• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jenis Senjata Kimia yang Digunakan oleh Suriah

BAB IV PENGGUNAAN SENJATA KIMIA OLEH SURIAH DALAM

B. Jenis Senjata Kimia yang Digunakan oleh Suriah

Sesuai dengan pembahasan pada bagian-bagian sebelumnya, diketahui bahwa konflik bersenjata di Suriah telah melibatkan kehadiran senjata kimia yang dilarang untuk digunakan dalam konflik bersenjata oleh hukum internasional. Walaupun pada saat penggunaan senjata kimia tersebut Suriah bukan merupakan negara peserta konvensi CWC, namun karena pelarangan penggunaan senjata kimia demikian telah

231 Terjemahan dari “Ghouta Chemical Attack occurred on 21 August 2013 during the

morning. Estimates of the death toll range from 'at least 281 to 1,729 fatalities…Many witnesses reported that none of the victims they saw displayed physical wounds” Ibid.

232 Dapat dilihat pada “The incident may be the deadliest use of chemical weapons since the

Iraq-Iran War” Ibid.

233 Dapat dilihat pada “Destruction of Syria’s chemical Weapons” yang dapat diakses pada

en.wikipedia.org/wiki/Destruction_of_Syria%27s_chemical_weapons, diakses pada 11 Maret 2014 pukul 16.23 WIB.

menjadi suatu kebiasaan internasional, maka dengan digunakannya senjata kimia di dalam konflik bersenjata di Suriah, Suriah dapat dikatakan telah melanggar hukum internasional. Adapun pelanggaran hukum internasional yang dilakukan tersebut mendapat perhatian negara-negara di dunia.

Sebelum membahas lebih lanjut mengenai senjata kimia yang digunakan oleh Suriah, ada baiknya dilihat terlebih dahulu bahan-bahan kimia apa saja yang telah dirumuskan oleh CWC. Sesuai dengan yang telah disinggung pada bab sebelumnya, CWC memiliki 3 Annexes, yang mana salah satunya adalah Annex on Chemicals.234

Annex on Chemicals yang terdapat pada CWC terdiri atas 2 bagian, yakni bagian A. Guidelines for Schedules of Chemicals yang merupakan garis pedoman terhadap masing-masing daftar bahan kimia, serta B. Schedules of Chemicals yang merupakan daftar bahan kimia yang terbagi atas 3 daftar, yakni Daftar 1 (Schedule 1), Daftar 2 (Schedule 2), Daftar 3 (Schedule 3).

235

Sesuai dengan yang telah dinyatakan pada bagian sebelumnya bahwa CWC, sesuai dengan namanya, bukanlah suatu konvensi yang mengatur mengenai penggunaan senjata kimia pada saat terjadi konflik bersenjata, melainkan suatu pengaturan mengenai senjata kimia pada umumnya, yang berarti pada masa damai ataupun pada konflik bersenjata. Selain daripada itu, perlu juga dipahami terlebih

234 Dapat dilihat pada bagian Daftar Isi atau “Table of Contents” pada CWC, bahwa pada

CWC terdapat 3 Annexes, yakni Annex on Chemicals, Annex on Implementation and Verification

Annex yang juga dikenal dengan Verification Annex, serta Annex on the Protection of Confidential Information yang juga dikenal dengan Confidentiality Annex.

235 Dapat dilihat pada bagian “Annex of Chemicals – Contents” yang terdapat pada halaman

47 CWC, bahwa di dalam Annex on Chemicals, terdapat 2 pembagian, yakni A. Guidelines For

dahulu bahwa Daftar yang akan dilampirkan di dalam penelitian ini adalah daftar dari zat kimia beracun beserta turunannya. Sesuai dengan Pasal 2 subparagraf 1 (a), daftar-daftar ini bukanlah merupakan pengertian daripada senjata kimia.236 Hal tersebut dimungkinkan karena yang menjadi perhatian CWC bukan saja terdapat pada zat kimia tersebut, melainkan juga pada jumlah dan maksud daripada zat kimia tersebut.

Adapun daftar zat kimia beracun beserta turunannya yang terdapat pada Annex on Chemicals, diantaranya:

Tabel No. 1: Schedule 1 Annex on Chemicals – Chemical Weapons Convention

Schedule 1

236

Terjemahan dari “The following Schedules list toxic chemicals and their

precursors…Pursuant to Article II, subparagraph 1 (a), these Schedules do not constitute a definition of chemical weapons” yang dapat dilihat pada bagian “Schedules of Chemicals” yang terdapat pada

CWC, halaman 51.

(CAS registry number)

A. Toxic chemicals:

(1) O-Alkyl (<C10, incl. cycloalkyl) alkyl (Me, Et, n-Pr or i-Pr)-phosphonofluoridates

e.g. Sarin: O-Isopropyl methylphosphonofluoridate (107-44-8) Soman: O-Pinacolyl methylphosphonofluoridate (96-64-0) (2) O-Alkyl (<C10, incl. cycloalkyl) N,N-dialkyl

(Me, Et, n-Pr or i-Pr) phosphoramidocyanidates e.g. Tabun: O-Ethyl N,N-dimethyl

phosphoramidocyanidate (77-81-6) (3) O-Alkyl (H or <C10, incl. cycloalkyl) S-2-dialkyl

(Me, Et, n-Pr or i-Pr)-aminoethyl alkyl

(Me, Et, n-Pr or i-Pr) phosphonothiolates and corresponding alkylated or protonated salts e.g. VX: O-Ethyl S-2-diisopropylaminoethyl

methyl phosphonothiolate (50782-69-9) (4) Sulfur mustards:

2-Chloroethylchloromethylsulfide (2625-76-5) Mustard gas: Bis(2-chloroethyl)sulfide (505-60-2) Bis(2-chloroethylthio)methane (63869-13-6) Sesquimustard: 1,2-Bis(2-chloroethylthio)ethane (3563-36-8)

1,3-Bis(2-chloroethylthio)-n-propane (63905-10-2) 1,4-Bis(2-chloroethylthio)-n-butane (142868-93-7) 1,5-Bis(2-chloroethylthio)-n-pentane (142868-94-8) Bis(2-chloroethylthiomethyl)ether (63918-90-1) O-Mustard: Bis(2-chloroethylthioethyl)ether (63918-89-8) (5) Lewisites: Lewisite 1: 2-Chlorovinyldichloroarsine (541-25-3) Lewisite 2: Bis(2-chlorovinyl)chloroarsine (40334-69-8) Lewisite 3: Tris(2-chlorovinyl)arsine (40334-70-1) (6) Nitrogen mustards: HN1: Bis(2-chloroethyl)ethylamine (538-07-8) HN2: Bis(2-chloroethyl)methylamine (51-75-2) HN3: Tris(2-chloroethyl)amine (555-77-1) (7) Saxitoxin (35523-89-8) (8) Ricin (9009-86-3) B. Precursors:

(9) Alkyl (Me, Et, n-Pr or i-Pr) phosphonyldifluorides

e.g. DF: Methylphosphonyldifluoride (676-99-3) (10) O-Alkyl (H or <C10, incl. cycloalkyl) O-2-dialkyl

(Me, Et, n-Pr or i-Pr)-aminoethyl alkyl (Me, Et, n-Pr or i-Pr) phosphonites and corresponding alkylated or protonated salts e.g. QL: O-Ethyl O-2-diisopropylaminoethyl

methylphosphonite (57856-11-8) (11) Chlorosarin: O-Isopropyl methylphosphonochloridate (1445-76-7) (12) Chlorosoman: O-Pinacolyl methylphosphonochloridate (7040-57-5) Sumber : Annex on Chemicals, Chemical Weapons Convention

Tabel No. 2: Schedule 2 Annex on Chemicals – Chemical Weapons Convention

Schedule 2

A. Toxic chemicals:

(1) Amiton: O,O-Diethyl S-[2-(diethylamino)ethyl]

phosphorothiolate (78-53-5) and corresponding alkylated or protonated salts

(2) PFIB: 1,1,3,3,3-Pentafluoro-2-(trifluoromethyl)-1-propene (382-21-8) (3) BZ: 3-Quinuclidinyl benzilate (*) (6581-06-2) B. Precursors:

(4) Chemicals, except for those listed in Schedule 1, containing a phosphorus atom to which is bonded one methyl, ethyl or propyl (normal or iso) group but not further carbon atoms,

Dimethyl methylphosphonate (756-79-6) Exemption: Fonofos: O-Ethyl S-phenyl

ethylphosphonothiolothionate (944-22-9) (5) N,N-Dialkyl (Me, Et, n-Pr or i-Pr) phosphoramidic dihalides

(6) Dialkyl (Me, Et, n-Pr or i-Pr) N,N-dialkyl (Me, Et, n-Pr or i-Pr)-phosphoramidates

(7) Arsenic trichloride (7784-34-1) (8) 2,2-Diphenyl-2-hydroxyacetic acid (76-93-7) (9) Quinuclidin-3-ol (1619-34-7) (10) N,N-Dialkyl (Me, Et, n-Pr or i-Pr) aminoethyl-2-chlorides

and corresponding protonated salts

(11) N,N-Dialkyl (Me, Et, n-Pr or i-Pr) aminoethane-2-ols and corresponding protonated salt

Exemptions: N,N-Dimethylaminoethanol (108-01-0) and corresponding protonated salts

N,N-Diethylaminoethanol (100-37-8) and corresponding protonated salts

(12) N,N-Dialkyl (Me, Et, n-Pr or i-Pr) aminoethane-2-thiols and corresponding protonated salts

(13) Thiodiglycol: Bis(2-hydroxyethyl)sulfide (111-48-8) (14) Pinacolyl alcohol: 3,3-Dimethylbutan-2-ol (464-07-3) Sumber : Annex on Chemicals – Chemical Weapons Convention

Tabel No. 3: Schedule 3 Annex on Chemicals – Chemical Weapons Convention

Schedule 3

A. Toxic chemicals:

(1) Phosgene: Carbonyl dichloride (75-44-5) (2) Cyanogen chloride (506-77-4) (3) Hydrogen cyanide (74-90-8) (4) Chloropicrin: Trichloronitromethane (76-06-2) B. Precursors: (5) Phosphorus oxychloride (10025-87-3) (6) Phosphorus trichloride (7719-12-2) (7) Phosphorus pentachloride (10026-13-8) (8) Trimethyl phosphite (121-45-9) (9) Triethyl phosphite (122-52-1) (10) Dimethyl phosphite (868-85-9) (11) Diethyl phosphite (762-04-9) (12) Sulfur monochloride (10025-67-9) (13) Sulfur dichloride (10545-99-0) (14) Thionyl chloride (7719-09-7) (15) Ethyldiethanolamine (139-87-7)

(16) Methyldiethanolamine (105-59-9) (17) Triethanolamine (102-71-6) Sumber : Annex on Chemicals – Chemical Weapons Convention

Setelah mengetahui zat kimia yang beracun beserta turunannya, hal berikutnya yang akan menjadi perhatian pada penelitian ini ialah senjata kimia yang digunakan oleh Suriah. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh PBB pada daerah Ghouta yang terdapat pada kota Damaskus, diketahui bahwa gas Sarin telah digunakan di dalam konflik bersenjata tersebut, seperti yang terlihat pada Hasil Analisis dan Penemuan Faktual (Analytical Results and Factual Findings) oleh PBB, diantaranya:237

1. Terhadap surface-to-surface rocket238 yang mampu membawa beban kimia yang telah terbentur atau meledak, masih ditemukan kandungan sarin;239

2. Terhadap lingkungan di sekitar wilayah-wilayah yang terbentur roket yang juga merupakan tempat dimana orang-orang yang selamat terinfeksi, diketahui pula lingkungan tersebut terkontaminasi oleh Sarin;240

237 Dapat dilihat pada “United Nations Mission to Investigate Allegations of the Use of

Chemical Weapons in the Syrian Arab Republic: Report on the Investigation of Alleged Use of Chemical Weapons in The Ghouta Area of Damascus” dapat diakses pada

yang diakses pada tanggal 9 Maret 2014 pukul 10.00 WIB.

238 Yang dimaksud dengan surface-to-surface rocket ialah roket yang dilepaskan dari

permukaan Bumi yang ditargetkan pada permukaan lainnya. Terjemahan dari “surface-to-surface is

(military) of or relating to a missile launched from the surface of the earth against surface targets”

yang dapat dilihat pada “Surface-to-surface – The Free Dictionary by Farlex” yang dapat diakses pada WIB.

239

Terjemahan dari “Impacted and exploded surface-to-surface rockets, capable of carrying a

chemical pay load, were found to still contain sarin;” Dapat dilihat pada “United Nations Mission to Investigate Allegations of the Use of Chemical Weapons in the Syrian Arab Republic: Report on the Investigation of Alleged Use of Chemical Weapons in The Ghouta Area of Damascus” Loc. Cit.

3. Sejumlah orang-orang yang selamat dengan jelas didiagnosis dimabukkan oleh senyawa organofosfat241 dan dengan jelas menunjukkan gejalanya;242 4. Terhadap sampel darah dari orang-orang yang selamat yang sama dengan

yang tersebut di atas, ditemukan bahwa hampir seluruh sampel darah tersebut positif mengandung sarin dan tanda-tanda adanya sarin.243

Mengenai penggunaan senjata kimia yang dalam hal ini berupa gas Sarin lebih jelas terlihat pada kesimpulan yang terdapat pada laporan tersebut, yakni dinyatakan bahwa berdasarkan bukti yang ditemukan selama investigasi dari insiden Ghouta tersebut, kesimpulan dari Regu Misi PBB (UN Mission) adalah bahwa pada tanggal 21 Agustus 2013, senjata kimia dengan jumlah yang relatif besar telah digunakan oleh pihak-pihak konflik bersenjata di dalam konflik bersenjata yang sedang berlangsung di wilayah Suriah. Sampel-sampel yang diambil oleh Regu Misi

240 Terjemahan dari “Close to the rocket impact sites, where survivors were affected, the

environment was found to be contaminated by sarin;” Ibid.

241 Senyawa organofosfat (Organophosphorus compund) merupakan senyawa yang sangat

efektif untuk dijadikan obat serangga, walaupun beberapa diantaranya adalah mematikan terhadap manusia walaupun dalam skala yang sangat kecil sekalipun, dan termasuk di dalamnya beberapa dari zat kimia yang paling beracun yang pernah diciptakan manusia. Terjemahan dari “These compounds

are highly effective insecticides, though some are also lethal to humans at minuscule doses (nerve gas) and include some of the most toxic substances ever created by man.” Dapat dilihat pada

“Organophosphorus compund” en.wikipedia.org/wiki/Organophosphorus_compund, diakses pada tanggal 9 Maret 2014 pukul 10.40 WIB.

242 Terjemahan dari “A number of survivors clearly diagnosed for intoxication by an

organophosphorous compound and clearly presented symptoms of exposure;” Dapat dilihat pada

“United Nations Mission to Investigate Allegations of the Use of Chemical Weapons in the Syrian

Arab Republic: Report on the Investigation of Alleged Use of Chemical Weapons in The Ghouta Area of Damascus” Loc. Cit.

243 Terjemahan dari “Almost all of the blood samples from the above same survivors were

memberikan bukti yang jelas dan meyakinkan bahwa roket berisi sarin telah digunakan di dalam area Ghouta di kota Damaskus.244

Sarin pertama sekali dikembangkan pada tahun 1938 di Jerman sebagai pestisida. Sarin adalah cairan tidak tetap yang tidak berwarna. Dalam bentuk gas, Sarin sedikit lebih berat dibandingkan dengan udara, sehingga Sarin mengambang dekat dengan permukaan tanah. Namun, Sarin degradasi dengan cepat di bawah kondisi cuaca yang basah dan lembab. Tetapi, seiring dengan kenaikan suhu udara Sesuai dengan konklusi yang ada tersebut, bahwa senjata kimia yang digunakan di dalam konflik bersenjata di Suriah ialah Sarin. Adapun Sarin di dalam daftar zat kimia beracun yang terdapat pada Annex on Chemicals CWC terdapat pada Daftar 1 kategori Zat Kimia Beracun nomor 1, sehingga penggunaan sarin di dalam konflik bersenjata adalah dilarang oleh CWC yang merupakan salah satu perangkat hukum internasional.

Pelarangan Sarin untuk digunakan di dalam konflik bersenjata tentu didasarkan atas alasan-alasan tertentu. Adapun di dalam penelitian ini, akan dilakukan sedikit penjabaran khusus mengenai Sarin yakni zat kimia yang digunakan di dalam konflik bersenjata di Suriah. Penjabaran ini secara tidak langsung akan memberikan jawaban atas alasan dilarangnya penggunaan Sarin, khususnya di dalam konflik bersenjata.

244 Terjemahan dari “UN MISSION’S CONCLUSIONS: On the basis of the evidence obtained

during the investigation of the Ghouta incident, the conclusion of the UN Mission is that, on 21 August 2013, chemical weapons have been used in the ongoing conflict between the parties in the Syrian Arab Republic on a relatively large scale. In particular, the environmental, chemical and medical samples collected by the Mission provide clear and convincing evidence that surface-to-surface rockets containing the nerve agent sarin were used in the Ghouta area of Damascus.” Ibid.

hingga pada titik tertentu, durasi mematikan Sarin bertambah tanpa memperhatikan kelembaban di sekitarnya.245 Selain tidak berwarna, Sarin pun tidak berbau, dan digunakan sebagai senjata kimia karena potensi ekstrim yang dimilikinya sebagai suatu agen saraf (nerve agent246). Sarin telah diklasifikasikan sebagai suatu senjata pemusnah massal di dalam Resolusi PBB 687. Produksi dan penimbunan sarin telah dilarang oleh CWC 1993, dan diklasifikasikan dalam Substansi dalam Daftar 1.247

Sarin berbahaya walaupun pada tingkat konsentrasi yang sangat rendah, dengan kematian yang dapat terjadi dalam jangka waktu 1 (satu) hingga 10 (sepuluh) menit sejak penghirupan gas ini secara langsung. Kematian dapat terjadi terhadap orang tersebut dikarenakan kekurangan nafas akibat kelumpuhan otot paru-paru. Kematian tersebut dapat dicegah dengan memberikan obat penawar terhadap orang tersebut segera setelah orang tersebut menghirup gas sarin secara langsung. Adapun terhadap orang yang menyerap sarin dalam dosis yang tidak mematikan, namun tidak

245 Terjemahan dari “Sarin was developed in 1938 in Germany as a pesticide…Sarin is a

colorless non-persistent liquid. The vapor is slightly heavier than air, so it hovers close to the ground. Under wet and humid weather conditions, Sarin degrades swiftly, but as the temperature rises up to a certain point, Sarin’s lethal duration increases, despite the humidity.” Dapat dilihat pada “Chemical Warfare Weapons Fact Sheets” yang diakses pada usmilitary.about.com/library/milinfo/blchemical-

4.htm diakses pada tanggal 9 Maret 2014 pukul 11.36 WIB.

246 Nerve agents (nerve gas) adalah gas beracun yang terhirup atau teresap ke dalam tubuh

melalui kulit dan memiliki efek berbahaya terhadap sistem saraf dan pernafasan. Terjemahan dari “Nerve agent (nerve gas): a toxic gas that is inhaled or absorbed through the skin and has harmful

effects on the nervous and respiratory system.” Dapat dilihat pada “Nerve agent” yang dapat diakses

pad pukul 16.00 WIB.

247 Terjemahan dari “It is a colorless, odorless liquid, used as a chemical weapon owing too

its expreme potency as a nerve agent. It has been classified as a weapon of mass destruction in UN Resolution 687. Production and stockpiling of sarin was outlawed by the Chemical Weapons Convention of 1993, and it is classified as a Schedule 1 substance.” Dapat dilihat pada “Sarin” yang

diberi pertolongan segera, maka orang tersebut dapat menderita kerusakan saraf permanen.248

Berdasarkan penjabaran tersebut, dapatlah dipahami alasan Sarin dilarang penggunaannya di dalam konflik bersenjata. Bukan saja dikarenakan Sarin tidak berwarna dan tidak berbau, ataupun dikarenakan Sarin dapat digunakan dalam bentuk cairan maupun gas, melainkan juga karena dampak yang diakibatkan oleh Sarin apabila terserap oleh manusia. Seperti yang telah dinyatakan di atas bahwa Sarin dapat membunuh manusia dalam hitungan 1 hingga 10 menit sejak dihirup secara langsung. Selain daripada itu, walaupun dalam dosis yang tidak mematikan, namun apabila orang tersebut tidak segera ditangani, maka akan menderita kerusakan saraf permanen. Oleh karena itu pula, penggunaan Sarin di dalam konflik bersenjata di Suriah dianggap telah mengancam perdamaian dan keamanan internasional dan mendapat perhatian berbagai negara. Hal tersebut tampak dari hasil pemungutan suara yang terjadi di dalam Dewan Keamanan PBB dimana semua negara Dewan Keamanan PBB saat itu menyetujui bahwa senjata kimia yang dimiliki oleh Suriah perlu dimusnahkan.

249

248

Terjemahan dari “Sarin can be lethal even at very low concentrations, with death

following in 1 to 10 minutes after direct inhalation due to suffocation from lung muscles paralysis, unless some antidotes, typically atropine or biperiden and pralidoxime, are quickly administered to a person. People who absorb a non-lethal dose, but do nit receive immediate medical treatment, may suffer permanent neurological damage.” Ibid.

249Terlihat pada “On Friday, September 27, the Executive Council of the OPCW adopted a

decision, "Destruction of Syrian Chemical Weapons," a detailed implementation plan based on the U.S./Russian agreement. Later on September 27, the Syria.” Tercantum pada “Destruction of Syria’s Chemical Weapons ” yang dapat diakses pada

en.wikipedia.org/wiki/Destruction_of_Syria%27s_chemical_weapons, diakses pada tanggal 11 Maret 2014 pukul 16.02 WIB. Dalam bahasa yang lebih sederhana, dapat terlihat pada “The United Nations

C. Penggunaan Senjata Kimia oleh Suriah dalam Perspektif Hukum

Dokumen terkait