertumbuhan wilayah sehingga akan terjadi pula peningkatan perekonomian di wilayah tersebut.
Sementara untuk pemeliharaan jalan harus dilakukan untuk semua ruas baik jalan negara, jalan provinsi, jalan kabupaten maupun jalan lokal. Satu hal yang penting kaitannya dengen pemeliharaan kualitas jalan adalah menetapkan status jalan secara tegas sehingga ada distribusi yang jelas mana jalan yang dapat dilalui oleh angkutan tertentu. Saat ini sering kita melihat pada jalan-jalan tertentu dilalui oleh kendaraan berat yang dapat merusak jalan karena beban yang terlalu berat untuk konstruksi jalan yang tidak sesuai tersebut.
2. Rencana Fasilitas Penunjang
Rencana pengembangan fasilitas penunjang transportasi darat di wilayah Kabupaten
Lombok Barat akan meliputi :
a. Terminal penumpang Tipe A di Gerung
b. Terminal penumpang Tipe C di Lembar, Narmada, Kediri, Sekotong
c. Sub Terminal di Gunungsari, Batu Layar, Lingsar, Labuapi, Kuripan
ARAHAN PENGEMBANGAN RTRW| 3-39 Ruas – Ruas Jalan Yang Ditetapkan Status Kewenangannya Sebagai Jalan Kabupaten
No Ruas
Nama Pangkal Ruas
Nama
Ujung Ruas Titik Pengenal Pangkal Titik Pengenal Ujung
Panjang
001 Labuan Poh Bangko – bangko 02/ 88/ Puskes Pantai Bangko-2 5.00 PAR K Sekotong 002 Pelangan Labuan Poh JP.Km. 65.74 Mtr 01/ 88/ Pustu 9.30 PAR K Sekotong 005 Gerung Kuripan JN.Km. 13.4 Mtr/ 87/ Par JP.Km. 10.4Mtr/ Kbr 4.60 LU K Gerung/ Kuripan
006 Sekotong Lemer JP.Km. 34.2 Mtr. 07/ Jbt 8.00 PAR K Sekotong
007 Lemer Sepi 06/ Jbt Jp.Km.46.2 Mtr 4.00 JJS K Sekotong
009 Lembar Sekotong JP.KM. 23.8 MTR/ JBT/ Ponpes JP.KM. 37.3 MTR/ Pasar 4.50 PAR K Sekotong 010 Jemeng Prampuan JN. Km. 7.3. Mtr/ Par./ 220 JP.Km. 7.4/ 252/ Psr/ Mjd 3.70 LU K Labuapi 011 Kr. Anyar Prampuan JN. Km. 14.4 Mtr/ 139./ Ptng Kop JP. Km 22.Mtr/ Jbt 9.90 LU K Gerung/ Labuapi 012 Bajur Poh Dodoh JP. Km. 4.2 Mtr JP. Km. 6 Mtr/ JBT/ 219 2.20 LU K Labuapi 013 Poh Dodol Kuranji Batas Jl. Kodya/ Jbt. JP. Km 8.3 Mtr/ BTN Pengsong 4.70 LU K Labuapi 017 Gerung Bantir JN. KM. 14.7 MTR/ JBT TMR .JBT. TPS/ 117 6.80 LU K Gerung 018 Gerung Rumak JN. Km. 12.9 Mtr/ 125/ KC/ POS JN. Km. 8.7 Mtr/ Masjid 9.00 LU K Gerung 019 Kumbung Kuripan JP. Km. 13.9 Mtr./ Jbt 08/ 08/ SD 1/ Lap./ Psr 4.50 LU K Kuripan 020 Jempong Prampuan Bts Kodya/ Jbt. 10/ 11/ 1979 1.60 LU K Labuapi
024 Narmada Bengkel JN. Km. 10.3. Mtr/ SD JP. Km. 3 Swt/ Mjd/ KD 8.20 LU K Narmada/ Labuapi 025 Batu Kumbung Sigerongan 26/ 32/ KD/ Tugu/ 181 31/ 31/ KD 7.40 LU K Narmada 026 Narmada Batu Kumbung JN. Km 10.8/ Terminal/ Pasar 25/ 32/ KD/ Tugu 2.60 LU K Narmada 027 Nyiur Lembar Sesaot 26/ 26/ 101/ SMA 28/ Pasar/ 164 8.90 LU K Narmada 028 Keru Sesaot JN. Km. 16 Mtr./ Psr/ SD 1 Keru 27/ Pasar/ 164 14.20 LU K Narmada
031 Kekeri Terep 33/ 33 32/ 32 4.00 LU K Lingsar
032 Selagalas Batu Kumbung JP. Km 7.5 Mtr/ RSJ 25/ 26/ KD 6.00 LU K Lingsar 033 Sayang – Sayang Gunungsari Jembatan/ Bts. Kodya 69/ 69 4.10 LU K Gn. Sari 034 Midang Meninting JP.Km 3.4 Mtr/ Jbt JP. Km. 6.1 Mtr/ Jbt 4.30 LU K Gn. Sari 037 Lendang Bajur Montong Buwuh JP. Km. 5 Mtr/ 69 JP. Km. 7.6 Mtr/ KD 4.10 LU K Gn. Sari 043 Jembatan Kembar Serumbung JN. Km 17.3 Mtr/ Pustu Jakem/ Jbt JP. Km. 20/ Jbt 7.50 LU K Lembar 057 Serumbung Lembar JN. Km 20.4 Mtr. JN. Km. 21,5 Mtr/ TK/ Pustu 3.44 LU K Lembar 059 Dasan Tereng Sembung JN. 8.4 Mtr./ 131/ SD JBT 24/ 24 3.24 LU K Narmada 065 Gapuk Kebun Ayu Pustu/ 18/ 18/ SD 1 Gapuk Kali 2.50 LU K Gerung
066 Lilir Gunungsari 70/ 70/ Psr 69/ 69/ 958.9 3.13 LU K Gn. Sari
Lanjutan Tabel 3.11
Ujung Ruas Titik Pengenal Pangkal Titik Pengenal Ujung
Panjang 070 Buwuh Tunjang Polak 33/ 33/ Tugu Bts. Desa Masjid N. Yakim 3.84 LU K Gn. Sari 072 Jelateng Pelah 09/ 09/ KD/ Pustu/ 909.2 74/ 907.2 4.70 LU K Lembar 074 Sayong Pelah JP. Km. 28 Mtr/ Mjd 72/ Kamp./ 907 9.20 LU K Lembar 075 Kediri Dasan Bagu JP. Km. 11 Mtr/ Jbt Jp. Km. 12.9 Mtr 4.90 LU K Kediri
079 Ketejer Prampuan 98/ 98 252/ 252 0.70 LU K Labuapi
080 Kuripan Bile Kere 19/ 19/ KC Batas Loteng 3.26 LU K Kuripan
081 Sekotong Telaga Lebur 06/ 06 Pustu Jembatan 2.50 LU K Sekotong 082 Bremi Ceroco JP. Km. 12.5 Mtr. 05/ 05/ Ponpes 1.50 LU K Kuripan 083 Telaga Waru Pagutan 10/ 10/ Masjid Kodya/ Jbt. 2.54 LU K Labuapi 084 Pengawisan Lendar Guar JP. Km. 46.85 Mtr Kamp. Mendawe 7.74 LU K Sekotong 085 Pedek Jagaraga 19/ 19/ SD 4 Kuripan 08/ 08/ KD/ 921 2.60 LU K Kuripan 086 Dasan Geres Buntage 05/ KD/ SD/ Tugu 117/ 117 6.60 LU K Gerung 087 Gerung Petak JN. Km. 13.4. Mtr/ 05/ Mjd 05/ 05 3.50 LU K Gerung
088 Labuan Poh Pantai 01/ 02/ Puskesmas Pantai 1.00 LU K Sekotong
090 Batu Kijuk Taun Jp. Km. 41.25 Mtr JPKm. 42.25 Mtr 2.10 LU K Sekotong 092 Penarukan Pantai I nduk JP. KM. 22.8 Mtr/ Lap./ 918.3 Pantai 2.30 LU K Gerung 094 Batu Mulik Banyu Mulek 18/ 18/ 212/ SD 2 Gapuk 18/ 18/ SMP 3 Kediri 3.20 LU K Gerung 095 Jelateng Ganjar JP. 22.5 MTR 74/ 74/ KAMPUNG 3.50 LU K Lembar 097 Jagaraga Dsn. Geres 120/ 120 93/ 93/ 204/ Jbt./ Mdrs 3.13 LU K Gerung
098 Ketejer Bongor 18/ 18/ Mjd TPA Bogor 1.00 LU K Gerung
099 Lingsar Gontoran 123/ 123 Bts. Kodya 1.43 LU K Lingsar
100 Duman Awang Madya 31/ 31/ Kd SD 3 Duman 5.00 LU K Lingsar
101 Kembang Kuning Nyiur Lembang JN. Km 7.5 Mtr 26/ 26/ 27/ SMA 3.20 LU K Narmada 102 Midang Kekeri JP. Km. 3.8/ KD/ SD 33/ 33/ Mjd 2.74 LU K Gn. Sari 116 Sandik Batu Layar 37/ 37/ Masjid JP 8.5 Mtr 2.90 LU K Batu Layar 117 Perendekan Bantir 118/ 118/ Kd. Desa 17/ Tmr.Jb.Tempos 3.10 LU K Kuripan 118 Kuripan Probot Km. 11.1Mtr / Jbt. Sulin Jbt./ Batas Loteng 4.30 LU K Kuripan
119 Keru Suranadi JN. Km. 15.4/ Tugu 27/ 27 6.00 PAR K Narmada