• Tidak ada hasil yang ditemukan

VTRUKTURBORGANIVAVI VMABVANTOBMIKAELBVLEMAN

H. ProsesBPembelajaranBVMABVt.BMikael 1. Kegiatan Guru Secara Umum

Guru mempunyai tugas pokok dalam pelaksanaan pendidikan dan pengajaran di sekolah berdasarkan kurikulum yang berlaku, di samping mempunyai tugas pokok tersebut guru juga mempunyai tugas pokok dalam setiap kegiatan di sekolah baik di dalam maupun di luar sekolah. 2. Kegiatan Siswa

Siswa mempunyai tugas pokok yaitu mengikuti proses belajar yang dilaksanakan di sekolah berdasarkan kurikulum yang berlaku. Di samping itu juga siswa ikut ambil bagian dan aktif dalam setiap kegiatan yang diadakan oleh sekolah melalui OSIS dan ektrakurikuler.

I. FasilitasBPendidikan

SMA St. Mikael memiliki fasilitas yang memadai yang menunjang pendidikan di sekolah dan proses belajar mengajar di sekolah. Selain itu sekolah juga memiliki sumber belajar yang mendukung kegiatan belajar mengajar di sekolah yaitu mengacu pada kurikulum, adanya perpustakaan dan laboratorium sebagai penunjang kegiatan siswa.

J. HubunganBdenganBInstansiBLain

SMA St. Mikael mengadakan kerjasama dengan beberapa instansi baik pemerintah maupun swasta, guna mendukung tercapainya tujuan pendidikan. Instansi-instansi tersebut diantaranya hubungan dengan dinas pendidikan

tingkat kabupaten Sleman, hubungan dengan orang tua/wali murid, hubungan dengan sekolah lain, hubungan dengan lembaga pemerintahan dan kesehatan.

BABBV

ANALISISBDATABDANBPEMBAHASAN

AI DeskripsiBData

Untuk menentukan tinggi rendahnya faktor-faktor yang mempengaruhi

minat siswa untuk menjadi guru menggunakan PAP II. Dalam PAP Tipe II ini

penguasaan kompetensi minimal yang merupakan passing score atau batas

keleluasaan adalah 56% dari total skor yang seharusnya dicapai. Jadi passing

score terletak pada persentil 56. Tuntutan pada persentil 56 sering disebut persentil minimal. Disebut persentil minimal karena passing score pada

persentil 56 dianggap merupakan batas penguasaan kompetensi minimal yang

paling rendah.

Kategori kecenderungan menurut PAP tipe II :

81% - 100% = Sangat tinggi

66% - 80% = Tinggi

56% – 65% = Sedang/Cukup

46% - 55% = Rendah

Kurang 46% = Sangat rendah

Berdasarkan kriteria di atas, maka kategori kecenderungan variabel

adalah sebagai berikut :

1. Variabel Persepsi Siswa Mengenai Metode Mengajar guru

Batas-batas untuk menentukan tinggi rendahnya faktor persepsi

siswa mengenai metode mengajar guru menggunakan PAP II adalah

sebagai berikut:

Skor tertinggi yang mungkin dicapai = 9 butir x 4 = 36

Skor terendah yang mungkin dicapai = 9 butir x 1 = 9

Skor = Nilai terendah + % (Nilai tertinggi – nilai terendah)

• 9 + 81% (36-9) = 30,87 dibulatkan 31

• 9 + 66% (36-9) = 26,82 dibulatkan 27

• 9 + 56% (36-9) = 24,12 dibulatkan 24

• 9 + 46% (36-9) = 21,42 dibulatkan 21

Dari perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa kategori

kecenderungan variabel adalah sebagai berikut :

TabelIVI1

BInterprestasiBDataBPersepsiBSiswaBMengenaiBMetodeBMengajarBGuru

Interval Frekuensi Persentase Kategori kecenderungan variabel 31 – 36 4 7,69 % Sangat tinggi 27 – 30 23 44,23 % Tinggi 24 – 26 18 34,62 % Cukup 21 – 23 6 11,54 % Rendah < 21 1 1,92 % Sangat rendah Jumlah 52 100 %

Berdasarkan interpretasi data di atas diketahui bahwa persepsi siswa

mengenai metode mengajar guru adalah tinggi pada interval 27-30 dengan

2. Variabel Persepsi Siswa Mengenai Gaya Mengajar

Batas-batas untuk menentukan tinggi rendahnya faktor persepsi

siswa mengenai gaya mengajar menggunakan PAP II adalah sebagai

berikut:

Skor tertinggi yang mungkin dicapai = 8 butir x 4 = 32

Skor terendah yang mungkin dicapai = 8 butir x 1 = 8

Skor = Nilai terendah + % (Nilai tertinggi – nilai terendah)

• 8 + 81% (32-8) = 27,44 dibulatkan 27

• 8 + 66% (32-8) = 23,84 dibulatkan 24

• 8 + 56% (32-8) = 21,44 dibulatkan 21

• 8 + 46% (32-8) = 19,04 dibulatkan 19

Dari perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa kategori

kecenderungan variabel adalah sebagai berikut :

TabelIVI2

BInterprestasiBDataBPersepsiBSiswaBMengenaiBGayaBMengajar

Interval Frekuensi Persentase Kategori kecenderungan variabel 27 – 32 2 3,85 % Sangat tinggi 24 – 26 22 42,31 % Tinggi 21 – 23 21 40,38 % Cukup 19 – 20 7 13,46 % Rendah < 19 0 0 % Sangat rendah Jumlah 52 100 %

Berdasarkan interpretasi data di atas diketahui bahwa persepsi siswa

mengenai gaya mengajar adalah tinggi pada interval 24-26 dengan

persentase 42,31%.

3. Variabel Persepsi Siswa Mengenai Sikap Guru dalam Mengajar

Batas-batas untuk menentukan tinggi rendahnya faktor persepsi

siswa mengenai sikap guru dalam mengajar menggunakan PAP II adalah

sebagai berikut:

Skor tertinggi yang mungkin dicapai = 9 butir x 4 = 36

Skor terendah yang mungkin dicapai = 9 butir x 1 = 9

Skor = Nilai terendah + % (Nilai tertinggi – nilai terendah)

• 9 + 81% (36-9) = 30,87 dibulatkan 31

• 9 + 66% (36-9) = 26,82 dibulatkan 27

• 9 + 56% (36-9) = 24,12 dibulatkan 24

• 9 + 46% (36-9) = 21,42 dibulatkan 21

Dari perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa kategori

kecenderungan variabel adalah sebagai berikut :

TabelIVI3

BInterprestasiBDataBPersepsiBSiswaBMengenaiBSikapBGuruBdalamBMengajar

Interval Frekuensi Persentase Kategori kecenderungan variabel 31 – 36 20 38,46 % Sangat tinggi 27 – 30 18 34,62 % Tinggi 24 – 26 10 19,23 % Cukup 21 – 23 2 3,85 % Rendah < 21 2 3,85 % Sangat rendah Jumlah 52 100 %

Berdasarkan interpretasi data di atas diketahui bahwa persepsi siswa

mengenai sikap guru dalam mengajar adalah sangat tinggi pada interval

31-36 dengan persentase 38,46%.

4. Variabel Minat Siswa Untuk Menjadi Guru

Batas-batas untuk menentukan tinggi rendahnya faktor minat siswa

untuk menjadi guru menggunakan PAP II adalah sebagai berikut:

Skor tertinggi yang mungkin dicapai = 29 butir x 4 = 116

Skor terendah yang mungkin dicapai = 29 butir x 1 = 29

Skor = Nilai terendah + % (Nilai tertinggi – nilai terendah)

• 29 + 81% (116-29) = 99,47 dibulatkan 99

• 29 + 66% (116-29) = 86,42 dibulatkan 86

• 29 + 56% (116-29) = 77,72 dibulatkan 78

• 29 + 46% (116-29) = 69,02 dibulatkan 69

Dari perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa kategori

kecenderungan variabel adalah sebagai berikut :

TabelIVI4

BInterprestasiBDataBMinatBSiswaBUntukBMenjadiBGuru

Interval Frekuensi Persentase Kategori kecenderungan variabel 99 – 116 4 7,69 % Sangat tinggi 86 – 98 14 26,93 % Tinggi 78 – 85 10 19,23 % Cukup 69 – 77 13 25 % Rendah < 69 11 21,15 % Sangat rendah Jumlah 52 100 %

Berdasarkan interpretasi data di atas diketahui bahwa minat siswa

untuk menjadi guru adalah tinggi pada interval 86-98 dengan persentase

26,93%.

BI AnalisisBData

1. PengujianBHipotesisBPertama,BKedua,BdanBKetiga

Analisis pengaruh persepsi siswa mengenai metode mengajar guru,

pengaruh persepsi siswa mengenai gaya mengajar, dan pengaruh persepsi

siswa mengenai sikap guru dalam mengajar terhadap minat siswa untuk

menjadi guru digunakan uji regresi sederhana dengan hasil perhitungan

sebagai berikut:

a. Hipotesis Pertama: Pengaruh Persepsi Siswa Mengenai Metode

Mengajar Guru Terhadap Minat Siswa Untuk Menjadi Guru

TabelBVI5 ANOVA(b)

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 19.552 1 19.552 .111 .740(a)

Residual 8801.678 50 176.034

Total 8821.231 51

a Predictors: (Constant), Metode b Dependent Variable: Minat

TabelBVI6 Coefficients(a) Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 86.981 18.728 4.644 .000

Metode -.234 .702 -.047 -.333 .740 a Dependent Variable: Minat

Analisis:

1) Diperoleh persamaan regresi sederhana sebagai berikut:

Y = 86,981 - 0,234 X

a) Konstanta sebesar 86,981 menyatakan bahwa jika tidak ada

persepsi siswa mengenai metode mengajar guru maka minat

siswa untuk menjadi guru sebesar 86,981.

b) Koefisien regresi sebesar -0,234 menyatakan bahwa setiap

kenaikan persepsi siswa mengenai metode mengajar guru akan

menurunkan minat siswa untuk menjadi guru.

c) Dimana nilai Y dapat dilihat pada kolom Predicted Value

(terlampir).

2) Uji signifikansi untuk membuktikan hipotesis diterima atau ditolak

dengan uji t dengan ketentuan jika t hitung < t tabel Ho diterima

atau jika t hitung > t tabel Ho ditolak. Dari hasil perhitungan

diperoleh t hitung sebesar -0,333, sedangkan t tabel dengan derajat

kebebasan 50 (52-2) pada taraf signifikansi 5 % diperoleh t tabel

sebesar 1,6759. Jadi t hitung < t tabel, maka Ho diterima.

3) Berdasarkan probabilitas jika probabilitas > 0,05 maka Ho diterima

sedangkan jika probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak. Dari hasil

perhitungan diperoleh probabilitas hitung sebesar 0,740 > 0,05,

persepsi siswa mengenai metode mengajar guru tidak berpengaruh

secara signifikan terhadap minat siswa untuk menjadi guru.

b. Hipotesis Kedua: Pengaruh Persepsi Siswa Mengenai Gaya Mengajar

Terhadap Minat Siswa Untuk Menjadi Guru

TabelBVI7 ANOVA(b)

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regressio

n 657.952 1 657.952 4.007 .041(a)

Residual 8209.490 50 164.190

Total 8867.442 51

a Predictors: (Constant), Gaya b Dependent Variable: Minat

TabelBVI8 Coefficients(a) Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 45.861 19.221 2.386 .021 Gaya 1.663 .831 .272 2.002 .041

a Dependent Variable: Minat Analisis:

1) Diperoleh persamaan regresi sederhana sebagai berikut:

Y = 45,861 + 1,663 X

a) Konstanta sebesar 45,861 menyatakan bahwa jika tidak ada

persepsi siswa mengenai gaya mengajar maka minat siswa

b) Koefisien regresi sebesar 1,663 menyatakan bahwa setiap

kenaikan persepsi siswa mengenai gaya mengajar akan

meningkatkan minat siswa untuk menjadi guru.

c) Dimana nilai Y dapat dilihat pada kolom Predicted Value

(terlampir).

2) Uji signifikansi untuk membuktikan hipotesis diterima atau ditolak

dengan uji t dengan ketentuan jika t hitung < t tabel Ho diterima

atau jika t hitung > t tabel Ho ditolak. Dari perhitungan dengan

menggunakan uji regresi sederhana diperoleh t hitung sebesar

2,002, sedangkan t tabel dengan derajat kebebasan 50 (52-2) pada

taraf signifikansi 5 % diperoleh t tabel sebesar 1,6759. Jadi t hitung

> t tabel maka Ho ditolak.

3) Berdasarkan probabilitas jika probabilitas > 0,05 maka Ho diterima

sedangkan jika probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak. Dari hasil

perhitungan diperoleh probabilitas hitung sebesar 0,041 < 0,05

maka Ho ditolak atau koefisien regresi signifikan, atau persepsi

siswa mengenai gaya mengajar guru benar-benar berpengaruh

secara signifikan terhadap minat siswa untuk menjadi guru.

c. Hipotesis Ketiga: Pengaruh Persepsi Siswa Mengenai Sikap Guru

dalam Mengajar Terhadap Minat Siswa Untuk Menjadi Guru

TabelBVI9 ANOVA(b)

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regressio

n 1043.412 1 1043.412 6.708 .013(a)

Residual 7777.818 50 155.556

Total 8821.231 51

a Predictors: (Constant), Sikap b Dependent Variable: Minat

TabelBVI10 Coefficients(a) Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 46.077 13.506 3.412 .001 Sikap 1.208 .467 .344 2.590 .013

a Dependent Variable: Minat Analisis:

1) Diperoleh persamaan regresi sederhana sebagai berikut:

Y = 46,077 + 1,208 X

a) Konstanta sebesar 46,077 menyatakan bahwa jika tidak ada

persepsi siswa mengenai sikap guru dalam mengajar maka

minat siswa untuk menjadi guru sebesar 46,077.

b) Koefisien regresi sebesar 1,208 menyatakan bahwa setiap

kenaikan persepsi siswa mengenai metode mengajar guru akan

meningkatkan minat siswa untuk menjadi guru.

c) Dimana nilai Y dapat dilihat pada kolom Predicted Value

(terlampir).

2) Uji signifikansi untuk membuktikan hipotesis diterima atau ditolak

atau jika t hitung > t tabel Ho ditolak. Dari hasil perhitungan

diperoleh t hitung sebesar 2,590, sedangkan t tabel dengan derajat

kebebasan 50 (52-2) pada taraf signifikansi 5 % diperoleh t tabel

sebesar 1,6759. Jadi t hitung > t tabel, maka Ho ditolak.

3) Berdasarkan probabilitas jika probabilitas > 0,05 maka Ho diterima

sedangkan jika probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak. Dari hasil

perhitungan diperoleh probabilitas hitung sebesar 0,013 < 0,05

maka Ho ditolak atau koefisien regresi signifikan, atau persepsi

siswa mengenai sikap guru dalam mengajar benar-benar

berpengaruh secara signifikan terhadap minat siswa untuk menjadi

guru.

2. PengujianBHipotesisBKeempat

Analisis pengaruh latar belakang pekerjaan orang tua terhadap minat siswa

untuk menjadi guru menggunakan uji beda mean (uji t) dengan hasil

sebagai berikut:

TabelBVI11 Group Statistics

Pekerjaan N Mean Std. Deviation

Std. Error Mean

Minat 2 15 87.80 15.039 3.883

1 37 82.70 12.274 2.018

Independent Samples Test Levene's

Test for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig. (2-taile Mean Differ ence Std. Error Differ 95( Confidence Interval of the Difference

d) ence Lower Upper Minat Equal variances assumed .241 .625 1.270 50 .210 5.097 4.012 -2.961 13.156 Equal variances not assumed 1.165 21.960 .257 5.097 4.376 -3.979 14.174 Analisis:

a. Jumlah siswa yang pekerjaan orang tuanya sebagai guru ada 15 siswa

dengan minat siswa untuk menjadi guru rata-rata 87,80. Sedangkan

jumlah siswa yang pekerjaan orang tuanya bukan guru ada 37 siswa

dengan minat siswa untuk menjadi guru rata-rata 82,70.

b. Pengujian kesamaan varians jika probabilitas > 0,05 maka Ho

diterima sedangkan jika probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak. Dari

hasil perhitungan terlihat bahwa F hitung untuk minat siswa menjadi

guru dengan Equal variances assumed (diasumsikan kedua varians

sama atau menggunakan pooled variance t test) adalah 0,241 dengan

probabilitas 0,625 > 0,05 maka Ho diterima atau varians sama.

c. Berdasar pada pengujian varians didapat bahwa varians adalah sama

maka analisis memakai t test untuk asumsi varians sama. Dari hasil

perhitungan terlihat bahwa t hitung untuk minat siswa menjadi guru

dengan Equal variance assumed (kedua varians sama) adalah 1,270

perbedaan yang nyata antara minat siswa untuk menjadi guru yang

pekerjaan orang tuanya sebagai guru dan bukan sebagai guru.

CI Pembahasan

1. Pengaruh persepsi siswa mengenai metode mengajar guru terhadap minat

siswa untuk menjadi guru

Dari hasil pengujian hipotesis yang pertama diketahui nilai thitung

-0,333 < ttabel 1,6759 (taraf signifikansi 0,05 dan dk = 50) yang berarti Ho

diterima dan Ha ditolak. Jadi tidak ada pengaruh persepsi siswa mengenai

metode mengajar guru terhadap minat siswa untuk menjadi guru.

Metode mengajar guru tidak mempengaruhi minat siswa untuk

menjadi guru. Hal ini kemungkinan karena metode mengajar guru lebih

cenderung berpengaruh pada proses pembelajaran dan pemahaman siswa

terhadap suatu mata pelajaran yang pada akhirnya akan berpengaruh pada

pencapaian hasil penilaian pada akhir semester siswa. Penggunaan metode

mengajar yang tepat akan berpengaruh positif pada pembelajaran siswa

dan sebaliknya penggunaan metode mengajar yang tidak tepat akan

berpengaruh tidak baik juga pada pembelajaran siswa.

Minat siswa untuk menjadi guru tersebut kemungkinan dipengaruhi

oleh faktor yang lain seperti ikut membantu negara, merupakan cita-cita,

karena menjadi panutan bagi orang lain, lingkungan sekitar yang

dalam pendidikan dengan menjadi guru dan ingin menjadi guru karena

berwibawa dan bertanggung jawab.

2. Pengaruh persepsi siswa mengenai gaya mengajar terhadap minat siswa

untuk menjadi guru

Dari hasil pengujian hipotesis yang kedua diketahui nilai thitung 1,968

> ttabel 1,6772 (taraf signifikansi 0,05 dan dk = 50), yang berarti Ho ditolak

dan Ha diterima. Jadi ada pengaruh persepsi siswa mengenai gaya

mengajar terhadap minat siswa untuk menjadi guru.

Gaya mengajar guru merupakan sikap guru dalam memimpin atau

pengelolaan kelas. Sikap yang ditunjukkan guru dapat berpengaruh

terhadap pandangan siswa bahwa menjadi guru adalah baik, dan

sebaliknya juga jika sikap yang ditunjukkan guru juga dapat berpengaruh

buruk pada siswa terutama tentang pandangan menjadi guru. Sikap guru

yang terlalu keras akan berpengaruh terhadap pandangan siswa terhadap

profesi guru, karenanya guru sangat berperan dalam minat siswa untuk

menjadi guru terutama dalam gaya mengajar guru.

3. Pengaruh persepsi siswa mengenai sikap guru dalam mengajar terhadap

minat siswa untuk menjadi guru

Dari hasil pengujian hipotesis yang ketiga diketahui nilai thitung

2,590 > ttabel 1,6772 (taraf signifikansi 0,05 dan dk = 50) dan probabilitas

diterima. Jadi ada pengaruh persepsi siswa mengenai sikap guru dalam

mengajar terhadap minat siswa untuk menjadi guru.

Suatu tindakan yang ditunjukkan dan dilakukan oleh guru dapat

menjadi panutan dan pegangan siswa sebagai modal dalam pencapaian

siswa untuk menjadi guru yang profesional. Tindakan nyata yang

dilakukan oleh guru merupakan cerminan kualitas guru tersebut. Oleh

karena itu tindakan guru mencerminkan profesionalitas guru. Seorang guru

yang profesional adalah guru yang memiliki keahlian, tanggung jawab dan

rasa kesejawatan yang didukung oleh etika profesi yang kuat. Selain itu

tindakan guru dalam mengajar juga dapat direkam oleh siswa sehingga

suatu saat siswa menjadi guru akan muncul tindakan yang pernah ia

peroleh waktu ia menjadi siswa. Di sini keteladanan guru sangat

diperhatikan karna guru juga merupakan contoh dan orang tua siswa di

sekolah.

4. Pengaruh latar belakang pekerjaan orang tua terhadap minat siswa untuk

menjadi guru

Dari hasil pengujian hipotesis yang keempat diperoleh t hitung

untuk minat siswa menjadi guru dengan Equal variance assumed (kedua

varians sama) adalah 1,270 dengan probabilitas 0,210 > 0,05 maka Ho

diterima, atau tidak ada perbedaan yang nyata antara minat siswa untuk

menjadi guru yang pekerjaan orang tuanya sebagai guru dan bukan sebagai

Berdasar hasil di atas diketahui bahwa minat siswa untuk menjadi

guru tidak dipengaruhi oleh latar belakang pekerjaan orang tua. Minat

siswa untuk menjadi guru kemungkinan disebabkan oleh faktor lain

diantaranya menjadi guru merupakan tugas mulia, masa depan baik,

peluang kerja menjadi guru masih banyak, dan ingin mendidik anak-anak.

Kecintaan siswa pada anak-anak juga dapat menjadikannya berminat

untuk menjadi guru. Jam kerja guru yang relatif lebih pendek juga dapat

mempengaruhi minat siswa untuk menjadi guru, karena dengan waktu

yang relatif lebih pendek dapat digunakan untuk mencari pekerjaan

BABBVI

KESIMPULAN,BKETERBATASANBPENELITIANBSANBSARAN A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian, analisis data dan pembahasan yang telah dilaksanakan, penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Tidak ada pengaruh persepsi siswa mengenai metode mengajar guru terhadap minat siswa untuk menjadi guru. Hal ini dapat dibuktikan dengan analisis nilai thitung -1,358 < ttabel 1,6759, pada taraf signifikansi 0,05 dan dk = 50 yang berarti Ho diterima dan Ha ditolak.

2. Ada pengaruh persepsi siswa mengenai gaya mengajar terhadap minat siswa untuk menjadi guru. Hal ini dapat dibuktikan dengan analisis nilai

thitung 1,968 > ttabel 1,6759 pada taraf signifikansi 0,05 dan dk = 50 yang

berarti Ho ditolak dan Ha diterima.

3. Ada pengaruh persepsi siswa mengenai sikap guru dalam mengajar terhadap minat siswa untuk menjadi guru. Hal ini dapat dibuktikan dengan analisis nilai thitung 2,590 > ttabel 1,6759 pada taraf signifikansi 0,05 dan dk = 50 yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima.

4. Tidak ada pengaruh latar belakang pekerjaan orang tua terhadap minat siswa untuk menjadi guru. Hal ini dibuktikan dengan analisis mean diperoleh t hitung sebesar 1,270 dengan probabilitas 0,210 maka Ho diterima dan Ha ditolak.

B. KeterbatasanBPenelitian

Penulis menyadari bahwa dalam melakukan penelitian dan pengujian hasil penelitian ini memiliki keterbatasan dan kelemahan. Adapun keterbatasan dan kelemahan tersebut sebagai berikut:

1. Penulis tidak dapat melihat kebenaran dan kurang adanya kejujuran dari responden dalam mengisi kuesioner yang diberikan. Apabila jawaban dari responden tidak jujur, maka kesimpulan dari penelitian ini tentunya harus digunakan secara hati-hati. Namun demikian penulis tetap menggunakan data yang diperoleh dari responden.

2. Penelitian hanya dilakukan pada siswa-siswi di satu sekolah saja, sehingga belum maksimal dalam penelitiannya.

C. Saran

1. Bagi Sekolah

Agar guru berperan serta dalam mendorong siswa untuk melanjutkan studi sesuai kemampuan yang dimiliki khususnya pada profesi guru, serta sekolah ikut mendukung lulusan-lulusan yang akan melanjutkan studi keperguruan tinggi untuk meninggkatkan pendidikan.

2. Bagi TKIP Universitas Sanata Dharma

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi acuan dan referensi bagi mahasiswa lain yang akan melakukan penelitian.

Dokumen terkait