• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh persepsi siswa mengenai metode mengajar guru, gaya mengajar, sikap guru dalam mengajar dan latar belakang pekerjaan orang tua terhadap minat siswa untuk menjadi guru : studi kasus pada SMA St. Mikael Warak Sleman.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh persepsi siswa mengenai metode mengajar guru, gaya mengajar, sikap guru dalam mengajar dan latar belakang pekerjaan orang tua terhadap minat siswa untuk menjadi guru : studi kasus pada SMA St. Mikael Warak Sleman."

Copied!
159
0
0

Teks penuh

(1)

vii ABSTRAK

PENGARUH PERSEPSI SISWA MENGENAI METODE MENGAJAR GURU, GAYA MENGAJAR, SIKAP GURU DALAM MENGAJAR DAN LATAR BELAKANG PEKERJAAN ORANG TUA TERHADAP MINAT

SISWA UNTUK MENJADI GURU

Studi Kasus: Siswa-siswi SMA St. Mikael Warak Sleman

Veronika Rushartanti Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2009

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah : (1) ada pengaruh persepsi siswa mengenai metode mengajar guru terhadap minat siswa untuk menjadi guru; (2) ada pengaruh persepsi siswa mengenai gaya mengajar terhadap minat siswa untuk menjadi guru; (3) ada pengaruh persepsi siswa mengenai sikap guru dalam mengajar terhadap minat siswa untuk menjadi guru; dan (4) ada pengaruh latar belakang pekerjaan orang tua terhadap minat siswa untuk menjadi guru.

Penelitian studi kasus ini dilaksanakan di SMA St. Mikael Warak, Sleman pada bulan November – Desember 2008. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 196 siswa. Penelitian ini mengambil sampel sebanyak 52 siswa dengan menggunakan teknik sampel bertujuan atau purposive sample. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner dan dokumentasi, sedangkan analisis data yang digunakan adalah regresi sederhana dan uji beda mean (uji t).

(2)

viii

ABSTRACT

STUDENT’S PERCEPTION TOWARDS METHOD AND STYLE OF TEACHING AND ATTITUDE OF THE TEACHER AND THE BACKGROUND OF PARENTS’ ACCUPATIONS INFLUENCE THE

STUDENT’S INTEREST TO BE A TEACHER A Case Study on :

The Student of the twelfth grade of Natural and Social Sciences Department of St. Mikael Senior High School in Warak Sleman Regency

Veronika Rushartanti Sanata Dharma University

Yogyakarta 2009

The objectives of this research are to know whether : (1) student’s perception towards the method of teaching influences the interest of the student to be a teacher ; (2) student’s perception towards the teaching style of the teacher influences the interest of the student to be a teacher ; (3) student’s perception towards attitude of teaching influences interest of the student to be a teacher and (4) the background of the parents influences the student’s interest of the student to be a teacher.

This research was conducted in of St. Mikael Senior High School in Warak Sleman Regency in November – December 2008. The population of this research are 196 students. The samples are 52 students taken by the purposive sample method. The data of this research taken by applying questionnaire and documentation. The data were analyzed by applying regression simple analysis and t test analysis.

(3)

PENGARUH PERSEPSI SISWA MENGENAI METODE

MENGAJAR GURU, GAYA MENGAJAR, SIKAP GURU

DALAM MENGAJAR DAN LATAR BELAKANG PEKERJAAN

ORANG TUA TERHADAP MINAT SISWA UNTUK MENJADI

GURU

Studi Kasus pada: SMA St. Mikael Warak Sleman

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh :

VERONIKA RUSHARTANTI NIM: 021334003

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(4)

i

PENGARUH PERSEPSI SISWA MENGENAI METODE

MENGAJAR GURU, GAYA MENGAJAR, SIKAP GURU

DALAM MENGAJAR DAN LATAR BELAKANG PEKERJAAN

ORANG TUA TERHADAP MINAT SISWA UNTUK MENJADI

GURU

Studi Kasus pada: SMA St. Mikael Warak Sleman

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh :

VERONIKA RUSHARTANTI NIM: 021334003

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(5)

ii SKRIPSI

PENGARUH PERSEPSI SISWA MENGENAI METODE MENGAJAR GURU, GAYA MENGAJAR, SIKAP GURU DALAM MENGAJAR DAN LATAR BELAKANG PEKERJAAN ORANG TUA TERHADAP MINAT

SISWA UNTUK MENJADI GURU

Studi Kasus : Pada Siswa Siswi SMA St. Mikael Warak, Sleman

Oleh :

VERONIKA RUSHARTANTI NIM: 021334003

Telah disetujui oleh :

Pembimbing

(6)

iii SKRIPSI

PENGARUH PERSEPSI SISWA MENGENAI METODE MENGAJAR GURU, GAYA MENGAJAR, SIKAP GURU DALAM MENGAJAR DAN LATAR BELAKANG PEKERJAAN ORANG TUA TERHADAP MINAT

SISWA UNTUK MENJADI GURU

Studi Kasus : Pada Siswa-siswi SMA St. Mikael Warak, Sleman Dipersiapkan dan ditulis oleh :

VERONIKA RUSHARTANTI NIM : 021334003

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 3 Juni 2009

dan dinyatakan telah memenuhi syarat Susunan Panitia Penguji

Nama Lengkap Tanda Tangan

Ketua :Yohanes Harsoyo, S.Pd.,M.Si. ... Sekretaris : Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. ... Anggota : B. Indah Nugraheni, S.Pd., S.I.P., M.Pd. ... Anggota : Cornelio Purwantini, S.Pd., M.SA. ... Anggota : Rita Eny Purwanti, S.Pd., M.Si. ...

Yogyakarta, 3 Juni 2009

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma

Dekan,

(7)

iv MOTTO

Tidak ada sukses yang permanen sama seperti tidak ada kegagalan yang tidak bisa diperbaiki

Dengan perbedaan kita dapat mengembangkan kekuatan baru yang mampu mengatasi berbagai kelemahan dalam diri kita.

Tersenyumlah selama kamu bisa tersenyum, karena itu merupakan hal terindah kedua yang dapat kamu lakukan dengan mulutmu.

Terkadang disaat semua pintu dan jalan tampak tertutup, Tuhan masih menyisakan jendela yang terbuka. Kitalah yang harus jeli

(8)

v

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan untuk :

-

Tuhan Yesus Kristus penuntun jalan hidupku

-

Bunda Maria, bunda penguat hidupku

-

Kedua Orang Tuaku

-

Kakak-kakakku

-

Suami tercinta yang selalu mendampingiku

-

Putriku yang menjadi semangat hidupku

-

Sahabat-sahabatku yang memberi dorongan

semangat

-

Almamaterku Universitas Sanata Dharma

(9)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 19 Agustus 2009 Penulis

(10)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : VERONIKA RUSHARTANTI

Nomor Mahasiswa : 021334003

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

PENGARUH PERSEPSI SISWA MENGENAI METODE MENGAJAR GURU, GAYA MENGAJAR, SIKAP GURU DALAM MENGAJAR DAN LATAR BELAKANG PEKERJAAN ORANG TUA TERHADAP MINAT SISWA UNTUK MENJADI GURU

beserta perangkat yang diperkulan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 27 Juli 2009 Yang menyatakan

(11)

vii ABSTRAK

PENGARUH PERSEPSI SISWA MENGENAI METODE MENGAJAR GURU, GAYA MENGAJAR, SIKAP GURU DALAM MENGAJAR DAN LATAR BELAKANG PEKERJAAN ORANG TUA TERHADAP MINAT

SISWA UNTUK MENJADI GURU

Studi Kasus: Siswa-siswi SMA St. Mikael Warak Sleman

Veronika Rushartanti Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2009

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah : (1) ada pengaruh persepsi siswa mengenai metode mengajar guru terhadap minat siswa untuk menjadi guru; (2) ada pengaruh persepsi siswa mengenai gaya mengajar terhadap minat siswa untuk menjadi guru; (3) ada pengaruh persepsi siswa mengenai sikap guru dalam mengajar terhadap minat siswa untuk menjadi guru; dan (4) ada pengaruh latar belakang pekerjaan orang tua terhadap minat siswa untuk menjadi guru.

Penelitian studi kasus ini dilaksanakan di SMA St. Mikael Warak, Sleman pada bulan November – Desember 2008. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 196 siswa. Penelitian ini mengambil sampel sebanyak 52 siswa dengan menggunakan teknik sampel bertujuan atau purposive sample. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner dan dokumentasi, sedangkan analisis data yang digunakan adalah regresi sederhana dan uji beda mean (uji t).

(12)

viii

ABSTRACT

STUDENT’S PERCEPTION TOWARDS METHOD AND STYLE OF TEACHING AND ATTITUDE OF THE TEACHER AND THE BACKGROUND OF PARENTS’ ACCUPATIONS INFLUENCE THE

STUDENT’S INTEREST TO BE A TEACHER A Case Study on :

The Student of the twelfth grade of Natural and Social Sciences Department of St. Mikael Senior High School in Warak Sleman Regency

Veronika Rushartanti Sanata Dharma University

Yogyakarta 2009

The objectives of this research are to know whether : (1) student’s perception towards the method of teaching influences the interest of the student to be a teacher ; (2) student’s perception towards the teaching style of the teacher influences the interest of the student to be a teacher ; (3) student’s perception towards attitude of teaching influences interest of the student to be a teacher and (4) the background of the parents influences the student’s interest of the student to be a teacher.

This research was conducted in of St. Mikael Senior High School in Warak Sleman Regency in November – December 2008. The population of this research are 196 students. The samples are 52 students taken by the purposive sample method. The data of this research taken by applying questionnaire and documentation. The data were analyzed by applying regression simple analysis and t test analysis.

(13)

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur pada Tuhan Yesus Kristus sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul Pengaruh Persepsi Siswa Mengenai Metode Mengajar Guru, Gaya Mengajar, Sikap Guru dalam Mengajar dan Latar Belakang Pekerjaan Orang Tua Terhadap Minat Siswa Untuk Menjadi Guru.

Dalam Penyusunan skripsi ini penulis memperoleh banyak bantuan, semangat, dan doa yang sangat mendukung penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakartra.

2. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Laurentinus Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi, Universitas sanata Dharma Yogyakarta.

(14)

x

5. Seluruh Bapak dan Ibu dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan dukungan dan bimbingan selama penulis belajar di USD.

6.

Kedua orang tuaku

yang tercinta,

kakakku, Suami dan Putriku

.

Mereka

tidak pernah lelah memberikan doa, kasih sayang, doa restu, perhatian, dukungan baik moril maupun materi, serta semangat kepada penulis.

7. Teman-temanku yang telah membantu aku dan seperjuanganku : khususnya

Lia dan Emi.

8. Siswa-siswi SMA St. Mikael Warak, Sleman khususnya kelas XI dan kelas XII yang telah bersedia mengisi kuesioner.

9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas bantuan dan dukungan yang diberikan kepada penulis.

Dengan kerendahan hati, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu berbagai saran, kritik dan masukan sangat diharapkan demi perbaikan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan.

Penulis

(15)

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... ... iii

MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAN ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 3

C. Batasan Masalah ... 3

D. Rumusan Masalah ... 4

E. Tujuan Penelitian ... 4

F. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

A. Kajian Pustaka ... 6

1. Persepsi ... 6

2. Minat ... 7

3. Guru dan Keprofesionalan ... 8

4. Tugas, Peranan dan Kompetensi Guru ... 9

5. Jenis-jenis Metode Mengajar Guru ... 15

6. Gaya Mengajar Guru ... 17

7. Sikap Guru dalam Mengajar ... 19

(16)

xii

9. Proses Pengajaran yang Baik ... 24

B. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan ... 27

C..Kerangka Berpikir ... 28

D. Hipotesis Penelitian ... 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 32

A. Jenis Penelitian ... 32

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 32

C. Populasi dan Sampel ... 33

D. Variabel Penelitian dan Pengukuran ... 33

E. Operasionalisasi Variabel ... 35

F. Data yang Dicari ... 38

G. Teknik Pengumpulan Data ... 38

H. Uji Instrumen Penelitian ... 39

I. Teknik Analisis Data ... 44

BAB IV GAMBARAN UMUM SEKOLAH ... 52

A. Mengenal SMA St. Mikael Warak Sleman... 52

B. Kurikulum ... 56

C. Organisasi Sekolah SMA St. Mikael ... 56

D. Personalia dan Pembagian Tugas ... 57

E. Sumber Daya Manusia SMA St. Mikael ... 69

F. Siswa SMA St. Miakel ... 71

G. Kondisi Fisik dan Lingkungan Sekolah SMA St. Mikael 71 H. Proses Pembelajaran SMA St. Mikael ... 72

I. Fasilitas Pendidikan ... 72

J. Hubungan Dengan Instansi Lain ... 73

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 74

A. Deskripsi Data ... 74

B. Analisis Data ... 79

C. Pembahasan ... 85

(17)

xiii

A. Kesimpulan ... 90

B. Keterbatasan Penelitian ... 91

C. Saran ... 91

(18)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel III.1 Indikator Variabel Persepsi Siswa Mengenai Metode

Mengajar Guru ... 36

Tabel III.2 Indikator Variabel Persepsi Siswa Mengenai Gaya Mengajar ... 36

Tabel III.3 Indikator Variabel Persepsi Siswa Mengenai Sikap Guru dalam Mengajar... 37

Tabel III.4 Indikator Variabel Minat Siswa Untuk Menjadi guru... 37

Tabel III.5 Hasil Pengujian Validitas Variabel Persepsi Siswa Mengenai Metode Mengajar Guru ... 40

Tabel III.6 Hasil Pengujian Validitas Variabel Persepsi Siswa Mengenai Gaya Mengajar ... 41

Tabel III.7 Hasil Pengujian Validitas Variabel Persepsi Siswa Mengenai Sikap Guru dalam Mengajar ... 41

Tabel III.8 Hasil Pengujian Validitas Variabel Minat Siswa Untuk Menjadi guru ... 42

Tabel III.9 Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas ... 44

Tabel III.10 Hasil Pengujian Normalitas... 45

Tabel III.11 Hasil Uji Normalitas Pekerjaan Orang Tua Bukan Guru... 46

Tabel III.12 Hasil Uji Normalitas Pekerjaan Orang Tua Sebagai Guru.... 46

Tabel III.13 Hasil Uji Linieritas... 48

Tabel V.1 Interpretasi Data Persepsi Siswa Mengenai Metode Mengajar Guru ... 75

Tabel V.2 Interpretasi Data Persepsi Siswa Mengenai Gaya Mengajar 76 Tabel V.3 Interpretasi Data Persepsi Siswa Mengenai Sikap Guru dalam Mengajar... 77

Tabel V.4 Interpretasi Data Minat Siswa Untuk Menjadi guru ... 78

(19)

xv

Tabel V.8 Hasil Uji Persepsi Siswa Mengenai Gaya Mengajar ... 81 Tabel V.9 Hasil Uji Persepsi Siswa Mengenai Sikap Guru dalam

Mengajar ... 82 Tabel V.10 Hasil Uji Persepsi Siswa Mengenai Sikap Guru dalam

(20)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Data Validitas dan Reliabilitas... 94

Lampiran 2 Data Induk Penelitian... 101

Lampiran 3 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 112

Lampiran 4 Uji Normalitas... 117

Lampiran 5 Uji Linieritas ... 119

Lampiran 6 Uji Regresi ... 121

Lampiran 7 Uji Beda Mean ... 127

Lampiran 8 Tabel r ... 129

Lampiran 9 Kuesioner ... 133

(21)

BABBI PENDAHULUAN

A. LatarBBelakangBMasalah

Proses belajar-mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peranan utama. Proses belajar-mengajar juga merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa itu merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar-mengajar. Dalam hal ini bukan hanya penyampaian pesan berupa materi pelajaran, melainkan penanaman sikap dan nilai pada diri siswa yang sedang belajar (Uzer Usman, 1997: 4).

Oleh karena itu tugas seorang guru tidak mudah di mana guru harus dapat memberikan teladan dan pedoman yang dapat menjadi panutan dan contoh bagi siswa. Apabila penampilan guru baik maka akan berpengaruh pada sikap siswa yang mau menerima apa yang disampaikan oleh guru. Siswa dapat menerima pelajaran dengan baik bila guru yang memberikan pelajaran dapat menyampaikannya dengan baik. Cara mengajar guru yang menarik dan baik bisa membantu siswa dalam belajar, selain itu metode mengajar yang digunakan juga berpengaruh pada pembelajaran siswa di sekolah.

Apabila dalam proses belajar mengajar guru dapat menjadi panutan dan teladan siswa dapat dimungkinkan siswa juga bisa tertarik untuk menjadi

(22)

seorang guru yang berwibawa dan bertanggung jawab seperti guru mereka di sekolah. Kesuksesan guru mendidik siswa juga bisa menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi minat siswa untuk menjadi guru. Karena bila seorang guru dalam mengajar menggunakan metode mengajar yang baik, gaya mengajarnya menarik dan sikap guru dalam mengajar juga baik maka hal tersebut bisa menjadikan dasar siswa untuk tertarik menjadi guru. Namun ketertarikan siswa untuk menjadi guru kadang juga tidak hanya dari guru tapi juga bisa dari pekerjaan orang tua, di mana bapak atau ibunya ada yang menjadi seorang guru sehingga siswa ingin mengikuti jejak orang tuanya.

Selain itu ada juga faktor lain yang mendorong siswa untuk menjadi guru yaitu karena siswa suka dengan anak-anak sehingga hal tersebut mendorong seseorang menjadi guru. Dari penelitian yang telah dilakukan oleh Wens Tanlain disebutkan beberapa alasan kenapa berminat menjadi calon guru yaitu: ikut membantu negara, merupakan tugas mulia, masa depan baik, menyukai anak-anak, dan tidak banyak menyita waktu. Selain itu juga banyak hal yang bisa mempengaruhi siswa menjadi guru yaitu dikarenakan peluang kerja menjadi guru masih banyak, tenaga guru masih banyak dibutuhkan dan ingin mendidik anak-anak.

(23)

Untuk mengetahui lebih jauh tentang minat siswa menjadi guru apakah berdasarkan kekaguman pada guru mengajar atau karena ingin mengikuti jejak orang tuanya yang menjadi guru, maka penulis mengambil judul “PengaruhB PersepsiBSiswaBMengenaiBMetodeBMengajarBGuru,BGayaBMengajar,BSikapB Guru B Dalam B Mengajar B dan B Latar B Belakang B Pekerjaan B Orang B TuaB TerhadapBMinatBSiswaBUntukBMenjadiBGuru”.

B. IdentifikasiBMasalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat dikaji bahwa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi minat siswa untuk menjadi guru antara lain metode mengajar yang digunakan guru, ikut membantu negara, merupakan tugas mulia, masa depan baik, menyukai anak-anak, tidak banyak menyita waktu, peluang kerja menjadi guru masih banyak, tenaga guru masih banyak dibutuhkan dan ingin mendidik anak-anak, gaya mengajar guru, sikap guru dalam mengajar, keinginan siswa untuk menjadi guru, keinginan orang tua, latar belakang pekerjaan orang tua dan lain sebagainya.

g. BatasanBMasalah

(24)

D. RumusanBMasalah

Berdasarkan batasan masalah di atas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah ada pengaruh persepsi siswa mengenai metode mengajar guru terhadap minat siswa untuk menjadi guru?

2. Apakah ada pengaruh persepsi siswa mengenai gaya mengajar guru terhadap minat siswa untuk menjadi guru?

3. Apakah ada pengaruh persepsi siswa mengenai sikap guru dalam mengajar terhadap minat siswa untuk menjadi guru?

4. Apakah ada pengaruh latar belakang pekerjaan orang tua terhadap minat siswa untuk menjadi guru?

E. TujuanBPenelitian

Bertitik tolak dari rumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengaruh persepsi siswa mengenai metode mengajar guru terhadap minat siswa untuk menjadi guru.

2. Untuk mengetahui pengaruh persepsi siswa mengenai gaya mengajar guru terhadap minat siswa untuk menjadi guru.

3. Untuk mengetahui pengaruh persepsi siswa mengenai sikap guru dalam mengajar terhadap minat siswa untuk menjadi guru.

(25)

F. ManfaatBPenelitian 1. Bagi Universitas

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk menambah khasanah kepustakaan serta dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan perbandingan bagi penelitian selanjutnya di Universitas Sanata Dharma.

2. Bagi Penulis

Penelitian ini merupakan kesempatan bagi penulis untuk menerapkan pengetahuan yang diperoleh di bangku kuliah serta dapat mengembangkan ilmu tersebut.

3. Bagi Sekolah

(26)

BABBII

TINJAUANBPUSTATA

A. TajianBPustaka

1. Persepsi

Persepsi ialah apa yang ingin dilihat seseorang belum tentu sama

dengan fakta yang sebenarnya. Keinginan seseorang itulah yang

menyebabkan mengapa dua orang yang melihat atau mengalami hal yang

sama memberikan interpretasi yang berbeda tentang apa yang dilihat atau

dialaminya itu. Persepsi tidak timbul begitu saja. Tentu ada faktor-faktor

yang mempengaruhinya. Secara umum terdapat tiga faktor yang

mempengaruhi persepsi seseorang yaitu dSondang, 1989: 98 – 99, 101 –

105):

a. Diri orang yang bersangkutan sendiri

Apabila seorang melihat sesuatu dan berusaha memberikan

interpretasi tentang apa yang dilihatnya itu, ia dipengaruhi oleh

karakteristik individual yang turut berpengaruh seperti: sikap, motif,

kepentingan, minat, pengalaman dan harapannya.

b. Sasaran persepsi tersebut. Sasaran itu mungkin berupa orang, benda

atau peristiwa.

c. Faktor situasi.

Menurut Philip Kotler d2004: 198) persepsi adalah proses yang

digunakan oleh seorang individu untuk memilih, mengorganisasi, dan

(27)

menginterpretasi masukan-masukan informasi guna menciptakan

gambaran dunia yang memiliki arti. Persepsi tidak hanya bergantung pada

rangsangan fisik tetapi juga pada rangsangan yang berhubungan dengan

lingkungan sekitar dan keadaan individu yang bersangkutan. Orang dapat

memiliki persepsi yang berbeda atas obyek yang sama karena tiga proses

persepsi sebagai berikut:

a. Perhatian Selektif

Perhatian selektif ini adalah dimana seseorang menyaring

banyaknya rangsangan yang terjadi.

b. Distorsi Selektif

Distorsi selektif adalah kecenderungan orang untuk mengubah

informasi menjadi bermakna pribadi dan menginterpretasikan

informasi itu dengan cara yang akan mendukung pra-konsepsi mereka.

c. Ingatan / Retensi Selektif

Ingatan/retensi selektif ini orang cenderung akan melupakan hal

yang mereka pelajari namun cenderung akan mengingat informasi

yang menyokong pandangan dan keyakinan mereka.

2. Minat

Minat adalah kecenderungan yang agak menetap dalam subyek yang

merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu dan merasa senang

berkecimpung dalam bidang itu. Minat dipengaruhi oleh perasaan dan

(28)

kemudian diperkuat lagi oleh sikap yang positif. Maka bila ada perasaan

senang terhadap guru maka akan menimbulkan minat siswa untuk menjadi

guru, selain itu jika didukung dengan sikap siswa yang juga menunjukkan

sikap yang positif akan sangat mendukung siswa untuk berminat menjadi

guru dWinkel, 1983: 30 - 31).

Menurut Uzer Usman d1997: 27) minat merupakan suatu sifat yang

relatif menetap pada diri seseorang. Minat sangat besar sekali pengaruhnya

terhadap belajar sebab dengan minat seseorang akan melakukan sesuatu

yang diminatinya. Sebaliknya, tanpa minat seseorang tidak mungkin

melakukan sesuatu.

3. GuruBdanBTeprofesionalan

Guru merupakan salah satu faktor internal utama dalam peningkatan

mutu pendidikan di sekolah. Pada setiap orang guru terletak satu tanggung

jawab untuk membawa siswa-siswinya pada satu taraf kematangan

tertentu. Dalam rangka ini maka semestinya setiap rencana, tindakan,

peranan, keputusan dan penilaian yang dilaksanakan oleh guru tersebut

harus dapat didudukkan dan dibenarkan dari sudut pelaksanaan tanggung

jawabnya dWinarno, 1982: 56). Profesi guru adalah sebagai tenaga

pendidik.

Guru profesional adalah guru yang memiliki keahlian, tanggung

jawab dan rasa kesejawatan yang didukung oleh etika profesi yang kuat.

(29)

profesionalitas para guru yang secara sadar dan terarah untuk

melaksanakan pendidikan, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Unjuk

kerja secara profesional mencakup berbagai dimensi secara terpadu yaitu

filosofi, konseptual dan operasional. Kualitas profesionalisme, ditunjukkan

oleh lima unjuk kerja sebagai berikut dMohamad Surya, 2004: 94, 96 –

97):

a. Keinginan untuk selalu menampilkan perilaku yang mendekati standar

ideal.

b. Meningkatkan dan memelihara citra profesi.

c. Keinginan untuk senantiasa mengejar kesempatan pengembangan

profesional yang dapat meningkatkan dan memperbaiki kualitas

pengetahuan dan keterampilannya.

d. Mengejar kualitas dan cita-cita dalam profesi.

e. Memiliki kebanggaan terhadap profesinya.

4. Tugas,BPerananBdanBTompetensiBGuru

Guru memiliki banyak tugas, baik yang terikat oleh dinas maupun di

luar dinas, dalam bentuk pengabdian. Apabila dikelompokkan terdapat tiga

jenis tugas guru, yakni dalam bidang profesi, tugas kemanusiaan dan tugas

dalam bidang kemasyarakatan yang secara singkat tugas guru tersebut

digambarkan melalui bagan 1.1 Guru merupakan profesi/jabatan atau

pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru. Jenis pekerjaan

(30)

kependidikan walaupun kenyataannya masih banyak dilakukan orang di

luar kependidikan. Itulah sebabnya jenis profesi ini paling mudah terkena

pencemaran.

Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar, dan melatih.

Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup.

Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan

teknologi. Sedangkan melatih berarti mengembangkan

keterampilan-keterampilan pada siswa. Keberadaan guru bagi suatu bangsa amatlah

penting, apalagi siatu bangsa yang sedang membangun, terlebih bagi

keberlangsungan hidup bangsa di tengah-tengah lintasan perjalanan zaman

dengan teknologi yang kian canggih dan segala perubahan serta

pergeseran nilai yang cenderung memberi nuansa kepada kehidupan yang

menuntut ilmu dan seni dalam kadar dinamik untuk dapat

mengadaptasikan diri dUzer Usman, 1997: 6 - 8).

Demikianlah nampak bahwa betapa pentingnya peranan para guru

dan betapa berat tugas serta tanggung jawab mereka. Di rumah mereka

menjadi tumpuan kesejahteraan keluarganya, di sekolah mereka menjadi

ukuran atau pedoman tata tertib kehidupan sekolah yaitu pendidikan atau

pengajaran bagi siswa-siswanya dan di masyarakat sekitar mereka

dipandang sebagai “suri-teladan” tingkah laku bagi warga masyarakat di

sekitarnya dTeam Didaktik, 1987: 11-12).

Peran guru dalam proses belajar-mengajar adalah sebagai berikut

(31)

a. Guru sebagai demonstrator

Guru hendaknya senantiasa menguasai bahan atau materi

pelajaran yang akan diajarkannya serta senatiasa mengembangkannya

dalam arti meningkatkan kemampuannya dalam hal ilmu yang

dimilikinya karena hal ini akan sangat menentukan hasil belajar yang

akan dicapai siswa.

b. Guru sebagai pengelola kelas

Guru hendaknya mampu mengelola kelas sebagai lingkungan

belajar serta merupakan aspek dari lingkungan sekolah yang perlu

diorganisasi.

c. Guru sebagai mediator dan fasilitator

Sebagai mediator guru hendaknya memiliki pengetahuan dan

pemahaman yang cukup tentang media pendidikan karena media

pendidikan merupakan alat komunikasi untuk lebih mengefektifkan

proses belajar-mengajar. Sedangkan sebagai fasilitator guru hendaknya

mampu mengusahakan sumber belajar yang berguna serta dapat

menunjang pencapaian tujuan dan proses belajar-mengajar, baik yang

berupa nara sumber, buku teks, majalah , ataupun surat kabar.

d. Guru sebagai evaluator

Mengadakan evaluasi pada waktu-waktu tertentu terhadap hasil

(32)

Bagan 1.1. Tugas Guru

Menurut Team Didaktik d1987: 18) peranan seorang guru dalam

hubungannya dengan siswa adalah sebagai berikut:

a. Guru selaku pendidik hendaknya selalu menjadikan dirinya suri

teladan bagi siswanya. Profesi

Tugas Guru

Mendidik

Mengajar

Melatih

Merumuskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup

Meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan & teknologi

Mengembangkan keterampilan dan penerapannya

Kemanusiaan

Menjadi orang tua kedua

Auto-pengertian: - Homoludens - Homopuber - homosapiens

Transformasi diri

Autoidentifikasi

Kemasyarakatan

Mendidik dan mengajar masyarakat untuk menjadi warga Negara Indonesia yang bermoral Pancasila

(33)

b. Di dalam melaksanakan tugas harus dijiwai dengan kasih sayang, adil

serta menumbuhkannya dengan penuh tanggung jawab.

c. Guru wajib menjunjung tinggi harga diri dari setiap siswa.

d. Seyogyanya mencegah usaha-usaha taua perbuatan yang dapat

menurunkan martabatnya.

e. Apabila memberikan pelajaran tambahan tidak diperkenankan

memungut biaya.

Menurut Mudjito d1984: 28 - 29) hubungan guru–siswa dikatakan

baik apabila hubungan itu memiliki sifat-sifat sebagai berikut:

a. Keterbukaan, sehingga baik guru maupun siswa saling bersikap jujur

dan membuka diri satu sama lain.

b. Tanggap bilamana seseorang tahu bahwa dia dinilai oleh orang lain.

c. Saling ketergantungan, antara satu dengan yang lain.

d. Kebebasan, yang memperbolehkan setiap orang tumbuh dan

mengembangkan keunikannya, kreatifitasnya, dan kepribadiannya.

e. Saling memenuhi kebutuhan, sehingga tidak ada kebutuhan satu orang

pun yang tidak terpenuhi.

Tanggung jawab guru adalah mendidik siswa sehingga menjadi

siswa yang mampu melaksanakan tugasnya sebagai siswa disekolah dan

menyampaikan pelajaran kepada siswa sehingga dapat diterima siswa

dengan baik dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Selain tanggung jawab guru juga harus memiliki kompetensi,

(34)

yang diperlukan oleh seseorang dalam kaitan dengan suatu tugas tertentu.

Kompetensi guru ialah pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang harus

ada pada seseorang agar dapat menunjukkan perilakunya sebagai guru.

Kompetensi guru meliputi dMohamad Surya, 2004: 92 – 93):

1. Kompetensi Personal

Kompetensi personal ialah kualitas kemampuan pribadi seorang

guru yang diperlukan agar dapat menjadi guru yang baik, mencakup

kemampuan pribadi yang berkenaan dengan pemahaman diri,

penerimaan diri, pengarahan diri dan perwujudan diri.

2. Kompetensi Profesional

Kompetensi profesional ialah berbagai kemapuan yang

diperlukan agar dapat mewujudkan dirinya sebagai guru profesional,

meliputi aspek kepakaran atau keahlian dalam bidangnya.

3. Kompetensi Sosial

Kompetensi sosial ialah kemapuan yang diperlukan oleh

seseorang agar berhasil dalam berhubungan dengan orang lain,

termasuk keterampilan dalam interaksi sosial dan melaksanakan

tanggung jawab sosial.

4. Kompetensi Intelektual

Kompetensi intelektual ialah penguasaan berbagai ilmu

(35)

5. Kompetensi Spiritual

Kompetensi spiritual ialah kualitas keimanan dan ketagwaan

sebagai orang yang beragama.

5. Jenis-jenisBMetodeBMengajarBGuru

Menurut Sriyono d1987: 99 - 121) jenis-jenis metode mengajar guru

adalah sebagai berikut:

a. Metode Ceramah

Metode ceramah adalah penuturan atau penjelasan guru secara

lisan, di mana dalam pelaksanaannya guru dapat menggunakan alat

bantu mengajar untuk memperjelas uraian yang disampaikan kepada

siswanya.

b. Metode Tanya Jawab

Metode ini telah dipakai sejak dulu kala. Pertanyan-pertanyaan

yang baik akan sangat bermanfaat dan menguntungkan para siswa.

c. Diskusi

Diskusi merupakan forum pembicaraan yang dipimpin oleh

seorang pemimpin dengan proses pembicaraan yang terarah pada

pemahaman dan pertimbangan mengenai suatu permasalahan yang

disertai oleh pertukaran ide, pendapat, pengalaman, saran dari peserta

diskusi sehingga menghasilkan suatu kesimpulan yang dapat diterima

(36)

d. Metode Drill d Latihan Siap )

Drill adalah latihan dengan praktek yang dilakukan berulang kali

atau kontinyu atau untuk mendapatkan keterampilan dan ketangkasan

praktis tentang pengetahuan yang dipelajari.

e. Metode Resitasi

Metode ini digunakan terutama untuk merangsang anak tekun,

rajin dan giat belajar. Resitas tidak sama dengan pekerjaan rumah lebih

luas dari pada itu.

f. Metode Demonstrasi dan Eksperimen

Metode demonstrasi dimaksudkan sebagai suatu kegiatan

memperlibatkan suatu gerak atau proses kerja sesuatu. Adapun metode

eksperimen dimaksudkan sebagai suatu cara memperoleh pengetahuan

atau keterampilan dengan mencoba, berbuat atau melakukannya. Jadi

aktivitas siswa lebih banyak pada mempraktekkan sesuatu yang telah

diamati.

g. Metode Sosio Drama

Metode sosio drama adalah suatu metode mengajar yang

dilakukan dengan cara mendramatisasikan suatu tindakan atau tingkah

laku dalam hubungan sosial. Dengan kata lain guru memberikan

(37)

h. Metode Problem Solving

Metode problem solving adalah suatu cara mengajar dengan

menghadapkan siswa kepada suatu masalah agar dipecahkan atau

diselesaikan.

i. Metode Karya Wisata

Metode ini memungkinkan siswa lebih mengenal realita

kehidupan masyarakat, mampu mengamati, meneliti dan mempelajari

suatu obyek di luar sekolah.

j. Metode Kerja Kelompok

Metode kerja kelompok dipakai dalam interaksi belajar mengajar

agar siswa-siswa bisa bekerja bersama-sama atau bergotong-royong

membahas dan memecahkan suatu masalah.

6. GayaBMengajarBGuru

Kesesuaian gaya mengajar guru dengan gaya belajar siswa akan

mempertinggi efektivitas belajar. Gaya mengajar guru atau gaya

memimpin guru di kelas sebagai berikut:

a. Gaya Otoriter

Semua ditentukan oleh guru dimana gurulah yang memberikan

komentar.

b. Gaya Demokratis

Semua ditentukan oleh guru bersama dengan murid dan guru

(38)

c. Gaya Laissez-faire dmembiarkan)

Semua ditentukan oleh siswa sendiri dan guru tidak memberikan

pengarahan atau komentar kecuali bila diminta.

Menurut Nasution d1984: 119-120) sikap guru dalam kelas sebagai

berikut:

d. Sikap Otoriter

Sikap otoriter ini mengatur setiap perbuatan siswa, bila perlu

dengan paksaan dan hukuman. Macam-macam cara akan digunakan

oleh guru untuk mengharuskan anak belajar, di sekolah maupun di

rumah. Tak jarang guru menjadi otoriter dan menggunakan

kekusaannya untuk mencapai tujuannya tanpa lebih jauh

mempertimbangkan akibatnya bagi anak, khususnya bagi

perkembangan pribadinya.

e. Sikap Permissive

Sikap ini membiarkan siswa berkembang dalam kebebasan tanpa

banyak tekanan frustasi, larangan, perintah atau paksaan. Guru tidak

menonjolkan dirinya dan berada di belakang dtidak terlibat langsung

dengan kegiatan siswa) untuk memberikan bantuan bila diperlukan.

f. Sikap Riil

Dalam sikap ini siswa diberi kesempatan yang cukup untuk

bermain bebas tanpa diatur atau diawasi ketat oleh guru. Di samping

(39)

bawah pengawasan guru. Jadi sikap riil ini memberi kebebasan tapi

juga dengan aturan yang harus ditaati.

Menurut Kurt Lewin dalam buku yang ditulis oleh Heinz Kock

d1981: 89 - 90) membedakan tiga macam cara dalam pendidikan yaitu:

a. Aouthoriter atau autokratis

Ciri-cirinya yaitu banyak pemaksaan dan pemeriksaan, siswa kurang

berinisiatif sendiri dan kurang bertanggung jawab.

b. Sosialintegratif d koperatif, demokratis )

Ciri-cirinya yaitu siswa banyak berinisiatif dan bertanggung jawab,

pemeriksaan hanya sejauh yang diperlukan

c. Laissez-faire

Ciri-cirinya tidak ada pemaksaan dan pemeriksaan sama sekali.

7. SikapBGuruBdalamBMengajar

Nasution d1984: 122 - 124) mengemukakan tiga hal di mana guru

harus menentukan sikapnya yaitu:

a. Anak atau bahan pelajaran

Guru tidak cukup hanya menguasai mata pelajaran akan tetapi

juga harus mampu melibatkan pribadi siswa dalam pelajaran untuk

mencapai hasil yang diharapkan.

b. Guru sebagai model

Fungsi guru yang paling utama adalah memimpin siswa,

(40)

orang tua, harus menjadi model atau suri teladan bagi siswa. Sehingga

siswa mendapat rasa keamanan dengan adanya model itu dan rela

menerima petunjuk maupun teguran bahkan hukuman.

c. Kesulitan dalam belajar

Dengan kesukaran maka akan memperoleh banyak hal. Maka

guru tidak hanya memberikan kegembiraan tetapi juga siswa dituntun

untuk menghadapi kesukaran sehingga dapat memperoleh banyak hal

yang bermanfaat.

Menurut Arikunto d1990: 268 – 269) sikap ideal bagi guru adalah:

a. Guru sebagai pengelola proses pembelajaran. Guru merancang

kegiatanya dengan baik dan rinci.

b. Guru sebagai moderator. Guru sebagai pengatur lalu-lintas

pembicaraan di kelas.

c. Guru sebagai motivator. Memberikan motivasi yang menumbuhkan

kemauan siswa.

d. Guru sebagai Fasilitator. Memberikan kemudahan dan sarana kepada

siswa agar dapat aktif belajar menurut kemampuannya.

e. Guru sebagai evaluator. Dengan mengadakan evaluasi terhadap hasil

dan proses pembelajaran yang berlangsung.

Good dan Brophy berpendapat bahwa sikap guru yang baik terlihat

dalam tiga hal sebagai berikut dSuharsimi Arikunto: 270-271):

(41)

1. Tampak menyukai dirinya dmau bersolek – tidak acuh terhadap

dirinya).

2. merasakan keberhasilan diri dan kemamfaatan dirinya bagi orang

lain.

3. memiliki perhatian yang bervariasi, menyukai banyak hal

misalnya: kesenian, sastra, teknik, dan lain-lainnya.

b. Sikap terhadap profesi, pekerjaan guru yang dipilih, dan menyenangi

kawan sejawatnya, yang dapat terlihat dari indikator:

1. Merasakan bahwa yang dilakukan mempunyai manfaat bagi

pedidikan anak-anak.

2. Menikmati, merasakan puas akan pekerjaan yang telah dimiliki

seakan-akan tidak ingin mencari pekerjaan lainnya.

3. Merasakan bahwa apa yang dilakukan sudah merupakan alternatif

terbaik karena sudah dipikirkan dengan baik, teliti, cermat, dan

sudah mengerahkan semua kemampuan yang dimilikinya.

4. Tidak enggan menerima saran dari kawan guru, dan bila perlu

tidak enggan pula bertanya kepada kawan sejawat tanpa pandang

derajat, pangkat, sosio ekonomi, dan juga usia.

c. Sikap terhadap siswa, yang ditandai oleh indikator antara lain:

1. Menyadari bahwa tiap-tiap siswa merupakan individu yang unik

sehingga perlu serta pelayanan yang khusus pula.

2. Mengenali paling sedikit satu macam keistimewaan pada diri

(42)

3. Bersedia mendorong setiap siswa tanpa mengenal pilih kasih.

4. Mengenal ada di mana siswa berada sehingga guru dapat dengan

tepat menempatkan diri untuk mengajak siswa untuk maju belajar.

Selain itu sifat guru yang baik adalah guru harus dTeam Didaktik,

1987: 20):

a. Berwibawa

b. Jujur

c. Bertanggung jawab

d. Adil bijaksana dalam memutuskan sesuatu

e. Rajin

f. Mudah bergaul dan tidak sombong

g. Cinta kepada tugasnya

h. Bisa mendisiplin diri sendiri

i. Pemaaf, tetapi juga harus dapat bersifat tegas di mana pun.

j. Tidak lekas marah

k. Mau mendengar pendapat orang lain d tidak fanatik )

l. Selalu ingin menyelaraskan pengetahuannya dan meningkatkan

kecakapan profesinya dengan perkembangan ilmu pengetahuan

terakhir.

m. Loyalitas terhadap bangsa dan negaranya.

n. Tidak mengharapkan balas budi karena jasanya terhadap

(43)

8. JenisBPekerjaan

Guru Pekerjaan ini tidak bisa dilakukan oleh orang yang tidak

memiliki keahlian untuk melakukan kegiatan atau pekerjaan sebagai guru.

Orang pandai berbicara dalam bidang-bidang tertentu belum dapat disebut

sebagai guru. Untuk menjadi guru diperlukan persyaratan-persyaratan

khusus, apalagi sebagai guru yang profesional yang harus menguasai betul

seluk beluk pendidikan dan pengajaran dengan berbagai ilmu pengetahuan

lainnya yang perlu dibina dan dikembangkan melalui masa pendidikan

tertentu atau pendidikan prajabatan dMoh User Usman,1997: 5). Menurut

Riwanto d1994 : 166 – 167) jenis pekerjaan dibagi ke dalam delapan d8)

golongan yaitu sebagai berikut:

a. Tenaga profesional, teknisi dan yang sejenis

b. Tenaga kepemimpinan dan ketatalaksanaan

c. Tenaga tata usaha dan tenaga yang sejenis

d. Tenaga usaha penjualan

e. Tenaga usaha jasa

f. Tenaga usaha pertanian, kehutanan, perburuan dan perikanan

g. Tenaga produksi, operator alat angkutan, pekerja kasar

h. Lainnya

Dalam penelitian ini peneliti hanya akan melihat latar belakang

pekerjaan orang tua dari jenis pekerjaan pada poin d a ) tenaga profesional

(44)

adalah guru yang bekerja dalam dunia pendidikan formal yaitu guru yang

mengajar di sekolah baik guru PNS maupun guru swasta.

9. ProsesBPengajaranByangBBaik

Dalam buku yang ditulis oleh Soekartawi d1995: 34 - 39) disebutkan

ada beberapa pandangan dari ahli-ahli pendidikan tentang profil seorang

pengajar yaitu sebagai berikut:

a. Hamachek dalam bukunya Characteristic of Good Teachers and

Implications for Teacher Educators d1969), memberikan karakteristik profil seorang pengajar yang baik yaitu:

1) Dalam memberikan bahan ajar, ia harus dapat fleksibel, tidak kaku

pada bahan ajar yang ia berikan.

2) Dapat menerima pendapat atau usul siswa yang belajar, apakah itu

pendapat yang benar atau yang salah.

3) Mampu menunjukkan kepribadian yang baik.

4) Bersedia melakukan penelitian tentang ilmu pengetahuan yang

diajarkan, kemudian hasil penelitian dipakai sebagai bagian dari

bahan ajar.

5) Mempunyai keterampilan atau cara yang spesifik dalam membuat

pertanyaan-pertanyaan di kelas untuk mendorong motivasi siswa.

6) Menguasai ilmu pengetahuan dbahan ajar) yang diberikan.

7) Menyiapkan bahan evaluasi dbahan ujian) secara jelas dan

(45)

8) Meluangkan waktu untuk membantu siswa yang belajar.

9) Mempunyai sikap yang menarik dan ramah.

10) Menggunakan cara tanya jawab.

b. Hildebrand dan Wilson d1973) dalam penelitian mereka kepada

mahasiswa untuk mengidentifikasi pengajar yang baik disebutkan

sebagai berikut:

1) Bila ia memberikan bahan ajar, maka pendapatnya perlu

dibandingkan dengan ahli yang lain, yang maksudnya untuk

memberikan wawasan yang luas kepada mahasiswanya.

2) Bahan ajar yang diberikan disertai dengan contoh yang konkret

yang didasarkan pada hasil penelitian terbaru.

3) Mempunyai cara penyampaian bahan ajar yang baik.

4) Mampu menerangkan persoalan dengan jelas.

5) Menyenangi pekerjaannya, sehingga ia merasa “kerasan” atau

“betah” d senang ) dalam melakukan pekerjaannya.

6) Mempunyai sifat yang dinamis dan intusiastik.

7) Dapat memberikan bahan ajar dengan cara yang mudah diterima

oleh sebagian besar siswa.

8) Mengundang siswa untuk bertanya

9) Cepat mengetahui apakah siswanya menyenangi bahan ajar yang

diberikan.

10) Pengajar harus mengetahui kemajuan dari bahan ajar yang

(46)

11) Selipkan humor di dalam memberikan bahan ajar.

c. Shackelford dan Henak d1990 ) dalam bukunya “Readings to Help You

Enhance Student Learning” memberikan sepuluh kriteria ciri-ciri

pengajar yang efektif yaitu:

1) Mempunyai intusiastik.

2) Mempunyai keterampilan berkomunikasi.

3) Dapat menjelaskan persoalan secara jelas dan tidak berbelit-belit.

4) Menguasai bahan ajar.

5) Mampu membuat suasana menjadi hidup.

6) Fleksibel dalam arti tidak kaku.

7) Memberikan bahan ajar terorganisasi secara rapi sesuai dengan

silabus dan satuan acara pengajaran yang ditetapkan.

8) Adil dalam memberikan nilai.

9) Mau menerima umpan balik dari siswa.

10) Akrap dengan situasi di kelas.

d. Menurut Midley d1982) ada empat karakteristik dari mengajar yang

efisien yaitu:

1) Penampilan pengajar dpenguasaan bahan ajar), persiapan mengajar

dan sebagainya.

2) Cara mengajar dpemilihan model instruksi, alat bantu mengajar dan

evaluasi yang dipakai).

3) Kompetensi dalam mengajar.

(47)

Menurut Mohamad Surya d2004: 77 – 79) proses pengajaran yang

efektif dapat terbentuk melalui pengajaran yang memiliki ciri-ciri sebagai

berikut:

1. Berpusat pada siswa.

2. Interaksi edukatif antara guru dengan siswa.

3. Suasana demokratis.

4. Variasi metode mengajar

5. Guru profesional

6. Bahan yang sesuai dan bermanfaat

7. Lingkungan yang kondusif.

8. Sarana belajar yang menunjang.

B. TajianBHasilBPenelitianByangBRelevan

Penelitian yang dilakukan oleh Wens Tanlain dibukukan dalan jurnal

penelitian dengan judul “Studi Tentang Alasan-alasan Mahasiswa Menempuh

Pendidikan Guru Para Mahasiswa Angkatan 2003, 2004, 2005, Program Studi

D-II PGSD, JIP, FKIP, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta”. Tujuan

penelitian tersebut adalah d1) mengidentifikasi isi jawaban para mahasiswa ke

dalam kategori-kategori: tujuan–alasan; alasan; d2) mengidentifikasi jumlah

alasan para mahasiswa ke dalam kategori-kategori: satu alasan; dua alasan;

tiga alasan, dan d3) mengidentifikasi orientasi alasan-alasan para mahasiswa

ke dalam kategori-kategori seperti yang dikemukakan Rosenberg d1957). Dari

(48)

keguruan adalah kerja dan cepat diangkat, masa depan lebih baik, ikut

membangun bangsa, tugas mulia, tidak menyita banyak waktu, ingin mendidik

anak-anak, dan menyukai anak-anak.

Penelitian yang dilakukan oleh Paul Suparno dengan judul “Minat dan

Motivasi Mahasiswa Pendidikan Fisika USD untuk Menjadi guru dan

Perkembangannya”. Dari hasil penelitiannya disimpulkan bahwa d1) minat

awal mahasiswa untuk menjadi guru kurang tinggi, d2) minat mahasiswa

sesudah menjalani proses pendidikan di USD bertambah secara signifikan, d3)

motivasi utama mahasiswa masuk prodi Pendidikan Fisika USD ingin cepat

selesai studi dan bekerja, dan d4) hal yang menurut mahasiswa banyak

mengembangkan minat dan profesionalitas menjadi guru adalah kuliah fisika,

kuliah pendidikan, PPL, guru dan teman.

Penelitian yang dilakukan oleh Sofyan Tan dengan judul “Minat Jadi

Guru Rendah”. Dari hasil penelitian yang dilakukannya diketahui hal yang

mempengaruhi seseorang menjadi guru yaitu karena gaji yang besar, namun

hal tersebut terjadi pada luar negeri sehingga menyebabkan banyak warga

Indonesia yang menjadi guru di luar negeri dari pada di negara sendiri.

C. TerangkaBBerpikir

1. Pengaruh persepsi siswa mengenai metode mengajar guru terhadap minat

(49)

Persepsi merupakan anggapan seseorang tehadap suatu kejadian.

Metode mengajar merupakan cara penjelasan guru dalam menyampaikan

materi. Jika siswa beranggapan bahwa metode mengajar guru baik maka

dapat berakibat semakin tinggi pula minat siswa untuk menjadi guru,

tetapi jika siswa beranggapan bahwa metode mengajar guru tidak baik

maka dapat berakibat semakin rendah pula minat siswa menjadi guru .

2. Pengaruh persepsi siswa mengenai gaya mengajar guru terhadap minat

siswa untuk menjadi guru

Gaya mengajar merupakan tindakan guru dalam mengelola kelas dan

interaksi dengan siswa. Jika gaya mengajar guru membuat siswa ikut

berperan serta dalam kegiatan belajar mengajar maka akan menarik minat

siswa untuk menjadi guru. Namun sebaliknya apabila gaya mengajar guru

menjadi tekanan bagi siswa dan tidak melibatkan siswa dalam kegiatan

belajar mengajar makan akan menurunkan minat siswa untuk menjadi

guru.

3. Pengaruh persepsi siswa mengenai sikap guru dalam mengajar terhadap

minat siswa untuk menjadi guru

Sikap guru sangat bervariasi, antara guru yang satu dengan yang lain

akan berbeda pula sikap mereka. Sikap merupakan tingkah laku guru baik

di sekolah maupun di luar sekolah. Apabila dalam mengajar guru

menerapkan sikap yang bijaksana yang tahu menempatkan dirinya pada

situasi kelas yang sesuai dengan sikap yang harus dilakukan guru maka

(50)

untuk menjadi guru. Sebaliknya jika guru tidak dapak bersikap dengan

bijaksana dan tidak mampu memberi contoh yang baik bagi terhadap siswa

dalam bersikap kemungkinan tidak akan menarik minat siswa untuk

menjadi guru.

4. Pengaruh latar belakang pekerjaan orang tua terhadap minat siswa menjadi

guru

Menjadi guru merupakan bagian dari pekerjaan orang tua, namun

tidak semua orang bekerja sebagai guru. Jika ada salah satu orang tua yang

bekerja sebagai guru dan dapat menjadi panutan atau contoh bahwa

menjadi guru itu menyenangkan atau mulia maka dapat juga berpengaruh

pada keinginan anak atau siswa untuk menjadi guru dengan melihat apa

yang dilakukan orang tuanya. Namun sebaliknya jika pekerjaan orang tua

menjadi guru menjadikan anak tidak senang karena apa yang dilakukan

orang tua terlalu berat dan tidak menyenangkan maka dapat juga berakibat

bahwa siswa atau anak tidak tertarik untuk menjadi guru.

C. HipotesisBPenelitian

Hipotesis adalah suatu jawaban sementara terhadap permasalah

penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul dArikunto,1989: 71).

Dari berbagai pernyataan di atas dapat ditarik hipotesis sebagai berikut:

1. Ada pengaruh yang signifikan persepsi siswa mengenai metode

(51)

2. Ada pengaruh yang signifikan persepsi siswa mengenai gaya mengajar

guru terhadap minat siswa untuk menjadi guru.

3. Ada pengaruh yang signifikan persepsi siswa mengenai sikap guru

dalam mengajar terhadap minat siswa untuk menjadi guru.

4. Ada pengaruh yang signifikan latar belakang pekarjaan orang tua

(52)

BAB III

METODOLOMI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Studi kasus adalah suatu penelitian yang terperinci mengenai suatu objek tertentu selama kurun waktu tertentu,

termasuk lingkungan dan kondisi masa lalunya dengan cukup mendalam dan menyeluruh dan kesimpulan dari penelitian hanya berlaku untuk obyek

penelitian yang bersangkutan. Jenis penelitian studi kasus tersebut bila dihubungkan dengan hasil penelitian maka hanya berlaku bagi obyek yang diteliti saja dan tidak berlaku bagi obyek penelitian yang lain(Suharsimi

Arikunto, 1989: 90).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di SMA St. Mikael Warak, Sumberadi, Mlati,

Sleman. Alasan dipilih lokasi tersebut adalah peneliti mempunyai anggapan bahwa lokasi tersebut letaknya tidak jauh dengan tempat tinggal

peneliti sehingga mudah untuk dijangkau, biaya lebih murah dan lebih efisien.

(53)

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan November sampai dengan bulan Desember tahun 2008.

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi SMA St. Mikael Warak, Sumberadi, Mlati, Sleman.

2. Sampel

Dalam penelitian ini sampel diperoleh dengan menggunakan

teknik pengambilan sampel bertujuan atau purposive sample dimana

pengambilan sampel didasarkan atas adanya tujuan tertentu, peneliti

hanya mengambil satu sampel sekolah saja. Peneliti mengambil sampel kelas 12 yang berjumlah 52 siswa dengan alasan bahwa siswa-siswi kelas 12 telah memiliki pengalaman yang lebih lama tentang

aktivitas guru di kelas dari pada kelas yang lain. Jadi sampel dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas 12 SMA St. Mikael Warak,

Sumberadi, Mlati, Sleman.

D. Variabel Penelitian dan Pengukuran 1. Variabel Penelitian

(54)

a. Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah: persepsi siswa mengenai metode mengajar guru, persepsi siswa mengenai gaya

mengajar, persepsi siswa mengenai sikap guru dalam mengajar dan latar belakang pekerjaan orang tua.

b. Variabel Terikat

Dalam penelitian ini variabel terikat adalah minat siswa untuk menjadi guru.

2. Pengukuran Variabel a. Variabel bebas

Untuk mengukur persepsi siswa mengenai metode mengajar, persepsi siswa mengenai gaya mengajar, dan persepsi siswa mengenai

sikap guru dalam mengajar digunakan skala Likert (Consuelo, 1993: 226) dengan alternatif jawaban yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS). Dimana skor

masing-masing jawaban sebagai berikut:

Jawaban Pernyataan positif Penyataan Negatif

Sangat Setuju (SS) 4 1

Setuju (S) 3 2

Tidak Setuju (TS) 2 3

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 4

Sedangkan untuk latar belakang pekerjaan orang tua digunakan skala pengukuran dengan alternatif jawaban “ya” skor 2 dan “tidak”

skor 1.

(55)

Untuk mengukur minat siswa untuk menjadi guru digunakan

skala Likert dengan alternatif jawaban yaitu Sangat Setuju ( SS ), Setuju ( S ), Tidak Setuju ( TS ), Sangat Tidak Setuju (STS ) dengan

skor untuk masing-masing jawaban sebagai berikut:

Jawaban Pernyataan Positif Pernyataan Negatif

Sangat Setuju (SS) 4 1

Setuju (S) 3 2

Tidak Setuju (TS) 2 3

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 4

E. Operasionalisasi Variabel 1. Variabel bebas

Indikator-indikator variabel bebas dapat dilihat pada tabel berikut ini :

a. Persepsi Siswa Mengenai Metode Mengajar Guru

Persepsi siswa mengenai metode mengajar guru tersebut merupakan anggapan siswa tentang macam-macam metode mengajar

yang digunakan guru dalam menyampaikan materi pelajaran.

Tabel III.1

Indikator Variabel Persepsi Siswa Mengenai Metode Mengajar Muru

Dimensi Indikator No Butir

Positif Negatif Metode

Mengajar

1. Metode mengajar yang digunakan guru. 2. Pengaruh metode mengajar yang

digunakan terhadap siswa.

6,8,9, 10 1,4,11

(56)

b. Persepsi Siswa Mengenai Gaya Mengajar

Persepsi siswa mengenai gaya mengajar tersebut merupakan anggapan siswa mengenai gaya atau sikap guru dalam memimpin atau

pengelolaan kelas.

Tabel III.2

Indikator Variabel Persepsi Siswa Mengenai Maya Mengajar

Dimensi Indikator PositifNo ButirNegatif

Gaya Mengajar

1. Pengaruh gaya mengajar yang digunakan terhadap siswa.

2. Gaya mengajar yang digunakan guru.

1,7 2,5

4,8 3,6,

c. Persepsi Siswa Mengenai Sikap Guru dalam Mengajar

Persepsi siswa mengenai sikap guru dalam mengajar merupakan

anggapan siswa mengenai tindakan atau tingkah laku guru di sekolah secara khusus di kelas.

Tabel III.3

Indikator Variabel Persepsi Siswa Mengenai Sikap Muru dalam Mengajar

Dimensi Indikator No Butir

Positif Negatif Sikap Guru

dalam Mengajar

1. Sikap Guru dalam mengajar di kelas. 2. Pengaruhnya terhadap siswa.

1,2,6,9 3,4,5

7 8,10

(57)

Latar belakang pekerjaan orang tua di sini menunjuk pada

pekerjaan orang tua sebagai guru atau bukan guru.

2. Variabel Terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu minat siswa untuk menjadi guru.

Tabel III.4

Indikator Variabel Minat Siswa Untuk Menjadi Muru

Dimensi Indikator PositifNo ButirNegatif Minat

siswa untuk menjadi guru

1. Kepahlawanan guru

2. Perasaan senang berkecimpung dalam bidang keguruan

3. Merasa tertarik untuk menjadi guru 4. Penampilan dan perilaku yang menarik 5. Memiliki harapan yang positif

mengenai profesi guru

6. Meningkatkan pengetahuan dan senang belajar

7. Penghargaan dari orang lain 8. Cita-cita

9. Kesejarteraan dan ekonomi

1,20 2,29,30 4, 9,12,24, 18,19,23 , 28 3,10,17, 21,25,27 11,14,22 16 8 5,6,7, 26

F. Data yang Dicari

Dalam penelitian ini data yang dicari adalah data persepsi siswa mengenai

metode mengajar guru, gaya mengajar, sikap guru dalam mengajar, latar belakang pekerjaan orang tua dan data minat siswa untuk menjadi guru. Data tersebut merupakan data primer.

(58)

1. Kuesioner

Pengumpulan data dengan metode ini dilakukan dengan membuat daftar pertanyaan tertulis yang kemudian dibagikan kepada siswa untuk

dijawab dan hasil dari jawaban siswa dianalisis secara statistik. Kuesioner digunakan untuk mengumpulkan data persepsi siswa mengenai metode mengajar guru, gaya mengajar, sikap guru dalam mengajar, latar belakang

pekerjaan orang tua dan minat siswa untuk menjadi guru.

2. Dokumen

Dokumentasi adalah suatu teknik pengumpulan data oleh peneliti untuk memperoleh informasi dari bermacam-macam sumber tertulis atau

dokumen yang ada pada responden atau tempat dimana responden bertempat tinggal atau melakukan kegiatan sehari-hari (Arikunto, 2006

:158).

H. Uji Instrumen Penelitian

1. Pengujian Validitas Kuesioner

Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Untuk menguji

(59)

dengan kegiatan uji coba instrumen. Untuk menguji validitas instrumen

menggunakan rumus korelasi product moment dengan angka kasar sebagai

berikut:

rxy = N ∑XY – (∑X) (∑Y) √{N∑X2 – (∑X)2}{N∑Y2 – (∑Y)2} Dengan:

rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan Variabel Y N = Jumlah responden

X = Skor total setiap item soal Y = Skor total seluruh item soal

Kemudian nilai rxy tersebut dibandingkan dengan nilai r tabel dengan

taraf signifikansi 5%. Jika rxy > r tabel maka soal tersebut dikatakan valid. Pengujian validitas digunakan untuk mengetahui apakah kuesioner

yang dipakai sebagai bahan penelitian itu layak atau tidak untuk dipakai. Kuesioner sebagai alat ukur perlu diuji validitasnya untuk menunjukkan sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan

fungsi ukurnya. Semakin tinggi suatu alat ukur, semakin tepat pula alat pengukurnya mengenai sasarannya. Sebaliknya semakin rendah validitas

suatu alat ukur, semakin jauh pula alat pengukur itu mengenai sasarannya. Pengujian telah dilaksanakan di sekolah SMA St. Mikael Sleman pada siswa-siswi kelas 10 A dan 10 B dengan jumlah responden 30 siswa.

(60)

0,361 pada taraf signifikansi 5%. Adapun rangkuman hasil penelitian uji

coba validitas sebagai berikut :

a) Uji validitas variabel persepsi siswa mengenai metode mengajar.

Hasil uji sembilan pertanyaan pada variabel persepsi siswa mengenai metode mengajar guru, adalah sebagai berikut :

Tabel III.5

Hasil Pengujian Validitas Variabel Persepsi Siswa Mengenai Metode Mengajar Muru

No

Item rhitung rtabel Keterangan

1. 0,484 0,361 Valid

2. 0,479 0,361 Valid

3. 0,420 0,361 Valid

4. 0,575 0,361 Valid

5. 0,498 0,361 Valid

6. 0,473 0,361 Valid

7. 0,567 0,361 Valid

8. 0,427 0,361 Valid

9. 0,641 0,361 Valid

Dari tabel di atas tampak bahwa item-item yang digunakan untuk mengukur variabel persepsi siswa mengenai metode mengajar guru valid semua karena corrected item – total correlation lebih dari 0,361.

b) Uji validitas variabel persepsi siswa mengenai gaya mengajar.

Hasil uji delapan pertanyaan pada variabel persepsi siswa mengenai gaya mengajar, adalah sebagai berikut :

Tabel III.6

Hasil Pengujian Validitas Variabel Persepsi Siswa Mengenai Maya Mengajar

No

(61)

1. 0,669 0,361 Valid

2. 0,512 0,361 Valid

3. 0,645 0,361 Valid

4. 0,621 0,361 Valid

5. 0,412 0,361 Valid

6. 0,643 0,361 Valid

7. 0,664 0,361 Valid

8. 0,479 0,361 Valid

Dari tabel di atas tampak bahwa item-item yang digunakan untuk

mengukur variabel persepsi siswa mengenai gaya mengajar valid semua karena corrected item – total correlation lebih dari 0,361.

c) Uji validitas variabel persepsi siswa mengenai sikap guru dalam

mengajar.

Hasil uji sembilan pertanyaan pada variabel persepsi siswa mengenai

sikap guru dalam mengajar, adalah sebagai berikut :

Tabel III.7

Hasil Pengujiran Validitas Variabel Persepsi Siswa Mengenai Sikap Muru dalam Mengajar

No

Item rhitung rtabel Keterangan

1. 0,491 0,361 Valid

2. 0,574 0,361 Valid

3. 0,527 0,361 Valid

4. 0,403 0,361 Valid

5. 0,746 0,361 Valid

6. 0,631 0,361 Valid

7. 0,686 0,361 Valid

8. 0,605 0,361 Valid

9. 0,616 0,361 Valid

Dari tabel di atas tampak bahwa item-item yang digunakan untuk

(62)

mengajar valid semua karena corrected item – total correlation lebih

dari 0,361.

d) Uji validitas variabel minat siswa untuk menjadi guru

Hasil uji dua puluh sembilan pertanyaan pada variabel minat siswa untuk menjadi guru, adalah sebagai berikut :

Tabel III.8

Hasil Pengujian Validitas Variabel Minat Siswa Untuk Menjadi Muru

No

Item rhitung rtabel

Keterangan

1. 0,752 0,361 Valid

2. 0,811 0,361 Valid

3. 0,841 0,361 Valid

4. 0,749 0,361 Valid

5. 0,751 0,361 Valid

6. 0,685 0,361 Valid

7. 0,532 0,361 Valid

8. 0,632 0,361 Valid

9. 0,856 0,361 Valid

10. 0,703 0,361 Valid

11. 0,883 0,361 Valid

12. 0,745 0,361 Valid

13. 0,648 0,361 Valid

14. 0,811 0,361 Valid

15. 0,770 0,361 Valid

16. 0,865 0,361 Valid

17. 0,570 0,361 Valid

18. 0,782 0,361 Valid

19. 0,752 0,361 Valid

20. 0,844 0,361 Valid

21. 0,510 0,361 Valid

22. 0,734 0,361 Valid

23. 0,735 0,361 Valid

24. 0,733 0,361 Valid

25. 0,430 0,361 Valid

26. 0,806 0,361 Valid

27. 0,764 0,361 Valid

28. 0,772 0,361 Valid

(63)

Dari tabel di atas tampak bahwa item-item yang digunakan untuk

mengukur variabel minat siswa untuk menjadi guru valid semua karena corrected item – total correlation lebih dari 0,361.

2. Pengujian Reliabilitas Instrumen

Untuk menguji reliabilitas instrumen digunakan rumus

Spearman-Brown sebagai berikut: r11 = 2 x rxy 1 + rxy

Tetapi sebelum menggunakan rumus tersebut data diuji dengan

menggunakan rumus koefisien korelasi dengan belah dua ganjil genap. Dengan rumus sebagai berikut:

rxy = N ∑XY – (∑X) (∑Y) √{N∑X2 – (∑X)2}{N∑Y2 – (∑Y)2} Dengan:

rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan Variabel Y N = Jumlah responden

X = Skor item soal ganjil Y = Skor total soal genap

Jika sudah memperoleh nilai rxy kemudian nilai tersebut dimasukkan

dalam rumus Spearman-Brown. Apabila sudah diperoleh nilai dari rumus Spearman-Brown kemudian angkanya dibandingkan dengan r tabel

(64)

Dari hasil pengujian dengan taraf signifikansi 5% dengan jumlah

responden 30 siswa, diperoleh hasil-hasil sebagai berikut:

Tabel III.9

Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas

I. Teknik Analisis Data

1. Uji Prasyarat Analisis Data a. Uji Normalitas

Sebelum melakukan analisis regresi sederhana terlebih dahulu dilakukan pengujian normalitas data sampel untuk memeriksa keabsahan sampel (Suharsimi, 314). Uji normalitas digunakan untuk

mengetahui gejala-gelaja yang diteliti apakah mempunyai sebaran data yang normal atau tidak.

Uji Normalitas dengan menggunakan rumus One-Sample

Kolmogrov Smirnov yaitu:

D = Max [Fo(X1) – Sn(X1)]

Dimana:

D = Deviasi maksimum

Fo(X1) = Fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang ditentukan No Variabel yang diteliti Indeks Status 1

2

3 4

Pengaruh Persepsi Siswa Mengenai Metode Mengajar Guru

Pengaruh Persepsi Siswa Mengenai Gaya Mengajar

Pengaruh Persepsi Siswa Mengenai Sikap Guru Dalam Mengajar

Minat Siswa Untuk Menjadi Guru

0,803 0,839

0,862 0,970

An

Gambar

Tabel V.8
Tabel r ..................................................................................
Tabel III.1
Tabel III.2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kabupaten Bolaang Mongondow Utara merupakan salah satu wilayah pesisir yang memiliki ekosistem mangrove di mana ekosistem hutan mangrove yang ada memiliki luas

Memahami prosedur ilmiah untuk mempelajari benda-benda alam dengan menggunakan peralatan 1.3 Melakukan pengukuran dasar secara teliti dengan menggunakan alat ukur

Karakterisasi yang dilakukan adalah karakteristik I-V untuk mengetahui karakteristik listrik film tipis GaN, analisis orientasi kristal menggunakan X-Ray Difraktion

Fish species used in different parts of Asia as biological control agent against various species of mosquito larvae.. Countries Fish Species Mosquito

pengujian ketergunaan (usability testing), dapat disimpulkan bahwa penerapan teknik non photorealistic rendering dalam pembuatan efek warna goresan pensil pada citra

Redenominasi mata uang adalah suatu proses dimana suatu unit baru dari uang6. menggantikan unit yang lama dengan suatu

Hasil Penelitian Menggabungan objek atau dunia virtual ke dalam dunia nyata secara real time dengan menggunakan teknologi Augmented Reality diterapkan pada 10

KESESUAIAN DENGAN TINGKAT PERKEMBANG AN PESERTA