• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORETIK

F. Strategi Pembelajaran

2. Jenis Strategi Pembelajaran

Majid (2013: 11-12) menyebutkan beberapa jenis strategi

pembelajaran yang sepatutnya diketahui oleh guru, yaitu sebagai

berikut:

a) Strategi Pembelajaran Langsung (Direct Instruction)

Strategi pembelajaran langsung (direct instruction)

merupakan pembelajaran yang banyak diarahkan oleh guru.

Strategi ini efektif untuk menentukan informasi atau membangun

bersifat deduktif. Kelebihan strategi ini adalah mudah untuk

direcanakan dan digunakan, sedangkan kelemahan utamanya

adalah kurang mengembangkan kemampuan-kemampuan, proses-

proses, dan sikap yang diperlukan siswa untuk berpikir kritis.

b) Strategi Pembelajaran Tidak Langsung (Indirect Instruction)

Strategi pembelajaran tidak langsung (indirect instruction)

umumnya berpusat pada peserta didik. Peranan guru dalam

penerapan strategi ini sebagai fasilitator. Guru mengelola

lingkungan belajar dan memberikan kesempatan kepada peserta

didik untuk terlibat pada proses pembelajaran yang berlangsung.

Strategi pembelajaran tidak langsung mensyaratkan digunakannya

bahan-bahan cetak, nono-cetak, dan sumber-sumber manusia.

c) Strategi Pembelajaran Interaktif (Interactive Instruction)

Strategi pembelajaran interaktif (interactive instruction)

merujuk kepada bentuk diskusi dan saling berbagi di antara peserta

didik. Dalam penerapan strategi ini peran guru sebagai fasilitator

dan pendukung. Siswa aktif dalam diskusi pada kelompok-

kelompok kecil yang dibentuk oleh guru membahas atau

mengerjakan tugas tertentu. Kesempatan berdiskusi antar siswa

akan memberikan kesempatan kepada mereka untuk saling

bertukar gagasan, pengalaman, pandangan dan pengetahuan.

Strategi interaktif dikembangkan dalam rentang pengelompokan

d) Strategi Pembelajaran melalui Pengalaman (Experiential Learning)

Strategi belajar melalui pengalaman (experiential learning)

menggunakan bentuk sekuens induktif (dari keseluruhan menuju

bagian-bagian, dan dari yang kompleks menuju yang sederhana),

berpusat pada siswa dan berorientasi pada aktivitas. Dalam strategi

ini yang ditekankan adalah proses belajar bukan hanya sekedar

hasil belajar. Penggunaan strategi melalui pengalaman dapat

diterapkan di dalam kelas maupun di luar kelas.

e) Strategi Pembelajaran Mandiri

Belajar mandiri merupakan strategi pembelajaran yang

bertujuan untuk membangun siswa agar mempunyai sifat inisiatif,

mandiri dan mempunyai peningkatan diri. Penerapan strategi ini

berfokus pada perencanaan belajar mandiri peserta didik dengan

bantuan dari guru. Pembelajaran dengan strategi mandiri juga bisa

diterapkan pada pembelajaran antar siswa.

Djamarah dan Zain (2006: 279) dan Sanjaya (2006: 175-271)

menyebutkan tujuh jenis strategi pembelajaran yang sesuai dengan

tuntutan standar proses pendidikan, yaitu:

a) Strategi Pembelajaran Ekspositori

Dengan strategi ini guru bercerita, berceramah atau bertutur

guna menyampaikan konsep, ide, gagasan dan keyakinannya

kepada peserta didik. Strategi ini pada dasarnya berfokus pada

belajar tercapai. Strategi Pembelajaran Ekspositori menuntut peran

aktif guru dalam proses pembelajaran, sedangkan siswa dalam

pembelajaran cenderung hanya menerima apa yang diajarkan oleh

guru. Terkadang dalam menyampaikan sesuatu materi tertentu

strategi ini merupakan strategi yang tepat.

b) Strategi Pembelajaran Inkuiri

Dalam strategi ini guru ialah sebagai fasilitator, penuntun

dan rekan kerja, dengan demikian gurulah yang memotivasi peserta

didik dalam proses belajar agar mereka mencari dan menemukan

gagasan. Pembelajaran dimulai dengan penjelasan topik dan tujuan,

kemudian penyajian masalah (kasus) secara tepat dan jelas,

mungkin juga perlu dilakukan sebuah demonstrasi. Selanjutnya

guru menuntun siswa di dalam proses belajar melalui berbagai

pertanyaan, mengemukakan hipotesis (jawaban sementara), lalu

melakukan pengujian untuk akhirnya menarik kesimpulan.

c) Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah

Menekankan pada pengenalan masalah agar dapat

memahami (analisis), perumusan langkah penyelesaian, pengujian

data atau informasi, dan penyimpulan. Agar guru dapat

menerapkan strategi ini, guru perlu memilih bahan pelajaran yang

memiliki permasalahan yang dapat dipecahkan. Masalah yang

disajikan berkaitan dengan penerapan strategi ini sifatnya terbuka,

siswa untuk mengembangkan jawaban dari permasalahan yang ada.

Strategi ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk

bereksplorasi mengumpulkan dan menganalisis data secara lengkap

untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Tujuan yang ingin

dicapai pada strategi ini adalah menumbuhkan kemampuan siswa

dakam berpikir kritis, analitis, sistematis, dan logis untuk

menemukan alternatf pemecahan masalah melalui eksplorasi data

secara emoiris dalamrangka menumbuhkan sikap ilmiah.

d) Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB)

Strategi menekankan pembentukan kemampuan berpikir

peserta didik. Guru menuntun siswa bukan hanya untuk

mengetahui isi bahan ajar (knowing what), melainkan juga dalam

rangka memahami kode belajar dan merumuskan konsep, ide atau

gagasan (knowing how). Strategi ini tidak menyajikan begitu saja

materi pelajarn kepada sisiwa, melainkan siswa dibimbing untuk

menemukan sendiri konsep yang harus dikuasai melalui proses

diskusi dengan memanfaatkan pengalaman siswa.

e) Strategi Pembelajaran Kooperatif (SPK)

Strategi Pembelajaran yang memiliki asumsi bahwa

pengetahuan dibentuk dan dibangun melalui kerjasama dalam

aktivitas belajar, termasuk menyelidiki, berdiskusi, memahami dan

memecahkan masalah. Dalam strategi ini, proses pembelajaran

Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran dengan

menggunakan system pengelompokan antara empat sampai enam

orang yang mempunyai latar belakang akademik, jenis kelamin,

rasa tau suku yang berbeda (heterogen).

f) Strategi Pembelajaran Kontekstual

Strategi pembelajaran itu mengasumsikan bahwa konteks

kehidupan sosial dan budaya merupakan sumber serta media

belajar yang penuh makna. Strategi juga menekankan konsep

belajar konstruksionis, yaitu pengetahuan dibentuk melalui

penyelidikan hal-hal yang terjadi di lingkungan (konteks) bukan

diberikan sebagai hasil olahan. Strategi ini menekankan pada

proses keterlibatan siswa untuk menemukan materi, mendorong

siswa agar dapat menemukan hubungan antara materi yang

dipelajari dengan kehidupan nyata, dan mendorong isiswa untuk

dapat menerapkan apa yang sudah dipeljari dalam kehidupannya.

g) Strategi Pembelajaran Afektif

Strategi pembelajaran itu tidak cukup hanya dengan

memproses informasi atau meningkatkan kemampuan intelektual.

Nilai hidup harus dipraktikkan dan dibiasakan. Strategi ini

menekankan pada pembantukan sikap dan nilai moral kepada

peserta didik.

Dokumen terkait