vii ABSTRAK
PENGARUH PERSEPSI SISWA MENGENAI METODE MENGAJAR GURU, GAYA MENGAJAR, SIKAP GURU DALAM MENGAJAR DAN LATAR BELAKANG PEKERJAAN ORANG TUA TERHADAP MINAT
SISWA UNTUK MENJADI GURU
Studi Kasus: Siswa-siswi SMA St. Mikael Warak Sleman
Veronika Rushartanti Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2009
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah : (1) ada pengaruh persepsi siswa mengenai metode mengajar guru terhadap minat siswa untuk menjadi guru; (2) ada pengaruh persepsi siswa mengenai gaya mengajar terhadap minat siswa untuk menjadi guru; (3) ada pengaruh persepsi siswa mengenai sikap guru dalam mengajar terhadap minat siswa untuk menjadi guru; dan (4) ada pengaruh latar belakang pekerjaan orang tua terhadap minat siswa untuk menjadi guru.
Penelitian studi kasus ini dilaksanakan di SMA St. Mikael Warak, Sleman pada bulan November – Desember 2008. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 196 siswa. Penelitian ini mengambil sampel sebanyak 52 siswa dengan menggunakan teknik sampel bertujuan atau purposive sample. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner dan dokumentasi, sedangkan analisis data yang digunakan adalah regresi sederhana dan uji beda mean (uji t).
viii
ABSTRACT
STUDENT’S PERCEPTION TOWARDS METHOD AND STYLE OF TEACHING AND ATTITUDE OF THE TEACHER AND THE BACKGROUND OF PARENTS’ ACCUPATIONS INFLUENCE THE
STUDENT’S INTEREST TO BE A TEACHER A Case Study on :
The Student of the twelfth grade of Natural and Social Sciences Department of St. Mikael Senior High School in Warak Sleman Regency
Veronika Rushartanti Sanata Dharma University
Yogyakarta 2009
The objectives of this research are to know whether : (1) student’s perception towards the method of teaching influences the interest of the student to be a teacher ; (2) student’s perception towards the teaching style of the teacher influences the interest of the student to be a teacher ; (3) student’s perception towards attitude of teaching influences interest of the student to be a teacher and (4) the background of the parents influences the student’s interest of the student to be a teacher.
This research was conducted in of St. Mikael Senior High School in Warak Sleman Regency in November – December 2008. The population of this research are 196 students. The samples are 52 students taken by the purposive sample method. The data of this research taken by applying questionnaire and documentation. The data were analyzed by applying regression simple analysis and t test analysis.
PENGARUH PERSEPSI SISWA MENGENAI METODE
MENGAJAR GURU, GAYA MENGAJAR, SIKAP GURU
DALAM MENGAJAR DAN LATAR BELAKANG PEKERJAAN
ORANG TUA TERHADAP MINAT SISWA UNTUK MENJADI
GURU
Studi Kasus pada: SMA St. Mikael Warak Sleman
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh :
VERONIKA RUSHARTANTI NIM: 021334003
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
i
PENGARUH PERSEPSI SISWA MENGENAI METODE
MENGAJAR GURU, GAYA MENGAJAR, SIKAP GURU
DALAM MENGAJAR DAN LATAR BELAKANG PEKERJAAN
ORANG TUA TERHADAP MINAT SISWA UNTUK MENJADI
GURU
Studi Kasus pada: SMA St. Mikael Warak Sleman
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh :
VERONIKA RUSHARTANTI NIM: 021334003
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
ii SKRIPSI
PENGARUH PERSEPSI SISWA MENGENAI METODE MENGAJAR GURU, GAYA MENGAJAR, SIKAP GURU DALAM MENGAJAR DAN LATAR BELAKANG PEKERJAAN ORANG TUA TERHADAP MINAT
SISWA UNTUK MENJADI GURU
Studi Kasus : Pada Siswa Siswi SMA St. Mikael Warak, Sleman
Oleh :
VERONIKA RUSHARTANTI NIM: 021334003
Telah disetujui oleh :
Pembimbing
iii SKRIPSI
PENGARUH PERSEPSI SISWA MENGENAI METODE MENGAJAR GURU, GAYA MENGAJAR, SIKAP GURU DALAM MENGAJAR DAN LATAR BELAKANG PEKERJAAN ORANG TUA TERHADAP MINAT
SISWA UNTUK MENJADI GURU
Studi Kasus : Pada Siswa-siswi SMA St. Mikael Warak, Sleman Dipersiapkan dan ditulis oleh :
VERONIKA RUSHARTANTI NIM : 021334003
Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 3 Juni 2009
dan dinyatakan telah memenuhi syarat Susunan Panitia Penguji
Nama Lengkap Tanda Tangan
Ketua :Yohanes Harsoyo, S.Pd.,M.Si. ... Sekretaris : Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. ... Anggota : B. Indah Nugraheni, S.Pd., S.I.P., M.Pd. ... Anggota : Cornelio Purwantini, S.Pd., M.SA. ... Anggota : Rita Eny Purwanti, S.Pd., M.Si. ...
Yogyakarta, 3 Juni 2009
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma
Dekan,
iv MOTTO
Tidak ada sukses yang permanen sama seperti tidak ada kegagalan yang tidak bisa diperbaiki
Dengan perbedaan kita dapat mengembangkan kekuatan baru yang mampu mengatasi berbagai kelemahan dalam diri kita.
Tersenyumlah selama kamu bisa tersenyum, karena itu merupakan hal terindah kedua yang dapat kamu lakukan dengan mulutmu.
Terkadang disaat semua pintu dan jalan tampak tertutup, Tuhan masih menyisakan jendela yang terbuka. Kitalah yang harus jeli
v
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan untuk :
-
Tuhan Yesus Kristus penuntun jalan hidupku
-
Bunda Maria, bunda penguat hidupku
-
Kedua Orang Tuaku
-
Kakak-kakakku
-
Suami tercinta yang selalu mendampingiku
-
Putriku yang menjadi semangat hidupku
-
Sahabat-sahabatku yang memberi dorongan
semangat
-
Almamaterku Universitas Sanata Dharma
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 19 Agustus 2009 Penulis
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : VERONIKA RUSHARTANTI
Nomor Mahasiswa : 021334003
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
PENGARUH PERSEPSI SISWA MENGENAI METODE MENGAJAR GURU, GAYA MENGAJAR, SIKAP GURU DALAM MENGAJAR DAN LATAR BELAKANG PEKERJAAN ORANG TUA TERHADAP MINAT SISWA UNTUK MENJADI GURU
beserta perangkat yang diperkulan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 27 Juli 2009 Yang menyatakan
vii ABSTRAK
PENGARUH PERSEPSI SISWA MENGENAI METODE MENGAJAR GURU, GAYA MENGAJAR, SIKAP GURU DALAM MENGAJAR DAN LATAR BELAKANG PEKERJAAN ORANG TUA TERHADAP MINAT
SISWA UNTUK MENJADI GURU
Studi Kasus: Siswa-siswi SMA St. Mikael Warak Sleman
Veronika Rushartanti Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2009
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah : (1) ada pengaruh persepsi siswa mengenai metode mengajar guru terhadap minat siswa untuk menjadi guru; (2) ada pengaruh persepsi siswa mengenai gaya mengajar terhadap minat siswa untuk menjadi guru; (3) ada pengaruh persepsi siswa mengenai sikap guru dalam mengajar terhadap minat siswa untuk menjadi guru; dan (4) ada pengaruh latar belakang pekerjaan orang tua terhadap minat siswa untuk menjadi guru.
Penelitian studi kasus ini dilaksanakan di SMA St. Mikael Warak, Sleman pada bulan November – Desember 2008. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 196 siswa. Penelitian ini mengambil sampel sebanyak 52 siswa dengan menggunakan teknik sampel bertujuan atau purposive sample. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner dan dokumentasi, sedangkan analisis data yang digunakan adalah regresi sederhana dan uji beda mean (uji t).
viii
ABSTRACT
STUDENT’S PERCEPTION TOWARDS METHOD AND STYLE OF TEACHING AND ATTITUDE OF THE TEACHER AND THE BACKGROUND OF PARENTS’ ACCUPATIONS INFLUENCE THE
STUDENT’S INTEREST TO BE A TEACHER A Case Study on :
The Student of the twelfth grade of Natural and Social Sciences Department of St. Mikael Senior High School in Warak Sleman Regency
Veronika Rushartanti Sanata Dharma University
Yogyakarta 2009
The objectives of this research are to know whether : (1) student’s perception towards the method of teaching influences the interest of the student to be a teacher ; (2) student’s perception towards the teaching style of the teacher influences the interest of the student to be a teacher ; (3) student’s perception towards attitude of teaching influences interest of the student to be a teacher and (4) the background of the parents influences the student’s interest of the student to be a teacher.
This research was conducted in of St. Mikael Senior High School in Warak Sleman Regency in November – December 2008. The population of this research are 196 students. The samples are 52 students taken by the purposive sample method. The data of this research taken by applying questionnaire and documentation. The data were analyzed by applying regression simple analysis and t test analysis.
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur pada Tuhan Yesus Kristus sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul Pengaruh Persepsi Siswa Mengenai Metode Mengajar Guru, Gaya Mengajar, Sikap Guru dalam Mengajar dan Latar Belakang Pekerjaan Orang Tua Terhadap Minat Siswa Untuk Menjadi Guru.
Dalam Penyusunan skripsi ini penulis memperoleh banyak bantuan, semangat, dan doa yang sangat mendukung penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakartra.
2. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Laurentinus Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi, Universitas sanata Dharma Yogyakarta.
x
5. Seluruh Bapak dan Ibu dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan dukungan dan bimbingan selama penulis belajar di USD.
6.
Kedua orang tuaku
yang tercinta,kakakku, Suami dan Putriku
.Mereka
tidak pernah lelah memberikan doa, kasih sayang, doa restu, perhatian, dukungan baik moril maupun materi, serta semangat kepada penulis.
7. Teman-temanku yang telah membantu aku dan seperjuanganku : khususnya
Lia dan Emi.
8. Siswa-siswi SMA St. Mikael Warak, Sleman khususnya kelas XI dan kelas XII yang telah bersedia mengisi kuesioner.
9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas bantuan dan dukungan yang diberikan kepada penulis.
Dengan kerendahan hati, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu berbagai saran, kritik dan masukan sangat diharapkan demi perbaikan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan.
Penulis
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... ... iii
MOTTO ... iv
PERSEMBAHAN ... v
PERNYATAAN KEASLIAN ... vi
ABSTRAK ... vii
ABSTRACT ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 3
C. Batasan Masalah ... 3
D. Rumusan Masalah ... 4
E. Tujuan Penelitian ... 4
F. Manfaat Penelitian ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6
A. Kajian Pustaka ... 6
1. Persepsi ... 6
2. Minat ... 7
3. Guru dan Keprofesionalan ... 8
4. Tugas, Peranan dan Kompetensi Guru ... 9
5. Jenis-jenis Metode Mengajar Guru ... 15
6. Gaya Mengajar Guru ... 17
7. Sikap Guru dalam Mengajar ... 19
xii
9. Proses Pengajaran yang Baik ... 24
B. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan ... 27
C..Kerangka Berpikir ... 28
D. Hipotesis Penelitian ... 30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 32
A. Jenis Penelitian ... 32
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 32
C. Populasi dan Sampel ... 33
D. Variabel Penelitian dan Pengukuran ... 33
E. Operasionalisasi Variabel ... 35
F. Data yang Dicari ... 38
G. Teknik Pengumpulan Data ... 38
H. Uji Instrumen Penelitian ... 39
I. Teknik Analisis Data ... 44
BAB IV GAMBARAN UMUM SEKOLAH ... 52
A. Mengenal SMA St. Mikael Warak Sleman... 52
B. Kurikulum ... 56
C. Organisasi Sekolah SMA St. Mikael ... 56
D. Personalia dan Pembagian Tugas ... 57
E. Sumber Daya Manusia SMA St. Mikael ... 69
F. Siswa SMA St. Miakel ... 71
G. Kondisi Fisik dan Lingkungan Sekolah SMA St. Mikael 71 H. Proses Pembelajaran SMA St. Mikael ... 72
I. Fasilitas Pendidikan ... 72
J. Hubungan Dengan Instansi Lain ... 73
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 74
A. Deskripsi Data ... 74
B. Analisis Data ... 79
C. Pembahasan ... 85
xiii
A. Kesimpulan ... 90
B. Keterbatasan Penelitian ... 91
C. Saran ... 91
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel III.1 Indikator Variabel Persepsi Siswa Mengenai Metode
Mengajar Guru ... 36
Tabel III.2 Indikator Variabel Persepsi Siswa Mengenai Gaya Mengajar ... 36
Tabel III.3 Indikator Variabel Persepsi Siswa Mengenai Sikap Guru dalam Mengajar... 37
Tabel III.4 Indikator Variabel Minat Siswa Untuk Menjadi guru... 37
Tabel III.5 Hasil Pengujian Validitas Variabel Persepsi Siswa Mengenai Metode Mengajar Guru ... 40
Tabel III.6 Hasil Pengujian Validitas Variabel Persepsi Siswa Mengenai Gaya Mengajar ... 41
Tabel III.7 Hasil Pengujian Validitas Variabel Persepsi Siswa Mengenai Sikap Guru dalam Mengajar ... 41
Tabel III.8 Hasil Pengujian Validitas Variabel Minat Siswa Untuk Menjadi guru ... 42
Tabel III.9 Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas ... 44
Tabel III.10 Hasil Pengujian Normalitas... 45
Tabel III.11 Hasil Uji Normalitas Pekerjaan Orang Tua Bukan Guru... 46
Tabel III.12 Hasil Uji Normalitas Pekerjaan Orang Tua Sebagai Guru.... 46
Tabel III.13 Hasil Uji Linieritas... 48
Tabel V.1 Interpretasi Data Persepsi Siswa Mengenai Metode Mengajar Guru ... 75
Tabel V.2 Interpretasi Data Persepsi Siswa Mengenai Gaya Mengajar 76 Tabel V.3 Interpretasi Data Persepsi Siswa Mengenai Sikap Guru dalam Mengajar... 77
Tabel V.4 Interpretasi Data Minat Siswa Untuk Menjadi guru ... 78
xv
Tabel V.8 Hasil Uji Persepsi Siswa Mengenai Gaya Mengajar ... 81 Tabel V.9 Hasil Uji Persepsi Siswa Mengenai Sikap Guru dalam
Mengajar ... 82 Tabel V.10 Hasil Uji Persepsi Siswa Mengenai Sikap Guru dalam
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Data Validitas dan Reliabilitas... 94
Lampiran 2 Data Induk Penelitian... 101
Lampiran 3 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 112
Lampiran 4 Uji Normalitas... 117
Lampiran 5 Uji Linieritas ... 119
Lampiran 6 Uji Regresi ... 121
Lampiran 7 Uji Beda Mean ... 127
Lampiran 8 Tabel r ... 129
Lampiran 9 Kuesioner ... 133
BABBI PENDAHULUAN
A. LatarBBelakangBMasalah
Proses belajar-mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peranan utama. Proses belajar-mengajar juga merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa itu merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar-mengajar. Dalam hal ini bukan hanya penyampaian pesan berupa materi pelajaran, melainkan penanaman sikap dan nilai pada diri siswa yang sedang belajar (Uzer Usman, 1997: 4).
Oleh karena itu tugas seorang guru tidak mudah di mana guru harus dapat memberikan teladan dan pedoman yang dapat menjadi panutan dan contoh bagi siswa. Apabila penampilan guru baik maka akan berpengaruh pada sikap siswa yang mau menerima apa yang disampaikan oleh guru. Siswa dapat menerima pelajaran dengan baik bila guru yang memberikan pelajaran dapat menyampaikannya dengan baik. Cara mengajar guru yang menarik dan baik bisa membantu siswa dalam belajar, selain itu metode mengajar yang digunakan juga berpengaruh pada pembelajaran siswa di sekolah.
Apabila dalam proses belajar mengajar guru dapat menjadi panutan dan teladan siswa dapat dimungkinkan siswa juga bisa tertarik untuk menjadi
seorang guru yang berwibawa dan bertanggung jawab seperti guru mereka di sekolah. Kesuksesan guru mendidik siswa juga bisa menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi minat siswa untuk menjadi guru. Karena bila seorang guru dalam mengajar menggunakan metode mengajar yang baik, gaya mengajarnya menarik dan sikap guru dalam mengajar juga baik maka hal tersebut bisa menjadikan dasar siswa untuk tertarik menjadi guru. Namun ketertarikan siswa untuk menjadi guru kadang juga tidak hanya dari guru tapi juga bisa dari pekerjaan orang tua, di mana bapak atau ibunya ada yang menjadi seorang guru sehingga siswa ingin mengikuti jejak orang tuanya.
Selain itu ada juga faktor lain yang mendorong siswa untuk menjadi guru yaitu karena siswa suka dengan anak-anak sehingga hal tersebut mendorong seseorang menjadi guru. Dari penelitian yang telah dilakukan oleh Wens Tanlain disebutkan beberapa alasan kenapa berminat menjadi calon guru yaitu: ikut membantu negara, merupakan tugas mulia, masa depan baik, menyukai anak-anak, dan tidak banyak menyita waktu. Selain itu juga banyak hal yang bisa mempengaruhi siswa menjadi guru yaitu dikarenakan peluang kerja menjadi guru masih banyak, tenaga guru masih banyak dibutuhkan dan ingin mendidik anak-anak.
Untuk mengetahui lebih jauh tentang minat siswa menjadi guru apakah berdasarkan kekaguman pada guru mengajar atau karena ingin mengikuti jejak orang tuanya yang menjadi guru, maka penulis mengambil judul “PengaruhB PersepsiBSiswaBMengenaiBMetodeBMengajarBGuru,BGayaBMengajar,BSikapB Guru B Dalam B Mengajar B dan B Latar B Belakang B Pekerjaan B Orang B TuaB TerhadapBMinatBSiswaBUntukBMenjadiBGuru”.
B. IdentifikasiBMasalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat dikaji bahwa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi minat siswa untuk menjadi guru antara lain metode mengajar yang digunakan guru, ikut membantu negara, merupakan tugas mulia, masa depan baik, menyukai anak-anak, tidak banyak menyita waktu, peluang kerja menjadi guru masih banyak, tenaga guru masih banyak dibutuhkan dan ingin mendidik anak-anak, gaya mengajar guru, sikap guru dalam mengajar, keinginan siswa untuk menjadi guru, keinginan orang tua, latar belakang pekerjaan orang tua dan lain sebagainya.
g. BatasanBMasalah
D. RumusanBMasalah
Berdasarkan batasan masalah di atas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah ada pengaruh persepsi siswa mengenai metode mengajar guru terhadap minat siswa untuk menjadi guru?
2. Apakah ada pengaruh persepsi siswa mengenai gaya mengajar guru terhadap minat siswa untuk menjadi guru?
3. Apakah ada pengaruh persepsi siswa mengenai sikap guru dalam mengajar terhadap minat siswa untuk menjadi guru?
4. Apakah ada pengaruh latar belakang pekerjaan orang tua terhadap minat siswa untuk menjadi guru?
E. TujuanBPenelitian
Bertitik tolak dari rumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengaruh persepsi siswa mengenai metode mengajar guru terhadap minat siswa untuk menjadi guru.
2. Untuk mengetahui pengaruh persepsi siswa mengenai gaya mengajar guru terhadap minat siswa untuk menjadi guru.
3. Untuk mengetahui pengaruh persepsi siswa mengenai sikap guru dalam mengajar terhadap minat siswa untuk menjadi guru.
F. ManfaatBPenelitian 1. Bagi Universitas
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk menambah khasanah kepustakaan serta dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan perbandingan bagi penelitian selanjutnya di Universitas Sanata Dharma.
2. Bagi Penulis
Penelitian ini merupakan kesempatan bagi penulis untuk menerapkan pengetahuan yang diperoleh di bangku kuliah serta dapat mengembangkan ilmu tersebut.
3. Bagi Sekolah
BABBII
TINJAUANBPUSTATA
A. TajianBPustaka
1. Persepsi
Persepsi ialah apa yang ingin dilihat seseorang belum tentu sama
dengan fakta yang sebenarnya. Keinginan seseorang itulah yang
menyebabkan mengapa dua orang yang melihat atau mengalami hal yang
sama memberikan interpretasi yang berbeda tentang apa yang dilihat atau
dialaminya itu. Persepsi tidak timbul begitu saja. Tentu ada faktor-faktor
yang mempengaruhinya. Secara umum terdapat tiga faktor yang
mempengaruhi persepsi seseorang yaitu dSondang, 1989: 98 – 99, 101 –
105):
a. Diri orang yang bersangkutan sendiri
Apabila seorang melihat sesuatu dan berusaha memberikan
interpretasi tentang apa yang dilihatnya itu, ia dipengaruhi oleh
karakteristik individual yang turut berpengaruh seperti: sikap, motif,
kepentingan, minat, pengalaman dan harapannya.
b. Sasaran persepsi tersebut. Sasaran itu mungkin berupa orang, benda
atau peristiwa.
c. Faktor situasi.
Menurut Philip Kotler d2004: 198) persepsi adalah proses yang
digunakan oleh seorang individu untuk memilih, mengorganisasi, dan
menginterpretasi masukan-masukan informasi guna menciptakan
gambaran dunia yang memiliki arti. Persepsi tidak hanya bergantung pada
rangsangan fisik tetapi juga pada rangsangan yang berhubungan dengan
lingkungan sekitar dan keadaan individu yang bersangkutan. Orang dapat
memiliki persepsi yang berbeda atas obyek yang sama karena tiga proses
persepsi sebagai berikut:
a. Perhatian Selektif
Perhatian selektif ini adalah dimana seseorang menyaring
banyaknya rangsangan yang terjadi.
b. Distorsi Selektif
Distorsi selektif adalah kecenderungan orang untuk mengubah
informasi menjadi bermakna pribadi dan menginterpretasikan
informasi itu dengan cara yang akan mendukung pra-konsepsi mereka.
c. Ingatan / Retensi Selektif
Ingatan/retensi selektif ini orang cenderung akan melupakan hal
yang mereka pelajari namun cenderung akan mengingat informasi
yang menyokong pandangan dan keyakinan mereka.
2. Minat
Minat adalah kecenderungan yang agak menetap dalam subyek yang
merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu dan merasa senang
berkecimpung dalam bidang itu. Minat dipengaruhi oleh perasaan dan
kemudian diperkuat lagi oleh sikap yang positif. Maka bila ada perasaan
senang terhadap guru maka akan menimbulkan minat siswa untuk menjadi
guru, selain itu jika didukung dengan sikap siswa yang juga menunjukkan
sikap yang positif akan sangat mendukung siswa untuk berminat menjadi
guru dWinkel, 1983: 30 - 31).
Menurut Uzer Usman d1997: 27) minat merupakan suatu sifat yang
relatif menetap pada diri seseorang. Minat sangat besar sekali pengaruhnya
terhadap belajar sebab dengan minat seseorang akan melakukan sesuatu
yang diminatinya. Sebaliknya, tanpa minat seseorang tidak mungkin
melakukan sesuatu.
3. GuruBdanBTeprofesionalan
Guru merupakan salah satu faktor internal utama dalam peningkatan
mutu pendidikan di sekolah. Pada setiap orang guru terletak satu tanggung
jawab untuk membawa siswa-siswinya pada satu taraf kematangan
tertentu. Dalam rangka ini maka semestinya setiap rencana, tindakan,
peranan, keputusan dan penilaian yang dilaksanakan oleh guru tersebut
harus dapat didudukkan dan dibenarkan dari sudut pelaksanaan tanggung
jawabnya dWinarno, 1982: 56). Profesi guru adalah sebagai tenaga
pendidik.
Guru profesional adalah guru yang memiliki keahlian, tanggung
jawab dan rasa kesejawatan yang didukung oleh etika profesi yang kuat.
profesionalitas para guru yang secara sadar dan terarah untuk
melaksanakan pendidikan, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Unjuk
kerja secara profesional mencakup berbagai dimensi secara terpadu yaitu
filosofi, konseptual dan operasional. Kualitas profesionalisme, ditunjukkan
oleh lima unjuk kerja sebagai berikut dMohamad Surya, 2004: 94, 96 –
97):
a. Keinginan untuk selalu menampilkan perilaku yang mendekati standar
ideal.
b. Meningkatkan dan memelihara citra profesi.
c. Keinginan untuk senantiasa mengejar kesempatan pengembangan
profesional yang dapat meningkatkan dan memperbaiki kualitas
pengetahuan dan keterampilannya.
d. Mengejar kualitas dan cita-cita dalam profesi.
e. Memiliki kebanggaan terhadap profesinya.
4. Tugas,BPerananBdanBTompetensiBGuru
Guru memiliki banyak tugas, baik yang terikat oleh dinas maupun di
luar dinas, dalam bentuk pengabdian. Apabila dikelompokkan terdapat tiga
jenis tugas guru, yakni dalam bidang profesi, tugas kemanusiaan dan tugas
dalam bidang kemasyarakatan yang secara singkat tugas guru tersebut
digambarkan melalui bagan 1.1 Guru merupakan profesi/jabatan atau
pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru. Jenis pekerjaan
kependidikan walaupun kenyataannya masih banyak dilakukan orang di
luar kependidikan. Itulah sebabnya jenis profesi ini paling mudah terkena
pencemaran.
Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar, dan melatih.
Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup.
Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Sedangkan melatih berarti mengembangkan
keterampilan-keterampilan pada siswa. Keberadaan guru bagi suatu bangsa amatlah
penting, apalagi siatu bangsa yang sedang membangun, terlebih bagi
keberlangsungan hidup bangsa di tengah-tengah lintasan perjalanan zaman
dengan teknologi yang kian canggih dan segala perubahan serta
pergeseran nilai yang cenderung memberi nuansa kepada kehidupan yang
menuntut ilmu dan seni dalam kadar dinamik untuk dapat
mengadaptasikan diri dUzer Usman, 1997: 6 - 8).
Demikianlah nampak bahwa betapa pentingnya peranan para guru
dan betapa berat tugas serta tanggung jawab mereka. Di rumah mereka
menjadi tumpuan kesejahteraan keluarganya, di sekolah mereka menjadi
ukuran atau pedoman tata tertib kehidupan sekolah yaitu pendidikan atau
pengajaran bagi siswa-siswanya dan di masyarakat sekitar mereka
dipandang sebagai “suri-teladan” tingkah laku bagi warga masyarakat di
sekitarnya dTeam Didaktik, 1987: 11-12).
Peran guru dalam proses belajar-mengajar adalah sebagai berikut
a. Guru sebagai demonstrator
Guru hendaknya senantiasa menguasai bahan atau materi
pelajaran yang akan diajarkannya serta senatiasa mengembangkannya
dalam arti meningkatkan kemampuannya dalam hal ilmu yang
dimilikinya karena hal ini akan sangat menentukan hasil belajar yang
akan dicapai siswa.
b. Guru sebagai pengelola kelas
Guru hendaknya mampu mengelola kelas sebagai lingkungan
belajar serta merupakan aspek dari lingkungan sekolah yang perlu
diorganisasi.
c. Guru sebagai mediator dan fasilitator
Sebagai mediator guru hendaknya memiliki pengetahuan dan
pemahaman yang cukup tentang media pendidikan karena media
pendidikan merupakan alat komunikasi untuk lebih mengefektifkan
proses belajar-mengajar. Sedangkan sebagai fasilitator guru hendaknya
mampu mengusahakan sumber belajar yang berguna serta dapat
menunjang pencapaian tujuan dan proses belajar-mengajar, baik yang
berupa nara sumber, buku teks, majalah , ataupun surat kabar.
d. Guru sebagai evaluator
Mengadakan evaluasi pada waktu-waktu tertentu terhadap hasil
Bagan 1.1. Tugas Guru
Menurut Team Didaktik d1987: 18) peranan seorang guru dalam
hubungannya dengan siswa adalah sebagai berikut:
a. Guru selaku pendidik hendaknya selalu menjadikan dirinya suri
teladan bagi siswanya. Profesi
Tugas Guru
Mendidik
Mengajar
Melatih
Merumuskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup
Meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan & teknologi
Mengembangkan keterampilan dan penerapannya
Kemanusiaan
Menjadi orang tua kedua
Auto-pengertian: - Homoludens - Homopuber - homosapiens
Transformasi diri
Autoidentifikasi
Kemasyarakatan
Mendidik dan mengajar masyarakat untuk menjadi warga Negara Indonesia yang bermoral Pancasila
b. Di dalam melaksanakan tugas harus dijiwai dengan kasih sayang, adil
serta menumbuhkannya dengan penuh tanggung jawab.
c. Guru wajib menjunjung tinggi harga diri dari setiap siswa.
d. Seyogyanya mencegah usaha-usaha taua perbuatan yang dapat
menurunkan martabatnya.
e. Apabila memberikan pelajaran tambahan tidak diperkenankan
memungut biaya.
Menurut Mudjito d1984: 28 - 29) hubungan guru–siswa dikatakan
baik apabila hubungan itu memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
a. Keterbukaan, sehingga baik guru maupun siswa saling bersikap jujur
dan membuka diri satu sama lain.
b. Tanggap bilamana seseorang tahu bahwa dia dinilai oleh orang lain.
c. Saling ketergantungan, antara satu dengan yang lain.
d. Kebebasan, yang memperbolehkan setiap orang tumbuh dan
mengembangkan keunikannya, kreatifitasnya, dan kepribadiannya.
e. Saling memenuhi kebutuhan, sehingga tidak ada kebutuhan satu orang
pun yang tidak terpenuhi.
Tanggung jawab guru adalah mendidik siswa sehingga menjadi
siswa yang mampu melaksanakan tugasnya sebagai siswa disekolah dan
menyampaikan pelajaran kepada siswa sehingga dapat diterima siswa
dengan baik dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Selain tanggung jawab guru juga harus memiliki kompetensi,
yang diperlukan oleh seseorang dalam kaitan dengan suatu tugas tertentu.
Kompetensi guru ialah pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang harus
ada pada seseorang agar dapat menunjukkan perilakunya sebagai guru.
Kompetensi guru meliputi dMohamad Surya, 2004: 92 – 93):
1. Kompetensi Personal
Kompetensi personal ialah kualitas kemampuan pribadi seorang
guru yang diperlukan agar dapat menjadi guru yang baik, mencakup
kemampuan pribadi yang berkenaan dengan pemahaman diri,
penerimaan diri, pengarahan diri dan perwujudan diri.
2. Kompetensi Profesional
Kompetensi profesional ialah berbagai kemapuan yang
diperlukan agar dapat mewujudkan dirinya sebagai guru profesional,
meliputi aspek kepakaran atau keahlian dalam bidangnya.
3. Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial ialah kemapuan yang diperlukan oleh
seseorang agar berhasil dalam berhubungan dengan orang lain,
termasuk keterampilan dalam interaksi sosial dan melaksanakan
tanggung jawab sosial.
4. Kompetensi Intelektual
Kompetensi intelektual ialah penguasaan berbagai ilmu
5. Kompetensi Spiritual
Kompetensi spiritual ialah kualitas keimanan dan ketagwaan
sebagai orang yang beragama.
5. Jenis-jenisBMetodeBMengajarBGuru
Menurut Sriyono d1987: 99 - 121) jenis-jenis metode mengajar guru
adalah sebagai berikut:
a. Metode Ceramah
Metode ceramah adalah penuturan atau penjelasan guru secara
lisan, di mana dalam pelaksanaannya guru dapat menggunakan alat
bantu mengajar untuk memperjelas uraian yang disampaikan kepada
siswanya.
b. Metode Tanya Jawab
Metode ini telah dipakai sejak dulu kala. Pertanyan-pertanyaan
yang baik akan sangat bermanfaat dan menguntungkan para siswa.
c. Diskusi
Diskusi merupakan forum pembicaraan yang dipimpin oleh
seorang pemimpin dengan proses pembicaraan yang terarah pada
pemahaman dan pertimbangan mengenai suatu permasalahan yang
disertai oleh pertukaran ide, pendapat, pengalaman, saran dari peserta
diskusi sehingga menghasilkan suatu kesimpulan yang dapat diterima
d. Metode Drill d Latihan Siap )
Drill adalah latihan dengan praktek yang dilakukan berulang kali
atau kontinyu atau untuk mendapatkan keterampilan dan ketangkasan
praktis tentang pengetahuan yang dipelajari.
e. Metode Resitasi
Metode ini digunakan terutama untuk merangsang anak tekun,
rajin dan giat belajar. Resitas tidak sama dengan pekerjaan rumah lebih
luas dari pada itu.
f. Metode Demonstrasi dan Eksperimen
Metode demonstrasi dimaksudkan sebagai suatu kegiatan
memperlibatkan suatu gerak atau proses kerja sesuatu. Adapun metode
eksperimen dimaksudkan sebagai suatu cara memperoleh pengetahuan
atau keterampilan dengan mencoba, berbuat atau melakukannya. Jadi
aktivitas siswa lebih banyak pada mempraktekkan sesuatu yang telah
diamati.
g. Metode Sosio Drama
Metode sosio drama adalah suatu metode mengajar yang
dilakukan dengan cara mendramatisasikan suatu tindakan atau tingkah
laku dalam hubungan sosial. Dengan kata lain guru memberikan
h. Metode Problem Solving
Metode problem solving adalah suatu cara mengajar dengan
menghadapkan siswa kepada suatu masalah agar dipecahkan atau
diselesaikan.
i. Metode Karya Wisata
Metode ini memungkinkan siswa lebih mengenal realita
kehidupan masyarakat, mampu mengamati, meneliti dan mempelajari
suatu obyek di luar sekolah.
j. Metode Kerja Kelompok
Metode kerja kelompok dipakai dalam interaksi belajar mengajar
agar siswa-siswa bisa bekerja bersama-sama atau bergotong-royong
membahas dan memecahkan suatu masalah.
6. GayaBMengajarBGuru
Kesesuaian gaya mengajar guru dengan gaya belajar siswa akan
mempertinggi efektivitas belajar. Gaya mengajar guru atau gaya
memimpin guru di kelas sebagai berikut:
a. Gaya Otoriter
Semua ditentukan oleh guru dimana gurulah yang memberikan
komentar.
b. Gaya Demokratis
Semua ditentukan oleh guru bersama dengan murid dan guru
c. Gaya Laissez-faire dmembiarkan)
Semua ditentukan oleh siswa sendiri dan guru tidak memberikan
pengarahan atau komentar kecuali bila diminta.
Menurut Nasution d1984: 119-120) sikap guru dalam kelas sebagai
berikut:
d. Sikap Otoriter
Sikap otoriter ini mengatur setiap perbuatan siswa, bila perlu
dengan paksaan dan hukuman. Macam-macam cara akan digunakan
oleh guru untuk mengharuskan anak belajar, di sekolah maupun di
rumah. Tak jarang guru menjadi otoriter dan menggunakan
kekusaannya untuk mencapai tujuannya tanpa lebih jauh
mempertimbangkan akibatnya bagi anak, khususnya bagi
perkembangan pribadinya.
e. Sikap Permissive
Sikap ini membiarkan siswa berkembang dalam kebebasan tanpa
banyak tekanan frustasi, larangan, perintah atau paksaan. Guru tidak
menonjolkan dirinya dan berada di belakang dtidak terlibat langsung
dengan kegiatan siswa) untuk memberikan bantuan bila diperlukan.
f. Sikap Riil
Dalam sikap ini siswa diberi kesempatan yang cukup untuk
bermain bebas tanpa diatur atau diawasi ketat oleh guru. Di samping
bawah pengawasan guru. Jadi sikap riil ini memberi kebebasan tapi
juga dengan aturan yang harus ditaati.
Menurut Kurt Lewin dalam buku yang ditulis oleh Heinz Kock
d1981: 89 - 90) membedakan tiga macam cara dalam pendidikan yaitu:
a. Aouthoriter atau autokratis
Ciri-cirinya yaitu banyak pemaksaan dan pemeriksaan, siswa kurang
berinisiatif sendiri dan kurang bertanggung jawab.
b. Sosialintegratif d koperatif, demokratis )
Ciri-cirinya yaitu siswa banyak berinisiatif dan bertanggung jawab,
pemeriksaan hanya sejauh yang diperlukan
c. Laissez-faire
Ciri-cirinya tidak ada pemaksaan dan pemeriksaan sama sekali.
7. SikapBGuruBdalamBMengajar
Nasution d1984: 122 - 124) mengemukakan tiga hal di mana guru
harus menentukan sikapnya yaitu:
a. Anak atau bahan pelajaran
Guru tidak cukup hanya menguasai mata pelajaran akan tetapi
juga harus mampu melibatkan pribadi siswa dalam pelajaran untuk
mencapai hasil yang diharapkan.
b. Guru sebagai model
Fungsi guru yang paling utama adalah memimpin siswa,
orang tua, harus menjadi model atau suri teladan bagi siswa. Sehingga
siswa mendapat rasa keamanan dengan adanya model itu dan rela
menerima petunjuk maupun teguran bahkan hukuman.
c. Kesulitan dalam belajar
Dengan kesukaran maka akan memperoleh banyak hal. Maka
guru tidak hanya memberikan kegembiraan tetapi juga siswa dituntun
untuk menghadapi kesukaran sehingga dapat memperoleh banyak hal
yang bermanfaat.
Menurut Arikunto d1990: 268 – 269) sikap ideal bagi guru adalah:
a. Guru sebagai pengelola proses pembelajaran. Guru merancang
kegiatanya dengan baik dan rinci.
b. Guru sebagai moderator. Guru sebagai pengatur lalu-lintas
pembicaraan di kelas.
c. Guru sebagai motivator. Memberikan motivasi yang menumbuhkan
kemauan siswa.
d. Guru sebagai Fasilitator. Memberikan kemudahan dan sarana kepada
siswa agar dapat aktif belajar menurut kemampuannya.
e. Guru sebagai evaluator. Dengan mengadakan evaluasi terhadap hasil
dan proses pembelajaran yang berlangsung.
Good dan Brophy berpendapat bahwa sikap guru yang baik terlihat
dalam tiga hal sebagai berikut dSuharsimi Arikunto: 270-271):
1. Tampak menyukai dirinya dmau bersolek – tidak acuh terhadap
dirinya).
2. merasakan keberhasilan diri dan kemamfaatan dirinya bagi orang
lain.
3. memiliki perhatian yang bervariasi, menyukai banyak hal
misalnya: kesenian, sastra, teknik, dan lain-lainnya.
b. Sikap terhadap profesi, pekerjaan guru yang dipilih, dan menyenangi
kawan sejawatnya, yang dapat terlihat dari indikator:
1. Merasakan bahwa yang dilakukan mempunyai manfaat bagi
pedidikan anak-anak.
2. Menikmati, merasakan puas akan pekerjaan yang telah dimiliki
seakan-akan tidak ingin mencari pekerjaan lainnya.
3. Merasakan bahwa apa yang dilakukan sudah merupakan alternatif
terbaik karena sudah dipikirkan dengan baik, teliti, cermat, dan
sudah mengerahkan semua kemampuan yang dimilikinya.
4. Tidak enggan menerima saran dari kawan guru, dan bila perlu
tidak enggan pula bertanya kepada kawan sejawat tanpa pandang
derajat, pangkat, sosio ekonomi, dan juga usia.
c. Sikap terhadap siswa, yang ditandai oleh indikator antara lain:
1. Menyadari bahwa tiap-tiap siswa merupakan individu yang unik
sehingga perlu serta pelayanan yang khusus pula.
2. Mengenali paling sedikit satu macam keistimewaan pada diri
3. Bersedia mendorong setiap siswa tanpa mengenal pilih kasih.
4. Mengenal ada di mana siswa berada sehingga guru dapat dengan
tepat menempatkan diri untuk mengajak siswa untuk maju belajar.
Selain itu sifat guru yang baik adalah guru harus dTeam Didaktik,
1987: 20):
a. Berwibawa
b. Jujur
c. Bertanggung jawab
d. Adil bijaksana dalam memutuskan sesuatu
e. Rajin
f. Mudah bergaul dan tidak sombong
g. Cinta kepada tugasnya
h. Bisa mendisiplin diri sendiri
i. Pemaaf, tetapi juga harus dapat bersifat tegas di mana pun.
j. Tidak lekas marah
k. Mau mendengar pendapat orang lain d tidak fanatik )
l. Selalu ingin menyelaraskan pengetahuannya dan meningkatkan
kecakapan profesinya dengan perkembangan ilmu pengetahuan
terakhir.
m. Loyalitas terhadap bangsa dan negaranya.
n. Tidak mengharapkan balas budi karena jasanya terhadap
8. JenisBPekerjaan
Guru Pekerjaan ini tidak bisa dilakukan oleh orang yang tidak
memiliki keahlian untuk melakukan kegiatan atau pekerjaan sebagai guru.
Orang pandai berbicara dalam bidang-bidang tertentu belum dapat disebut
sebagai guru. Untuk menjadi guru diperlukan persyaratan-persyaratan
khusus, apalagi sebagai guru yang profesional yang harus menguasai betul
seluk beluk pendidikan dan pengajaran dengan berbagai ilmu pengetahuan
lainnya yang perlu dibina dan dikembangkan melalui masa pendidikan
tertentu atau pendidikan prajabatan dMoh User Usman,1997: 5). Menurut
Riwanto d1994 : 166 – 167) jenis pekerjaan dibagi ke dalam delapan d8)
golongan yaitu sebagai berikut:
a. Tenaga profesional, teknisi dan yang sejenis
b. Tenaga kepemimpinan dan ketatalaksanaan
c. Tenaga tata usaha dan tenaga yang sejenis
d. Tenaga usaha penjualan
e. Tenaga usaha jasa
f. Tenaga usaha pertanian, kehutanan, perburuan dan perikanan
g. Tenaga produksi, operator alat angkutan, pekerja kasar
h. Lainnya
Dalam penelitian ini peneliti hanya akan melihat latar belakang
pekerjaan orang tua dari jenis pekerjaan pada poin d a ) tenaga profesional
adalah guru yang bekerja dalam dunia pendidikan formal yaitu guru yang
mengajar di sekolah baik guru PNS maupun guru swasta.
9. ProsesBPengajaranByangBBaik
Dalam buku yang ditulis oleh Soekartawi d1995: 34 - 39) disebutkan
ada beberapa pandangan dari ahli-ahli pendidikan tentang profil seorang
pengajar yaitu sebagai berikut:
a. Hamachek dalam bukunya Characteristic of Good Teachers and
Implications for Teacher Educators d1969), memberikan karakteristik profil seorang pengajar yang baik yaitu:
1) Dalam memberikan bahan ajar, ia harus dapat fleksibel, tidak kaku
pada bahan ajar yang ia berikan.
2) Dapat menerima pendapat atau usul siswa yang belajar, apakah itu
pendapat yang benar atau yang salah.
3) Mampu menunjukkan kepribadian yang baik.
4) Bersedia melakukan penelitian tentang ilmu pengetahuan yang
diajarkan, kemudian hasil penelitian dipakai sebagai bagian dari
bahan ajar.
5) Mempunyai keterampilan atau cara yang spesifik dalam membuat
pertanyaan-pertanyaan di kelas untuk mendorong motivasi siswa.
6) Menguasai ilmu pengetahuan dbahan ajar) yang diberikan.
7) Menyiapkan bahan evaluasi dbahan ujian) secara jelas dan
8) Meluangkan waktu untuk membantu siswa yang belajar.
9) Mempunyai sikap yang menarik dan ramah.
10) Menggunakan cara tanya jawab.
b. Hildebrand dan Wilson d1973) dalam penelitian mereka kepada
mahasiswa untuk mengidentifikasi pengajar yang baik disebutkan
sebagai berikut:
1) Bila ia memberikan bahan ajar, maka pendapatnya perlu
dibandingkan dengan ahli yang lain, yang maksudnya untuk
memberikan wawasan yang luas kepada mahasiswanya.
2) Bahan ajar yang diberikan disertai dengan contoh yang konkret
yang didasarkan pada hasil penelitian terbaru.
3) Mempunyai cara penyampaian bahan ajar yang baik.
4) Mampu menerangkan persoalan dengan jelas.
5) Menyenangi pekerjaannya, sehingga ia merasa “kerasan” atau
“betah” d senang ) dalam melakukan pekerjaannya.
6) Mempunyai sifat yang dinamis dan intusiastik.
7) Dapat memberikan bahan ajar dengan cara yang mudah diterima
oleh sebagian besar siswa.
8) Mengundang siswa untuk bertanya
9) Cepat mengetahui apakah siswanya menyenangi bahan ajar yang
diberikan.
10) Pengajar harus mengetahui kemajuan dari bahan ajar yang
11) Selipkan humor di dalam memberikan bahan ajar.
c. Shackelford dan Henak d1990 ) dalam bukunya “Readings to Help You
Enhance Student Learning” memberikan sepuluh kriteria ciri-ciri
pengajar yang efektif yaitu:
1) Mempunyai intusiastik.
2) Mempunyai keterampilan berkomunikasi.
3) Dapat menjelaskan persoalan secara jelas dan tidak berbelit-belit.
4) Menguasai bahan ajar.
5) Mampu membuat suasana menjadi hidup.
6) Fleksibel dalam arti tidak kaku.
7) Memberikan bahan ajar terorganisasi secara rapi sesuai dengan
silabus dan satuan acara pengajaran yang ditetapkan.
8) Adil dalam memberikan nilai.
9) Mau menerima umpan balik dari siswa.
10) Akrap dengan situasi di kelas.
d. Menurut Midley d1982) ada empat karakteristik dari mengajar yang
efisien yaitu:
1) Penampilan pengajar dpenguasaan bahan ajar), persiapan mengajar
dan sebagainya.
2) Cara mengajar dpemilihan model instruksi, alat bantu mengajar dan
evaluasi yang dipakai).
3) Kompetensi dalam mengajar.
Menurut Mohamad Surya d2004: 77 – 79) proses pengajaran yang
efektif dapat terbentuk melalui pengajaran yang memiliki ciri-ciri sebagai
berikut:
1. Berpusat pada siswa.
2. Interaksi edukatif antara guru dengan siswa.
3. Suasana demokratis.
4. Variasi metode mengajar
5. Guru profesional
6. Bahan yang sesuai dan bermanfaat
7. Lingkungan yang kondusif.
8. Sarana belajar yang menunjang.
B. TajianBHasilBPenelitianByangBRelevan
Penelitian yang dilakukan oleh Wens Tanlain dibukukan dalan jurnal
penelitian dengan judul “Studi Tentang Alasan-alasan Mahasiswa Menempuh
Pendidikan Guru Para Mahasiswa Angkatan 2003, 2004, 2005, Program Studi
D-II PGSD, JIP, FKIP, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta”. Tujuan
penelitian tersebut adalah d1) mengidentifikasi isi jawaban para mahasiswa ke
dalam kategori-kategori: tujuan–alasan; alasan; d2) mengidentifikasi jumlah
alasan para mahasiswa ke dalam kategori-kategori: satu alasan; dua alasan;
tiga alasan, dan d3) mengidentifikasi orientasi alasan-alasan para mahasiswa
ke dalam kategori-kategori seperti yang dikemukakan Rosenberg d1957). Dari
keguruan adalah kerja dan cepat diangkat, masa depan lebih baik, ikut
membangun bangsa, tugas mulia, tidak menyita banyak waktu, ingin mendidik
anak-anak, dan menyukai anak-anak.
Penelitian yang dilakukan oleh Paul Suparno dengan judul “Minat dan
Motivasi Mahasiswa Pendidikan Fisika USD untuk Menjadi guru dan
Perkembangannya”. Dari hasil penelitiannya disimpulkan bahwa d1) minat
awal mahasiswa untuk menjadi guru kurang tinggi, d2) minat mahasiswa
sesudah menjalani proses pendidikan di USD bertambah secara signifikan, d3)
motivasi utama mahasiswa masuk prodi Pendidikan Fisika USD ingin cepat
selesai studi dan bekerja, dan d4) hal yang menurut mahasiswa banyak
mengembangkan minat dan profesionalitas menjadi guru adalah kuliah fisika,
kuliah pendidikan, PPL, guru dan teman.
Penelitian yang dilakukan oleh Sofyan Tan dengan judul “Minat Jadi
Guru Rendah”. Dari hasil penelitian yang dilakukannya diketahui hal yang
mempengaruhi seseorang menjadi guru yaitu karena gaji yang besar, namun
hal tersebut terjadi pada luar negeri sehingga menyebabkan banyak warga
Indonesia yang menjadi guru di luar negeri dari pada di negara sendiri.
C. TerangkaBBerpikir
1. Pengaruh persepsi siswa mengenai metode mengajar guru terhadap minat
Persepsi merupakan anggapan seseorang tehadap suatu kejadian.
Metode mengajar merupakan cara penjelasan guru dalam menyampaikan
materi. Jika siswa beranggapan bahwa metode mengajar guru baik maka
dapat berakibat semakin tinggi pula minat siswa untuk menjadi guru,
tetapi jika siswa beranggapan bahwa metode mengajar guru tidak baik
maka dapat berakibat semakin rendah pula minat siswa menjadi guru .
2. Pengaruh persepsi siswa mengenai gaya mengajar guru terhadap minat
siswa untuk menjadi guru
Gaya mengajar merupakan tindakan guru dalam mengelola kelas dan
interaksi dengan siswa. Jika gaya mengajar guru membuat siswa ikut
berperan serta dalam kegiatan belajar mengajar maka akan menarik minat
siswa untuk menjadi guru. Namun sebaliknya apabila gaya mengajar guru
menjadi tekanan bagi siswa dan tidak melibatkan siswa dalam kegiatan
belajar mengajar makan akan menurunkan minat siswa untuk menjadi
guru.
3. Pengaruh persepsi siswa mengenai sikap guru dalam mengajar terhadap
minat siswa untuk menjadi guru
Sikap guru sangat bervariasi, antara guru yang satu dengan yang lain
akan berbeda pula sikap mereka. Sikap merupakan tingkah laku guru baik
di sekolah maupun di luar sekolah. Apabila dalam mengajar guru
menerapkan sikap yang bijaksana yang tahu menempatkan dirinya pada
situasi kelas yang sesuai dengan sikap yang harus dilakukan guru maka
untuk menjadi guru. Sebaliknya jika guru tidak dapak bersikap dengan
bijaksana dan tidak mampu memberi contoh yang baik bagi terhadap siswa
dalam bersikap kemungkinan tidak akan menarik minat siswa untuk
menjadi guru.
4. Pengaruh latar belakang pekerjaan orang tua terhadap minat siswa menjadi
guru
Menjadi guru merupakan bagian dari pekerjaan orang tua, namun
tidak semua orang bekerja sebagai guru. Jika ada salah satu orang tua yang
bekerja sebagai guru dan dapat menjadi panutan atau contoh bahwa
menjadi guru itu menyenangkan atau mulia maka dapat juga berpengaruh
pada keinginan anak atau siswa untuk menjadi guru dengan melihat apa
yang dilakukan orang tuanya. Namun sebaliknya jika pekerjaan orang tua
menjadi guru menjadikan anak tidak senang karena apa yang dilakukan
orang tua terlalu berat dan tidak menyenangkan maka dapat juga berakibat
bahwa siswa atau anak tidak tertarik untuk menjadi guru.
C. HipotesisBPenelitian
Hipotesis adalah suatu jawaban sementara terhadap permasalah
penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul dArikunto,1989: 71).
Dari berbagai pernyataan di atas dapat ditarik hipotesis sebagai berikut:
1. Ada pengaruh yang signifikan persepsi siswa mengenai metode
2. Ada pengaruh yang signifikan persepsi siswa mengenai gaya mengajar
guru terhadap minat siswa untuk menjadi guru.
3. Ada pengaruh yang signifikan persepsi siswa mengenai sikap guru
dalam mengajar terhadap minat siswa untuk menjadi guru.
4. Ada pengaruh yang signifikan latar belakang pekarjaan orang tua
BAB III
METODOLOMI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Studi kasus adalah suatu penelitian yang terperinci mengenai suatu objek tertentu selama kurun waktu tertentu,
termasuk lingkungan dan kondisi masa lalunya dengan cukup mendalam dan menyeluruh dan kesimpulan dari penelitian hanya berlaku untuk obyek
penelitian yang bersangkutan. Jenis penelitian studi kasus tersebut bila dihubungkan dengan hasil penelitian maka hanya berlaku bagi obyek yang diteliti saja dan tidak berlaku bagi obyek penelitian yang lain(Suharsimi
Arikunto, 1989: 90).
B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di SMA St. Mikael Warak, Sumberadi, Mlati,
Sleman. Alasan dipilih lokasi tersebut adalah peneliti mempunyai anggapan bahwa lokasi tersebut letaknya tidak jauh dengan tempat tinggal
peneliti sehingga mudah untuk dijangkau, biaya lebih murah dan lebih efisien.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan November sampai dengan bulan Desember tahun 2008.
C. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi SMA St. Mikael Warak, Sumberadi, Mlati, Sleman.
2. Sampel
Dalam penelitian ini sampel diperoleh dengan menggunakan
teknik pengambilan sampel bertujuan atau purposive sample dimana
pengambilan sampel didasarkan atas adanya tujuan tertentu, peneliti
hanya mengambil satu sampel sekolah saja. Peneliti mengambil sampel kelas 12 yang berjumlah 52 siswa dengan alasan bahwa siswa-siswi kelas 12 telah memiliki pengalaman yang lebih lama tentang
aktivitas guru di kelas dari pada kelas yang lain. Jadi sampel dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas 12 SMA St. Mikael Warak,
Sumberadi, Mlati, Sleman.
D. Variabel Penelitian dan Pengukuran 1. Variabel Penelitian
a. Variabel Bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah: persepsi siswa mengenai metode mengajar guru, persepsi siswa mengenai gaya
mengajar, persepsi siswa mengenai sikap guru dalam mengajar dan latar belakang pekerjaan orang tua.
b. Variabel Terikat
Dalam penelitian ini variabel terikat adalah minat siswa untuk menjadi guru.
2. Pengukuran Variabel a. Variabel bebas
Untuk mengukur persepsi siswa mengenai metode mengajar, persepsi siswa mengenai gaya mengajar, dan persepsi siswa mengenai
sikap guru dalam mengajar digunakan skala Likert (Consuelo, 1993: 226) dengan alternatif jawaban yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS). Dimana skor
masing-masing jawaban sebagai berikut:
Jawaban Pernyataan positif Penyataan Negatif
Sangat Setuju (SS) 4 1
Setuju (S) 3 2
Tidak Setuju (TS) 2 3
Sangat Tidak Setuju (STS) 1 4
Sedangkan untuk latar belakang pekerjaan orang tua digunakan skala pengukuran dengan alternatif jawaban “ya” skor 2 dan “tidak”
skor 1.
Untuk mengukur minat siswa untuk menjadi guru digunakan
skala Likert dengan alternatif jawaban yaitu Sangat Setuju ( SS ), Setuju ( S ), Tidak Setuju ( TS ), Sangat Tidak Setuju (STS ) dengan
skor untuk masing-masing jawaban sebagai berikut:
Jawaban Pernyataan Positif Pernyataan Negatif
Sangat Setuju (SS) 4 1
Setuju (S) 3 2
Tidak Setuju (TS) 2 3
Sangat Tidak Setuju (STS) 1 4
E. Operasionalisasi Variabel 1. Variabel bebas
Indikator-indikator variabel bebas dapat dilihat pada tabel berikut ini :
a. Persepsi Siswa Mengenai Metode Mengajar Guru
Persepsi siswa mengenai metode mengajar guru tersebut merupakan anggapan siswa tentang macam-macam metode mengajar
yang digunakan guru dalam menyampaikan materi pelajaran.
Tabel III.1
Indikator Variabel Persepsi Siswa Mengenai Metode Mengajar Muru
Dimensi Indikator No Butir
Positif Negatif Metode
Mengajar
1. Metode mengajar yang digunakan guru. 2. Pengaruh metode mengajar yang
digunakan terhadap siswa.
6,8,9, 10 1,4,11
b. Persepsi Siswa Mengenai Gaya Mengajar
Persepsi siswa mengenai gaya mengajar tersebut merupakan anggapan siswa mengenai gaya atau sikap guru dalam memimpin atau
pengelolaan kelas.
Tabel III.2
Indikator Variabel Persepsi Siswa Mengenai Maya Mengajar
Dimensi Indikator PositifNo ButirNegatif
Gaya Mengajar
1. Pengaruh gaya mengajar yang digunakan terhadap siswa.
2. Gaya mengajar yang digunakan guru.
1,7 2,5
4,8 3,6,
c. Persepsi Siswa Mengenai Sikap Guru dalam Mengajar
Persepsi siswa mengenai sikap guru dalam mengajar merupakan
anggapan siswa mengenai tindakan atau tingkah laku guru di sekolah secara khusus di kelas.
Tabel III.3
Indikator Variabel Persepsi Siswa Mengenai Sikap Muru dalam Mengajar
Dimensi Indikator No Butir
Positif Negatif Sikap Guru
dalam Mengajar
1. Sikap Guru dalam mengajar di kelas. 2. Pengaruhnya terhadap siswa.
1,2,6,9 3,4,5
7 8,10
Latar belakang pekerjaan orang tua di sini menunjuk pada
pekerjaan orang tua sebagai guru atau bukan guru.
2. Variabel Terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu minat siswa untuk menjadi guru.
Tabel III.4
Indikator Variabel Minat Siswa Untuk Menjadi Muru
Dimensi Indikator PositifNo ButirNegatif Minat
siswa untuk menjadi guru
1. Kepahlawanan guru
2. Perasaan senang berkecimpung dalam bidang keguruan
3. Merasa tertarik untuk menjadi guru 4. Penampilan dan perilaku yang menarik 5. Memiliki harapan yang positif
mengenai profesi guru
6. Meningkatkan pengetahuan dan senang belajar
7. Penghargaan dari orang lain 8. Cita-cita
9. Kesejarteraan dan ekonomi
1,20 2,29,30 4, 9,12,24, 18,19,23 , 28 3,10,17, 21,25,27 11,14,22 16 8 5,6,7, 26
F. Data yang Dicari
Dalam penelitian ini data yang dicari adalah data persepsi siswa mengenai
metode mengajar guru, gaya mengajar, sikap guru dalam mengajar, latar belakang pekerjaan orang tua dan data minat siswa untuk menjadi guru. Data tersebut merupakan data primer.
1. Kuesioner
Pengumpulan data dengan metode ini dilakukan dengan membuat daftar pertanyaan tertulis yang kemudian dibagikan kepada siswa untuk
dijawab dan hasil dari jawaban siswa dianalisis secara statistik. Kuesioner digunakan untuk mengumpulkan data persepsi siswa mengenai metode mengajar guru, gaya mengajar, sikap guru dalam mengajar, latar belakang
pekerjaan orang tua dan minat siswa untuk menjadi guru.
2. Dokumen
Dokumentasi adalah suatu teknik pengumpulan data oleh peneliti untuk memperoleh informasi dari bermacam-macam sumber tertulis atau
dokumen yang ada pada responden atau tempat dimana responden bertempat tinggal atau melakukan kegiatan sehari-hari (Arikunto, 2006
:158).
H. Uji Instrumen Penelitian
1. Pengujian Validitas Kuesioner
Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Untuk menguji
dengan kegiatan uji coba instrumen. Untuk menguji validitas instrumen
menggunakan rumus korelasi product moment dengan angka kasar sebagai
berikut:
rxy = N ∑XY – (∑X) (∑Y) √{N∑X2 – (∑X)2}{N∑Y2 – (∑Y)2} Dengan:
rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan Variabel Y N = Jumlah responden
X = Skor total setiap item soal Y = Skor total seluruh item soal
Kemudian nilai rxy tersebut dibandingkan dengan nilai r tabel dengan
taraf signifikansi 5%. Jika rxy > r tabel maka soal tersebut dikatakan valid. Pengujian validitas digunakan untuk mengetahui apakah kuesioner
yang dipakai sebagai bahan penelitian itu layak atau tidak untuk dipakai. Kuesioner sebagai alat ukur perlu diuji validitasnya untuk menunjukkan sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan
fungsi ukurnya. Semakin tinggi suatu alat ukur, semakin tepat pula alat pengukurnya mengenai sasarannya. Sebaliknya semakin rendah validitas
suatu alat ukur, semakin jauh pula alat pengukur itu mengenai sasarannya. Pengujian telah dilaksanakan di sekolah SMA St. Mikael Sleman pada siswa-siswi kelas 10 A dan 10 B dengan jumlah responden 30 siswa.
0,361 pada taraf signifikansi 5%. Adapun rangkuman hasil penelitian uji
coba validitas sebagai berikut :
a) Uji validitas variabel persepsi siswa mengenai metode mengajar.
Hasil uji sembilan pertanyaan pada variabel persepsi siswa mengenai metode mengajar guru, adalah sebagai berikut :
Tabel III.5
Hasil Pengujian Validitas Variabel Persepsi Siswa Mengenai Metode Mengajar Muru
No
Item rhitung rtabel Keterangan
1. 0,484 0,361 Valid
2. 0,479 0,361 Valid
3. 0,420 0,361 Valid
4. 0,575 0,361 Valid
5. 0,498 0,361 Valid
6. 0,473 0,361 Valid
7. 0,567 0,361 Valid
8. 0,427 0,361 Valid
9. 0,641 0,361 Valid
Dari tabel di atas tampak bahwa item-item yang digunakan untuk mengukur variabel persepsi siswa mengenai metode mengajar guru valid semua karena corrected item – total correlation lebih dari 0,361.
b) Uji validitas variabel persepsi siswa mengenai gaya mengajar.
Hasil uji delapan pertanyaan pada variabel persepsi siswa mengenai gaya mengajar, adalah sebagai berikut :
Tabel III.6
Hasil Pengujian Validitas Variabel Persepsi Siswa Mengenai Maya Mengajar
No
1. 0,669 0,361 Valid
2. 0,512 0,361 Valid
3. 0,645 0,361 Valid
4. 0,621 0,361 Valid
5. 0,412 0,361 Valid
6. 0,643 0,361 Valid
7. 0,664 0,361 Valid
8. 0,479 0,361 Valid
Dari tabel di atas tampak bahwa item-item yang digunakan untuk
mengukur variabel persepsi siswa mengenai gaya mengajar valid semua karena corrected item – total correlation lebih dari 0,361.
c) Uji validitas variabel persepsi siswa mengenai sikap guru dalam
mengajar.
Hasil uji sembilan pertanyaan pada variabel persepsi siswa mengenai
sikap guru dalam mengajar, adalah sebagai berikut :
Tabel III.7
Hasil Pengujiran Validitas Variabel Persepsi Siswa Mengenai Sikap Muru dalam Mengajar
No
Item rhitung rtabel Keterangan
1. 0,491 0,361 Valid
2. 0,574 0,361 Valid
3. 0,527 0,361 Valid
4. 0,403 0,361 Valid
5. 0,746 0,361 Valid
6. 0,631 0,361 Valid
7. 0,686 0,361 Valid
8. 0,605 0,361 Valid
9. 0,616 0,361 Valid
Dari tabel di atas tampak bahwa item-item yang digunakan untuk
mengajar valid semua karena corrected item – total correlation lebih
dari 0,361.
d) Uji validitas variabel minat siswa untuk menjadi guru
Hasil uji dua puluh sembilan pertanyaan pada variabel minat siswa untuk menjadi guru, adalah sebagai berikut :
Tabel III.8
Hasil Pengujian Validitas Variabel Minat Siswa Untuk Menjadi Muru
No
Item rhitung rtabel
Keterangan
1. 0,752 0,361 Valid
2. 0,811 0,361 Valid
3. 0,841 0,361 Valid
4. 0,749 0,361 Valid
5. 0,751 0,361 Valid
6. 0,685 0,361 Valid
7. 0,532 0,361 Valid
8. 0,632 0,361 Valid
9. 0,856 0,361 Valid
10. 0,703 0,361 Valid
11. 0,883 0,361 Valid
12. 0,745 0,361 Valid
13. 0,648 0,361 Valid
14. 0,811 0,361 Valid
15. 0,770 0,361 Valid
16. 0,865 0,361 Valid
17. 0,570 0,361 Valid
18. 0,782 0,361 Valid
19. 0,752 0,361 Valid
20. 0,844 0,361 Valid
21. 0,510 0,361 Valid
22. 0,734 0,361 Valid
23. 0,735 0,361 Valid
24. 0,733 0,361 Valid
25. 0,430 0,361 Valid
26. 0,806 0,361 Valid
27. 0,764 0,361 Valid
28. 0,772 0,361 Valid
Dari tabel di atas tampak bahwa item-item yang digunakan untuk
mengukur variabel minat siswa untuk menjadi guru valid semua karena corrected item – total correlation lebih dari 0,361.
2. Pengujian Reliabilitas Instrumen
Untuk menguji reliabilitas instrumen digunakan rumus
Spearman-Brown sebagai berikut: r11 = 2 x rxy 1 + rxy
Tetapi sebelum menggunakan rumus tersebut data diuji dengan
menggunakan rumus koefisien korelasi dengan belah dua ganjil genap. Dengan rumus sebagai berikut:
rxy = N ∑XY – (∑X) (∑Y) √{N∑X2 – (∑X)2}{N∑Y2 – (∑Y)2} Dengan:
rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan Variabel Y N = Jumlah responden
X = Skor item soal ganjil Y = Skor total soal genap
Jika sudah memperoleh nilai rxy kemudian nilai tersebut dimasukkan
dalam rumus Spearman-Brown. Apabila sudah diperoleh nilai dari rumus Spearman-Brown kemudian angkanya dibandingkan dengan r tabel
Dari hasil pengujian dengan taraf signifikansi 5% dengan jumlah
responden 30 siswa, diperoleh hasil-hasil sebagai berikut:
Tabel III.9
Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas
I. Teknik Analisis Data
1. Uji Prasyarat Analisis Data a. Uji Normalitas
Sebelum melakukan analisis regresi sederhana terlebih dahulu dilakukan pengujian normalitas data sampel untuk memeriksa keabsahan sampel (Suharsimi, 314). Uji normalitas digunakan untuk
mengetahui gejala-gelaja yang diteliti apakah mempunyai sebaran data yang normal atau tidak.
Uji Normalitas dengan menggunakan rumus One-Sample
Kolmogrov Smirnov yaitu:
D = Max [Fo(X1) – Sn(X1)]
Dimana:
D = Deviasi maksimum
Fo(X1) = Fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang ditentukan No Variabel yang diteliti Indeks Status 1
2
3 4
Pengaruh Persepsi Siswa Mengenai Metode Mengajar Guru
Pengaruh Persepsi Siswa Mengenai Gaya Mengajar
Pengaruh Persepsi Siswa Mengenai Sikap Guru Dalam Mengajar
Minat Siswa Untuk Menjadi Guru
0,803 0,839
0,862 0,970
An