• Tidak ada hasil yang ditemukan

F. Manfaat Penelitian

2. Jenis-jenis Pola Asuh Orang Tua

Pola asuh orang tua menurut Silalahi (2010:8) terdapat empat bentuk pola asuh yaitu otoriter, otoritatif, permissive, dan uninvolved. a. Pola Asuh Otoriter

Pola asuh otoriter adalah pola pengasuhan yang sangat ketat, karena banyak peraturan yang tegas, dan tidak boleh dibantah. Orang tua mengharapkan kepatuhan dari anak-anaknya tanpa boleh mempertanyakan apa alasan dan peraturan tersebut. Disini orang tua cenderung membentuk dan mengontrol anak-anaknya dengan menegaskan standar tertentu yang harus dikuti (kepatuhan). Anak-anak dididik dengan menggunakan sistem penghargaan dan hukuman yang keras bagi siapa saja yang bertentangan dengan standar dari orang tua. Dariyo (Silalahi, 2010:8) mengemukakan ciri-ciri dari pola asuh ini adalah segala aturan orang tua harus dipatuhi oleh anak. Segala tindakan yang diterapkan biasanya didasarkan pada kepentingan orang tua. Orang tua sering menggunakan kekerasan agar mendapatkan kerja sama dari anak mereka, dan mereka sangat tidak responsif terhadap hak serta kebutuhan anak.

Martin dan Calbert (Silalahi, 2010:165) menjelaskan dampak pola asuh otoriter adalah anak memiliki kecenderungan

moody, murung, ketakutan, sedih, dan tidak spontan. Anak juga

menggambarkan kecemasan dan rasa tidak aman dalam berhubungan dengan teman sebaya dan menunjukan kecenderungan bertindak keras saat tertekan, serta memiliki harga diri yang rendah.

b. Pola Asuh Otoritatif

Pola asuh otoritatif membuka kesempatan bagi remaja untuk berani membuat keputusan atas dirinya. Anak diberi kebebasan yang bertanggung jawab. Orang tua menjelasakan hal-hal yang diharapkan dengan konsekuensinya kepada anak, dalam hal ini, orang tua memiliki batasan dan harapan yang jelas terhadap tingkah laku anak. Mereka berusaha untuk menyediakan panduan dengan menggunakan alasan dan aturan, dan mereka menggunakan ganjaran/penghargaan (Rewords) dan hukuman (Punishment) yang berhubungan dengan tingkah laku anak secara jelas. Situasi pola pengasuhan ini biasanya hangat dan penuh penerimaan, mau mendengar dan sensitif terhadap kebutuhan anak, serta mendorong anak untuk berperan serta mengambil keputusan dalam keluarga. Martin dan Colbert (Silalahi, 2010:165) dampak pola asuh otoritatif adalah anak cenderung kompeten secara sosial, energik, bersahabat, memiliki keingintahuan yang besar, dapat mengontrol

diri, memiliki harga diri yang tinggi, bahkan memiliki prestasi akademis yang tinggi.

c. Pola Asuh Permisif

Pola asuh permisisf dilakukan oleh orang tua yang tidak memberikan hukuman dan menerima semua tingkah laku anak. Bahkan, tanpa adanya kontrol dari orang tua. Pada pola pengasuhan ini orang tua hanya membuat sedikit perintah dan jarang menggunakan kekerasan dan kuasa untuk mencapai tujuan pengasuhan anak. Orang tua seperti ini percaya bahwa mereka selalu menanggapi anak sebagai seorang pribadi dan mendorong mereka untuk mandiri. Martin dan Colbert (Silalahi, 2010:165) menjelaskan dampak pola asuh permisif adanya kebebasan yang berlebihan tidak sesuai dengan perkembangan anak, yang dapat mengakibatkan timbulnya tingkah laku yang lebih agresif dan impulsif, tidak dapat mengontrol diri sendiri, tidak mau penuh, dan tidak terlibat dalam aktifitas di kelas

d. Pola Asuh Uninvolved (Pengasuhan tidak terlibat)

Menurut Martin dan Colbert (Silalahi, 2010:9) pola pengasuhan ini tidak memiliki control orang tua sama sekali. Orang tua cenderung menolak keberadaan anak atau tidak memiliki cukup waktu untuk diluangkan bersama anak karena mereka sendiri cukup memiliki masalah dan stress. Orang tua sama sekali tidak mengurus anak sehingga respon anak cenderung sadis. Orang

tua merespon anak biasanya dengan cara memenuhi kebutuhan anak berupa makanan atau mainan, tetapi tidak berusaha kehal-hal yang bersifat jangka panjang, seperti aturan pekerjaan rumah dan standar bertingkah laku.

Martin (Silalahi, 2010:166) menjelaskan dampak dari pola pengasuhan tidak terlibat adalah anak cenderung terbatas secara akademis dan sosial. Apabila pola pengasuhan ini diterapkan sedini mungkin, hal ini akan mengakibatkan gangguan pada perkembangan anak.

Menurut Yusuf, (2009: 48) bentuk-bentuk pola asuh dalam mengasuh, membina, dan mendisiplinkan anak adalah sebagai berikut:

a. Opervrotection (Terlalu Melindungi)

Pengasuhan Opervrotection merupakan pengasuhan yang dilakukan orang tua yang berlebihan terhadap anak-anak. Dalam pengasuhan opervrotection biasanya pihak orang tua berperilaku kepada anak seperti:

1) Kontak yang berlebihan kepada anak

2) Perawatan/ pemberitahuan bantuan kepada anak yang terus menerus meskipun sudah merawat dirinya sendiri.

3) Mengawasi kegiatan anak secara berlebihan 4) Memecahkan masalah anak

Profil tingkah laku dari penerapan pola asuh opervrotection oleh orang tua yaitu:

1) Perasaan tidak aman 2) Agresif dan dengki 3) Mudah gugup

4) Melarikan diri dari kenyataan 5) Kurang percaya diri

6) Sulit bergaul

7) Menolak tanggung jawab b. Permissiveness (Pembolehan)

Pengasuhan permissiveness merupakan pola pengasuhan yang sangat longgar dan bebas dimana orang tua memberikan kebebasan penuh kepada anak untuk memilih kegiatan, mengambil keputusan tanpa adanya kontrol dari orang tua. Dalam permissiveness biasanya pihak orang tua berperilaku kepada anak seperti:

1) Memberi kebebasan untuk berfikir atau berusaha 2) Menerima gagasan atau pendapat

3) Membuat anak merasa diterima dan merasa kuat 4) Toleransi dan memahami kelemahan anak

5) Cenderung lebih suka memberi yang diminta anak dari pada menerima.

Profil tingkah laku dari penerapan pola asuh permissiveness oleh orang tua yaitu:

1) Pandai mencari jalan keluar 2) Dapat bekerjasama

3) Percaya diri

4) Penuntut dan tidak sabaran c. Rejection (Penolakan)

Pengasuhan rejection merupakan pengasuhan orang tua terhadap anak secara kaku (tidak mau tahu) dari kegiatan yang dilakukan anak-anak. Dalam pengasuhan rejection biasanya pihak orang tua berperilaku kepada anak seperti:

1) Bersikap masa bodoh 2) Bersikap kaku

3) Kurang memperdulikan kesejahteraan anak 4) Menampilkan sikap permusuhan terhadap anak

Profil tingkah laku dari penerapan pola asuh rejection oleh orang tua yaitu:

1) Agresif (mudah marah, gelisah, tidak patuh/ keras kepala, suka bertengkar dan nakal

2) Submissive (kurang dapat mengerjakan tugas, pemalu, suka mengasingkan diri, mudah tersinggung dan penakut)

3) Sulit bergaul, dan pendiam d. Acceptance (Penerimaan)

Pengasuhan acceptance merupakan pengasuhan orang tua yang menunjukan kasih sayang, banyak memberi semangat, serta sangat

responsive terhadap kebutuhan anak. Dalam pengasuhan acceptance biasanya pihak orang tua berperilaku kepada anak

seperti:

1) Memberikan perhatian dan cinta kasih sayang yang tulus kepada anak

2) Menempatkan anak dalam posisi yang penting di dalam keluarga

3) Mendorong anak dan untuk menyatakan perasaan dan pendapatnya

4) Bersikap respek terhadap anak

5) Berkomunikasi terhadap anak secara terbuka dan mau mendengarkan masalahnya.

Profil tingkah laku anak dari penerapan pola asuh acceptance oleh orang tua yaitu:

1) Koperatif (mau bekerjasama) 2) Friendly (bersahabat)

3) Ceria dan bersikap optimis 4) Mau menerima tanggung jawab

5) Bersikap realistik (memahami kekuatan dan kelemahan dirinya secara objektif)

e. Domination (Dominasi)

Pengasuhan domination merupakan pengasuhan orang tua yang menunjukan interaksi menghukum anak kalau perbuatan anak tidak

sesuai kehendak orang tua. Dalam pengasuhan domination biasanya pihak orang tua berperilaku kepada anak seperti mendominasi anak.

Profil tingkah laku anak dari penerapan pola asuh domination oleh orang tua yaitu:

1) Bersikap sopan dan sangat hati-hati

2) Pemalu, penurut, inferior dan mudah bingung 3) Tidak bisa bekerja sama

f. Submission (Penyerahan)

Pengasuhan submission merupakan pengasuhan orang tua terhadap anak dengan cara mengikuti kemauan anak. Dalam pengasuhan submission biasanya pihak orang tua berperilaku kepada anak seperti:

1) Senantiasa memberikan sesuatu yang diminta anak 2) Membiarkan anak berperilaku semaunya di rumah

Profil tingkah laku anak dari penerapan pola asuh submission oleh orang tua yaitu:

1) Tidak patuh, tidak bertanggung jawab 2) Bersikap otoriter

3) Terlalu percaya diri 4) Agresif dan teledor

g. Punitiveness (Terlalu Disiplin)

Pengasuhan punitiveness merupakan pengasuhan orang tua yang menerapkan aturan yang keras terhadap anak jika anak bersalah. Dalam pengasuhan punitiveness biasanya pihak orang tua berperilaku kepada anak seperti:

1) Mudah memberikan hukuman

2) Menanamkan kedisiplinan secara keras

Profil tingkah laku anak dari penerapan pola asuh Punitiveness oleh orang tua yaitu:

1) Tidak dapat mengambil keputusan 2) Sikap bermusahan atau agresif

Berdasarkan pendapat di atas bahwa bentuk-bentuk pola asuh orang tua akan berpengaruh terhadap anak asuhannya terutama dalam perkembangan emosi serta perilaku keberagamaan anak.

Dokumen terkait