• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jenis-Jenis Risiko pada Pembiayaan Syariah

c. Ijtihad (Logika-Yuridis)

E. Jenis-Jenis Risiko pada Pembiayaan Syariah

Syariah yang disusun oleh Direktorat Perbankan Syariah Bank Indonesia pada tahun 2008, maka bank syariah memiliki peran: (a) Menghimpun Dana dari masyarakat, (b) Menyalurkan dana kepada masyarakat, dan (c) Memberikan jasa-jasa keuangan pada masyarakat.37

Bab 2 Konsep Dasar Manajemen Risiko Akad Pembiayaan Syariah 67 murni akan sangat bergantung pada pendekatan yang digunakan.

Misalnya, jika seseorang atau suatu perusahaan ingin membeli asuransi sebagai usaha untuk mengurangi risiko yang dihadapi, maka hanya risiko murni saja yang dapat diasuransikan.38

Demikian pula dengan semakin pesatnya lajru perekonomian baik yang bersifat global maupu regional, terutama pada pesatnya perkembangan dunia perbankan yang disertai dengan meningkatnya kompleksitas aktivitas perbankan semakin mem-pertegas pentingnya tata kelola perusahaan yang sehat (good corporate governance) dan manajemen risiko yang dapat di andal kan. Kedua hal tersebut merupakan faktor penting yang menjadi perhatian para investor dalam penilaian pilihan target investasi nya.

Ulasan berikut menggambarkan pencapaian dan kemajuan di bidang pengelolaan risiko, untuk setiap kategori risiko sesuai dengan definisi Bank Indonesia yaitu risiko kredit, pasar, opera sional, likuiditas, kepatuhan, hukum, strategi dan reputasi. Seperti juga perbankan pada umumnya, maka bank syariah juga memerlukan prosedur dan tata kelola yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau dan mengendalikan risiko yang timbul dari kegiatan usaha yang dilakukannya, yang disebut sebagai manajemen risiko.39

Berdasarkan keadaan dan lingkungan yang mempengaruhi nya, risiko yang dihadapi bank dapat dikategorikan dalam dua kelompok besar yaitu (1) Risiko yang bersifat sistemik (Systemic Risk), yakni risiko yang diakibatkan oleh adanya kondisi atau situasi tertentu yang bersifat makro seperti perubahan situasi politik, perubahan kebijakan ekonomi pemerintah, perubahan kondisi dan situasi pasar, situasi krisis atau resesi yang akan berpengaruh terhadap kondisi perekonomian secara umum. Dan (2) Risiko yang tidak sistemik (Unsystemic Risk) yaitu risiko unik yang inheren atau melekat pada perusahaan atau industri.

Dan berdasarkan kegiatan usahanya maka jenis-jenis risiko tersebut mencakup; (1) Risiko Kredit (Credit Risk) – bagi bank syariah Risiko Pembiayaan (Financing Risk) - (2) Risiko Pasar (Market Risk) (3) Risiko Likuiditas (Liquidity Risk) (4) Risiko Operasional (Operational

38Kasidi, Manajemen Risiko. Ghalia Indonesia, Bogor, 2010. hlm. 5.

39Dinukil dari Ahmad Selamet dan Hascaryo dalam http://shariaeconomy.

Blog spot.com

DUMMY

Risk) (5) Risiko Hukum (Legal Risk) (6) Risiko Reputasi (Reputation Risk) (7) Risiko Strategis (Strategic Risk) (8) dan Risiko Kepatuhan (Compliance Risk). Dan masing-masing jenis risiko akan diuraikan sebagai berikut:

1. Risiko Kredit

Risiko kredit yaitu risiko yang terjadi akibat kegagalan pihak lawan (counterparty) untuk memenuhi kebutuhannya dalam melakukan pembayaran. Risiko kredit dapat bersumber dari berbagai aktivitas fungsional bank seperti pembiayaan, treasury, atau investasi yang tercatat dalam pembukuan bank. Misalnya, risiko kredit dapat muncul apabila kita tidak dapat memenuhi ketentuan Kewajiban Pemenuhan Modal Minimum (KPMM), Kualitas Aktiva Produktif (KAP), Pem bentukan Penyisihan Aktiva Produktif (PPAP) atau Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK).

Jadi, risiko kredit dapat timbul sebelum terjadinya default, sehingga risiko kredit itu didefinisikan sebagai potensi kerugian market to market yang mungkin timbul karena pemberian kredit oleh bank atau penyelesaian (settlement) dengan nilai tukar, suku bunga, dan produk derivatif. (Imam Ghozali, dalam Kasidi, 2010: 58)

Risiko kekuasaan (sowerign risk) misalnya adalah salah satu dari risiko kredit yang muncul ketika suatu negara mem-berlakukan terhadap devisi (foreign exchange control), sehingga menyebabkan pihak lain tidak mungkin lagi melunasi hutangnya. Sowerign risk, merupakan risiko negara (country risk), sedangkan default merupakan risiko perusahaan.

2. Risiko Pasar

Risiko pasar merupakan suatu risiko yang terjadi akibat berubahnya variabel dari portfolio yang dimiliki oleh bank. Variabel yang berubah biasanya adalah suku bunga dan nilai tukar mata uang.

Risiko pasar dapat bersumber dari kegiatan investasi bank dalam bentuk surat berharga, pengadaan valas atau penempatan pada lembaga keuangan lainnya. Risiko Pasar terkait dengan Posisi Devisa Neto (PDN), risiko strategik terkait dengan ketentuan rencana kerja dan anggaran tahunan (RKAT) Bank dan risiko lainnya yang terkait dengan ketentuan tertentu.

DUMMY

Bab 2 Konsep Dasar Manajemen Risiko Akad Pembiayaan Syariah 69 3. Risiko Likuiditas

Risiko likuiditas ialah risiko yang dimiliki karena bank gagal melakukan pembayaran terhadap kewajibannya yang jatuh tempo. Risiko dapat bersumber dari aktivitas bank dalam bidang perkreditan, penyediaan dana, dan instrumen hutang. Risiko likuiditas pasar di mana risiko yang timbul karena bank tidak mampu melakukan offsetting tertentu dengan harga karena kondisi likuditas pasar yang tidak memadai atau terjadi gangguan dipasar.

Risiko likuditas pendanaan di mana risiko yang timbul karena bank tidak mampu mencairkan assetnya atau memperoleh pendanaan dari sumber dana lain.

Contoh Risiko Likuiditasi pasar:

Bank Zulfikar Syariah memberikan bagi hasil yang tidak wajar misalkan 80% (eq. rate 12%) agar nasabah dana mau menyimpan dananya padahal pada saat yang bersamaan pasar hanya eq. rate 8.5%.

Contoh Likuiditas Pendanaan:

Bank Zulfikar Syariah pada saat membutuhkan likuditas, Bank Zulfikar Syraiah tidak mampu menjual obligasi yang dimiliki-nya walaupun sudah diberikan discount cukup besar. Risiko Likuiditas adalah bank tidak mampu memenuhi kewajiban yang telah jatuh tempo karena kekurangan likuiditas (cash dan ekuivalen). Peristiwa risiko likuiditas antara lain:

• Tingkat di mana dibutuhkan penambahan dana dengan biaya tinggi dan atau menjual aset dengan harga discount Ketidaksesuaian jatuh tempo (maturing mismatch) anntara eraning assets dan pendanaan.

• Pinjaman jangka pendek (borrow short) dan pembiayaan jangka panjang (lend long) dengan spread yang lebar. Kontrak mudharabah mengijinkan nasabah untuk menarik dananya setiap saat tanpa pemberitahuan.

Faktor yang meningkatkan risiko likuiditas;

1) Penurunan kepercayaan terhadap sistem perbankan 2) Penurunan kepercayaan terhadap suatu Bank 3) Ketergantungan kepada deposan inti

DUMMY

4) Berlebihnya dana jangka pendek atau long term asset

5) Keterbatasan secara Syariah pada asset securization karena pemba tasan untuk menjual utang (sale of debt).

Mitigasi Risiko Likuidasi:

a) Diversifikasi terhadap sumber pendanaan

b) Tersedianya hubungan dengan sumber/kelompok pendana-an c) Pemeliharaan terhadap tingkat/level likuiditas (cash, money at

call, marketabe securities) d) Arranging standby facilities

e) Skema Asuransi pendanaan kontrol atas kesesuaian maturity assets dan liabilities.

Risiko Legal

Risiko yang disebabkan oleh adanya kelemahan aspek yuridis, yang anatara lain disebabkan:

(1) Adanya tuntutan hukum

(2) Ketiadaan peraturan perundang-undangan yang mendukung (3) Kelemahan perikatan seperti:

– Tidak dipenuhi syarat sah kontrak

– Pengikatan agunan yang tidak sempurna. (Dikutip dari Zulfikar, T.Th)

4. Risiko Operasional

Risiko operasional adalah risiko yang timbul karena tidak ber-fungsinya sistem internal yang berlaku, kesalahan manusia, atau kegagalan sistem. Sumber terjadinya risiko operasional paling luas dibanding risiko lainnya yakni selain bersumber dari aktivitas di atas juga bersumber dari kegiatan operasional dan jasa, akuntansi, sistem tekhnologi informasi, sistem informasi manajemen atau sistem pengelolaan sumber daya manusia. Misalnya, risiko operasional dapat dapat muncul apabila perbankan mengabaikan ketentuan Posisi Devisa Netto (PDN).

Risiko yang antara lain disebabkan oleh adanya ketidak-cukupan dan atau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan

DUMMY

Bab 2 Konsep Dasar Manajemen Risiko Akad Pembiayaan Syariah 71 manusia, kegagalan sistem, atau adanya problem eksternal yang mempengaruhi operasional Bank.

Risiko operasional melekat pada setiap aktivitas fungsional Bank, seperti kegiatan perkreditan, treasury dan investasi, operasional dan jasa, pembiayaan perdagangan, pendanaan dan instrumen utang, teknologi sistem informasi dan sistem informasi manajemen dan pengelolaan sumber daya manusia.

5. Risiko Hukum

Risiko hukum bisa timbul dari kegiatan yuridis antara lain dalam timbulnya tuntutan hukum dari pihak ketiga, ketiadaan pe raturan perundangan yang mendukung, kelemahan peng ikatan, atau pengikatan jaminan yang tidak sempurna sehingga bank tidak dapat melakukan tindakan likuidasi. Risiko ini dapat timbul dari aktivitas pembiayaan maupun aktivitas operasional.

6. Risiko Reputasi

Risiko reputasi merupakan suatu risiko yang timbul dari perpepsi masyarakat atau publikasi negatif terhadap kondisi bank. Risiko yang disebabkan bank tidak memenuhi atau tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku. Pada praktiknya risiko yang terkait dengan pertauran seperti: CAR-KAP-PPAP-BMPK-PDN-Pajak-dan sebagainya. (Zulfikar, 2007 Juli 18) 7. Risiko Stratejik

Risiko strategik adalah risiko yang timbul apabila bank salah menerapkan strategi, terlambat merubah strategi, kurang res ponsif terhadap strategi yang dijalankan untuk mencapai se-buah tujuan.

Pengambilan keputusan bisnis yang tidak tepat juga salah satu penyebab timbulnya risiko strategik. Risiko stratejik dapat muncul terkait Rencana Kerja Anggaran Tahunan (RKAT) yang dibuat oleh bank. Risiko reputasi dapat muncul seandainya Non-Performing Loan (NPL) naik melejit melebihi ketentuan yang ada.

8. Risiko Kepatuhan

Risiko kepatuhan merupakan risiko yang bersinggungan erat dengan risiko yang lain. Pada dasarnya risiko kepatuhan ter-kait dengan risiko yang timbul apabila kita tidak mentaati regulasi yang

DUMMY

ada.40 Risiko yang disebabkan Bank tidak mematuhi atau tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan lain yang berlaku. Didalam praktik nya risiko kepatuhan melekat pada risiko bank yang terkait dengan peraturan perundang-undangan seperti risiko kredit terkait dengan ketentuan KPMM, KAP, PPAP, BMPK.

Risiko kepatuhan timbul sebagai akibat tidak dipatuhinya atau tidak dilaksanakannya peraturan-peraturan atau ketentuan-ketentuan yang berlaku atau yang telah ditetapkan baik ketentuan internal maupun eksternal.

Ketentuan internal berkaitan dengan aturan-aturan tertentu yang merupakan kebijakan yang ditetapkan manajemen, sedangkan ketentuan eksternal adalah ketentuan yang ditetapkan Pemerintah, Otoritas Moneter (Bank Indonesia) dan Dewan Syariah Nasional MUI.

Dan untuk lebih mudahnya pembahasan masing-masing jenis risiko pembiayaan syariah dapat dilihat pada gambar 2.4 berikut ini:

Gambar 2.4 Jenis-jenis Risi ko Pembiayaan

40Booklet Perbankan Indonesia 2009/2010. hlm. 16-7.

DUMMY

Bab 2 Konsep Dasar Manajemen Risiko Akad Pembiayaan Syariah 73 Gambar 2.5 Ruang Lingkup Risiko Bank Syariah

Dari 8 (delapan) jenis risiko, menurut Badan Sertifikasi Manajemen Risiko (BSMR), pada dasarnya bank dihadapi oleh empat jenis risiko yang sangat mempengaruhi operasional perbankan, yaitu; (a) Risiko Pasar, (b) Risiko Kredit), (c) Risiko Operasional, dan (d) Risiko Likuiditas. Akan tetapi berdasarkan pedoman Bank Indonesia bahwa delapan jenis risiko di atas merupakan risiko yang menyebabkan kegagalan bank pada umum nya, dan bank syariah pada khususnya.

F. Penyebab dan Sumber-Sumber Risiko