BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
2.3 Kebutuhan Informasi
2.3.1 Jenis Kebutuhan Informasi
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, setiap orang memiliki kebutuhan informasi masing masing, dan beragam jenisnya. Maka, tentu ada banyak bentuk bentuk daripada kebutuhan informasi bagi tiap tiap orang terlepas dari apapun latar belakangnya.
Nicholas (2000), mengemukakan bahwa “to identify 11 major characteristic of information needs : subject, function, nature, intellectual level, viewpoint, quality/authority, quantity, date/currency, speed of delivery, place of publication/origin, and processing and packaging”, atau dapat diartikan “ada 11 karakteristik untuk mengidentifikasi kebutuhan informasi diantaranya : pokok masalah, fungsi, sifat, tingkat intelektual, titik pandang, kuantitas, kualitas, batas waktu informasi, kecepatan pengiriman, tempat asal publikasi, pemrosesan dan pengemasan.
Senada dengan pendapat Nicholas (2000) diatas, Ishak (2006) menyatakan bahwa kebutuhan informasi memiliki sebelas karakteristik yang dapat menunjukkan wujud dari kebutuhan informasi tersebut. Berikut uraian tentang kesebelas karakteristik tersebut :
1. Pokok Masalah (subject)
Subjek yang terkandung dalam suatu informasi merupakan karakteristik kebutuhan informasi yang paling jelas dan segera terlihat. Ada tiga aspek yang harus dipertimbangkan dalam menguraikan pokok masalah, yaitu : 1) berapa banyak pokok masalah yang terkandung dalam suatu informasi, 2) seberapa jauh kedalaman pokok masalah itu, dan 3) apakah terdapat masalah dalam menentukan subjek yang lebih rinci.
2. Fungsi (function)
Setiap pemakai informasi memiliki fungsi yang berbeda-beda dalam memanfaatkan informasi, tergantung pada kegiatan dan hasil kegiatan dari pemakai informasi. Pada dasarnya pemakai membutuhkan informasi dengan tujuan untuk memenuhi lima fungsi pokok yaitu, 1) fungsi temuan (fact-finding), 2) fungsi aktualisasi informasi (current awareness), 3) fungsi penelitian (research), 4) fungsi penyegaran (briefing), 5) fungsi pendorong (stimulus).
3. Sifat (nature)
Sifat informasi merujuk pada ciri esensial yang ada pada suatu informasi, yaitu apakah informasi itu memiliki salah satu sifat berikut, seperti : berubah pada periode tertentu, atau kebutuhan informasi berbeda antara satu orang dengan lainnya.
4. Tingkat Intelektual (Intellectual level)
Informasi baru dapat dipahami secara efektif oleh pemakai bila memiliki prasyarat keluasan pengetahuan minimum atau tingkat kecerdasan tertentu.
Sehingga dalam konsep kebutuhan informasi terkandung karakteristik yang berkaitan dengan tingkat intelektual pemakai.
5. Titik Pandang (viewpoint)
Informasi dalam ilmu sosial sering dituangkan dengan titik pandang atau pendekatan tertentu. Untuk memudahkan titik pandang tersebut maka dibuat kategori berdasarkan pada pemikiran, orientasi politik, pendekatan positif-negatif, dan orientasi disiplin ilmu.
6. Kuantitas (quantity)
Pemakai informasi membutuhkan jumlah atau kuantitas yang berbeda dalam memenuhi keperluan tugas pekerjaan atau dalam memecahkan suatu permasalahan. Jumlah informasi yang dibutuhkan sangat tergantung pada sifat individu pemakai, artinya setiap pemakai dianggap mampu menentukan batasan kebutuhan informasi masing-masing.
7. Kualitas (quality)
Kualitas kebutuhan informasi sangat tergantung pada sifat individu pemakai informasi. Sehingga keputusan penggunaan informasi berdasarkan pada kualitas ini bersifat pribadi. Untuk dapat melakukan pemilihan kebutuhan informasi berdasarkan kualitas secara tepat, sangat diperlukan pemahaman yang mendalam terhadap pemakai informasi.
8. Batas Waktu Informasi (date)
Untuk memahami kebutuhan informasi pemakai berdasarkan karakteristik batas waktu informasi, ada dua pertanyaan yang harus diajukan. Pertanyaan tersebut adalah, 1) seberapa lama informasi masa lampau yang dibutuhkan? dan 2) seberapa baru informasi yang diperoleh? Pertimbangan utama yang menentukan ialah berapa lama umur informasi dalam simpanan berkas yang ada. Informasi pada setiap disiplin ilmu yang ada akan memiliki umur penyimpanan berkas informasi berbeda-beda.
9. Kecepatan Pengiriman (speed of delivery)
Informasi diupayakan secepatnya sampai pada pemakai, dan diharapkan tidak terhenti dalam masa transit atau penyebarannya, sehingga aktualitas informasi dapat dijaga. Hal ini berarti informasi jangan sampai tidak up-to-date kemanfaatannya.
10. Tempat Asal Publikasi (place)
Bagi pemakai informasi, tempat asal publikasi bisa menjadi masalah. Masalah tersebut berhubungan dengan tiga hal utama, yaitu : 1) pokok masalah dalam informasi, 2) posisi pengguna, dan 3) kelancaran bahasa.
11. Pemrosesan dan Pengemasan (Processing and Packaging)
Pemrosesan berkaitan dengan cara penyajian informasi dari pokok pikiran dan riset yang sama, sedangkan pengemasan berkaitan dengan tampilan luar atau bentuk fisik dari informasi.
Berhubungan dengan tugas pekerjaan, Javerlin (2004 :10) memberi klasifikasi terhadap jenis kebutuhan informasi, yaitu :
1. Problem information describes the structure, properties and requirements of the problem at hand. For example, in bridge construction, information on the type and purpose of the bridge and on the building site constitute problem information. It is typically available in the problem environment, but, in the case of previous problems of the same type, it may also be available in documents.
2. Domain information consists of known facts, concepts, laws and theories in the domain of the problem. For example, in bridge construction, information on the strength and thermal expansion of steel belongs to domain information. This is, typically, tested scientific and technological information published in journals and textbooks.
3. Problem-solving information. Covers the methods of problem treatment. It describes how problems should be seen and formulated, what problem and domain information should be used (and how) in order to solve the problems. For example, in bridge construction, the design engineers’s heuristics concerning the pros and cons of various bridge design types constitute problem-solving information. It is instrumental information and typically available only from knowledgeable persons (or experts)
Pendapat Javerlin di atas dapat diartikan sebagai berikut :
1. Informasi yang berkaitan dengan masalah, menggambarkan struktur, sifat, dan syarat dari masalah yang sedang dihadapi, misalnya dalam masalah konstruksi jembatan, informasi yang dibutuhkan adalah mengenai jenis, tujuan dan masalah yang dihadapi dalam membangun konstruksi jembatan. Pada kasus ini kemungkinan telah ada sumber informasi yang membahas hal sama.
2. Informasi yang berkaitan dengan wilayah terdiri dari pengetahuan tentang fakta, konsep, hukum, dan teori dari wilayah pemasalahan. Misalnya, dalam masalah konstruksi jembatan, wilayah informasi yang diperlukan adalah kekuatan dan tingkat pemuaian besi. Jenis informasi yang dibutuhkan berupa uji ilmiah dan teknologi informasi. Informasi tersebut terdapat dalam terbitan jurnal ilmiah dan buku teks.
3. Informasi sebagai pemecahan masalah, menggambarkan bagaimana melihat dan memformulasikan masalah, wilayah informasi yang bagaimana yang akan digunakan dalam upaya memecahkan masalah. Misalnya dalam konstruksi jembatan, insinyur perencana akan menghadapi pro dan kontra mengenai berbagai informasi tentang desain jenis jembatan. Ini hanya dapat dipecahkan pada keahlian seseorang dan pengetahuan yang dimiliki.
Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa pada dasarnya informasi merupakan hal yang penting dalam setiap kebutuhan semua orang. Maka penting untuk dapat diketahui bagaimana dan mengenali ciri ciri daripada kebutuhan informasi tersebut.