• Tidak ada hasil yang ditemukan

Beberapa Jenis parasit dan Penyakit Yang Ditimbulkannya

Dalam dokumen ILMU KESEHATAN MASYARAKAT (Halaman 37-45)

PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR

H. Beberapa Jenis parasit dan Penyakit Yang Ditimbulkannya

1. Cacing Gelang ( Ascaris Lumbricoides )

Penderita cacing ascaris banyak ditemukan pada anak - anak yang mempunyai kuku panjang dan kotor.Penularan penyakit ini terjadi melalui mulut.Telur yang seringkali meempel pada jari - jari tangan atau yang sudah menempel pada makanan, terbawa ke dalam perut melalui mulut.sampai di usus dua belas jari, telur ascaris menetap menjadi larva, yang dapat menembus dindingnya kemudian terbawa aliran darah dan akhirnya sampai ke jaringan paru - paru.

Bila hal ini sampai terjadi, maka akan timbul kelainan yang disebut Pneumenitis atau Sindroma Loefler.Kelainan ini ditandai

oleh batuk - batuk kadang kadang disertai darah, gatal pada kulit yang disebut Eosinofilia artinya,bertambah butir darah eosinofil.

Larva yang ada dalam jaringan paru - paru akan dikeluarkan melalui rongga mulut, dan dari sini larva kembali lagi ke dalam saluran pencernaan makanan.

Di dalam saluran pencernaan, Ascaris akan mengalami pendewasaan dan hidup hingga jangka waktu yang cukup panjang selama itu pula ascaris mencuri makanan yang disediakan untuk tuan rumahnya.

Penderita yang hanya dihuni oleh beberapa ekor ascaris biasanya tidak memperlihatkan keluhan apa - apa. Tetapi jika jumlahnya cukup banyak, penderita akan mengalami berbagai kaluhan antara lain rasa mual, rasa tidak enak pada perut, kadang - kadang timbul rasa mulas

Seekor atau dua ekor ascaris sering keluar dari mulut si penderita bersama - sama dengan muntah, kadang - kadang ascaris juga keluar melalui dubur karena mati disebabkan umurnya sudah lanjut.

Anak yang terlampau banyak dihuni cacing ascaris di dalam perutnya nampak kurus, pucat dan buncit pad perutnya.Kalau jumlahnya cukup banyak, sumbatan pada usus bisa terjadi pada saluran empedu saluran pankreasatau usus buntu.

Petunjuk bahwa seseorang kejangkitan cacing ascaris,kepastiannya harus ditentukan dengan pemeriksaan tinja.

Bila telur cacing ascaris ditemukan di dalam tinja penderita, maka dapatlah dipastikan bahwa dia sedang menderita cacingan dan pengobatan harus diberikan secepatnya.

Pengobatan cacing ascaris cukup sederhana.Obat cacing yang dapat dipergunakan antara lain Pyrantel Pamoat atau Combantrin.Penderita cukup diberi satu kali pengobatan. Jumlah obat disesuaikan dengan berat badan penderita, tap kilogram berat badan dapat diberikan 10mg Combantrin. Pemberian dapat diberikan sebelum anak tidur.

2. Cacing Kremi ( Enterobius Vermicularis )

Cacing Kremi atau Enterobius Vermicularis biasanya berwarna putih mengkilap,berukuran pendek. Cacing betina mempunyai ukuran yang lebih panjang dibandingkan dengan cacing jantan. Ukuran cacing betina 8 - 13mm,sedangkan yang jantan ukurannya sekitar 2-3mm. Cacing Kremi tidak hanya terdapat di negara - negara yang sedang berkembang, tetapi juga banyak terdapat di negara - negara maju.Penderitanya adalah anak - anak.

Penularan biasanya berlangsung dari jari - jari tangan, masuk ke dalam mulut, lalu turun ke saluran pencernaan \. Sesampainya di usus halus telur menetas menjadi cacing. Sebagian cacing dewasa menetap di usus besar, dan sebagian lagi menetap di usus lain. Pada waktu cacing betina hendak bertelur, maka pindah ke dubur.Gerakan - gerakan cacing di tempat tersebut mengakibatkan rasa geli dan gatal, terutama dirasakan pada malam hari. Rasa gatal ini menyebabkan dorongan si anak untuk menggaruk - garuk duburnya. Sewaktu jari menyentuh kawasan dubur banyak telur yang menempel pada jari tangan tersebut. Jari tangan yang mengandung telur cacing kremi, tanpa di cuci terlebih dahulu di pakai untuk memegang atau memasukkan makanan ke dalam mulut, sehingga terjadilah penularan oleh diri sendiri. Telur juga dapat bersembunyi di belakang kuku jari tangan yang tidak di potong. Bila ada makanan yang tersentuh olah kuku jari tersebut, maka terjadilah penularan dari seseorang penderita ke anak yang sehat melalui makanan itu.

Pencegahan dapat di lakukan dengan tindak kebersihan, kuku yang panjang harus dipotong sependek mungkin, tangan harus di cuci dengan sabun jika hendak makan atau memegang makanan. Dubur dan daerah sekitarnya harus dijaga kebersihannya. Rasa gatal atau geli pada cacing kremi dapat diatasi dengan vaselin putih atau mungkin juga dengan minyak kelapa. Obat yang dapat digunakan untuk memberantas cacing kremi pada saluran pencernaan sama dengan yang digunakan untuk cacing ascaris yaitu Pyrantel Pamoat atau Combantrin.

3. Cacing Cambuk ( Trichuris Trichina )

Cacing ini kurang di kenal, namun sebenarnya banyak juga terdapat pada orang - orang yang tidak mengikuti kaidah - kaidah kebersihan. Cacing ini mempunyai ukuran panjang sekitar 2-3 cm dengan warna merah muda atau kelabu.

Penularan dapat berlangsung karena telurnya terbawa dari tanah oleh tangan atau makanan yang sudah dipenuhi oleh telur tersebut. Telur cacing ini keluar dari perut manusia bersama tinja, kemudian masuk ke dalam tanah yang lembab.

Bagian saluran pencernaan yang dihuni oleh cacing cambuk adalah usus halus bagian terakhir yang disebut Ileum Terminalis, usus buntu dan usus besar.

Tanda gejala yang ditimbulkan, seringkali tidak jelas kecuali kalau memang penderita peka terhadap cacing tersebut. Gejala dan tanda - tandanya dapat muncul kalau jumlah cacing cambuk cukup banyak. Penderita dapat mengalami diare.

Pada anak - anak dapat timbul benjolan usus keluar melalui dubur. Keadaan ini disebut Prolaps Rekti.

Obat yang dapat diberikan adalah Mebendazol atao Vermox sebanyak 100mg. Selama 3 hari penderita harus menelan dua tablet @ 100mg.

4. Cacing Tambang ( Ankylostoma Duodenale )

Cacing tambang sering masuk ke dalam tubuh para petani atau karyawan perkebunan yang mempunyai kebiasaan bekerja tanpa alas kaki.

Cacing ini berukuran lebih kurang 1 cm, dengan warna merah darah. Bagian cacing tambang ( mulut ) dilengkapi dengan alat cengkeram, sehingga cacing dapat melekat pada selaput lendir saluran pencernaan.

Telur - telur ankylos keluar melalui dubur bersama tinja, kemudian masuk ke dalam tanah. Kalau tanahnya kebetulan

lembab, telur akan menetas menjadi larva yang dapat masuk ke dalam tubuh manusia, setelah menembus kulit kaki. Melalui aliran darah, larva melakukan perjalanan ke seluruh tubuh hingga paru - paru.

Pada saat larva masuk paru - paru, penderita bisa mangalami batuk kering, tetapi jarang sekali disertai darah dalam dahaknya. Dari paru - paru larva yang akan naik ke dalam rongga mulut lalu di telan kembali. Jadi cara penularan cacing ini berbeda dari cacing ascaris. Cacing tambang dapat berpindah dari seseorang kepada orang lain melalui pori - pori kaki, tidak mulut.

Dalam rongga usus cacing tambang pada dinding usus dan menghisap darah penderita. Bila junlah cacing cukup banyak, si penderita dapat mengalami anemia ( kurang darah ).

Kekurangan darah dapat mengakibatkan berbagai macam kerugian, antara lain pertumbuhan badan terhalang, kepandaian tidak bisa berkembang kerana penderita sering menderita sakit kepala.

Penyakit cacing tambang dapat diatasi dengan Combantrin. Pada pengobatan cacing ini, penderita di beri 10mg Combantrin per Kg berat badan. Seseorang yang berat bedannya kurang dari 13Kg, dapat diberi tablet Combantrin @ 120mg atau 2,5cc Combantrin cair. Jumlah ini diberikan kepada si penderita sebelum tidur.

Pada umumnya infeksi cacing tambang akan menyebabkan penyakit kekurangan darah sehingga penderita sangat dianjurkan untuk menelan tablet atau cairan yang mengandung zat besi.

5. Cacing Pita ( Taenia Solium dan Taenia Saginata )

Jenis cacing pita cukup banyak, ada yang berasal dari babi, ikan air tawar, ternak lainnya.

Taenia solium banyak terdapat pada binatang ternak, sedangkan Diphilobotrium latum adalah cacing pita yang berasal dari ikan. Tubuh cacing pita ada yang panjang ada yang pendek. Bagian depannya disebut skolek, sedang selbihnya terdiri dari ruas

- ruas. Ruas terakhir pada waktunya akan dilepaskan dan keluar bersama tinja.Ruas ini dipenuhi oleh telur.

Skolek melekat erat pada dinding usus tuan rumah. Jika suatu ketika ruas - ruas badan cacing yang penuh dengan telur itu terlepas dan dikeluarkan bersama feses penderita, kemudian dimakan oleh binatang, maka dalam perut binatang pemakan tinja tersebut telur - telur akan menetas menjadi larva, kemudian mengikuti peredaran darah dan menetap jaringan, biasanya pada jaringan otot.

Larva dalam jaringan otot akan berkembang menjadi kista yang bertahan hingga waktu yang cukup lama. Kista dapat masuk ke dalam tubuh seseorang karena makan daging binatang yang mengandung kista. Hal ini baru dapat terjadi, bila manusia makan daging yang kurang matang. Kista - kista yang ada di saluran pencernaan menetas menjadi cacing dewasa dan tinggal di tempat tersebut. Selanjutnya cacing akan hidup sebagai parasit di dalan tubuh. Cacing pita menggunakan seluruh permukaan tubuhnya untuk menghisap makanan yang ada di dalam saluran pencernaan tuan rumahnya.

Ada kalanya, yang masuk ke dalam tubuh manusia bukan kistanya, melainkan telur - telurnya. Telur - telur menetas dalam saluran pencernaan memasuki aliran darah. Melalui aliran darah ini larva tersebar ke seluruh tubuh, antara lain di bawah kulit, otot - otot, dan mungkin ada juga yang sampai di otak.

Tanda dan gejala penderita cacing pita tergantung dari keparahannya.Keluhan yang ditimbulkan kadang - kadang hanya ringan - ringan saja. Penderita sering menyadari bahwa dirinya tengah menderita penyakit cacing pita, karena di celana dalamnya terdapat ruas - ruas cacing tersebut. Sekiranya jumlah larva yang terdapat dalam jaringan otak cukup banyak, penderita dapat mengeluh pusing - pusing, timbul kekejangan, bahkan ada yang sampai mengalami kematian.

Pencegahan merupakan cara terbaik untuk menghindari penyakit cacing pita. Tetapi bila penyakit itu sudah diidapnya penderita dapat menghalau cacing - cacing tersebut dengan obat yang bernama Niklisamidium atau Romosan. Obat ini diberikan

kepada si penderita selagi perut kosong, sebanyak 4 tablet atau sama dengan 2 gram. Tablet harus di kunyah selembut - lembutnya. Perlu diketahui, bahwa obat ini jarang menimbulkan efek sampingan karena tidak di serap oleh saluran cerna.

6. Trichinella Spiralis

Kelainan yang dapat ditimbulkan oleh Trichinella Spiralis di sebut Trichinosis. Berbeda dengan penyakit - penyakit cacing yang diuraikan sebelumnya, penularan hanya dapat terjadi bila seseorang makan daging yang kurang lama di masak. Frekuensi terbesar sering terjadi pada orang yang suka makan daging babi atau masakan babi lainnya. Cacing Trichinella Spiralis hampir tidak pernah terlihat dalam tinja.

Tanda dan gejala yang di timbulkan tergantung pada jumlah larva yang masuk ke dalam perut, kemudian masuk ke dalam aliran darah untuk selanjutnyamenetap dalam jaringan otot, tetapi sebenarnyadapat menjadi parah, bahkan ada yang sampai meninggal dunia.

Orang yang makan daging babi yang masih agak mentah beberapa jam kemudian bisa mengalami diare dan rasa tidak enak pada perutnya. Dalam keadaan yang cukup parah, penderita memperlihatkan tanda dan gejalanya sebagai berikut : Suhu badan naik disertai tubuh menggigil, nyeri pada otot, kelpoak mata membengkok, dan kadang - kadang terjadi pembengkakkan pada tungkai.Kulit penderita sering bewarna biru lebam karena peredaran darah di bawah kulit terganggu. Sedang bagian mata yang barwarna putih kadang - kadang memperlihatkan warna merah akibat pendarahan dalam jaringan mata. Penyakit trichinosis dapat berlangsung 3 - 4 minggu.

Pencegahan penyakit ini adalah dengan menghindari makanan yang terbuat dari daging babi. Obatnya antara lain adalah Thiabendazole.

7. Filariasis ( Elephantiasis = Penyakit kaki gajah )

Penyebab : Cacing Filaria Malagi dan Filaria Bancrofti Cara penularan : dengan perantaraan nyamuk Culex Fatigans Gejala penyakit :

Cacing Filaria sp hidup di dalam pembuluh - pembuluh dan kelenjar getah bening (jaringan limpa). Karena itu gejala penyakitnya di tandai dengan demam yang datang secara mendadak dan berulang - ulang.

Peradangan dan penyumbatan pada saluran getah bening menyebabkan terjadinya bendungan limfe di sebelah distal (ujung) sehingga terjadi pembengkakkan di scrotum (kantung buah zakar), di tungkai kaki ( menyebabkan “kaki gajah” )

Bendungan dipembuluh limfe dada ( Ductus throsicus ) akan menyebabkan pecahnya saluran limfe di ginjal sehingga urine mengandung limfe ( Chyluria ) dan urine tampak seperti air susu karena mengandung lemak dari limfe.

Filariasis di Indonesia :

Filariasis banyak terdapat di Indonesia seperti di pulau Jawa, Sumatera, Timor, dll

Usaha pencegahan dan pemberantasannya :

a. Meniadakan sumber penularan dengan mencari dan mengobati semua penderita.

b. Pendidikan kesehatan kepada masyarakat tentang penyakit Filariasis, misalnya tentang :

 Usaha pencegahan ( tidur memakai kelambu )

 Perlunya mengenal gejala penyakit secara dini dan pengobatan segera.

 Agar setiap anggota masyarakat turut aktif dalam usaha pemberantasan penyakit ini.

c. Memberantas vektor penyakit yaitu nyamuk Culex Fatigans.

BAB III

Dalam dokumen ILMU KESEHATAN MASYARAKAT (Halaman 37-45)

Dokumen terkait