• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pola Asuh Orang Tua terhadap Perkembangan Emosi Peserta Didik di Kelas IX MTsN 4 Pesisir Selatan Didik di Kelas IX MTsN 4 Pesisir Selatan

Berdasarkan hasil penelitian dengan melihat Coefesien determinan ( ) dan yang disesuaikan (Adjusted ) R Square ( ) bertujuan untuk melihat seberapa besar pengaruh X terhadap Y dan melihat nilai regresi pada nilai t dan signifikansinya. Dalam penelitian ini R Square X terhadap Y yaitu 0,250. Maka dapat disimpulkan bahwa pola asuh orang tua peserta didik teridentifikasi memang mempunyai pengaruh terhadap perkembangan emosi peserta didik, namun kontribusinya hanya 0,250 atau sebesar 25%, itu berarti pola asuh orang tua ini tidak terlalu besar pengaruhnya terhadap perkembangan emosi, namun walaupun demikian, pola asuh orang tua ini memiliki pengaruh yang signifikan terhadap lahirnya perkembangan emosi tersebut.

Jadi dari keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa pola asuh orang tua memiliki pengaruh terhadap perkembangan emosi sebesar 25%, selain itu ada faktor lain yang berpengaruh besar terhadap perkembangan emosi yang tidak terungkap oleh penelitian yang telah peneliti lakukan ini. Hal ini diperkuat oleh pengujian nilai t yang telah dilakukan dengan menggunakan progaram SPSS versi 20. Diperoleh t hitung sebesar 0,500 dan t tabel sebesar 0,155 dengan (α) = 0,05. Maka dari data di atas, dapat disimpulkan bahwa koefisien regresi X terhadap Y dinyatakan signifikan

berbunyi terdapat pengaruh pola asuh orang tua terhadap perkembangan emosi sebesar 25. Dari keterangan hasil uji t-tes di atas membuktikan bahwa pola asuh orang tua mempunyai pengaruh terhadap perkembangan emosi peserta didik. Artinya bahwa pola asuh orang tua peserta didik yang tinggi akan memberikan pengaruh yang tingginya terhadap perkembangan emosi begitu sebaliknya.

Menurut Ali dan Asrori (2015:69) bahwa perkembangan emosi seseorang pada umumnya tampak jelas pada perubahan tingkah lakunya. Perkembangan emosi peserta didik juga demikian halnya. Kualitas atau fluktuasi gejala yang tampak dalam tingkah laku itu sangat tergantung pada tingkat fluktuasi emosi yang ada pada individu tersebut. Ada beberapa tingkah laku emosional yang pernah terjadi disekeliling kita misalnya, agresif, rasa takut yang berlebihan, sikap apatis, dan tingkah laku menyakiti diri, seperti melukai diri sendiri dan memukul-mukul kepala sendiri.

Sejumlah faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi peserta didik adalah sebagai berikut:

1. Perubahan jasmani

Perubahan jasmani yang ditunjukan dengan adanya pertumbuhan yang sangat cepat dari anggota tubuh. Pada taraf permulaan pertumbuhan ini hanya terbatas pada bagian-bagian tertentu saja yang mengakibatkan postur tubuh menjadi tidak seimbang. Ketidakseimbangan ini sering mempunyai akibat yang tak terduga pada perkembangan emosi remaja.

itu, lebih-lebih jika perubahan tersebut menyangkut perubahan kulit yang menjadi kasar dan penuh jerawat. Hal ini dapat menimbulkan masalah terhadap perkembangan emosinya.

2. Perubahan pola interaksi dengan orang tua

“Perbedaan pola asuh orang tua dapat berpengaruh terhadap perbedaan perkembangan emosi remaja”. Pola asuh orang tua terhadap anak, termasuk remaja, sangat bervariasi. Ada pola asuhnya menurut apa yang dianggap terbaik oleh dirinya sendiri saja sehingga ada yang bersifat otoriter, memanjakan anak, acuh tak acuh, tetapi ada juga yang penuh cinta kasih. Cara memberikan hukuman misalnya, kalau dulu anak dipukul karena nakal, pada masa remaja cara semacam itu justru dapat menimbulkan ketegangan yang lebih berat antara remaja dengan orang tuanya.

3. Perubahan interaksi dengan teman sebaya

Faktor yang ini sering menimbulkan masalah emosi pada masa ini adalah hubungan cinta dengan teman lawan jenis. Gejala ini sebenarnya sehat bagi remaja, tetapi tidak jarang juga menimbulkan konflik atau gangguan emosi pada remaja jika tidak diikuti dengan bimbingan dari orang tua atau orang yang lebih dewasa. Gangguan emosional yang mendalam dapat terjadi ketika cinta remaja tidak terjawab atau karena pemutusan hubungan cinta dari satu pihak sehingga menimbulkan kecemasan bagi orang tua dan bagi remaja itu sendiri.

a. Sikap dunia luar terhadap remaja sering kali tidak konsisten. Kadang-kadang mereka dianggap orang dewasa tetapi mereka tidak mendapatkan kebebasan penuh. Sering kali mereka masih dianggap anak kecil sehingga menimbulkan kejengkelan pada diri remaja. b. Dunia luar atau masyarakat masih menerapkan nilai-nilai yang

berbeda untuk remaja laki-laki dan perempuan.

c. Seringkali kekosongan remaja dimanfaatkan oleh pihak luar yang tidak bertanggung jawab, yaitu dengan cara melibatkan remaja ke dalam kegiatan yang merusak dirinya.

5. Perubahan interaksi dengan sekolah

Para guru merupakan tokoh yang sangat penting dalam kehidupan mereka, karena selain tokoh intelektual guru juga merupakan tokoh otoritas bagi para peserta didiknya. Oleh karena itu membuat anak lebih percaya, lebih patuh bahkan lebih takut kepada guru daripada kepada orang tuanya. Posisi guru semacam ini sangat strategis apabila digunakan untuk pengembangan emosi anak melalui penyampaian materi yang positif dan konstruktif. Terkadang dengan figur tersebut guru memberikan ancaman-ancaman tertentu kepada peserta didiknya. Peristiwa semacam ini sering tidak disadari bahwa ancaman tersebut menimbulkan permusuhan, cara seperti ini akan memberikan stimulus negatif bagi perkembangan emosi peserta didik.

pola asuh terhadap perkembangan emosi peserta didik yaitu perubahan pola interaksi dengan orang tua, oleh karena itu perbedaan pola asuh orang tua dapat berpengaruh terhadap perbedaan perkembangan emosi remaja. Pola asuh orang tua terhadap anak, termasuk remaja, sangat bervariasi

89

Berdasarkan hasil penelitian tentang pola asuh orang tua terhadap perkembangan emosi peserta didik di kelas IX MTsN 4 Pesisir Selatan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Pola asuh orang tua peserta didik di kelas IX MTsN 4 Pesisir Selatan berada pada kategori cukup baik.

2. Perkembangan emosi peserta didik di Kelas IX MTsN 4 Pesisir Selatan pada kategori cukup baik

3. Terdapat pengaruh yang signifikan antara pola asuh orang tua terhadap perkembangan emosi peserta didik di kelas IX MTsN 4 Pesisir Selatan. B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat diberikan saran kepada:

1. Peserta Didik

Agar peserta didik mampu mengembangkan serta mengelola emosinya secara maksimal, dan mampu menyimbangi antara emosi negatif dan positif dalam suatu keadaan atau peristiwa yang terjadi sehingga mampu membuat kehidupan sehari-hari peserta didik menjadi lebih aman dan tidak terganggu.

2. Orang Tua

Agar orang tua peserta didik lebih mengontrol dan membimbing pertumbuhan emosinya melalui pola asuh yang baik serta sesuai terhadap perkembangan peserta didik sehari-hari semakin berkembang. 3. Guru BK

Guru BK diharapkan dapat memberikan suatu bentuk informasi kepada orang tua tentang bentuk pola asuh untuk membimbing anak dalam pengelola emosi sehingga dapat berkembang bagi peserta didik. 4. Penelitian Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat digunakan juga sebagai pijakan bagi peneliti-peneliti lain mengenai pola asuh maupun perkembangan emosi peserta didik, untuk melakukan penelitian yang relevans

91

Arikanto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikanto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Yogyakarta: Rineka Cipta.

Bungin, Burhan. 2005. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana Depdiknas. 2006. Undang-undang No. 20 Sistem Pendidikan Nasional.

Yogyakarta: Pusat Pelajar.

Fatimah, Enung. 2010. Psikologi Perkembangan (Perkembangan Peserta Didik). Bandung: Pustaka Setia.

Helmawati. 2014. Pendidikan Keluarga. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Iskandar. 2009. Psikologi Pendidikan. (Sebuah Orientasi Baru). Ciputat: Gaung Persada (GP) Press.

Lufri. 2005. Metodelogi Penelitian. Padang: FMIPA-UNP.

Mangkuatmodjo, Soegyart. 2003. Pengantar Statistik. Jakarta: Rineka Cipta. Mudjiran, ddk. 2002. Perkembangan Peserta Didik. Padang: Dirjen Dikti.

Riduwan. 2010. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta.

Safaria, Triantoro dan Eka Saputra, Nofrans. 2012. Menejemen Emosi. Jakarta : Bumi Aksara.

Santrock. 2007. Perkembangan Anak. Jakarta : Erlangga.

Siswoyo, Dwi ddk. 2008. Ilmu Pendidikan. Yogyakarta : UNY Press.

Silalahi, Karlinawati. 2010. Keluarga Indonesia: Aspek dan Dinamika Zaman. Jakarta: Rajawali Pres.

Sudarwan, Danim. 2013. Perkembangan Peserta Didik. Badung: Alfabeta.

Sugiyono. 2013. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2014. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Suharsaputra, Uhar. 2014. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan

Tindakan. Bandung: Refika Aditama.

Syukur. 2011. Beragam Cara Terapi: Gangguan Emosi Sehari-hari. Yogyakarta: DIVA Press.

Syafril. 2011. Pengantar Pendidikan. Padang: FIP UNP.

Yusuf, A. Muri. 2007. Metodologi Penelitian. Padang: UNP Perss.

Yusuf, Syamsu. 2009. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Dokumen terkait