BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
2.2 Jenis Jenis Sumber Daya Informasi
2.2.1 Sumber Daya Informasi Tercetak
2.2.1.1 Jenis Jenis Sumber Daya Informasi Tercetak
Menurut Yusup yang dikutip oleh Evriza (2011:4) bahwa, sumber daya informasi tercetak merupakan salah satu sumber daya informasi yang terdapat pada sebuah perpustakaan yang disajikan kepada pengguna untuk memenuhi kebutuhan informasi. Jenis-jenis sumber daya informasi tercetak yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari antara lain :
1. Buku
Buku adalah kumpulan kertas atau bahan lain yang dijilid jadi satu.
Kertas-kertas tersebut mempunyai tema bahasan yang sama dan disusun menurut kronologi tertentu. Buku terbagi menjadi 2 (dua) bagian yaitu :
a. Buku Fiksi
Buku fiksi adalah jenis buku yang ditulis bukan berdasarkan fakta atau kenyataan. Ia ditulis atas dasar kehendak dan khayalan pengarangnya saja.
b. Buku Nonfiksi
Buku nonfiksi adalah buku yang pembahasannya berdasarkan fakta atau kenyataan. Isinya berupa uraian tentang fakta atau peristiwa yang sebenarnya.
Buku nonfiksi dapat digolongkan menjadi :
1. Buku teks atau buku pelajaran
2. Buku referensi : misalnya kamus, ensiklopedi, buku tahunan, direktori, almanak, bibliografi, katalog, indeks, abstrak, atlas, dokumen pemerintah, laporan hasil penelitian, sumber sumber geografi, biografi dan petunjuk perjalanan.
Buku adalah susunan atau kumpulan/gabungan kertas-kertas dalam ukuran tertentu yang salah satu fungsinya sebagai bentuk penyimpanan data, informasi, pengetahuan dan sebagainya bahkan sejarah dari suatu bangsa, serta sebagai sumber referensi yang dibutuhkan banyak kalangan termasuk sivitas akademika perguruan tinggi. Singkatnya, buku adalah salah satu media yang dapat digunakan untuk merekam pengetahuan dan berbagai infomrasi lainnya (Hasugian, 2011 : 67).
2. Terbitan Berseri
Menurut Harrod yang dikutip oleh Siregar menyatakan bahwa,
"terbitan berseri merupakan suatu terbitan yang berisi informasi berita aktual, berita keilmuan serta kejadian-kejadian yang berhubungan dengan segala bidang, baik bidang sosial ekonomi, teknologi , dan perkembangan ilmu pengetahuan, yang pada umumnya diminati oleh masyarakat.
Menurut Harrod yang dikutip oleh Siregar bahwa definisi terbitan berseri adalah sebagai berikut :
1. Setiap terbitan yang dipublikasikan dalam bagian-bagian yang berturut-turut, muncul dalam tenggang waktu yang biasanya teratur. Terbitan ini dimaksudkan untuk terbit secara terus menerus dalam waktu yang tidak terbatas. Didalamnya mencakup terbitan berkala (periodicals), koran, buku tahunan, seri monografi yang bernomor dan prosiding, transaction dan memoir.
2. Suatu buku berisi bagian-bagian atau volume yang diterbitkan secara berturut-turut dengan judul yang sama (seragam). Terbitan ini dimaksud untuk terbit secara terus menerus dalam waktu yang tidak terbatas, dengan jarak, waktu terbit perlu teratur (Saleh, 1996:3).
Terbitan berseri diterbitkan terpisah-pisah dengan judul yang seragam dan diberi nomor urut dan terbitan berseri terbit secara terus-menerus dalam kurun waktu yang tidak ditentukan/terbatas. Salah satu layanan yang disediakan oleh perpustakaan adalah layanan terbitan berseri. Menurut Sulistyo-Basuki (1991: 34), "terbitan berseri merupakan terbitan yang keluar dalam bagian secara berturut-turut dengan menggunakan nomor urut dan/atau secara kronologi, serta dimaksudkan untuk terbitan dalam waktu yang ditentukan"
Dari definisi di atas, dapat dikatakan bahwa terbitan berseri adalah suatu publikasi yang diterbitkan berturut-turut, bagian demi bagian, biasanya dengan jangka waktu penerbitan yang tetap dan dimaksudkan untuk terbit terus menerus tanpa batas waktu tertentu. Dalam hal ini, suatu publikasi dapat digolongkan kedalam terbitan berseri jika diterbitkan secara berurutan dan dalam jangka waktu tertentu yang dinyatakan dengan nomor, volume, tanggal atau bulan dan tahun. Terbitan berseri atau serial meliputi terbitan berkala (periodicals) atau tahunan (year-book) dan sebagainya, memoir, prosiding dan transaction.
Lebih lanjut, jenis-jenis terbitan berseri yang dikemukakan Harrod sebagaimana dikutip oleh Siregar, diantaranya :
1. Surat Kabar / Koran
Surat Kabar / Koran adalah suatu terbitan berseri yang sangat kaya akan berita atau informasi mutakhir. Terbitan ini lebih banyak menyajikan informasi dalam bentuk berita. Namun demikian ada kalanya surat kabar memuat informasi ilmiah, oleh sebab itu surat kabar juga harus ditangani dengan baik.
2. Terbitan Berkala (periodicals) atau Majalah
Majalah berisi sekumpulan artikel yang merupakan kontribusi atau sumbangan dari beberapa pengarang. Artikel majalah tersebut dirancang sebagai bacaan narative, hal ini berarti bahwa untuk dapat mengerti isi dari artikel tersebut pembaca harus membaca seluruh isi artikel tersebut. Secara umum majalah dapat dikelompokkan kedalam beberapa macam yaitu :
a. Majalah Komersial
Majalah komersial adalah majalah yang termasuk kelompok yang terbesar, termasuk majalah yang diperdagangkan, majalah ini berhubungan dengan profesional dan aktifitas lainnya. Tujuan utama dari penerbitan majalah ini adalah keuntungan ekonomi dimana penerbit berusaha agar majalah yang diterbitkan dilanggan oleh banyak orang.
Majalah komersial dibagi kedalam dua jenis yaitu majalah populer dan majalah ilmiah populer. Majalah populer dapat dikenali dari bahasa yang digunakan, yakni bahasa yang mudah dimengerti oleh orang awam. Majalah ilmiah populer memuat tulisan keilmuan yang praktis, kebanyakan
memuat artikel populer karena diharapkan dapat dibaca oleh seluruh lapisan masyarakat, dengan demikian majalah yang dijual dapat lebih banyak.
b. Majalah Ilmiah (journals)
Majalah ilmiah adalah artikel yang ditulis / penyumbang naskah yang berupa hasil-hasil sebuah penelitian. Selain itu ada kemungkinan bahwa dengan dimuatnya naskah yang dikirimkan, penulis berharap akan memperoleh reputasi akademis dan professional. Majalah ilmiah ini sering juga disebut jurnal.
c. Majalah Lokal atau Lingkungan Sendiri (Warta)
Majalah jenis ini diterbitkan dengan tujuan sebagai sarana komunikasi dalam lingkungan sendiri, misalnya lingkungan suatu lembaga atau
perusahaan. Majalah ini berfungsi sebagai alat komunikasi antara lembaga dan staf, perusahaan dengan staf dan pemegang saham ataupun dengan pihak luar atau kombinasi dari semuanya. Majalah ini memuat kemajuan-kemajuan yang dicapai oleh perusahaan atau lembaga tersebut.
d. Buletin
Buletin (bulletin) adalah suatu terbitan berkala berbentuk majalah yang sebagian isinya serupa dengan warta ataupun artikel dan hasil-hasil penelitian.
3. Advances in... year's Work in...
Majalah jenis ini hanya berisi satu atau dua artikel saja dengan kajian yang sangat mendalam. Frekuensi majalah ini tidak teratur. Pelanggan majalah ini biasanya adalah lembaga seperti perpustakaan dan lembaga penelitian ataupun pusat-pusat informasi.
4. Buku Tahunan
Buku tahunan adalah suatu terbitan yang berisi informasi yang mutakhir dalam bentuk deskripsi dan / atau statistik yang diterbitkan sekali dalam satu tahun.
5. Seri Monograf
Monograf adalah suatu risalah satu subjek atau bagian subjek atau risalah seseorang yang biasanya sangat terinci tetapi dalam lingkup yang tidak terlalu luas.
Harrod menyatakan bahwa, "monograf adalah terbitan secara berseri dan diberi judul seri dan judul setiap nomor (judul individual)".
6. Prosiding
Menurut Harrod, "Prosiding adalah publikasi catatan pertemuan dari suatu organisasi profesi atau masyarakat ilmiah atau suatu institusi, yang pada umumnya dilengkapi dengan makalah-makalah atau abstrak dari majalah atau laporan yang dipresentasikan dalam pertemuan tersebut".
7. Transaction dan Memoir
Harrod dalam Siregar menyatakan bahwa, "memoir adalah suatu kumpulan laporan penelitan atas percobaan-percobaan atau disertasi yang diterbitkan oleh suatu organisasi profesi/masyarakat ilmiah, khususnya dalam bentuk catatan prosiding atau transaction".
2.2.2 Sumber Daya Informasi Elektronik
Sumber daya informasi elektronik pada perpustakaan dapat dikatakan koleksi yang terdapat di perpustakaan. Koleksi perpustakaan merupakan salah satu faktor utama yang menentukan kualitas dari suatu perpustakaan. Agar koleksi suatu perpustakaan berkualitas dan benar-benar sesuai dengan kebutuhan pengguna, maka perpustakaan tersebut harus memberikan pelayanan informasi secara maksimal yang didukung dengan koleksi yang memadai. Oleh karena itu perpustakaan sebagai sumber informasi harus menyediakan koleksi yang memadai.
Dengan perkembangan jaman sekarang ini, koleksi/bahan perpustakaan mempunyai cakupan arti yang luas. Secara umum koleksi perpustakaan adalah sekumpulan rekaman informasi dalam berbagai bentuk baik tercetak maupun non-cetak (elektronik) yang disimpan secara sistematis di perpustakaan.
Koleksi merupakan salah satu bagian yang penting pada sebuah perpustakaan untuk melayani pengguna perpustakaan. Kata koleksi berasal dari Bahasa Inggris yaitu collection yang berarti kumpulan. Dalam Kamus Ilmiah Populer Kontemporer, kata koleksi berarti pengumpulan, kumpulan (Alex, 2005 :321).
Menurut buku Pedoman Pembinaan Koleksi dan Pengetahuan Literatur yang dikutip oleh Harahap (1998:2) menyatakan bahwa, "koleksi perpustakaan adalah semua bahan pustaka yang dikumpulkan, diolah, dan disimpan untuk disajikan kepada masyarakat guna memenuhi kebutuhan pengguna akan informasi".
Pemakai informasi mempunyai kebutuhan informasi yang berbeda sehingga sumber informasi yang diperlukan juga berbeda. Hal ini disebabkan oleh jenis dan tujuan perpustakaan itu sendiri yang juga berbeda. Perpustakaan harus menyediakan koleksi dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan pengguna akan informasi.
Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan koleksi adalah kumpulan sumber daya informasi baik tercetak maupun non-cetak (elektronik) yang disimpan secara sistematis di perpustakaan sehingga dapat digunakan oleh pengguna perpustakaan dalam memenuhi kebutuhan informasi pengguna.
2.2.2.1 Jenis Jenis Sumber Daya Informasi Elektronik
Dokumen elektronik dapat berupa buku elektronik (e-book), jurnal elektronik (e-journal), atau dokumen lain dalam format elektronik. Buku elektronik adalah buku yang diterbitkan dalam format elektronik. Pada prinsipnya muatan isi (content) buku elektronik sama dengan versi cetaknya. Hanya karena formatnya berbeda maka cara penggunaannya pun berbeda. Buku elektronik dapat dibeli secara utuh seperti halnya dengan buku biasa, terutama yang tersedia terekam dalam compact disk (CD) atau media rekam elektronik lainnya, tetapi saat ini sudah banyak tersedia dan dilanggan secara online. Jurnal elektronik (e-journal) pada prinsipnya tidak jauh beda dengan buku elektronik, muatan isi dalam jurnal elektronik sama dengan versi cetaknya.
Akan tetapi pada umumnya jurnal elektronik dilanggan secara online apakah per judul atau dalam bentuk paket. Biasanya bila perpustakaan melanggan jurnal elektronik selalu disertai back issu. Dokumen lain yang tersedia dalam format elektronik adalah seperti kamus elektronik, ensiklopedia elektronik dan sebagainya (Hasugian, 2008 :15).
Saat ini, perpustakaan modern tidak hanya melayankan sumber daya informasi tercetak saja, namun juga melayankan sumber daya informasi elektronik untuk memenuhi kebutuhan informasi pengguna perpustakaan. Brophy dkk (2000: 5) menyatakan bahwa sumber daya informasi elektronik adalah "every document in electronic form which needs special equipment to be used. Electronic resources include digital documents, electronic serials, database, patents in electronic form and networked audiovisual documents"
Pendapat di atas dapat diartikan bahwa sumber daya informasi elektronik adalah setiap dokumen dalam bentuk elektronik yang membutuhkan peralatan khusus untuk menggunakannya yang meliputi dokumen digital, terbitan berseri elektronik, database (pangkalan data), hak paten dalam format elektronik dan dokumen jaringan kerja audiovisual.
Sumber-sumber yang dapat digunakan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan, salah satunya adalah sumber daya informasi elektronik yang bersumber ari internet / online database. Sumber daya informasi ini dapat memperoleh informasi berupa karya-karya digital, misalnya E-journal, E-books, E-articles dan lainnya.
1. E-journal
Jurnal elektronik saat ini mulai diminati oleh pengguna perpustakaan, sehingga perpustakaan berinisiatif untuk menyediakan jurnal elektronik untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa dikarenakan berbagai keunggulannya.
LIPI (2005 :1) menyatakan bahwa, "Jurnal elektronik (E-journal) adalah sarana berbasis web untuk mengelola sebuah jurnal ilmiah maupun non-ilmiah. Sarana ini disediakan sebagai wadah bagi pengelola, penulis dan pembaca karya-karya ilmiah". Hal yang dijabarkan LIPI tersebut menganggap bahwa jurnal elektronik sebagai sarana yang berbasis web bagi penulis, penerbit dan pembaca karya ilmiah maupun non-ilmiah.
2. E-Book
E-Book adalah singkatan dari Electronic Book atau buku elektronik.
E-Book tidak lain adalah sebuah bentuk buku yang dapat dibuka secara elektronis melalui komputer. E-Book ini berupa file dengan format bermacam-macam, ada yang berupa pdf (portable document format) yang dapat dibuka dengan program Acrobat Reader dan sejenisnya. Ada juga yang dengan bentuk format html, yang dapat dibuka dengan browsing atau internet explorer secara offline. Ada juga yang berbentuk format exe (Ahmad.
2009:1).
Dari pernyataan di atas, dapat dinyatakan bahwa e-book (buku elektronik) adalah buku yang dikemas dalam format elektronik yang dapat pengguna peroleh dan akses dengan memanfaatkan komputer. Pengguna dapat menyimpan beberapa banyak buku elektronik dalam sebuah media seperti flashdrive dan bisa dibawa kemana-mana, sedangkan buku dalam format tercetak akan sulit dibawa kemana-mana dalam jumlah yang banyak.
Pembuatan buku dalam format elektronik juga merupakan suatu usaha untuk melestarikan informasi-informasi yang semula terdapat pada buku tercetak.
Buku dalam format tercetak lebih mudah rusak dan biaya perawatannya tak jarang mahal, maka lebih baik jika kemudian dilakukan transfer data/informasi dari buku ke buku elektronik (e-book) untuk menjaga kelestarian informasi yang ada.
3. E-Article
E-Article atau artikel elektronik adalah artikel yang dikemas dalam format elektronik. Artikel elektronik dapat kita temukan dalam jurnal elektronik atau dalam bentuk artikel lepas.
Dalam Wikipedia (2010 :1) dinyatakan bahwa :
"electronic articles are articles in scholarly journals or magazines that can be accessed via electronic transmission. There are a specialized form of electronic document, with a specialized content, purpose, format, metadata, and, availability- they consist of individual articles from scholarly journals or magazines (and now sometimes popular magazines), they have the purpose of providing material for academic research and study".
Pernayataan diatas menunjukkan bahwa artikel elektronik adalah artikel yang terdapat dalam jurnal atau majalah ilmiah yang dapat diakses melalui transmisi elektronik. Artikel elektronik merupakan bentuk khusus dari dokumen elektronik, dengan konten khusus, tujuan, format dan metadata. Artikel elektronik ini ditujukan untuk penyediaan informasi, baik untuk kegiatan pendidikan maupun sebagai bahan rujukan untuk penelitian akademik. Artikel elektronik dapat ditemukan dalam jurnal online (elektronik), sebagai versi online dari artikel yang terbit dalam jurnal tercetak.
2.3 Kebutuhan Informasi
Setiap orang tentu memiliki kebutuhan informasi masing masing, dan beragam jenisnya. Umumnya kembali kepada beberapa hal seperti : lingkungan, tingkat intelektualitas, tuntutan pekerjaan, serta banyaknya informasi yang tersedia. Informasi dibutuhkan pengguna untuk menambah pengetahuan, memenuhi tugas dan kebutuhan dalam pekerjaan dan kehidupan sehari-hari dan juga meningkatkan ketrampilan. Informasi menjadi kebutuhan
pokok bagi sebagian orang, bilamana kebutuhan informasi tidak terpenuh maka akan terasa sulit baginya. Maka, informasi menjadi kebutuhan pokok dan keinginan bagi setiap orang yang membutuhkannya.
Krikelas (1983: 5), menyatakan bahwa “when the current state of possessed knowledge is less than needed” atau “kebutuhan informasi timbul ketika pengetahuan yang dimiliki seseorang kurang dari yang dibutuhkan, sehingga mendorong seseorang untuk mencari kebutuhan informasi”.
Dilain sisi, Miranda and Tapanoff (2008:1), menyatakan bahwa “information need is defined as a state or process started when one perceives that there is a gap between the information and knowledge available to solve a problem and the actual solution of the problem” atau dapat diartikan “Kebutuhan informasi sebagai sebuah keadaan atau proses yang diawali ketika seseorang mulai merasa informasi dan pengetahuan yang dimilikinya masih belum cukup (kurang), informasi juga dibutuhkan dalam menyelesaikan suatu masalah untuk menentukan solusi apa yang tepat untuk menyelesaikan masalah tersebut”.
Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat kita simpulkan bahwa, kebutuhan informasi tumbuh pada setiap aspek kehidupan manusia. Tergantung pada karakteristik personal yaitu kebutuhan yang berhubungan dengan gaya hidup, lingkungan, pekerjaan, dan sebagainya.
2.3.1 Jenis Kebutuhan Informasi
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, setiap orang memiliki kebutuhan informasi masing masing, dan beragam jenisnya. Maka, tentu ada banyak bentuk bentuk daripada kebutuhan informasi bagi tiap tiap orang terlepas dari apapun latar belakangnya.
Nicholas (2000), mengemukakan bahwa “to identify 11 major characteristic of information needs : subject, function, nature, intellectual level, viewpoint, quality/authority, quantity, date/currency, speed of delivery, place of publication/origin, and processing and packaging”, atau dapat diartikan “ada 11 karakteristik untuk mengidentifikasi kebutuhan informasi diantaranya : pokok masalah, fungsi, sifat, tingkat intelektual, titik pandang, kuantitas, kualitas, batas waktu informasi, kecepatan pengiriman, tempat asal publikasi, pemrosesan dan pengemasan.
Senada dengan pendapat Nicholas (2000) diatas, Ishak (2006) menyatakan bahwa kebutuhan informasi memiliki sebelas karakteristik yang dapat menunjukkan wujud dari kebutuhan informasi tersebut. Berikut uraian tentang kesebelas karakteristik tersebut :
1. Pokok Masalah (subject)
Subjek yang terkandung dalam suatu informasi merupakan karakteristik kebutuhan informasi yang paling jelas dan segera terlihat. Ada tiga aspek yang harus dipertimbangkan dalam menguraikan pokok masalah, yaitu : 1) berapa banyak pokok masalah yang terkandung dalam suatu informasi, 2) seberapa jauh kedalaman pokok masalah itu, dan 3) apakah terdapat masalah dalam menentukan subjek yang lebih rinci.
2. Fungsi (function)
Setiap pemakai informasi memiliki fungsi yang berbeda-beda dalam memanfaatkan informasi, tergantung pada kegiatan dan hasil kegiatan dari pemakai informasi. Pada dasarnya pemakai membutuhkan informasi dengan tujuan untuk memenuhi lima fungsi pokok yaitu, 1) fungsi temuan (fact-finding), 2) fungsi aktualisasi informasi (current awareness), 3) fungsi penelitian (research), 4) fungsi penyegaran (briefing), 5) fungsi pendorong (stimulus).
3. Sifat (nature)
Sifat informasi merujuk pada ciri esensial yang ada pada suatu informasi, yaitu apakah informasi itu memiliki salah satu sifat berikut, seperti : berubah pada periode tertentu, atau kebutuhan informasi berbeda antara satu orang dengan lainnya.
4. Tingkat Intelektual (Intellectual level)
Informasi baru dapat dipahami secara efektif oleh pemakai bila memiliki prasyarat keluasan pengetahuan minimum atau tingkat kecerdasan tertentu.
Sehingga dalam konsep kebutuhan informasi terkandung karakteristik yang berkaitan dengan tingkat intelektual pemakai.
5. Titik Pandang (viewpoint)
Informasi dalam ilmu sosial sering dituangkan dengan titik pandang atau pendekatan tertentu. Untuk memudahkan titik pandang tersebut maka dibuat kategori berdasarkan pada pemikiran, orientasi politik, pendekatan positif-negatif, dan orientasi disiplin ilmu.
6. Kuantitas (quantity)
Pemakai informasi membutuhkan jumlah atau kuantitas yang berbeda dalam memenuhi keperluan tugas pekerjaan atau dalam memecahkan suatu permasalahan. Jumlah informasi yang dibutuhkan sangat tergantung pada sifat individu pemakai, artinya setiap pemakai dianggap mampu menentukan batasan kebutuhan informasi masing-masing.
7. Kualitas (quality)
Kualitas kebutuhan informasi sangat tergantung pada sifat individu pemakai informasi. Sehingga keputusan penggunaan informasi berdasarkan pada kualitas ini bersifat pribadi. Untuk dapat melakukan pemilihan kebutuhan informasi berdasarkan kualitas secara tepat, sangat diperlukan pemahaman yang mendalam terhadap pemakai informasi.
8. Batas Waktu Informasi (date)
Untuk memahami kebutuhan informasi pemakai berdasarkan karakteristik batas waktu informasi, ada dua pertanyaan yang harus diajukan. Pertanyaan tersebut adalah, 1) seberapa lama informasi masa lampau yang dibutuhkan? dan 2) seberapa baru informasi yang diperoleh? Pertimbangan utama yang menentukan ialah berapa lama umur informasi dalam simpanan berkas yang ada. Informasi pada setiap disiplin ilmu yang ada akan memiliki umur penyimpanan berkas informasi berbeda-beda.
9. Kecepatan Pengiriman (speed of delivery)
Informasi diupayakan secepatnya sampai pada pemakai, dan diharapkan tidak terhenti dalam masa transit atau penyebarannya, sehingga aktualitas informasi dapat dijaga. Hal ini berarti informasi jangan sampai tidak up-to-date kemanfaatannya.
10. Tempat Asal Publikasi (place)
Bagi pemakai informasi, tempat asal publikasi bisa menjadi masalah. Masalah tersebut berhubungan dengan tiga hal utama, yaitu : 1) pokok masalah dalam informasi, 2) posisi pengguna, dan 3) kelancaran bahasa.
11. Pemrosesan dan Pengemasan (Processing and Packaging)
Pemrosesan berkaitan dengan cara penyajian informasi dari pokok pikiran dan riset yang sama, sedangkan pengemasan berkaitan dengan tampilan luar atau bentuk fisik dari informasi.
Berhubungan dengan tugas pekerjaan, Javerlin (2004 :10) memberi klasifikasi terhadap jenis kebutuhan informasi, yaitu :
1. Problem information describes the structure, properties and requirements of the problem at hand. For example, in bridge construction, information on the type and purpose of the bridge and on the building site constitute problem information. It is typically available in the problem environment, but, in the case of previous problems of the same type, it may also be available in documents.
2. Domain information consists of known facts, concepts, laws and theories in the domain of the problem. For example, in bridge construction, information on the strength and thermal expansion of steel belongs to domain information. This is, typically, tested scientific and technological information published in journals and textbooks.
3. Problem-solving information. Covers the methods of problem treatment. It describes how problems should be seen and formulated, what problem and domain information should be used (and how) in order to solve the problems. For example, in bridge construction, the design engineers’s heuristics concerning the pros and cons of various bridge design types constitute problem-solving information. It is instrumental information and typically available only from knowledgeable persons (or experts)
Pendapat Javerlin di atas dapat diartikan sebagai berikut :
1. Informasi yang berkaitan dengan masalah, menggambarkan struktur, sifat, dan syarat dari masalah yang sedang dihadapi, misalnya dalam masalah konstruksi jembatan, informasi yang dibutuhkan adalah mengenai jenis, tujuan dan masalah yang dihadapi dalam membangun konstruksi jembatan. Pada kasus ini kemungkinan telah ada sumber informasi yang membahas hal sama.
2. Informasi yang berkaitan dengan wilayah terdiri dari pengetahuan tentang fakta, konsep, hukum, dan teori dari wilayah pemasalahan. Misalnya, dalam masalah konstruksi jembatan, wilayah informasi yang diperlukan adalah kekuatan dan tingkat pemuaian besi. Jenis informasi yang dibutuhkan berupa uji ilmiah dan teknologi informasi. Informasi tersebut terdapat dalam terbitan jurnal ilmiah dan
2. Informasi yang berkaitan dengan wilayah terdiri dari pengetahuan tentang fakta, konsep, hukum, dan teori dari wilayah pemasalahan. Misalnya, dalam masalah konstruksi jembatan, wilayah informasi yang diperlukan adalah kekuatan dan tingkat pemuaian besi. Jenis informasi yang dibutuhkan berupa uji ilmiah dan teknologi informasi. Informasi tersebut terdapat dalam terbitan jurnal ilmiah dan