• Tidak ada hasil yang ditemukan

BABBI PENDAHULUAN

F. ManfaatBPenelitian 1. Bagi Universitas

5. Jenis-jenisBMetodeBMengajarBGuru

Menurut Sriyono d1987: 99 - 121) jenis-jenis metode mengajar guru adalah sebagai berikut:

a. Metode Ceramah

Metode ceramah adalah penuturan atau penjelasan guru secara lisan, di mana dalam pelaksanaannya guru dapat menggunakan alat bantu mengajar untuk memperjelas uraian yang disampaikan kepada siswanya.

b. Metode Tanya Jawab

Metode ini telah dipakai sejak dulu kala. Pertanyan-pertanyaan yang baik akan sangat bermanfaat dan menguntungkan para siswa. c. Diskusi

Diskusi merupakan forum pembicaraan yang dipimpin oleh seorang pemimpin dengan proses pembicaraan yang terarah pada pemahaman dan pertimbangan mengenai suatu permasalahan yang disertai oleh pertukaran ide, pendapat, pengalaman, saran dari peserta diskusi sehingga menghasilkan suatu kesimpulan yang dapat diterima oleh peserta.

d. Metode Drill d Latihan Siap )

Drill adalah latihan dengan praktek yang dilakukan berulang kali atau kontinyu atau untuk mendapatkan keterampilan dan ketangkasan praktis tentang pengetahuan yang dipelajari.

e. Metode Resitasi

Metode ini digunakan terutama untuk merangsang anak tekun, rajin dan giat belajar. Resitas tidak sama dengan pekerjaan rumah lebih luas dari pada itu.

f. Metode Demonstrasi dan Eksperimen

Metode demonstrasi dimaksudkan sebagai suatu kegiatan memperlibatkan suatu gerak atau proses kerja sesuatu. Adapun metode eksperimen dimaksudkan sebagai suatu cara memperoleh pengetahuan atau keterampilan dengan mencoba, berbuat atau melakukannya. Jadi aktivitas siswa lebih banyak pada mempraktekkan sesuatu yang telah diamati.

g. Metode Sosio Drama

Metode sosio drama adalah suatu metode mengajar yang dilakukan dengan cara mendramatisasikan suatu tindakan atau tingkah laku dalam hubungan sosial. Dengan kata lain guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan kegiatan masyarakat.

h. Metode Problem Solving

Metode problem solving adalah suatu cara mengajar dengan menghadapkan siswa kepada suatu masalah agar dipecahkan atau diselesaikan.

i. Metode Karya Wisata

Metode ini memungkinkan siswa lebih mengenal realita kehidupan masyarakat, mampu mengamati, meneliti dan mempelajari suatu obyek di luar sekolah.

j. Metode Kerja Kelompok

Metode kerja kelompok dipakai dalam interaksi belajar mengajar agar siswa-siswa bisa bekerja bersama-sama atau bergotong-royong membahas dan memecahkan suatu masalah.

6. GayaBMengajarBGuru

Kesesuaian gaya mengajar guru dengan gaya belajar siswa akan mempertinggi efektivitas belajar. Gaya mengajar guru atau gaya memimpin guru di kelas sebagai berikut:

a. Gaya Otoriter

Semua ditentukan oleh guru dimana gurulah yang memberikan komentar.

b. Gaya Demokratis

Semua ditentukan oleh guru bersama dengan murid dan guru berusaha supaya interaksi antar-siswa seintensif mungkin.

c. Gaya Laissez-faire dmembiarkan)

Semua ditentukan oleh siswa sendiri dan guru tidak memberikan pengarahan atau komentar kecuali bila diminta.

Menurut Nasution d1984: 119-120) sikap guru dalam kelas sebagai berikut:

d. Sikap Otoriter

Sikap otoriter ini mengatur setiap perbuatan siswa, bila perlu dengan paksaan dan hukuman. Macam-macam cara akan digunakan oleh guru untuk mengharuskan anak belajar, di sekolah maupun di rumah. Tak jarang guru menjadi otoriter dan menggunakan kekusaannya untuk mencapai tujuannya tanpa lebih jauh mempertimbangkan akibatnya bagi anak, khususnya bagi perkembangan pribadinya.

e. Sikap Permissive

Sikap ini membiarkan siswa berkembang dalam kebebasan tanpa banyak tekanan frustasi, larangan, perintah atau paksaan. Guru tidak menonjolkan dirinya dan berada di belakang dtidak terlibat langsung dengan kegiatan siswa) untuk memberikan bantuan bila diperlukan. f. Sikap Riil

Dalam sikap ini siswa diberi kesempatan yang cukup untuk bermain bebas tanpa diatur atau diawasi ketat oleh guru. Di samping itu mereka harus pula melakukan kegiatan menurut petunjuk dan di

bawah pengawasan guru. Jadi sikap riil ini memberi kebebasan tapi juga dengan aturan yang harus ditaati.

Menurut Kurt Lewin dalam buku yang ditulis oleh Heinz Kock d1981: 89 - 90) membedakan tiga macam cara dalam pendidikan yaitu: a. Aouthoriter atau autokratis

Ciri-cirinya yaitu banyak pemaksaan dan pemeriksaan, siswa kurang berinisiatif sendiri dan kurang bertanggung jawab.

b. Sosialintegratif d koperatif, demokratis )

Ciri-cirinya yaitu siswa banyak berinisiatif dan bertanggung jawab, pemeriksaan hanya sejauh yang diperlukan

c. Laissez-faire

Ciri-cirinya tidak ada pemaksaan dan pemeriksaan sama sekali.

7. SikapBGuruBdalamBMengajar

Nasution d1984: 122 - 124) mengemukakan tiga hal di mana guru harus menentukan sikapnya yaitu:

a. Anak atau bahan pelajaran

Guru tidak cukup hanya menguasai mata pelajaran akan tetapi juga harus mampu melibatkan pribadi siswa dalam pelajaran untuk mencapai hasil yang diharapkan.

b. Guru sebagai model

Fungsi guru yang paling utama adalah memimpin siswa, membawa mereka ke arah tujuan yang tegas. Guru itu, di samping

orang tua, harus menjadi model atau suri teladan bagi siswa. Sehingga siswa mendapat rasa keamanan dengan adanya model itu dan rela menerima petunjuk maupun teguran bahkan hukuman.

c. Kesulitan dalam belajar

Dengan kesukaran maka akan memperoleh banyak hal. Maka guru tidak hanya memberikan kegembiraan tetapi juga siswa dituntun untuk menghadapi kesukaran sehingga dapat memperoleh banyak hal yang bermanfaat.

Menurut Arikunto d1990: 268 – 269) sikap ideal bagi guru adalah: a. Guru sebagai pengelola proses pembelajaran. Guru merancang

kegiatanya dengan baik dan rinci.

b. Guru sebagai moderator. Guru sebagai pengatur lalu-lintas pembicaraan di kelas.

c. Guru sebagai motivator. Memberikan motivasi yang menumbuhkan kemauan siswa.

d. Guru sebagai Fasilitator. Memberikan kemudahan dan sarana kepada siswa agar dapat aktif belajar menurut kemampuannya.

e. Guru sebagai evaluator. Dengan mengadakan evaluasi terhadap hasil dan proses pembelajaran yang berlangsung.

Good dan Brophy berpendapat bahwa sikap guru yang baik terlihat dalam tiga hal sebagai berikut dSuharsimi Arikunto: 270-271):

1. Tampak menyukai dirinya dmau bersolek – tidak acuh terhadap dirinya).

2. merasakan keberhasilan diri dan kemamfaatan dirinya bagi orang lain.

3. memiliki perhatian yang bervariasi, menyukai banyak hal misalnya: kesenian, sastra, teknik, dan lain-lainnya.

b. Sikap terhadap profesi, pekerjaan guru yang dipilih, dan menyenangi kawan sejawatnya, yang dapat terlihat dari indikator:

1. Merasakan bahwa yang dilakukan mempunyai manfaat bagi pedidikan anak-anak.

2. Menikmati, merasakan puas akan pekerjaan yang telah dimiliki seakan-akan tidak ingin mencari pekerjaan lainnya.

3. Merasakan bahwa apa yang dilakukan sudah merupakan alternatif terbaik karena sudah dipikirkan dengan baik, teliti, cermat, dan sudah mengerahkan semua kemampuan yang dimilikinya.

4. Tidak enggan menerima saran dari kawan guru, dan bila perlu tidak enggan pula bertanya kepada kawan sejawat tanpa pandang derajat, pangkat, sosio ekonomi, dan juga usia.

c. Sikap terhadap siswa, yang ditandai oleh indikator antara lain:

1. Menyadari bahwa tiap-tiap siswa merupakan individu yang unik sehingga perlu serta pelayanan yang khusus pula.

2. Mengenali paling sedikit satu macam keistimewaan pada diri masing-masing siswa sehingga tidak akan meremehkan siswa.

3. Bersedia mendorong setiap siswa tanpa mengenal pilih kasih. 4. Mengenal ada di mana siswa berada sehingga guru dapat dengan

tepat menempatkan diri untuk mengajak siswa untuk maju belajar. Selain itu sifat guru yang baik adalah guru harus dTeam Didaktik, 1987: 20):

a. Berwibawa b. Jujur

c. Bertanggung jawab

d. Adil bijaksana dalam memutuskan sesuatu e. Rajin

f. Mudah bergaul dan tidak sombong g. Cinta kepada tugasnya

h. Bisa mendisiplin diri sendiri

i. Pemaaf, tetapi juga harus dapat bersifat tegas di mana pun. j. Tidak lekas marah

k. Mau mendengar pendapat orang lain d tidak fanatik )

l. Selalu ingin menyelaraskan pengetahuannya dan meningkatkan kecakapan profesinya dengan perkembangan ilmu pengetahuan terakhir.

m. Loyalitas terhadap bangsa dan negaranya.

n. Tidak mengharapkan balas budi karena jasanya terhadap siswanya.

8. JenisBPekerjaan

Guru Pekerjaan ini tidak bisa dilakukan oleh orang yang tidak memiliki keahlian untuk melakukan kegiatan atau pekerjaan sebagai guru. Orang pandai berbicara dalam bidang-bidang tertentu belum dapat disebut sebagai guru. Untuk menjadi guru diperlukan persyaratan-persyaratan khusus, apalagi sebagai guru yang profesional yang harus menguasai betul seluk beluk pendidikan dan pengajaran dengan berbagai ilmu pengetahuan lainnya yang perlu dibina dan dikembangkan melalui masa pendidikan tertentu atau pendidikan prajabatan dMoh User Usman,1997: 5). Menurut Riwanto d1994 : 166 – 167) jenis pekerjaan dibagi ke dalam delapan d8) golongan yaitu sebagai berikut:

a. Tenaga profesional, teknisi dan yang sejenis b. Tenaga kepemimpinan dan ketatalaksanaan c. Tenaga tata usaha dan tenaga yang sejenis d. Tenaga usaha penjualan

e. Tenaga usaha jasa

f. Tenaga usaha pertanian, kehutanan, perburuan dan perikanan g. Tenaga produksi, operator alat angkutan, pekerja kasar h. Lainnya

Dalam penelitian ini peneliti hanya akan melihat latar belakang pekerjaan orang tua dari jenis pekerjaan pada poin d a ) tenaga profesional yaitu tenaga pendidik atau bukan tenaga pendidik. Guru yang dimaksud

adalah guru yang bekerja dalam dunia pendidikan formal yaitu guru yang mengajar di sekolah baik guru PNS maupun guru swasta.

9. ProsesBPengajaranByangBBaik

Dalam buku yang ditulis oleh Soekartawi d1995: 34 - 39) disebutkan ada beberapa pandangan dari ahli-ahli pendidikan tentang profil seorang pengajar yaitu sebagai berikut:

a. Hamachek dalam bukunya Characteristic of Good Teachers and Implications for Teacher Educators d1969), memberikan karakteristik profil seorang pengajar yang baik yaitu:

1) Dalam memberikan bahan ajar, ia harus dapat fleksibel, tidak kaku pada bahan ajar yang ia berikan.

2) Dapat menerima pendapat atau usul siswa yang belajar, apakah itu pendapat yang benar atau yang salah.

3) Mampu menunjukkan kepribadian yang baik.

4) Bersedia melakukan penelitian tentang ilmu pengetahuan yang diajarkan, kemudian hasil penelitian dipakai sebagai bagian dari bahan ajar.

5) Mempunyai keterampilan atau cara yang spesifik dalam membuat pertanyaan-pertanyaan di kelas untuk mendorong motivasi siswa. 6) Menguasai ilmu pengetahuan dbahan ajar) yang diberikan.

7) Menyiapkan bahan evaluasi dbahan ujian) secara jelas dan menerangkan kriteria yang dipakai di dalam melakukan evaluasi.

8) Meluangkan waktu untuk membantu siswa yang belajar. 9) Mempunyai sikap yang menarik dan ramah.

10) Menggunakan cara tanya jawab.

b. Hildebrand dan Wilson d1973) dalam penelitian mereka kepada mahasiswa untuk mengidentifikasi pengajar yang baik disebutkan sebagai berikut:

1) Bila ia memberikan bahan ajar, maka pendapatnya perlu dibandingkan dengan ahli yang lain, yang maksudnya untuk memberikan wawasan yang luas kepada mahasiswanya.

2) Bahan ajar yang diberikan disertai dengan contoh yang konkret yang didasarkan pada hasil penelitian terbaru.

3) Mempunyai cara penyampaian bahan ajar yang baik. 4) Mampu menerangkan persoalan dengan jelas.

5) Menyenangi pekerjaannya, sehingga ia merasa “kerasan” atau “betah” d senang ) dalam melakukan pekerjaannya.

6) Mempunyai sifat yang dinamis dan intusiastik.

7) Dapat memberikan bahan ajar dengan cara yang mudah diterima oleh sebagian besar siswa.

8) Mengundang siswa untuk bertanya

9) Cepat mengetahui apakah siswanya menyenangi bahan ajar yang diberikan.

10) Pengajar harus mengetahui kemajuan dari bahan ajar yang diberikan.

11) Selipkan humor di dalam memberikan bahan ajar.

c. Shackelford dan Henak d1990 ) dalam bukunya “Readings to Help You Enhance Student Learning” memberikan sepuluh kriteria ciri-ciri pengajar yang efektif yaitu:

1) Mempunyai intusiastik.

2) Mempunyai keterampilan berkomunikasi.

3) Dapat menjelaskan persoalan secara jelas dan tidak berbelit-belit. 4) Menguasai bahan ajar.

5) Mampu membuat suasana menjadi hidup. 6) Fleksibel dalam arti tidak kaku.

7) Memberikan bahan ajar terorganisasi secara rapi sesuai dengan silabus dan satuan acara pengajaran yang ditetapkan.

8) Adil dalam memberikan nilai.

9) Mau menerima umpan balik dari siswa. 10) Akrap dengan situasi di kelas.

d. Menurut Midley d1982) ada empat karakteristik dari mengajar yang efisien yaitu:

1) Penampilan pengajar dpenguasaan bahan ajar), persiapan mengajar dan sebagainya.

2) Cara mengajar dpemilihan model instruksi, alat bantu mengajar dan evaluasi yang dipakai).

3) Kompetensi dalam mengajar.

Menurut Mohamad Surya d2004: 77 – 79) proses pengajaran yang efektif dapat terbentuk melalui pengajaran yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Berpusat pada siswa.

2. Interaksi edukatif antara guru dengan siswa. 3. Suasana demokratis.

4. Variasi metode mengajar 5. Guru profesional

6. Bahan yang sesuai dan bermanfaat 7. Lingkungan yang kondusif.

8. Sarana belajar yang menunjang.

B. TajianBHasilBPenelitianByangBRelevan

Penelitian yang dilakukan oleh Wens Tanlain dibukukan dalan jurnal penelitian dengan judul “Studi Tentang Alasan-alasan Mahasiswa Menempuh Pendidikan Guru Para Mahasiswa Angkatan 2003, 2004, 2005, Program Studi D-II PGSD, JIP, FKIP, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta”. Tujuan penelitian tersebut adalah d1) mengidentifikasi isi jawaban para mahasiswa ke dalam kategori-kategori: tujuan–alasan; alasan; d2) mengidentifikasi jumlah alasan para mahasiswa ke dalam kategori-kategori: satu alasan; dua alasan; tiga alasan, dan d3) mengidentifikasi orientasi alasan-alasan para mahasiswa ke dalam kategori-kategori seperti yang dikemukakan Rosenberg d1957). Dari hasil penelitian tersebut diketahui alasan mahasiswa menempuh pendidikan

keguruan adalah kerja dan cepat diangkat, masa depan lebih baik, ikut membangun bangsa, tugas mulia, tidak menyita banyak waktu, ingin mendidik anak-anak, dan menyukai anak-anak.

Penelitian yang dilakukan oleh Paul Suparno dengan judul “Minat dan Motivasi Mahasiswa Pendidikan Fisika USD untuk Menjadi guru dan Perkembangannya”. Dari hasil penelitiannya disimpulkan bahwa d1) minat awal mahasiswa untuk menjadi guru kurang tinggi, d2) minat mahasiswa sesudah menjalani proses pendidikan di USD bertambah secara signifikan, d3) motivasi utama mahasiswa masuk prodi Pendidikan Fisika USD ingin cepat selesai studi dan bekerja, dan d4) hal yang menurut mahasiswa banyak mengembangkan minat dan profesionalitas menjadi guru adalah kuliah fisika, kuliah pendidikan, PPL, guru dan teman.

Penelitian yang dilakukan oleh Sofyan Tan dengan judul “Minat Jadi Guru Rendah”. Dari hasil penelitian yang dilakukannya diketahui hal yang mempengaruhi seseorang menjadi guru yaitu karena gaji yang besar, namun hal tersebut terjadi pada luar negeri sehingga menyebabkan banyak warga Indonesia yang menjadi guru di luar negeri dari pada di negara sendiri.

C. TerangkaBBerpikir

1. Pengaruh persepsi siswa mengenai metode mengajar guru terhadap minat siswa untuk menjadi guru

Persepsi merupakan anggapan seseorang tehadap suatu kejadian. Metode mengajar merupakan cara penjelasan guru dalam menyampaikan materi. Jika siswa beranggapan bahwa metode mengajar guru baik maka dapat berakibat semakin tinggi pula minat siswa untuk menjadi guru, tetapi jika siswa beranggapan bahwa metode mengajar guru tidak baik maka dapat berakibat semakin rendah pula minat siswa menjadi guru . 2. Pengaruh persepsi siswa mengenai gaya mengajar guru terhadap minat

siswa untuk menjadi guru

Gaya mengajar merupakan tindakan guru dalam mengelola kelas dan interaksi dengan siswa. Jika gaya mengajar guru membuat siswa ikut berperan serta dalam kegiatan belajar mengajar maka akan menarik minat siswa untuk menjadi guru. Namun sebaliknya apabila gaya mengajar guru menjadi tekanan bagi siswa dan tidak melibatkan siswa dalam kegiatan belajar mengajar makan akan menurunkan minat siswa untuk menjadi guru.

3. Pengaruh persepsi siswa mengenai sikap guru dalam mengajar terhadap minat siswa untuk menjadi guru

Sikap guru sangat bervariasi, antara guru yang satu dengan yang lain akan berbeda pula sikap mereka. Sikap merupakan tingkah laku guru baik di sekolah maupun di luar sekolah. Apabila dalam mengajar guru menerapkan sikap yang bijaksana yang tahu menempatkan dirinya pada situasi kelas yang sesuai dengan sikap yang harus dilakukan guru maka kemungkinan dari sikap guru tersebut akan menimbulkan minat siswa

untuk menjadi guru. Sebaliknya jika guru tidak dapak bersikap dengan bijaksana dan tidak mampu memberi contoh yang baik bagi terhadap siswa dalam bersikap kemungkinan tidak akan menarik minat siswa untuk menjadi guru.

4. Pengaruh latar belakang pekerjaan orang tua terhadap minat siswa menjadi guru

Menjadi guru merupakan bagian dari pekerjaan orang tua, namun tidak semua orang bekerja sebagai guru. Jika ada salah satu orang tua yang bekerja sebagai guru dan dapat menjadi panutan atau contoh bahwa menjadi guru itu menyenangkan atau mulia maka dapat juga berpengaruh pada keinginan anak atau siswa untuk menjadi guru dengan melihat apa yang dilakukan orang tuanya. Namun sebaliknya jika pekerjaan orang tua menjadi guru menjadikan anak tidak senang karena apa yang dilakukan orang tua terlalu berat dan tidak menyenangkan maka dapat juga berakibat bahwa siswa atau anak tidak tertarik untuk menjadi guru.

C. HipotesisBPenelitian

Hipotesis adalah suatu jawaban sementara terhadap permasalah penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul dArikunto,1989: 71). Dari berbagai pernyataan di atas dapat ditarik hipotesis sebagai berikut:

1. Ada pengaruh yang signifikan persepsi siswa mengenai metode mengajar guru terhadap minat siswa untuk menjadi guru.

2. Ada pengaruh yang signifikan persepsi siswa mengenai gaya mengajar guru terhadap minat siswa untuk menjadi guru.

3. Ada pengaruh yang signifikan persepsi siswa mengenai sikap guru dalam mengajar terhadap minat siswa untuk menjadi guru.

4. Ada pengaruh yang signifikan latar belakang pekarjaan orang tua terhadap minat siswa untuk menjadi guru.

BAB III

Dokumen terkait