• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODOLOGI PENELITIAN

B. Jenis Perencanaan

Perencanaan keuangan pribadi adalah suatu proses pencapaian tujuan pribadi melalui manajemen keuangan yang berstuktur dan tepat. Banyak orang yang belum mempunyai perencanaan keuangan untuk mencapai tujuan keuangannya, mereka selalu berharap masa depannya selalu baik atau mereka pasrah. Memang tidak mungkin untuk merencanakan semua, tetapi dengan perencanaan yang baik, setiap individu mempunyai kesempatan membuat keputusan yang lebih tepat agar hasilnya lebih baik.

Berikut adalah hasil wawancara dengan informan yang menjadi subyek dalam penelitian ini mengenai jenis perencanaan keuangan dalam keluarga secara keseluruhan.

Jenis perencanaan keuangan yang dipilih oleh bapak F adalah jenis perencanaan investasi, hal ini dapat dilihat dari kutipan jawaban dari hasil wawancara dengan peneliti, sebagai berikut:

“...,Cuma rencananya mau buka ini (sambil menunjuk spanduk loket pembayaran) ya ini kan masih awal ya jadi belum tau dan rencananya aku juga mau buka Warung Hot Spot disini.”

Melihat hasil jawaban tersebut menunjukkan bahwa bentuk perencanaan keuangan yang direncakan oleh paka F adalah dalam bentuk investasi dalam bentuk usaha salah satunya adalah membuka Warung Hot Spot yang sudah siap untuk dibuka. Warung HotSpot rencananya akan dibuka tahun depan, usaha tersebut dibuka karena adanya kegagalan investasi dari rencana usaha. Pak F pun berusaha memanfaatkan alat yang dimiliki menjadi suatu usaha yang baru agar dapat menutupi kerugian yang telah di alaminya sekaligus Pak F ingin supaya istrinya mempunyai kesibukan dirumah selain menjaga anaknya. Selain itu investasi pak F juga berupa tabungan, berikut adalah beberapa pernyataan yang diungkapkan:

“...berupa tabungan aja sih. Kalo rumah belum. Untuk sementara sih Cuma berupa tabungan aja”

Dari jawaban tersebut menunjukkan bahwa untuk sementara rumah yang ditempati Pak F adalah rumah milik orang tua beliau dan untuk saat ini Pak F tidak tahu apakah rumah yang sedang ditempati itu akan diberikan kepadanya atau hanya disuruh menempati rumahnya untuk sementara. Oleh karena itu pak F belum memikirkan secara rinci tentang keuangan kelurganya yang untuk sementara ini masih berupa tabungan.

bentuk investasi yang lainnya yang dimiliki pak F ada dalam bentuk tabungan saja, sedangkan dalam bentuk lainnya masih belum ada. Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa pak F lebih memilih jenis perencanaan keuangan keluarganya dalam bentuk investas yang berupa usaha yang dijalankan oleh istrinya, karena menurut beliau untuk saat ini usaha tersebut memiliki nilai keuntungan yang besar. Sehingga dapat disimpulakan bahwa Pak F melakukan perencanaan berupa perencanaan investasi seperti tabungan, usaha pulsa dan agen pembayaran listrik serta usaha warung Hotspot yang akan dibuka dengan memanfaatkan modal yang sudah ada. Tabungan itu dipilih karena tabungan dapat dipakai sewaktu-waktu dan dipakai apa saja mulai dari kebutuhan rumah tangga, kesehatan, sampai kebutuhan pendidikan anaknya. Pak F lebih cenderung mengurusi perencanaan usahanya karena beliau ingin merintis terlebih dulu usahanya, mengingat anaknya masih satu dan masih balita sehingga tidak memerlukan banyak biaya.

2. Bapak M

Jenis perencanaan yang dimiliki oleh bapak M adalah dalam bentuk investasi dan asuransi, berikut adalah kutipan jawaban dari pak M:

“Saya itu punya (1) rumah ada 3 : ada daerah buduran, kebraon sama di deket lapindo, (2) mobil dan sepeda motor ada 3. Rumah yang dideket lapindo itudapat ganti rugi Rp 164.000.000 trus dikurangi Rp 16.000.000 untuk sisa angsuran. Uang tadi saya pakai naik haji dengan istri saya sebesar ± Rp 80.000.000 dan 1 sepeda motor beat.”

perencanaan keuangan yang ada dimiliki oleh keluarga pak M dalam bentuk investasi rumah yang berjumlah 3 buah, mobil dan motor. Sedangkan investasi yang dimiliki oleh pak M sendiri adalah berupa tabungan, berikut adalah pernyataannya:

“Ada tabungan itu mungkin sekitar Rp 70.000.000 sampai Rp 80.000.000.”

Berdasarkan kutipan pernyataan tersebut menunjukkan bahwa selain yang sudah disebutkan pak M memiliki investasi sendiri yang beruta tabungan. Beliau juga menambahkan bahwa:

“...saya hanya punya asuransi aja. Asuransi Bumi Asih Jaya. Sebenarnya saya ada satu lagi AIG Lippo.”

Menurut pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa pak M juga mengikuti asuransi jiwa Bumi Asih Jaya dan AIG Lippo yang digunakan untuk jaminan hari tua nanti. Pak M memiliki 2 asuransi yang digunalan untuk memprotek diri dan keluarganya. Namun asuransi yang satunya tidak lagi dilanjutkan oleh beliau karena Pak M sudah tidak mampu lagi untuk membayar asuransi AIG Lippo mengingat kebutuhan-kebutuhan yang lain masih banyak. Berdasarkan beberpaa pernyataan tersebut menunjukkan bahwa pak M memiliki jenis perencanaan keuangan keluarga dalam bentuk investasi dan asuransi jiwa, karena menurut beliau investasi dan asuransi tersebut lebih menguntungkan.

Jenis perencanaan keuangan yang dimiliki oleh pak A adalah dalam bentuk investasi dan deposito, berikut adalah beberapa kutipan hasil wawancara anatar pak A dan peneliti mengenai jenis perencanaan keuangan keluarga. Pak A menyatakan bahwa beliau memiliki perencanaan keuangan yang berupa investasi, berikut adalah kutipan pernyataannya:

“...Uang saya untuk saya tabung untuk beli rumah sampai sekarang saya punya rumah ada 10, sedangkan kebutuhan uang belanja, sekolah dan urusan rumah tangga itu dari istri saya. ”

Menurut pernyataan tersebut menunjukkan bahwa pak A merencanakan investasinya berupa rumah, karena rumah-rumah yang dimiliki beliau direncanakan untuk anak-anak beliau, berikut adalah pernyataannya:

“Iya, itu sudah saya rencanakan dan sudah saya buatkan surat wasiatnya, tapi saya tidak bilang kepada mereka biar mereka kerja keras tapi ada catatannya jika keadaan mereka tetap seperti ini dan kalau keadaan mereka sudah berubah kita bisa merubahnya juga. Kalau sekarang mereka mau menempati rumah itu, ya silakan saja.”

Dari pernyataan pak A tersebut dapat diketahui bahwa rumah yang dimiliki pak A tersebut rencananya digunakan untuk diberikan kepada anak-anak pak A. Akan tetapi saat ini rumah-rumah tersebut masih dikontrakkan. Selain itu pak A juga memiliki kost-kostan dan toko yang ada di rumah:

“Saya sudah nggak kepengen karena dirumah yang sekarang saya tempati itu ada 6 kamar yang saya kost kan. Dari itu saja,

juga buka toko dirumah.”

Dari pernyataan pak A tersebut dapat diketahui bahwa rumah yang dimiliki pak A tersebut rencananya digunakan untuk diberikan kepada anak-anak pak A. Selain itu pak A juga memiliki kost-kostan dan toko yang ada di rumah, dimana dari penghasilan tersebut sudah cukup untuk mencukupi kebutuhan pada setiap bulannya. Pak A juga memiliki deposito yang ada di koperasi UPN, berikut adalah pernyataannya:

“Ada, saya taruh dikoperasinya UPN. Karena dikoperasi sini (UPN) itu bunganya 10 % per tahun, selain itu saya taruh uang disana itu untuk tabungan kalau tabungannya sudah cukup akan saya belikan rumah lagi. Sedangkan kalau saya tabungkan di bank mungkin akan dapat 8 % per tahun dan akan dipotong pajak sekitar 3% jadi bersih kita terima akan 5 %. Jadi saya lebih memilih untuk menyimpan uang saya di koperasi UPN.”

Melihat kutipan pernyataan pak A tersebut dapat diketahui bahwa selain rumah, kostan dan toko beliau juga memiliki investasi dalam bentuk deposito yang ada di koperasi UPN, karena menurut beliau koperasi di UPN memiliki nilai keuntungan yang lebih besar daripada di bank yang nilai keuntungannya yang diperoleh lebih sedikit. Berdasarkan beberapa kutipan pernyataan dari hasil wawancara peneliti dengan pak A dapat diketahui bahwa pak A lebih memilih jenis perencanaan keuangan keluarganya dalam bentuk investasi dan deposito dari pada yang lainnya, karena menurut beliau bentuk investasi tersebut prospeknya lebih bagus daripada yang lainnya.

Jenis perencanaan keuangan yang dimiliki oleh bu E adalah dalam bentuk investasi, asuransi dan usaha yang dirintis. Berikut adalah beberapa pernyataan dari bu E saat wawancara dengan peneliti. Beliau menyatakan bahwa :

“Ada dua, untuk asuransi pendidikannya anak-anak itu di bank niaga dan kalau yang untuk sekeluarga itu saya ikut asuransi jiwa di prudential.”

Melihat kutipan pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa bu E pendapatan keluarganya sebagian dialihkan dalam bentuk asuransi pendidikan dan asuransi jiwa yang beliau ikuti. Sedangkan perencanaan keuangan lainnya ada dalam bentuk perhiasan, berikut adalah pernyataan yang diungkapkan:

“Biasanya dana cadangannya kan berupa uang tunai tapi kalau saya itu saya rupa kan berupa perhiasan. Karena kalau ada apa-apa bisa gampang dijual dan investasi dalam bentuk perhiasan itu nilainya tidak akan turun. Misal dulu saya beli per gramnya 50 ribu tapi kalau sekarang jadi 300 ribu per bulan.”

Berdasarkan jawaban tersebut menunjukkan bahwa bu E lebih memilih investasi dalam bentuk perhiasan, karena menurut beliau perhiasan memiliki nilai nominal yang tidak akan turun sehingga memiliki nilai nominal yang stabil dan mudah dijual kembali jika sewaktu-waktu diperlukan dana yang cukup besar untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Selain itu invetsai tersebut juga digunakan untuk kebutuhan di hari tua, baliau menyatakan:

“Saya mainnya itu diperhiasan, tanah dan diperumahan karena saya menganggap dua investasi itu yang stabil dan nilai rupiahnya tidak akan turun. Ya pokoknya saya itu buat

boleh lah kita belok sedikit kan. Kita yang mengatur standar bukan standar yang mengatur kita misalnya saya ingin belikan baju buat keponakan ya saya belikan saja.”

Dari jawaban tersebut dapat diketahui bahwa investasi yang dimiliki bu E tidak hanya berupa perhiasan saja akan tetapi juga tanah dan perumahan, karena menurut beliau investasi dalam bentuk tersebut memiliki nilai rupiah yang stabil. Bu E juga memiliki sebuah usaha yang bergerak di bidang sosial yang diberi nama LP2UKM (Lembaga Pendidikan dan Pembina Usaha Kecil Menengah).

“LP2UKM (Lembaga Pendidikan dan Pembina Usaha Kecil Menengah) itu pemilik dan foundernya saya sendiri. Saya narik satu orang dosen dari perguruan tinggi lain yang mana visi dan misi sama dengan saya yang tidak mengutamakan uang. Satu orang yang saya tarik lagi dari akuntansi UPN itu mbak Cahya. Dia bantu saya total, saya selalu bilang kesemua bahwa ini bukan lembaga yang mengutamakan profit, jika ada uang akan saya bagi sama rata tapi jika tidak ya sudah tidak dapat apa-apa karena sifatnya kita non profit. Keuntungan saya kalau jadi pembina UKM itu kan selain saya bisa bantu orang, dan kalau mereka sudah jalan dan berkembang, saya selalu bilang kalau butuh orang accounting saya yang akan carikan dan saya cari pastilah anak akuntansi UPN dan yang biasanya nyari orang itu saya dibantu oleh bu mamik.”

Berdasarkan jawaban tersebut menunjukkan bahwa bu E memiliki sebuah usaha yang bergerak di bidang sosial yang diberi nama LP2UKM (Lembaga Pendidikan dan Pembina Usaha Kecil Menengah), dimana usaha tersebut melibatkan rekan-rekan kerja bu E untuk menjalankannya. Dari beberapa kutipan jawaban-jawaban yang diungkapkan oleh bu E tersebut menunjukkan bahwa bu E memilih jenis perencanaan keuangan dalam bentuk investasi dan asuransi untuk menjamin masa depan

anak-prospek yang bagus. Sedangkan dana cadangan yang dimiliki Ibu E itu berupa emas, tanah, perumahan karena beliau mengganggap bahwa investasi tersebut nilai rupiahnya tidak akan mengalami penurunan rupiah untuk dimasa yang akan datang. Beliau juga sangat memperhitungkan jika akan mengeluarkan uang-uangnya, termasuk untuk urusan kartu kredit, beliau baru akan mempergunakan kartu kredit jika beliau memang memerlukan dan kesiapan untuk membayar cicilan per bulan.

Dokumen terkait