• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. BELAJAR MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG BENAR

3. Jenis-jenis Mazmur

Untuk mengelompokkan jenis-jenis Mazmur, penulis menggunakan karangan Walter Brueggemann yang disadur oleh Heryatno, untuk mempermudah dalam penggolongannya. Mazmur ini digolongkan menjadi tiga jenis (Heryatno, 2003: 2).

a. Mazmur Orientasi (Mazmur Pujian)

Motif dari Mazmur orientasi ini adalah iman jemaat sebagai tanggapan terhadap sabda dan karya Allah yang diungkapkan dalam bentuk pujian dan syukur. Pemazmur di sini mengalami suasana yang tentram, membahagiakan dan sejahtera. Hidup pemazmur dan dunianya yang penuh berkat merupakan kemurahan hati Allah yang dianugerahkan sebagai tanda bahwa Allah sungguh setia dalam mendampingi seluruh hidup pemazmur (Heryatno, 2003: 1).

Pengalaman iman dan pengalaman kasih yang melimpah yang dialami mendorong pemazmur untuk selalu memuji dan menyembah Tuhan. Pemazmur di sini mengalami kehidupan yang harmonis, bahagia, tentram dan damai karena mengalami penyertaan Tuhan sepanjang hidupnya. Pemazmur di sini menemukan keyakinan bahwa Tuhan dapat menjadi andalan yang setia dan utama dalam seluruh kehidupannya. Pemazmur merasakan bahwa Tuhan senantiasa setia berada di pihaknya.

Mazmur orientasi (Mazmur pujian) semata-mata mau mengungkapkan kebaikan dan kemurahanNya. Mazmur ini bersifat deskriptif. Isi pujiannya: memuji Tuhan yang maha besar, maha baik, maha adil dan maha kasih. Di samping itu, ada juga Mazmur yang bersifat deklaratif atau Mazmur syukur. Mazmur ini mengungkapkan rasa syukur sebagai tanggapan spontan atas pertolongan Tuhan terhadap pemazmur. Yang membedakan antara Mazmur pujian dan Mazmur syukur adalah motif dan objeknya. Mazmur pujian lebih ditujukan sebagai penghormatan kepada Allah dalam wujud pengakuan iman, sedangkan Mazmur syukur merupakan reaksi spontan dari lubuk hati yang terdalam pemazmur atas tindakan Allah yang berkenan menolong dan membebaskannya dari penderitaan yang tak tertanggungkan untuk ukuran manusia. (Heryatno, 2003: 1-2).

Pesan penting yang hendak disampaikan oleh Mazmur orientasi: Pemazmur ingin memuji dan besyukur karena kebaikan, kemurahan dan semua penyelenggaraan Allah. Dasar dari Mamzur orientasi ini adalah bahwa mereka mengimani Allah sebagai jawaban dan tanggapan kasih Allah yang telah mereka

terima. Warna dari Mazmur orientasi ini adalah rasa syukur atas suasana yang menggembirakan, dan keadaan yang sejahtera. Dalam suasana yang demikan, rasa syukur sungguh dialami, namun yang menjadi warna utama adalah pujian yang spontan atas karya Allah pada mereka. Pujian di sini lebih murni sifatnya, melulu karena menghormati Allah yang telah memberikan kemakmuran. Mazmur orientasi dari awal sudah mengungkapkan rasa percaya yang besar pada Tuhan dan menunjukkan iman yang kokoh pada Tuhan.

b. Mazmur Disorientasi

Mazmur Disorientasi dikenal sebagai Mazmur ratapan/keluhan, ada juga yang menyebut sebagai mazmur permohonan. Menurut pemikiran Walter Brueggemann, yang disadur oleh Heryatno. Mazmur Disorientasi ini merupakan pergulatan hidup pemazmur yang sungguh riil, bagaimana mengakui, dan menerima situasi sulit, tidak menyenangkan, menyedihkan, menakutkan, bahkan pemazmur merasa ditinggalkan oleh Allah (Heryatno, 2003: 27).

Namun pemazmur bertahan di dalam penderitaan yang sedang menimpanya dan tetap berharap kepada Dia yang selalu setia. Seperti kita, pemazmur tidak mengetahui mengapa pengalaman duka itu harus terjadi, tetapi kita boleh yakin bahwa Allah turut prihatin atas penderitaan yang menimpa manusia. Oleh karena itu Allah tidak akan membiarkan manusia menderita sendirian, semakin manusia menderita Allah semakin mengasihinya. Hal ini bukan berarti Tuhan senang melihat umatNya menderita agar manusia percaya kepadaNya.

Mazmur disorientasi ini juga dapat mendorong jemaat untuk mengahadapi realitas penderitaan dengan kacamata positif. Artinya bahwa jemaat yang menghadapi penderitaan diharapkan tetap teguh, sabar, setia dengan penuh perpengharapan dan kepercayaan. Dengan demikian membantu untuk menyadari dan mengenali kehadiran Allah di tempat yang tidak pernah terpikirkan oleh kita. Sekaligus juga membantu kita untuk menghayati iman dalam kenyataan hidup yang tidak menyenangkan. Brueggemann mengemukakan Mazmur Disorientasi ini terdiri dari dua bagian besar yakni: permohonan dan pujian.

1). Permohonan

a) Alamatnya adalah Allah

Permohonan yang bersifat sangat personal ini disampaikan kepada Allah oleh pemazmur yang juga sungguh beriman kepadaNya.

b) Keluhan

Pemazmur menggungkapkan isi hatinya berupa keluhan kepada Allah, karena penderitaan yang dialami amat sangat berat. Dengan mengungkapkan keluhannya pemazmur berupaya menarik perhatian Allah, agar segera bertindak untuk menyelamatkan umatnya yang sedang menderita.

c) Permohonan

Berdasarkan keluhan di atas, pemazmur menyampaikan permohonannya agar Allah segera bertindak karena keadaan yang mendesak. Inti pokok yang mau

disampaikan adalah bahwa pemazmur memohon belas kasihan Allah untuk keselamatan pemazmur.

d) Motivasi

Motivasi di sini dapat berupa tawar-menawar pemazmur yang mendesak Allah, namun yang perlu dipahami adalah ungkapan permohonan umat kepada keadilan Allah dan kedekatan umat pada Allah. Motivasi-motivasi itu misalnya:

a) Pemazmur tidak bersalah, maka ia berhak mendapat pertolongan. b) Pemazmur bersalah tetapi ia telah bertobat, mohon pengampunan Allah c) Pemazmur mengingat kembali kebaikan dan belas kasih Allah.

d) Pemazmur menyatakan diri sebagai orang yang setia memuji Allah

e) Kutukan

Kutukan merupakan gema/ratapan pahit dari pemazmur yang merasa tidak puas sebelum Allah membalaskan perbuatan jahat seorang musuh. Ungkapan yang keras dapat dipahami oleh pemazmur sebagai bentuk komunikasi yang otentik antara Allah dengan manusia.Yang bertanggungjawab membalas kejahatan bukan lagi manusia melainkan Allah sendiri yang akan bertindak dengan adil.

2) Pujian

Pujian dilambungkan karena terjadi gerakan perubahan dari situasi disorientatif/tidak mengenakkan, menyesakkan menuju ke orientasi baru yang

penyelamatan. Perubahan situasi ini sangat mewarnai sebagian besar Mazmur-mazmur keluhan yang ada. Dari bagian pujian, Brueggemann mengemukakan 3 unsur yakni:

a) Jaminan keluhan telah didengarkan.

Keluhan didengarkan, maka Allah segera bertindak untuk menyelamatkan

b)Pelunasan hutang/nadar

Karena sudah bebas, pemazmur memuji Allah dan menghaturkan persembahan kepada-Nya sebagai tanda kesetiaan kepada janji yang telah diucapkanya.

c) Doksologi/pujian

Karena perubahan situasi Allah dialami sebagai yang setia, murah hati dan penuh cinta. Tuduhan bahwa Allah tidak memperhatikan dan telah lalai, terjadi karena kesalahpahaman umat

Dari perubahan tersebut dapat dilihat adanya hubungan antara ratapan dan pujian:

o Dalam konteks ini ratapan dapat dimengerti sepenuhnya.

o Ratapan disampaikan pada saat dan alamt yang tepat

o Dua-duanya (ratapan dan pujian) dipahami sebagai ungkapan iman.

o Dua-duanya dipandang serius dan penting.

Pada kedua kutub tersebut dapat kita lihat dalam diri pemazmur, di sana terjadi pengalaman iman yang mendalam. Perubahan situasi hidup yang dialami oleh pemazmur pertama-tama dari Tuhan yang ditampakan melalui pertolongan

dari sesama manusia. Perubahan yang terjadi dalam diri pemazmur ini adalah keluhan menjadi pujian:

(1) Pemazmur menerima nubuat keselamatan oracle yakni janji keselamatan Allah yang akan segera dialami, dengan itu diharapkan tidak merasa

takut, khawatir atau cemas; sebaliknya tetap bertahan di dalam penderitaan dengan semangat dan harapan baru.

(2) Pemazmur sungguh mengalami perubahan nyata di dalam hidupnya, dari pengalaman gelap menjadi pengalaman terang.

c. Mazmur Orientasi Baru

Mazmur-mazmur disorientasi, meskipun memusatkan perhatiaanya pada realitas penderitaan hidup yang berkepanjangan dan berat, tidak melupakan unsur pengharapan akan munculnya situasi baru yang menyingkirkan penderitaan dan menggantinya dengan pembebasan dan penyelamatan. Mazmur-mazmur disorientasi berbicara tentang perubahan situasi hidup dari disorientasi menuju kepada orientasi baru, dari penderitaan menuju pembebasan dan penyelamatan.

Mazmur orientasi baru secara lebih eksplisit menyampaikan kepada kita suatu pengalaman keterkejutan surprise yang menggembirakan atau membahagiakan. Keterkejutan itu dialami melalui perubahan hidup dari situasi hidup yang sudah tidak ada jalan keluar dari penderitaan yang amat berat dan pahit, berada di dalam batas kemampuan, menjadi pelepasan dan penyelamatan yang mendatangkan sukacita besar. Perubahan tersebut dipahami sebagai

anugerah dari Allah yang mengasihi umatnya, maka kita menempatkan perubahan hidup tersebut dalam Mazmur orientasi baru. Mazmur orientasi baru di sini lahir dari pergulatan dengan penderitaan, ketahanan, ketekunan, dan ketegaran untuk tidak menyerah pada kehancuran. Mazmur orientasi baru adalah buah konkrit dan makna nyata dari orang yang bersedia berproses dan bergulat pada realita yang hidup yang pahit.

Perlu disadari bahwa hidup baru bukan hanya usaha manusia semata, akan tetapi campur tangan Tuhan yang senantiasa menyertainya. Orientasi baru merupakan anugerah istimewa dari Tuhan yang sungguh-sungguh ditanggapi oleh manusia dengan penuh rasa syukur (Barth & Pareira, 1984: Mzm 30: 2), inilah yang menjadi daya kekuatan dan motivasi manusia untuk tetap berpengharapan dalam menghadapi kesulitan hidup (Heryatno, 2003: 1).

Buah-buah pergulatan sang pemazmur menumbuhkan sikap iman yang mendalam sehingga mampu memaknai setiap penderitaan yang dihadapi setiap hari, sikap iman yang mendalam itu pula yang menjadikan pemazmur semakin kuat, tegar, sabar, tabah bahkan membuat pemazmur semakin peka, terbuka dan solider terhadap penderitaan sesama yang ada disekitarnya.

Mazmur orientasi baru merupakan Mazmur yang bernuansa syukur karena Tuhan telah membebaskan dan menyelamatkan pemazmur dari pengalaman keterpurukan yang amat berat. Ungkapan syukur ini oleh pemazmur ditujukan kepada Tuhan yang telah berkenan menolongnya, sehingga pemazmur mampu untuk bangkit dari keterpurukan yang selama ini menyesakan hidupnya (Mzm 138: 1-2a lih juga Mzm 92: 2-3). Mazmur orientasi baru ini dipahami sebagai

pernyataan bahwa penderitaan telah berakhir/sudah dapat diatasi, oleh karena itu ungkapan syukur yang dilambungkan sebagai wujud perayaan kemenangan dalam mengatasi/menghadapi penderitaan. Madah pujian kepada Tuhan Mzm 30 & 32 (Barth & Pareira, 1999: 65-66).

B. Mazmur 13

Teks Mazmur 13

1. Untuk pemimpin biduan. Mazmur Daud

2. Berapa lama lagi, Tuhan, Kau lupakan aku terus menerus? Berapa lama lagi Kau sembunyikan wajahMu terhadap aku?

3. Berapa lama lagi aku harus menaruh kekuatiran dalam diriku, dan bersedih hati sepanjang hari?

Berapa lama lagi musuh meninggikan diri atasku? 4. Pandanglah kiranya, jawablah aku, ya Tuhan, Allahku !

Buatlah mataku bercahaya,supaya jangan aku tertidur dan mati.

5. Supaya musuhku jangan berkata: “Aku telah mengalahkan dia”, dan lawan-lawanku bersorak-sorak, apabila aku goyah.

6. Tetapi aku, kepada kasih setiaMu aku percaya, hatiku bersorak-sorak karena penyelamatanMu. Aku mau bernyayi untuk Tuhan, karena Ia telah berbuat baik kepadaku.

Dokumen terkait