• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.4 Kesehatan Mental

2.5.2 Jenis-Jenis Penyakit Bipolar Disorder

Penyakit bipolar biasanya berlangsung seumur hidup. Episode-episode dari mania dan depresi secara khas datang kembali melalui waktu. Antara

episode-episode, banyak orang-orang dengan penyakit bipolar bebas dari gejala-gejala dan merasa bahwa hidupnya kembali normal dan baik-baik saja, namun beberapa orang-orang mungkin mempunyai gejala-gejala yang tetap ada, depresi dan mania datang silih berganti tanpa fase normal.

Dokter-dokter biasanya mendiagnosa penyakit-penyakit mental menggunakan petunjuk-petunjuk dari Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, atau DSM. Menurut DSM, ada empat tipe-tipe dasar dari penyakit bipolar:

1. Penyakit Bipolar I terutama ditentukan oleh episode-episode mania atau campuran yang berlangsung paling sedikit tujuh hari, atau oleh gejala-gejala mania yang begitu parah sehingga orang itu perlu segera perawatan rumah sakit. Biasanya, orang itu juga mempunyai episode-episode depresi, secara khas berlangsung paling sedikit dua minggu. Gejala-gejala dari mania atau depresi menjadi perubahan utama dari kelakuan normal seseorang.

2. Penyakit Bipolar II ditentukan oleh pola dari episode-episode depresi yang berubah mondar-mandir dengan episode-episode hipomania, namun bukan sepenuhnya episode-episode mania atau campuran.

3. Bipolar Disorder Not Otherwise Specified (BP-NOS) didiagnosa ketika seseorang mempunyai gejala-gejala dari penyakit yang tidak memenuhi kriteria diagnostik untuk salah satu dari bipolar I atau II. Gejala-gejala mungkin tidak berlangsung cukup lama, atau orang itu mungkin mempunyai terlalu sedikit gejala-gejala, untuk didiagnosa dengan bipolar I

atau II. Bagaimanapun, gejala-gejalanya dapat dilihat dari kelakuan di luar batas normal seseorang.

4. Penyakit Cyclothymic atau Cyclothymia, adalah bentuk ringan dari penyakit bipolar. Orang-orang yang mempunyai cyclothymia mempunyai episode-episode dari hipomania yang berubah silih berganti dengan depresi ringan paling sedikit dua tahun.

Beberapa orang-orang ada juga yang didiagnosa dengan rapid-cycling bipolar disorder. Ini adalah ketika seorang mempunyai empat atau lebih episode-episode dari depresi utama, mania, hipomania, atau gejala-gejala campuran dalam satu tahun. Beberapa orang-orang mengalami lebih dari satu episode dalam satu minggu, atau bahkan dalam satu hari. Rapid cycling nampaknya lebih umum pada orang-orang yang mempunyai penyakit bipolar yang parah dan mungkin lebih umum pada orang-orang yang mempunyai episode pertama mereka pada umur yang lebih muda. Satu studi di National Institute Mental Health menemukan bahwa orang-orang rapid cycling mempunyai episode pertama mereka kira-kira empat tahun lebih awal, selama pertengahan sampai akhir tahun-tahun remaja, dibandingkan dengan orang-orang tanpa penyakit rapid cycling bipolar. Rapid cycling mempengaruhi lebih banyak wanita-wanita daripada pria-pria.

Penyakit bipolar cenderung memburuk jika ia tidak dirawat. Seorang penderita bipolar mungkin menderita episode-episode lebih sering dan lebih parah daripada ketika penyakitnya pertama timbul. Pun, penundaan-penundaan dalam mendapatkan diagnosis dan perawatan yang benar membuat seseorang lebih mungkin mengalami persoalan-persoalan pribadi, sosial, dan yang berhubungan dengan pekerjaan atau studi.

Diagnosis dan perawatan yang benar membantu orang-orang dengan penyakit bipolar menjalankan kehidupan-kehidupan yang sehat dan produktif. Pada kebanyakan kasus-kasus, perawatan dapat membantu mengurangi frekwensi dan keparahan dari episode-episode.

2.5.3 Penyakit Pendamping Bipolar Disorder

Penyalahgunaan zat kimia adalah sangat umum diantara orang-orang dengan penyakit bipolar, namun alasan-alasan untuk hubungan ini tidak jelas. Beberapa orang-orang dengan penyakit bipolar mungkin mencoba meringankan gejala-gejala mereka dengan alkohol atau obat-obatan terlarang. Bagaimanapun, penyalahgunaan zat kimia mungkin mencetuskan atau memperpanjang gejala-gejala bipolar, dan persoalan-persoalan mengontrol kelakuan yang berhubungan dengan mania dapat berakibat pada seorang minum terlalu banyak alkohol.

Penyakit-penyakit ketakutan, seperti post-traumatic stress disorder (PTSD) dan social phobia, juga sering terjadi bersamaan diantara orang-orang dengan penyakit bipolar. Penyakit bipolar juga terjadi bersamaan dengan attention deficit hyperactivity disorder (ADHD), yang mempunyai beberapa gejala-gejala yang tumpang tindih dengan penyakit bipolar, seperti kegelisahan dan mudah dikacaukan dalam konsentrasi, pikiran, perasaan maupun tindakan (NIMH: 2012).

Orang-orang dengan penyakit bipolar juga berada pada risiko yang lebih tinggi untuk penyakit tiroid, sakit kepala migraine, penyakit jantung, diabetes, obesitas (kegemukan), dan penyakit-penyakit fisik lainnya. Penyakit-penyakit ini mungkin menyebabkan gejala-gejala dari mania atau depresi. Penyakit-penyakit itu bisa juga muncul karena efek obat-bat perawatan untuk penyakit bipolar.

Penyakit-penyakit lain yang ada tersebut menyulitkan proses diagnosa dan perawatan penyakit bipolar. Orang-orang dengan penyakit bipolar harus memonitor kesehatan fisik dan mental mereka. Jika gejala tidak menjadi lebih baik dengan perawatan, mereka harus memberitahu dokter mereka.

2.5.4 Faktor-Faktor Risiko untuk Penyakit Bipolar Disorder

Ilmuwan-ilmuwan sedang mempelajari kemungkinan penyebab-penyebab dari penyakit bipolar. Kebanyakan ilmuwan-ilmuwan setuju bahwa tidak ada penyebab tunggal. Agaknya, banyak faktor-faktor kemungkinan beraksi bersama untuk menghasilkan penyakit atau meningkatkan risiko.

1. Genetik-Genetik

Penyakit bipolar cenderung beredar dan muncul dari keluarga. Hal ini membuat peneliti-peneliti mencari gen-gen yang mungkin meningkatkan kesempatan seseoarng mengembangkan penyakit. Gen-gen adalah "building blocks" dari keturunan. Mereka membantu mengontrol bagaimana tubuh dan otak bekerja dan tumbuh. Gen-gen dikandung di dalam sel-sel orang yang diturunkan dari orangtua ke anak-anak. Anak-anak dengan orangtua atau saudara kandung yang mempunyai penyakit bipolar memiliki kemungkinan empat sampai enam kali lebih mengembangkan penyakit, dibanding dengan anak-anak yang tidak mempunyai sejarah penyakit bipolar keluarga.

Penelitian genetik pada penyakit bipolar sedang dibantu oleh kemajuan-kemajuan dalam teknologi. Tipe penelitian ini sekarang jauh lebih cepat dan lebih jauh jangkauannya daripada masa lalu. Satu contoh adalah peluncuran

dari Bipolar Disorder Phenome Database, dibiayai sebagian oleh NIMH. Dengan menggunakan basis data, ilmuwan-ilmuwan akan mampu menghubungkan tanda-tanda yang terlihat dari penyakit dengan gen-gen yang mungkin mempengaruhi mereka.

Namun gen-gen bukan satu-satunya faktor risiko untuk penyakit bipolar. Studi penelitian dari kembar-kembar yang identis telah menunjukan bahwa kembar dari seseorang dengan penyakit bipolar tidak selalu mengembangkan penyakit. Ini adalah penting karena kembar-kembar yang identis berbagi semua gen-gen yang sama. Hasil-hasil studi menyarankan faktor-faktor selain gen-gen juga berpengaruh. Agaknya, adalah mungkin bahwa banyak gen-gen yang berbeda dan lingkungan seseorang terlibat menjadi faktor pemicu bipolar. Bagaimanapun, ilmuwan-ilmuwan masih belum mengerti sepenuhnya bagaimana faktor-faktor ini berinteraksi untuk menyebabkan penyakit bipolar (NIMH, 2012).

2. Fungsi dan Struktur Otak

Studi-studi pencitraan otak membantu ilmuwan-ilmuwan belajar tentang apa yang terjadi pada otak dari orang dengan penyakit bipolar. Alat-alat pencitraan otak yang lebih baru,seperti functional magnetic resonance imaging (fMRI) dan positron emission tomography (PET), mengizinkan peneliti-peneliti mengambil gambar-gambar dari otak hidup yang sedang bekerja. Alat-alat ini membantu ilmuwan-ilmuwan mempelajari struktur dan aktivitas otak.

Beberapa studi-studi imaging (pencitraan) menunjukan bagaimana otak-otak dari orang-orang dengan penyakit bipolar mungkin berbeda dari otak-otak-otak-otak orang-orang sehat atau orang-orang dengan penyakit-penyakit mental lain. Contohnya, satu studi yang menggunakan MRI menemukan bahwa pola dari perkembangan otak pada anak-anak dengan penyakit bipolar adalah serupa dengan yang pada anak-anak dengan "multi-dimensional impairment", penyakit yang menyebabkan gejala-gejala yang tumpang tindih sedikit mirip dengan penyakit bipolar dan schizophrenia.

Hal ini menyatakan bahwa pola yang umum dari perkembangan otak mungkin dihubungkan dengan risiko umum untuk suasana-suasana hati yang tidak stabil. Mempelajari lebih banyak tentang perbedaan-perbedaan ini, bersama dengan informasi yang diperoleh dari studi-studi genetik, membantu para ilmuwan mengerti lebih baik tentang penyakit bipolar. Suatu hari nanti, para ilmuwan mungkin akan mampu untuk memprediksi tipe-tipe yang mana dari perawatan akan bekerja paling efektif. Mereka mungkin bahkan menemukan cara-cara untuk mencegah penyakit bipolar (NIMH, 2012).

Dokumen terkait