• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penyebab Penyakit dan Penanggulangannya

Dalam dokumen ILMU KESEHATAN MASYARAKAT (Halaman 29-37)

PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR

G. Penyebab Penyakit dan Penanggulangannya

1. Kolera ( Cholera )

Kolera termasuk kedalam penyakit karantina.

Penyebab : Cholera asiatica oleh Vibrio cholera (= Vibrio comma) sedangkan Paracholera

eltor oleh Vibrio eltor

Masa inkubasi : Beberapa jam sampai 5 hari. Menurut

undang – undang karantina ditetapkan 5 hari.

Cara penularan : Melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi oleh bibit penyakit (faecal

oral infection )

Gejala – gejalanya : Gejala kolera datang secara mendadak, berupa muntah – muntah dan berak – berak (diare) yang sangat sering. Biasanya gejala muntah – muntah datangnya lebih belakangan darai pada diare. Faecesnya cair keputihan dengan sedikit lendir yang mengambang (seperti air cucian beras). Karena muntah dan diare yang amat sering, penderita akan banyak kehilangan cairan dan elektrolit, yang dapat menyebabkan kematian dalam waktu 12 jam dari penularan penyakitnya. Besarnya angka kematian 5 % - 75 %.

Bekas penderita akan kebal terhadap kolera untuk beberapa tahun. Dari vaksinasi akan diperoleh kekebalan selama kurang lebih 6 bulan.

Faeces penderita masih mengandung bibit penyakit kolera selama 7 – 14 hari setelah sembuh dari sakit. Bekas penderita dapat menjadi carrier yangs angat berbahay bagi orang lain. Kolrea terdapat endemis di India

Kolrea di Indonesia

Penyakit kolera timbul akibat kesehatan lingkungan yang buruk seperti pembuangan faeces, sampah dan limbah yang tidak memenuhi syarat kesehatan. Karena penyakit ini akan hilang dengan sendirinya apabila hygiene dan sanitasi lingkungan diperbaiki, seperti ayng terjadi di negara – negara yang sudah maju. Usaha pencegahan dengan vaksinasi saja dianggap kurang memenuhi sasaran.

Pencegahan dan pemberantasan :

(a) Menemukan penderita secara dini dan melaporkan secepat – cepatnya .

(b) Isolasi penderita serta desinfeksi dan atau pemusnahan benda – benda yang dapat menjadi sarana penularan.

(c) Mengobati penderita secara dini sampai sembuh benar. (d) Penyelidikan epidemiologi dilapangan.

(e) Surveillance untuk menemukan penderita baru dan carrier, untuk diobati sampai sembuh.

(f) Perbaikan hygiene dan sanitasi lingkungan yang meliputi :

- Penyediaan air bersih yang baik

- Perbaikan system pembuangan faeces, sampah dan limbah.

- Pengawasan pembuatan dan peredaran makanan dan minuman,pasar, rumah makan, rumah potong ternak,perusahaan susu dan lain – lain.

- Upaya pemberantasan lalat.

(g) Upaya penyuluhan kesehatan kepada masyarakat. (h) Pemberian vaksin kolera jika dipandang perlu.

2. Malaria

Penyebab : Plasmodium sp. Dikenal ada 4 spesies, yaitu 1. Plasmodium falciparum, penyebab malaria tropika

2. Plsamodium vivax, penyebab malaria tertiana

3. Plasmodium malariae, penyebab malaria quartana

4. Plasmodium ovale, penyebab malaria ovale

Masa inkubasi : Antara 12 hari sampai dengan 30 hari

Cara penularan : Dengan perantaraan gigitan nyamuk anopheles sp. Betina, dan di Indonesia dikenal ada lebih kurang 93 spesies Anopheles yang merupakan vektor malaria

dan yang terpenting diantaranya adalah : 1. Di pantai / laut : Anopheles sundaicus 2. Di sawah : Anopheles aconicus

3. Di pegunungan : Anopheles maculates 4. Di hutan : Anopheles leucosphyrus 5. Di rawa – rawa : Anopheles hyrcanus Gejala – gejalanya : Penderita merasa sakit kepala, lesu diikuti

demam tinggi, seringkali disertai mengigau dan menggigil diakhiri dengan berkeringat banyak. Plasmodium dapat pula menyerang otak, yang menyebabkan malaria cerebralis dengan gejala – gejala radang otak yang lainnya.

Malaria di Indonesia :

Masih merupakan penyakit rakyat nomor satu di Indonesia dan tersebar luas diseluruh kepulauan Indonesia. Malaria ini akan menyebabkan :

 Daya tahan tubuh rendah dan mudah diserang penyakit lain

 Daya kerja menurun sehingga produktivitas menurun  Negara banyak kehilangan jam kerja dan dapat

menghambat kepariwisataan. Usaha pencegahan dan pemberantasan :

(a) Manusia sebagai tuan rumah (host), maka pencapaian dan pemberantasannya dengan jalan pendidikan kesehatan dan pengobatan sampai sembuh.

(b) Plasmodium sebagai penyebab penyakit, maka pencegahan dan pemberantasannya dengan menggunakan obat anti malaria seperti Quinine, Nivaquine, Primaquine dan sebagainya.

(c) Anopheles sebagai vector, maka perlu diusahakan pembasmian terhadap bentuk larvanya dengan

memelihara ikan pemakan jentik dan terhadap nyamuk sebagai bentuk imagonya dengan menggunakan insektisida.

3. Tuberculosis

Penyebab : BasilMycobacterium tuberculosis (yang ditemukan oleh Robert Koch pada tahun 1882).

Masa inkubasi : Antara 4 – 6 minggu

Cara penularan : 1. Melalui pernapasan dengan ludah penderota yang dibuang sembarang tempat dan debu yang mengandung basil TBC.

2. Melalui susu sapi yang diminum tanpa dipasteurisasi terlebih dahulu ( untuk TBC bovinum )

Gejala – gejalanya : TBC adalah penyakit kronis. Sering kali dimulai dengan gejala yang ringan seperti badab lesu, suhu badan naik sedikit bahkan ada yang tidak menunjukkan gejala sama sekali.

Bila penyakit semakin berat maka penderita akan semakin kurus, pucat, tubuh sangat lemah dan batuk darah.

Kecuali paru – paru, TBC dapat pula menyerang organ – organ badan yang lain seperti otak, usus, tulang, limpa dan alat kandungan. Jika menyerang otak, TBC menimbulkan gejala seperti pada penyakit radang otak lainnya. Pada bayi dan anak – anak dapat menyebabkan infeksi milier (military tuberculosis)

Pemberantasan penyakit :

Di Indonesia penyakit TBC tersebar tidak hanya di kota – kota saja tetapi juga sudah menyebar hingga ke pedesaan. Umumnya menyerang masyarakat golongan sosial - ekonomi rendah seperti lingkungan perumahan yang berdesakan (over crowded ), lembab, status gizi yang rendah, hidu tidak teratur dan sebagainya.

Basil Mycobacterium tuberculosis yang berjuta – juta banyaknya yang berasal dari ludah dan dahak penbderita mengering, akan bercampur debu dan tersebar kemana – mana seperti di kendaraan umu, bioskop, pasar dan lain - lain, apabila terhirup oleh orang yang sehat akan menambah jumlah penderita penyakit TBC. Di Indonesia penderita TBC masih cukup banyak. Pencegahannya :

(a) Pemberian vaksin BCG bagi bayi dan anak – anak. (b) Pasteurisasi susu sapi sebelum diminum

(c) Memperkuat daya tahan tubuh dengan gizi yang baik, istirahat cukup, olah raga cukup dan sebagainya.

(d) Meningkatkan keadaan sosial ekonomi masyarakat sehingga rumah dan lingkungan memenuhi syarat kesehatan.

(e) Penyuluhan kesehatan kepada masyarakat, khususnya agar tidak biasa meludah disembarang tempat.

4. Framboesia (patek = puru = jaws)

Penyebab : Troponema partenue (golongan Spirochaeta) Masa inkubasi : Antara 3 minggu sampai 6 bulan

Cara penularan : Melalui kontak langsung dengan penderita atau secara tidak langsung melalui pakaian atau dengan perantaraan lalat.

Gejala – gejalanya : Pada masa inkubasi penderita merasa lesu, tidak enak badan, demam.

Dalam stadium erupsi (masa awal gejala) timbul rasa nyeri tulang dan sendi terutama di malam hari,resa tak enak dan nyeri di tempat timbulnya erupsi

Bibit penyakit yang telah masuk akan menyebabkan timbulnya luka yang sukar sembuh di tempat masuknya bibit penyakit pada kulit. Kemudian luka akan membentuk ulcus (tukak), bentuk papiloma (tonjolan) atau kombinasi menyerupai buah framboesia.

Luka permukaan disebut induk paru ( babon patek = Yaws = initial lesion ). Setelah 2 bulan kemudian akan timbul tonjolan yang banyak tersebar diseluruh permukaan tubuh terutama di sekitar lubang - lubang badan seperti mulut, hidung, anus, lipatan paha. Suatu ketika tonjolan akan menghilang, tetapi penyakit yang sebenarnya akan tetap berlangsung beberapa bulan sampai beberapa tahun.

Kemudian dilanjutkan dengan timbulnya tonjolan dan gejala lainnya selama 2 atau 3 bulan dan akan menghilang lagi. Masa silih berganti antara latent dan kumat dapat berlangsung selama 5 tahun yang disebut stadium early ( awal ) dan kemudian setelah itu masuk ke stadium late ( lanjut ) dengan gejala - gejala cuma ( jaringan meradang ) dikulit dan tulang, luka - luka besar yang telah sembuh meninggalkan jaringan pacut yang nyata dan luas, radang sendi dan tulang yang terasa nyeri.

Pada stadium late bila mengenai tulang hidung akan menyebabkan hilangnya sekat rongga hidung sehingga hidung akan nampak pesek.

Bila kerusakkan parah akan menyebabkan langit - langit hilang dan hidung tinggal satu lubang yang besar dan disebut Himopharingitis Mutilans.

Cara pencegahan dan pemberantasannya :

a. Menghindari kontak langsung dengan penderita dan menjaga kebersihan.

b. Pemberantasan dengan jalan penyembuhan semua penderita, pencarian penderita framboesia yang ada di masyarakat.

5. Penyakit Kelamin (veneral diseases)

Pendahuluan

Penyakit kelamin terdapat banyak di negara manapun juga, baik di negara yang sedang berkembang maupun di negara yang sudah maju disegala pelosok dan lapisan masyarakat.

Penyakit ini harus diberantas menurut garis - garis epidemiologis dan karena berhubungan dengan masalah sosial maka pencegahan dan pemberantasannya harus ada kerja sama antara berbagai instansi seperti pendidikan, kesehatan, sosial, agama dan kepolisian.

Jumlah penderita penyakit kelamin akhir - akhir ini menunjukkan jumlah yang meningkat dan hal ini disebabkan oleh :

a. Kurang pengertian / kesadaran masyarakat akan bahaya penyakit kelamin ini baik bagi dirinya sendiri maupun bagi keluarga dan masyarakat lainnya.

b. Meningkatkan pergaulan bebas antara pria dan wanita dikalangan muda - mudi khususnya dan masyarakat umumnya yang meninggalkan norma agama dan susila. Penyakit - penyakit kelamin yang perlu diketahui adalah :

(a) Gonorrhoe yang disebabkan oleh Neisseria gonorrhoe (b) Syphillis ( lues ) disebabkan oleh Treponema palidum (c) Ulcus mole disebabkan oleh Hemophilus ducreyl

(d) Lymphogranuloma venerum disebabkan oleh virus Lymphogranuloma venerum

(e) Granula inguinalis disebabkan oleh Donovania granulomatis

Cara penularan

Penularan melalui kontak langsung dengan penderita ( Hubungan kelamin ) ataupun hubungan tak langsung melalui benda - benda terkontaminasi

Usaha pencegahan dan pemberantasannya

(a) Usaha yang ditujukan pada penderita dengan pengobatan sampai sembuh dan untuk ini perlu mencari adanya panderita dalam masyarakat dan dengan siapa saja ia telah berhubungan intim dan telah menularkannya.

(b) Pengawasan sumber penularan terutama dikalangan WTS,maka perlu dilokalisasi atau kalau dapat penghapusan sama sekali WTS.

(c) Pendidikan dan penerangan kepada masyarakat mengenai bahaya penyakit kelamin ini bagi dirinya, keluarganya, dan masyarakat.

H. Beberapa Jenis parasit dan Penyakit Yang

Dalam dokumen ILMU KESEHATAN MASYARAKAT (Halaman 29-37)

Dokumen terkait