• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Data

4.1.1 Jenis Kohesi dan Koherensi

Pada bagian ini, peneliti mencantumkan contoh paragraf yang mengandung kohesi dan koherensi supaya pembaca mempunyai gambaran data yang akan dianalisis oleh peneliti. Contoh data kohesi yaitu kohesi leksikal dan gramatikal. Contoh data koherensi yaitu koherensi berpenanda dan koherensi tidak berpenanda.

4.1.1.1 Kohesi Leksikal

Kohesi leksikal yang ditemukan oleh peneliti yaitu kohesi repetisi, hiponimi, sinonimi, dan ekuivalensi. Contoh paragraf yang mengandung kohesi leksikal dapat dicermati pada paragraf sebagai berikut.

A. Kohesi Repetisi

(1) Kebersihan adalah suatu keadaan dimana tak ada sampah yang berserakan di mana-mana. Kebersihan sangatlah penting untuk dilakukan, karena dengan kebersihan yang akan menjaga kita dari ancaman-ancaman penyakit yang datang. (4-a)

Kohesi repetisi yang digunakan dalam paragraf di atas berupa kebersihan. Pengulangan tersebut bertujuan untuk memelihara kepaduan kalimat dan menekankan pentingnya kata tersebut. Jumlah kohesi repetisi yang ditemukan peneliti sebanyak 32 data, termasuk salah satunya data paragraf di atas.

B. Kohesi Hiponimi

(2) Dengan adanya banjir, warga terpaksa mengungsi keatas atap rumah untuk menyelamatkan diri bersama kucingnya, musibah yang tidak disangkah-sangkah seperti ini, kalau dilihat sepeleh tetapi kadang membawa kerugian yang sangat besar. Seperti barang-barang yang tidak sempat diselamatkan, atau peliharaan, tentu membuat kita merasa resah dan kecewa. (8-b)

Kohesi hiponimi yang digunakan dalam paragraf di atas berupa banjir. Kohesi hiponimi berfungsi untuk menunjang kejelasan kalimat. Jumlah kohesi hiponimi yang ditemukan peneliti sebanyak 3 data, termasuk salah satunya data paragraf di atas.

C. Kohesi Sinonimi

(3) Jadi semoga kita tidak kena musibah banjir, diharapkan pada semua warga sadar akan akibat atau dampak membuang sampah sembarangan. (8-d)

Kohesi sinonimi yang digunakan dalam paragraf di atas berupa akibat ata u dampak. Kohesi sinonimi digunakan bermaksud untuk menunjang kejelasan kalimat. Jumlah kohesi sinonimi yang ditemukan peneliti sebanyak 12 data, termasuk salah satunya data paragraf di atas.

D. Kohesi Ekuivalensi

(4) Membuang sampah di sembarang tempat akan berakibat tidak baik bagi kesehat tubuh dan lingkungan sampah sebaiknya di buang di tempat

pembuangan sampah agar tidak menimbulkan banyak masalah pada

lingkungan . sampah yang dibuang tidak pada tempatnya akan menyebabkan terserang berbagai penyakit. (6-a)

Kohesi ekuivalensi yang digunakan dalam paragraf di atas berupa buang-pembuangan. Kohesi tersebut mempunyai nilai yang sepadan/sebanding yang bertujuan supaya kalimat lebih bervariatif. Jumlah kohesi ekuivalensi yang ditemukan peneliti sebanyak 3 data, termasuk salah satunya data paragraf di atas. 4.1.1.2Kohesi Gramatikal

Kohesi gramatikal yang ditemukan oleh peneliti yaitu kohesi referensi, substitusi, dan konjungsi. Contoh paragraf yang mengandung kohesi gramatikal dapat dicermati pada paragraf sebagai berikut.

A. Kohesi referensi

(a) Kohesi Referensi Anaforis

(5) Akibat dari kejadian tersebut, banyak hal buruk menimpanya. Diantaranya adalah seluruh harta bendanya rusa k akbiat banjir, kegiatan lainnya lumpuh total. Belum lagi penyakit yang dideritanya akibat dari

pasca banjir. Baim harus terbaring lemas di rumah sakit karena terkena penyakit diare dan demam berdarah. (5-c)

Kohesi pengacuan yang digunakan dalam paragraf di atas berupa tersebut. Referensi anaforis mengacu pada konstituen sebelumnya. Jumlah kohesi referensi anaforis yang ditemukan peneliti sebanyak 15 data, termasuk salah satunya data paragraf di atas.

(b) Kohesi Referensi Kataforis

(6) Kebersihan lingkungan harus dijaga bersama dengan kesadaran masyarakat akan hidup sehat dan nyaman tanpa polusi udara yang tercemar. Mencerminkan kebersihan adalah sebagian dari iman. (6-c) Kohesi pengacuan yang digunakan dalam paragraf di atas berupa adalah. Referensi kataforis mengacu pada konstituen sesudahnya. Jumlah kohesi referensi kataforis yang ditemukan peneliti sebanyak 7 data, termasuk salah satunya data paragraf di atas.

B. Kohesi Substitusi

(7) Akibat dari lingkungan yang kotor karena pembuangan sampah yang tidak pada tempatnya. Cuaca pun menjadi kotor, cuaca yang kotor itu mengakibatkan banyak penduduk yang sakit. (17-c)

Kohesi substitusi yang digunakan dalam paragraf di atas berupa nya pada kata tempatnya. Pengantian tersebut perfungsi untuk memperoleh unsur pembeda. Jumlah kohesi substitusi yang ditemukan peneliti sebanyak 21 data, termasuk salah satunya data paragraf di atas.

C. Kohesi Konjungsi (a) Konjungsi Adversatif

(8) Dengan adanya banjir, warga terpaksa mengungsi keatas atap rumah untuk menyelamatkan diri bersama kucingnya, musibah yang tidak disangkah-sangkah seperti ini, kalau dilihat sepeleh tetapi kadang

membawa kerugian yang sangat besar. Seperti barang-barang yang tidak sempat diselamatkan, atau peliharaan, tentu membuat kita merasa resah dan kecewa. (8-b)

Konjungsi adversatif yang digunakan dalam paragraf di atas berupa tetapi. Konjungsi tersebut memiliki makna yang bertentangan. Jumlah kohesi konjungsi adversatif yang ditemukan peneliti sebanyak 3 data, termasuk salah satunya data paragraf di atas.

(b) Konjungsi Kausal

(9) Kebersihan adalah suatu keadaan dimana tak ada sampah yang berserakan di mana-mana. Kebersihan sangatlah penting untuk dilakukan,

karena dengan kebersihan yang akan menja ga kita dari ancaman-ancaman penyakit yang datang. (4-a)

Konjungsi kausal yang digunakan dalam paragraf di atas berupa karena. Konjungsi tersebut memiliki makna sebab akibat. Jumlah kohesi konjungsi kausal yang ditemukan peneliti sebanyak 48 data, termasuk salah satunya data paragraf di atas.

(c) Konjungsi Korelatif

(10)Di Indonesia seing kita mendengar dari televisi, koran dan radio. Tentang bencana banjir Yang melanda di perkampungan bahkan di perkotaan Yang Struktur daratan lendah. (13-a)

Konjungsi korelatif yang digunakan dalam paragraf di atas berupa bahkan. Konjungsi tersebut memiliki makna penegasan. Jumlah kohesi konjungsi korelatif yang ditemukan peneliti sebanyak 22 data, termasuk salah satunya data paragraf di atas.

(d) Konjungsi Subordinatif

(11)Apabila kita membuang sampah kedalam sungai atau kali a kan membuat polusi, sehingga ikan-ikan akan mati, dan terjadi pendangkalan terhadap kali tersebut. Demikian juga apabila sampah di buang kedalam parit, akan menyebabkan banjir, sebab pada saat musim hujan tiba, saluran-saluran air akan tersumbat dan terjadilah banjir. (3-b)

Konjungsi subordinatif yang digunakan dalam paragraf di atas berupa apabila. Konjungsi tersebut memiliki makna yang menyatakan syarat. Jumlah kohesi konjungsi subordinatif yang ditemukan peneliti sebanyak 7 data, termasuk salah satunya data paragraf di atas.

(e) Konjungsi Temporal

(12)Dalam bermasyarakat kita sering dihadapkan pada suatu permasalahan alam yang terjadi dilingkungan sekitar kita. Permasalahan-permasalahan tersebut timbul karena ulah manusia yang tidak mampu berterima kasih atas nikmat yang telah alam ini berikan. Manusia pada dasarnya tidak pernah puas dengan apa yang sudah ada, setelah dinikmati/ menggunakan maka pada akhirnya manusia tidak pernah mempertimbangkan dampaknya kedepan. Bahkan manusia tidak pernah sadar bahwa hal yang dilakukan berdampak sangat fatal bagi kehidupan. (7-a)

Konjungsi temporal yang digunakan dalam paragraf di atas berupa setelah. Konjungsi tersebut menyatakan adanya waktu yang akan datang. Jumlah kohesi temporal yang ditemukan peneliti sebanyak 6 data, termasuk salah satunya data paragraf di atas.

(f) Konjungsi Koordinatif

(13)Bukan hanya itu lingkungan kotor pun terdapat di pemukiman padat, padat pabrik, padat pariwisata, hingga kontrakan sekali. Bagaimana tidak? Seharusnya warga sadar akan kebersihan lingkungan dengan membiasa kan hidup bersih seperti membuang sampah pada tempatnya, membersihkan rumah rutin, dan membiasakan anak hidup dengan kebersihan, bukan dengan membiarkan nya dengan bermain di lingkungan yang penuh dengan kotoran. (1-b)

Konjungsi koordinatif yang digunakan dalam paragraf di atas berupa dan. Konjungsi koordinatif berfungsi sebagai hubungan penambahan dua unsur yang sama pentingnya. Jumlah kohesi konjungsi subordinatif yang ditemukan peneliti sebanyak 23 data, termasuk salah satunya data paragraf di atas.

4.1.1.3 Koherensi Berpenanda

Jenis koherensi berpenanda yang ditemukan antara lain koherensi kausalitas, kontras, aditif, rincian, temporal, dan kronologis. Contoh paragraf yang mengandung koherensi berpenanda dapat dicermati pada paragraf sebagai berikut. A. Koherensi kausalitas

(14)Membuang sampah sembarangan juga akan menimbulkan berbagai macam penyakit, seperti: Diare, demam berdarah, tipus, dan lain-lain.

Oleh karena itu untuk menjaga kesehatan buanglah sampah pada tempatnya. (3-c)

Penanda koherensi kausal yang digunakan dalam paragraf di atas berupa oleh karena itu. Makna yang dihasilkan berupa sebab akibat. Jumlah koherensi kausalitas yang ditemukan peneliti sebanyak 48 data, termasuk salah satunya data paragraf di atas.

B. Koherensi Kontras

(15)Kala itu disuatu desa, mentari belum bangun dari Peraduannya, Ayam-ayam jagopun belum melakukan tugasnya. Namun, Lukman telah Keluar dari rumahnya. Hembusan angin Pagi yang dingin berusaha membekukannya. Tangannya yang kekar telah memegang sebuah ember yang hendak menimba air. (12-a)

Penanda koherensi kontras yang digunakan dalam paragraf di atas berupa namun. Penanda tersebut mengandung makna yang menunjukkan adanya pertentangan. Jumlah koherensi kontras yang ditemukan peneliti sebanyak 12 data, termasuk salah satunya data paragraf di atas.

C. Koherensi Aditif

(16)Dahulu hutan kami sangat lestari dan indah. Di sanalah terdapat ribuan jenis tumbuhan dan binatang yang saling hidup berdampingan. Selain menjadi tempat tinggal para tumbuhan dan binatang, hutan juga merupakan sumber utama bagi kehidupan manusia. Hutanlah yang

menyedia kan sumber makanan bagi kita. Binatang dan tumbuhan yang ada di sana menjadi sumber makanan yang tidak terbatas bagi kita. (14-a)

Penanda koherensi aditif yang digunakan dalam paragraf di atas berupa selain. Penanda tersebut mempunyai makna penambahan antara kalimat yang satu dengan kalimat yang lain. Jumlah koherensi aditif yang ditemukan peneliti sebanyak 2 data, termasuk salah satunya data paragraf di atas.

D. Koherensi Rincian

(17)Membuang sampah sembarangan juga akan menimbulkan berbagai macam penyakit, seperti: Diare, demam berdarah, tipus, dan lain-lain. Oleh karena itu untuk menjaga kesehatan buanglah sampah pada tempatnya. (3-c)

Penanda koherensi rincian yang digunakan berupa seperti. Penanda tersebut menyatakan adanya rincian yang bertujuan supaya kalimat lebih jelas. Jumlah koherensi rincian yang ditemukan peneliti sebanyak 13 data, termasuk salah satunya data paragraf di atas.

E. Konjungsi Temporal

(18)Pada suatu hari Andi di perintahkan Ibunya untuk Pergi membuang sampah di tempat pembuangan sampah. Andi pun bergegas mengambil sampah itu, namun pada saat Andi ingin membuang sampah, Andi melihat ada sungai, Andi berhenti sejenak lalu berfikir “dari pada saya Jauh-Jauh membuang Sampah lebih baik buang disini saja.” Andi pun Menuangkan Sampah yang dibawanya itu disungai tersebut, Padahal dipinggir sungai ada sebuah Papan yang bertuliskan larangan bahwa tidak boleh membuang sampah disungai tersebut. Karena sudah menjadi kebiasaan warga di sana tidak mempunyai rasa prihatin terhadap lingkungan ahirnya berdampak buruk bagi semua warganya. (18-a) Penanda koherensi temporal yang digunakan dalam paragraf di atas berupa dua pada suatu hari. Penanda tersebut mengandung makna yang menyatakan

waktu yang berkesinambungan. Jumlah koherensi temporal yang ditemukan peneliti sebanyak 6 data, termasuk salah satunya data paragraf di atas.

F. Konjungsi Kronologis

(19)Kala itu disuatu desa, mentari belum bangun dari Peraduannya, Ayam-ayam jagopun belum melakukan tugasnya. Namun, Lukman telah Keluar dari rumahnya. Hembusan angin Pagi yang dingin berusaha membekukannya. Tangannya yang kekar telah memegang sebuah ember yang hendak menimba air. (12-a)

Penanda koherensi kronologis yang digunakan dalam paragraf di atas berupa kala itu. Penanda tersebut mengandung makna yang berhubungan dengan waktu. Jumlah koherensi kronologis yang ditemukan peneliti sebanyak 14 data, termasuk salah satunya data paragraf di atas.

4.1.1.3Koherensi Tidak Berpenanda

Koherensi tidak berpenanda yang ditemukan peneliti yaitu koherensi perurutan. Contoh paragraf yang mengandung koherensi perurutan dapat dicermati pada paragraf sebagai berikut

A. Koherensi Perurutan

(20)Langkah konkrit untuk menjaga agar lingkungan tetap sehat dan bersih adalah menyiapkan tempat pembuangan akhir pa da lokasi yang jauh dari pemukiman.

i. Menyiapkan tempat sampah dirumah atau dimana saja. ii. Mengurangi pemakaian plastik

iii. Memanfaatkan sampah menjadi barang jadi sesuai dengan jenis sampah itu sendiri.

iv. Membuat PERDA bagi pelanggaran yang tidak peduli dengan kebersihan lingkungan mendapat sangsi!

v. Menyiapkan lokasi khusus tempat pembuangan akhir. vi. Memberi pembinaan dirumah dan disekolah tentang akibat

pembuangan sampah. (19-j)

Paragraf di atas merupakan jenis koherensi perurutan. Paragraf tersebut mengandung makna yang menyatakan perbuatan yang dilakukan secara berurutan.

Jumlah koherensi perurutan yang ditemukan peneliti sebanyak 3 data, termasuk salah satunya data paragraf di atas.

Dokumen terkait