• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan penguasaan mata kuliah Pengelolaan Kelas dan penguasaan mata kuliah Strategi Pembelajaran dengan bakat keguruan mahasiswa FKIP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan penguasaan mata kuliah Pengelolaan Kelas dan penguasaan mata kuliah Strategi Pembelajaran dengan bakat keguruan mahasiswa FKIP"

Copied!
230
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

HUBUNGAN PENGUASAAN MATA KULIAH

PENGELOLAAN KELAS DAN PENGUASAAN MATA

KULIAH STRATEGI PEMBELAJARAN DENGAN BAKAT

KEGURUAN MAHASISWA FKIP

Studi kasus pada Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan angkatan 2013 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi

Oleh:

Septiana Sandra Nilasari NIM: 131334017

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(3)
(4)
(5)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Dengan penuh kasih dan sukacita,

ku persembahkan karya ini untuk:

Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria

Kedua orang tua yang sangat kusayangi, yaitu Bapak

Albertus Agus Krismanto dan Ibu Theresia Tri Handayani

Adik-adikku sayang Veronika Kireina Hanna Kristiani dan

Yohanes Ryo Chandra Christian

Simbah kakung dan simbah putriku tercinta

Yang terkasih Yohanes Paulus Carol Woytila

Sahabat-sahabatku dari Klaten

Sahabat-sahabatku dan teman-temanku tersayang di

Pendidikan Akuntansi 2013

(6)

MOTTO

Mulailah dengan rasa syukur, tumbuhlah dalam kebahagiaan,

lalu optimis mencapai tujuan.

Septiana Sandra

Apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh

kepercayaan, kamu akan menerimanya

Matius 21 : 22

Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat,

Aku akan memberikan kelegaan kepadamu

Matius 11 : 28

Tetapi kamu ini, kuatkanlah hatimu, jangan lemah

semangatmu, karena ada upah bagi usahamu

(7)
(8)
(9)

ABSTRAK

HUBUNGAN PENGUASAAN MATA KULIAH PENGELOLAAN KELAS DAN PENGUASAAN MATA KULIAH STRATEGI PEMBELAJARAN

DENGAN BAKAT KEGURUAN MAHASISWA FKIP

Studi kasus pada Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan angkatan 2013 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Septiana Sandra Nilasari Universitas Sanata Dharma

2017

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan: (1) Penguasaan Mata Kuliah Pengelolaan Kelas dengan Bakat Keguruan Mahasiswa FKIP; (2) Penguasaan Mata Kuliah Strategi Pembelajaran dengan Bakat Keguruan Mahasiswa FKIP.

Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus yang dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Maret 2017 di FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Data dikumpulkan dengan kuesioner. Sampel penelitian sebanyak 238 mahasiswa, diambil dengan teknik Proportionate Stratified Random Sampling. Data dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif dan analisis korelasi Spearman.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Penguasaan Mata Kuliah Pengelolaan Kelas tidak berhubungan dengan bakat keguruan mahasiswa FKIP (Sig. (2-tailed)) = 0.930 > α = 0.05); dan (2) Penguasaan Mata Kuliah Strategi Pembelajaran tidak berhubungan dengan bakat keguruan mahasiswa FKIP (Sig. (2-tailed)) = 0.537 > α = 0.05).

(10)

ABSTRACT

THE CORRELATION BETWEEN MANAGEMENT CLASS COURSE MASTERY AND LEARNING STRATEGY COURSE MASTERY AND THE TALENT OF STUDENTS’ TEACHING ABILITY OF TEACHER

TRAINING AND EDUCATION FACULTY

A case study on students of Teacher Training and Education Faculty, 2013 batch Sanata Dharma University

Septiana Sandra Nilasari Sanata Dharma University

2017

The aims of this research are finding out: (1) the correlation between Management Class Course Mastery and the talent of students’ teaching ability of Teacher Training and Education Faculty; (2) the correlation between Learning Strategy Course Mastery and the talent of students’ teaching ability of Teacher Training and Education Faculty.

This research is a case study which was held from February until March 2017 in Teacher Training and Education Faculty of Sanata Dharma University Yogyakarta. The data gathering technique was questionnaire. The samples of this research were 238 students which were taken by using Proportionate Stratified Random Sampling. The data analysis techniques were descriptive and Spearman’s correlation analysis.

The result shows that: (1) there is no correlation between Management Class Course Mastery and the talent of students’ teaching ability of Teacher Training and Education Faculty (Sig. (2-tailed)) = 0.930 > α = 0.05); and (2) there is no correlation between Learning Strategy Course Mastery and the talent of

students’ teaching ability of Teacher Training and Education Faculty (Sig. (2-tailed)) = 0.537 > α = 0.05).

(11)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria, karena kemurahan berkat dan karuniaNya yang luar biasa sehingga skripsi yang berjudul “Hubungan Penguasaan Mata Kuliah Pengelolaan Kelas dan Penguasaan Mata Kuliah Strategi Pembelajaran dengan Bakat Keguruan Mahasiswa FKIP” dapat penulis selesaikan dengan tepat waktu. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Akuntansi.

Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak bimbingan, bantuan dan dukungan dari berbagai pihak sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;

2. Bapak Ig. Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;

(12)

4. Bapak Dr. S. Widanarto P., S.Pd., M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan waktu untuk membimbing penulis dengan sabar, arahan untuk kemajuan skripsi penulis, dan dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik;

5. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi, Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan berbagai pengetahuan dan pengalaman selama proses perkuliahan;

6. Ibu Theresia Aris Sudarsilah selaku staf sekretariat Program Studi Pendidikan Ekonomi, Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi yang telah membantu dalam kelancaran proses belajar dan administrasi kemahasiswaan;

7. Semua Ketua Program Studi di FKIP USD atas bantuan dan dukungannya; 8. Bapak dan Ibu tercinta Alb. Agus Krismanto dan Th. Tri Handayani yang selalu memberikan kasih sayang, semangat, perhatian, nasihat, dukungan dan doa yang tidak pernah berhenti;

9. Kedua adikku tersayang Veronica Kireina dan Yohanes Ryo yang selalu menghiburku;

10.Simbah Kakung, Simbah Putri dan semua saudara yang memberikan doa untuk penulis;

(13)

12.Sahabatku di Prodi Pendidikan Akuntansi: Michelle, Nyoti, Febri dan Heni untuk kebersamaannya yang membahagiakan selama proses perkuliaan, dukungan, semangat dan doanya;

13.Sahabat dekatku: Riska, Selvi, Tiara, Monica dan Ima yang telah memberikan dukungan semangat dan doa, terimakasih juga selalu mau mendengar keluh kesahku;

14.Teman dekatku YP Carol Woytila yang selalu setia mendampingi, mendengarkan keluh kesah, mendukung dengan doa, semangat, nasihat dan perhatiannya agar tetap bersemangat menyelesaikan skripsi ini;

15.Teman-teman Pendidikan Akuntansi angkatan 2013 untuk kebersamaannya yang membahagiakan semasa kuliah, beruntung bisa mengenal dan mempunyai pengalaman bersama kalian;

16.Teman-teman dari Program Studi di FKIP USD atas bantuan dan dukungannya;

17.Segenap pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terimakasih bantuan dan dukungan selama ini.

Penulis menyadari skripsi ini tidak lepas dari kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna menyempurnakan skripsi ini. Akhirnya penulis mengucapkan selamat membaca dan semoga bermanfaat bagi kita semua, terimakasih.

Yogyakarta, 05 April 2017

(14)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xviii

DAFTAR GAMBAR ... xx

DAFTAR LAMPIRAN ... xxi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan Masalah... 10

C. Rumusan Masalah ... 10

D. Tujuan Penelitian ... 11

(15)

BAB II KAJIAN TEORETIK ... 13

A. Guru ... 13

1. Pengertian Guru ... 13

2. Tugas dan Peran Guru ... 17

3. Syarat Guru Profesional ... 19

B. Bakat ... 21

1. Pengertian Bakat ... 21

2. Langkah-langkah Mengembangkan Bakat ... 23

3. Faktor-faktor yang Menentukan Bakat ... 24

C. Bakat Keguruan ... 25

D. Mata Kuliah Keahlian Berkarya (MKB) di FKIP ... 29

1. Mata Kuliah Pengelolaan Kelas ... 31

2. Mata Kuliah Strategi Pembelajaran ... 33

3. Mata Kuliah Perencanaan Pembelajaran ... 36

4. Mata Kuliah Pengajaran Mikro ... 36

5. Mata Kuliah Program Pengalaman Lapangan... 38

6. Mata Kuliah Seminar Pendidikan ... 39

7. Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran ... 39

8. Mata Kuliah Kurikulum dan Kajian Buku Teks ... 40

9. Mata Kuliah Media Pembelajaran ... 40

E. Pengelolaan Kelas ... 41

1. Pengertian Pengelolaan Kelas ... 41

(16)

3. Tugas-tugas Guru dalam Pengelolaan Kelas... 46

4. Masalah dan Usaha Pencehagan Masalah Pengelolaan Kelas ... 48

F. Strategi Pembelajaran... 49

1. Pengertian Strategi Pembelajaran ... 49

2. Jenis Strategi Pembelajaran... 51

3. Prinsip-prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran dalam Konteks Standar Proses Pendidikan ... 57

G. Kerangka Berfikir... 59

1. Hubungan Penguasaan Mata Kuliah Pengelolaan Kelas dengan bakat keguruan ... 59

2. Hubungan Penguasaan Mata Kuliah Strategi Pembelajaran dengan bakat keguruan ... 62

H. Kerangka konsep Penelitian ... 64

I. Hipotesis ... 65

BAB III METODE PENELITIAN ... 66

A. Jenis Penelitian ... 66

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 66

1. Tempat Penelitian... 66

2. Waktu Penelitian ... 66

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 67

1. Subjek Penelitian ... 67

(17)

D. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ... 67

1. Populasi ... 67

2. Sampel ... 68

3. Penarikan Sampel ... 69

E. Operasional Variabel ... 73

1. Variabel Penguasaan Mata Kuliah Pengelolaan Kelas ... 73

2. Variabel Penguasaan Mata Kuliah Strategi Pembelajaran ... 74

3. Variabel Bakat Keguruan ... 74

F. Teknik Pengumpulan Data ... 76

G. Teknik Pengujian Instrumen ... 77

H. Teknik Analisis Data ... 79

1. Teknik Analisis Data Deskriptif... 79

2. Tingkat Hubungan antar Variabel ... 79

3. Pengujian Prasyarat dan Hipotesis ... 80

BAB IV GAMBARAN UMUM ... 83

A. Sejarah Universitas Sanata Dharma ... 83

B. Visi, Misi, Motto, Nilai-nilai Dasar dan Tujuan Pendidikan Universitas Sanata Dharma ... 87

C. Gambaran Umum Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) ... 89

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 94

(18)

1. Deskripsi Data Responden Penelitian ... 95

2. Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 99

B. Pengujian Hipotesis ... 101

1. Rumusan Hipotesis I ... 101

2. Rumusan Hipotesis II ... 103

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 106

BAB VI PENUTUP ... 120

A. Kesimpulan ... 120

B. Saran ... 120

C. Keterbatasan ... 122

DAFTAR PUSTAKA ... 124

(19)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Populasi Penelitian ... 68

Tabel 3.2 Proporsi Sampel Mahasiswa Setiap Program Studi ... 70

Tabel 3.3 Data Mahasisiwa FKIP angkatan 2013 menurut Program Studi sebagai Sampel Penelitian yang Mengambil Mata Kuliah Pengelolaan Kelas ... 71

Tabel 3.4 Data Mahasisiwa FKIP angkatan 2013 menurut Program Studi sebagai Sampel Penelitian yang Mengambil Mata Kuliah Strategi Pembelajaran ... 72

Tabel 3.5 Kategori Nilai Akhir Keberhasilan Mahasiswa pada Mata Kuliah Pengelolaan Kelas ... 73

Tabel 3.6 Kategori Nilai Akhir Keberhasilan Mahasiswa pada Mata Kuliah Strategi Pembelajaran ... 74

Tabel 3.7 Operasionalisasi Variabel Bakat Keguruan ... 75

Tabel 3.8 Pedoman Penskoran Tes Kreativitas Pedagogi ... 172

Tabel 3.9 Pedoman Penskoran Tes Komitmen Pedagogi ... 176

Tabel 3.10 Pedoman Penskoran Tes Kecerdasan Emosi ... 177

Tabel 3.11 Konversi Total Skor pada Variabel Bakat Keguruan ... 179

Tabel 3.12 Rentang Bakat Keguruan ... 79

Tabel 3.13 Tingkat Korelasi dan Kekuatan Arah Hubungan ... 80

(20)

Tabel 5.2 Data Responden berdasarkan Nilai Mata Kuliah

Pengelolaan Kelas ... 96 Tabel 5.3 Data Responden berdasarkan Nilai Mata Kuliah

Strategi Pembelajaran ... 98 Tabel 5.4 Deskripsi Variabel Bakat Keguruan Mahasiswa FKIP ... 99 Tabel 5.5 Nilai-nilai Statistik Variabel Bakat Keguruan Mahasiswa ... 100 Tabel 5.6 Hasil Uji Korelasi Mata Kuliah Pengelolaan Kelas dengan

Bakat Keguruan Mahasiswa FKIP ... 102 Tabel 5.7 Hasil Uji Korelasi Mata Kuliah Strategi Pembelajaran dengan

(21)

DAFTAR GAMBAR

(22)

DAFTAR LAMPIRAN

(23)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu aspek penting yang berperan dalam pembentukan sumber daya manusia. Sumber daya manusia yang berkualitas akan mempunyai andil yang besar dalam upaya pembangunan suatu bangsa. Agar pembangunan pendidikan dapat berkontribusi terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia, terdapat tiga syarat utama yang harus diperhatikan, yaitu; sarana gedung, buku yang memadai dan berkualitas serta, guru dan tenaga kependidikan yang profesional (Mulyasa, 2007: 3). Salah satu syarat terciptanya pendidikan yang dapat berkontribusi pada peningkatan kualitas sumber daya manusia adalah dengan adanya guru dan tenaga kependidikan yang profesional.

(24)

sikap siswa, keterampilan siswa, dan perubahan pada pola kerja guru yang semakin meningkat.

Menurut Undang-Undang RI No.14 tahun 2005 seorang guru harus memiliki kompetensi yang berkaitan dengan tugasnya antara lain; kompetensi pedagogi, kompetensi profesional, kompetensi sosial dan kompetensi kepribadian. Kompetensi pedagogi adalah kemampuan guru untuk mengelola pembelajaran peserta didik. Kompetensi profesional adalah kemampuan guru untuk menguasai materi pelajaran secara luas dan mendalam. Kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efesien dengan peserta didik, sesama guru, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Sedangkan kompetensi kepribadian berarti seorang guru harus mempunyai kepribadian yang berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta dapat menjadi teladan bagi peserta didiknya.

(25)

FKIP merupakan lembaga pendidikan yang menyiapkan mahasiswa untuk memiliki keterampilan dan kemampuan mengajar agar nantinya dapat menjadi guru yang handal. FKIP bertujuan untuk menyiapkan tenaga kependidikan yang profesional dan mempunyai kompetensi keguruan yang memadahi yang berguna dalam penyelenggaraan proses pendidikan. Mata kuliah yang ditawarkan oleh FKIP meliputi; mata kuliah pengembangan kepribadian (MPK), mata kuliah keilmuan dan keterampilan (MKK) prodi, mata kuliah berkehidupan bersama (MBB) prodi, mata kuliah keahlian berkarya (MKB) dan mata kuliah perilaku berkarya (MPB).

(26)

yang bertujuan menghasilkan tenaga ahli dengan kekaryaan berdasarkan dasar ilmu dan ketrampilan yang dikuasai. Kelompok mata kuliah perilaku berkarya (MPB) adalah kelompok bahan kajian dan pelajaran yang bertujuan untuk membentuk sikap dan perilaku yang diperlukan seseorang dalam berkarya menurut tingkat keahlian berdasarkan dasar ilmu dan ketrampilan yang dikuasai.

Mahasiswa yang sudah memasuki pendidikan di FKIP diwajibkan untuk menempuh semua mata kuliah yang sudah disyaratkan oleh FKIP. Tidak hanya sekedar menempuh pendidikan saja, mahasiswa juga dituntut untuk dapat memperoleh hasil yang baik dari pendidikan yang ditempuh di FKIP yaitu berupa keterampilan dan kemampuan keguruan yang memadahi.

(27)

Mata Kuliah Pengelolaan Kelas merupakan mata kuliah yang harus dikuasai mahasiswa sebagai calon pendidik agar memiliki wawasan dan keterampilan pedagogi untuk mengelola kelas, sehingga dapat menciptakan situasi dan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan pembelajaran di sekolah. Kompetensi dasar dalam mata kuliah Pengelolaan Kelas, meliputi; pemahaman konsep dasar pengelolaan kelas, pemahaman fungsi guru dalam kelas, kemampuan mengidentifikasi dan menyelesaikan problem dalam kelas, kemampuan menerapkan punishment

yang proporsional dan efektif untuk mengondisikan kelas, serta pengenalan mengenai berbagai macam bentuk pengorganisasian kelas dan mensimulasikannya.

(28)

pembelajaran, serta kemampuan mengidentifikasi jenis-jenis strategi pembelajaran yang dapat diterapkan dalam kelas saat proses pembelajaran.

Tujuan dari Mata Kuliah Pengelolaan Kelas dan Mata Kuliah Strategi Pembelajaran adalah untuk membekali mahasiswa agar memiliki keterampilan mengajar mencakup kompetensi guru dalam hal pedagogi. Melalui mata kuliah Pengelolaan Kelas dan Strategi Pembelajaran, mahasiswa diberikan kesempatan untuk mengembangkan diri secara maksimal lewat berbagai latihan dalam pembelajaran agar dapat menguasai Mata Kuliah Pengelolaan Kelas dan Mata Kuliah Strategi Pembelajaran dengan baik. Mahasiswa dilatih dan diasah kemampuannya agar memiliki keterampilan keguruan yang sesuai strandar. Sesuai standar berarti kemampuan tersebut sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan.

(29)

handal dengan memiliki keterampilan dan kemampuan keguruan yang memadahi.

Dewasa ini, FKIP mendapat tempat kedua ataupun ketiga untuk pemilihan peminatan bidang kuliah. Melihat kenyataan yang terjadi, mahasiswa yang menempuh pendidikan di FKIP berarti menjalani pendidikan dengan tidak sepenuh hati. Menjalani pendidikan dengan tidak sepenuh hati akan membuat hasil belajar kurang optimal. Hasil belajar mahasiswa FKIP kurang optimal terbukti salah satunya dari nilai uji kompetensi calon guru (UKCG) di FKIP Universitas Sanata Dharma yang tergolong rendah terutama pada kompetesi pedagogi. Informasi tersebut didapatkan dari keterangan Ketua Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Santa Dharma. Hasil UKCG yang rendah menunjukkan bahwa kemampuan penguasaan dan pemahaman mahasiswa terhadap aspek keguruan mencangkup keterampilan dan kemampuan keguruan termasuk dalam kategori yang rendah. Padahal, untuk menjadi seorang guru, mahasiswa perlu memiliki keterampilan dan kemampuan mengajar yang memadahi.

(30)

mahasiswa dalam mengajar. Faktor yang mempengaruhi kemampuan mahasiswa dalam mengajar salah satunya adalah bakat.

Bakat sebagai potensi masih memerluhkan pendidikan dan latihan agar suatu kinerja (performance) dapat dilakukan pada masa yang akan datang (Ali dan Asrori, 2005: 80). Potensi dapat diartikan sebagai kemampuan dasar dari sesuatu yang masih terpendam di dalamnya yang menunggu untuk diwujudkan menjadi suatu kekuatan nyata dalam diri seseorang (Wiyono, 2006: 37). Ini memberikan pemahaman bahwa bakat khusus sebagai potential ability untuk dapat terwujud sebagai kinerja (performance) atau perilaku nyata dalam bentuk prestasi yang menonjol, masih memerluhkan latihan dan pengembangan lebih lanjut. Bakat juga bisa diartikan sebagai potensi yang dimiliki oleh seseorang sejak lahir. Potensi tersebut dapat berkembang karena dipengaruh oleh berbagai faktor.

(31)

menyediakan lingkungan yang memungkinkan anak didik untuk mengembangkan bakat dan kemampuannya secara optimal, sehingga ia dapat mewujudkan dirinya dan berfungsi sepenuhnya, sesuai dengan kebutuhan pribadinya dan kebutuhan masyarakat (Munandar, 2004: 6). Salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi perkembangan bakat adalah kesempatan maksimal untuk mengembangkan diri. Seseorang yang mempunyai kesempatan untuk menempuh suatu pendidikan tertentu dalam rangka mengembangkan diri agar memperoleh suatu keterampilan dan kemampuan, akan mempunyai potensi yang berbeda dengan orang lain yang tidak menempuh pendidikan tersebut.

(32)

Maka dalam penelitian ini, penulis akan melakukan penelitian berdasarkan gagasan dan teori yang ada. Bertitik tolak dari latar belakang,

peneliti tertarik untuk meneliti tentang “Hubungan Penguasaan Mata Kuliah Pengelolaan Kelas dan Penguasaan Mata Kuliah Strategi

Pembelajaran dengan Bakat Keguruan Mahasiswa FKIP”.

B. Batasan Masalah

1. Penelitian ini ditujukan untuk mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Ada dua faktor yang berhubungan dengan bakat keguruan mahasiswa yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Penelitian ini hanya berfokus pada faktor eksternal, khususnya kesempatan maksimal untuk mengembangkan diri pada Mata Kuliah Pengelolaan Kelas dan Mata Kuliah Strategi Pembelajaran yang diduga berhubungan dengan bakat keguruan mahasiswa.

3. Bakat yang akan diteliti pada penelitian ini merupakan bakat keguruan dalam bidang pedagogi.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut:

(33)

2. Apakah penguasaan Mata Kuliah Strategi Pembelajaran berhubungan dengan bakat keguruan mahasiswa FKIP?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui adanya hubungan antara penguasaan Mata Kuliah

Pengelolaan Kelas dengan bakat keguruan mahasiswa FKIP.

2. Untuk mengetahui adanya hubungan antara penguasaan Mata Kuliah Strategi Pembelajaran dengan bakat keguruan mahasiswa FKIP.

E. Manfaat Penelitian

Dalam suatu penelitian pasti diharapkan dapat menciptakan sesuatu yang bermanfaat, adapun manfaat yang peneliti harapkan dari penelitian ini adalah:

1. Manfaat Teoritis

Manfaat secara umum, penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan pada kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan di dunia pendidikan terlebih untuk mengembangkan kemampuan dan keterampilan ilmu pendidikan.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Universitas

(34)

kualitas pendidikan, khususnya peningkatan kualitas keterampilan dan kemampuan mahasiswanya.

b. Bagi Dosen

Hasil dari penelitian ini dapat memberikan sumbangan pengetahuan bagi dosen. Dosen menjadi tahu bagaimana suatu latihan dan pembelajaran dapat meningkatkan keterampilan dan kemampuan untuk mengembangkan potensi mahasiswanya dan nantinya dosen dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan lebih baik lagi.

c. Bagi Mahasiswa

(35)

BAB II

KAJIAN TEORETIK

A. Guru

1. Pengertian Guru

(36)

sekolah dalam membimbing proses pembelajaan agar tercipta sumber daya manusia yang berperan dalam pembangunan suatu bangsa.

Guru adalah seorang pendidik yang profesinya mendidik. Pendidikan pada lembaga formal dilakukan oleh seseorang yang mempunyai bakat dalam mendidik, telah menjalani pelatihan yang intensif, mempunyai kemampuan dan keahlian dalam membina peserta didik (Bulletin of the American Association of University Professors, 1919: 14). Mendidik dapat diartikan sebagai suatu usaha, upaya pembinaan pribadi dan penyaluran nilai-nilai kepada perserta didik agar peserta didik mencapai kedewasaan baik secara jasmani dan rohani, sehingga mempunyai sikap mental dan akhlak yang baik agar dapat tumbuh menjadi manusia yang berpribadi (Sardiman, 2001: 51). Mendidik dapat dilakukan pada proses pengajaran sebagai sarana untuk mencapai hasil yang maksimal dalam mencapai tujuan pendidikan.

(37)

siswa; menyelenggarakan penelitian; mengenal masyarakat dan ikut serta aktif dalam kegiatan bermasyarakat; menghayati, mengamalkan dan mengamankan Pancasila; turut serta membantu terciptanya kesatuan, persatuan bangsa dan perdamaian dunia; menyukseskan pembangunan dan tanggung jawab yang terakhir adalah meningkatkan peranan profesional guru (Hamalik, 2001: 127-133). Proses pembelajaran yang terlaksana di sekolah tidak akan berjalan dengan baik jika tidak didampingi oleh seorang guru. Mendampingi proses pembelajaran merupakan tanggung jawab yang harus dilaksanakan oleh guru. Seorang guru juga bertanggung jawab untuk memberikan bimbingan kepada siswa. Bimbingan seorang guru yang diberikan kepada siswa dilakukan agar siswa mampu mengenal dirinya sendiri, menyelesaikan masalahnya sendiri, serta mempunyai emosional yang baik. Pada dasarnya tanggung jawab yang dilaksanakan oleh guru bertujuan agar siswa dapat belajar dan mencapai tujuan pendidikan sehingga dapat menjadi sumber daya manusia yang berkualitas.

(38)

tersebut, membagi beberapa kategori topik materi yang akan diajarkan pada siswa, mengumpulkan siswa dalam bentuk kelompok lalu memberikan pelatihan pada tiap-tiap kelompok agar menambah pengetahuan dan keterampilan siswa, mengembangkan bentuk pembelajaran dan peralatan pembelajaran, menyalurkan sumber belajar kepada siswa, mendatangkan sumber belajar yang relevan, menyediakan pelayanan awal dalam pendampingan belajar, menyediakan kegiatan untuk menambah keterampilan siswa dan membuat perencanaan pembelajaran (Clay and Dietz, 1977). Langkah-langkah yang sudah disebutkan di atas, akan membantu guru untuk mendidik siswa dan menciptakan sumber daya yang berkualitas. Sumber daya yang berkualitas akan berperan dalam pembangunan suatu bangsa.

(39)

2. Tugas dan Peran Guru

Mendidik sumber daya manusia yang berkualitas dan berperan dalam proses pembangunan suatu bangsa tidaklah mudah. Banyak tugas yang harus dilakukan guru agar dapat menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Secara umum guru bertugas untuk merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi proses pembelajaran. Guru sebagai tenaga pendidikan memegang peranan tidak hanya melakukan pengajaran atau transfer ilmu pengetahuan, tetapi juga dituntut untuk mampu memberikan bimbingan dan pelatihan.

(40)

mencangkup kurikulum yang ditetapkan untuk diterapkan kepada siswa. Bekal pengetahuan, keterampilan dan penguasaan bahan ajar yang dimiliki oleh guru akan membantu guru dalam melaksanakana tugasnya dengan baik. Tugas guru yang terlaksana dengan baik akan menghasilkan manfaat yang dapat dirasakan oleh siswanya.

(41)

yang sangat luas dan memegang peranan yang penting dalam proses pembelajaran.

Ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin berkembang dan semakin mudah untuk diperoleh siswa sebagai sumber belajar, dirasa tidak akan maksimal jika tidak didampingi dengan bimbingan guru yang mampu mengemban tugasnya dengan baik. Peran guru tidak hanya sebagai pendidik dalam hal mentranfer ilmu pengetahuan dan membuat siswa menjadi pintar, tetapi juga sebagai pendidik yang mampu membentuk manusia dewasa yang memilki akhlak yang baik. 3. Syarat Guru Profesional

(42)

guru harus mempunyai kepribadian yang berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta dapat menjadi teladan bagi peserta didiknya.

Agar guru dapat melaksanakan tugasnya dengan baik dan berperan pada proses pembelajaran, guru harus memenuhi syarat-syaratnya, seperti: kedewasaan, sehat jasmani dan rohani, memiliki ilmu pengetahuan yang memadahi dan memilki kecakapan-kecakapan keguruan. Ditambahkan lagi oleh Hamalik (2001: 118), guru profesional harus memiliki persyaratan, yang meliputi:

a. Memiliki bakat sebagai guru. b. Memiliki keahlian sebagai guru

c. Memiliki keahlian yang baik dan terintegrasi. d. Memiliki pengalaman dan pengetahuan yang luas. e. Guru adalah manusia berjiwa pancasila.

f. Guru adalah warga negara yang baik.

(43)

dan diperluhkan agar dapat menjadi guru profesional adalah memiliki bakat sebagai guru.

B. Bakat

1. Pengertian Bakat

Bakat dan kemampuan menetukan prestasi seseorang dan prestasi merupakan perwujudan dari bakat dan kemampuan. Dengan bakat, memungkinkan seseorang untuk mencapai prestasi dalam bidang tertentu. Bakat dapat diartikan sebagai kemampuan bawaan yang merupakan potensi (potential ability) yang masih perlu dikembangkan dan dilatih (Hartono dan Sunarto, 2002: 119), akan tampak nyata jika bakat tersebut mendapat kesempatan atau kemungkinan untuk berkembang (Poerbakawatja, 1989: 38; Ali dan Asrori, 2005: 78) agar dapat terwujud, latihan dan pendidikan sangat diperluhkan agar suatu tindakan dapat dilakukan dimasa yang akan datang (Munandar, 1985: 17-18). Bakat merupakan suatu potensi yang berasal dari lahir dan dapat terwujud secara nyata jika ada kesempatan untuk berkembang dan berbagai latihan.

(44)

pada peserta didik secara optimal, peserta didik membutuhkan program pendidikan yang berdiferensiasi (Munandar, 2001: 100). Program pendidikan yang berdiferensiasi dilakukan sesuai dengan bakat dan kemampuan masing-masing individu, termasuk mereka yang mempunyai bakat akademik.

(45)

individu yang berguna untuk mendorong seseorang untuk tekun dan ulet dalam mengerjakan tugasnya, meskipun menghadapi hambatan tapi tetap bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugasnya dengan sebaik mungkin.

2. Langkah-langkah Mengembangkan Bakat

Bakat tidak bisa ada dan terwujud secara tiba-tiba. Diperlukan berbagai latihan dan berbagai kesempatan untuk mengembangkan potensi pada bakat tersebut. Selain berbagai latihan dan pengembangan kesempatan, diperluhkan juga pelayanan pendidikan bagi anak berbakat (Munandar, 1985: 30). Pelayanan pendidikan bagi anak berbakat diperlukan agar potensi yang ada pada bakat seseorang mengalami perkembangan secara maksimal. Selain pendidikan khusus yang harus diberikan kepada seseorang yang mempunyai bakat, diperluhkan juga beberapa cara atau kondisi yang membuat anak berbakat dapat mengembangkan bakatnya.

(46)

kesempatan bagi seseorang yang memiliki bakat untuk dapat mengembangkan bakatnya. Seseorang yang memiliki minat dan motif untuk terus meningkatkan prestasinya juga akan terpacu untuk semakin berusaha untuk berlatih sampai mencapai prestasi atau hasil yang diinginkan. Semakin banyak latihan yang dilakukan akan semakin mengasah potensi pada diri seseorang yang memiliki bakat. Untuk membuat seseorang dapat terus melakukan latihan dan memperjuangkan hasil yang tinggi diperlukan peningkatan kegigihan dan daya juang untuk melakukan latihan tersebut. Pelayanan yang ada pada pendidikan juga perlu diperhatikan bagi anak berbakat, perhatian itu ditunjukkan dengan mengembangkan program pendidikan berdiferensiasi di sekolah dengan menerapkan kurikulum yang dapat mengembangkan bakat seseorang secara lebih efektif.

3. Faktor-faktor yang Menentukan Bakat

(47)

yang mempengaruhi perkembangan bakat adalah taraf sosial ekonomi. Sedangkan Wiyono (2006: 61) menyebutkan bahwa bakat ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu: faktor genetik/keturunan, pendidikan dan pelatihan. Beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan bakat perlu diperhatikan dengan seksama, mengingat bila suatu bakat tidak diperhatikan dan tidak memiliki kesempatan untuk berkembang, bakat tersebut dapat hilang.

Salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi perkembangan bakat adalah kesempatan maksimal untuk mengembangkan diri. Pendidikan formal yang ditempuh dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi merupakan salah satu cara untuk mengembangkan diri seseorang. Seseorang yang memiliki kesempatan untuk menempuh pendidikan pada jurusan atau bidang tertentu dan sesuai dengan bakat yang ada pada dirinya akan mengalami perkembangan potensi dengan maksimal. Potensi dapat berkembang dengan maksimal karena lewat kesempatan yang ada, individu diberikan berbagai latihan dan kesempatan belajar untuk lebih mengenal dan memahami pengetahuan yang ada.

C. Bakat Keguruan

(48)

keguruan merupakan suatu potensi berupa kemampuan mengajar dan membimbing yang berasal dari lahir dan dapat terwujud secara nyata jika ada kesempatan untuk berkembang dalam menempuh pendidikan di Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) dan mendapatkan berbagai latihan yang dapat mengasah keterampilan dan kemampuan keguruan. Bakat keguruan terdiri atas kreativitas pedagogi, komitmen pedagogi, dan kecerdasan emosi (Wasidi dan Mardapi, 2016). Seseorang yang mempunyai kreativitas pedagogi, komitmen pedagogi dan kecerdasan emosi yang baik berarti mempunyai bekal untuk menjadi seorang guru. Bekal untuk menjadi seorang guru akan membantu guru dalam melaksanakan proses pendidikan dan pembelajaran dengan baik.

(49)

masalah yang kompleks, artistik, berpikiran terbuka dan intuitif (Wasidi dan Mardapi, 2016). Guru yang kreatif dapat memilih kegiatan dalam pengajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa dan guru itu sendiri. Kegiatan yang dilakukan oleh guru akan meningkatkan motivasi pada siswa dan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran. Pengalaman kerja seorang guru akan membantu guru dalam menemukan berbagai kreativitas pada pengajarannya.

(50)

pengajaran dan pembelajaran yang dilakukan oleh guru menunjukkan besarnya komitmen yang dimiliki oleh seorang guru.

Aspek yang terakhir dari bakat keguruan adalah kecerdasan emosi. Goleman (1997: 45) menyebutkan bahwa kecerdasan emosi sebagai suatu kemampuan untuk mengenali perasaan diri sendiri maupun perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri, kemampuan mengelola emosi dalam diri sendiri dan membina hubungan baik dengan orang lain. Guru yang mempunyai kecerdasan emosi akan mengelola rasa marah dan frustasi secara efektif dan dapat berperilaku adaptif sesuai dengan kondisi situasi yang berbeda (Wasidi dan Mardapi, 2016). Kecerdasan emosi merujuk pada kemampuan seseorang untuk memahami arti emosi diri sendiri dan hubungannya dengan orang lain. Kecerdasan emosi akan membantu seorang guru dalam mengatasi suatu masalah. Guru diharapkan mempunyai kecerdasan emosi agar dapat mempunyai empati dalam memahami perasaan siswa dan dapat menanggapi perasaan siswanya dengan tepat. Kecerdasan emosi diperluhkan oleh guru dalam melaksanakan tugas mendidik. Dalam mendidik, seorang guru harus mampu mengelola dan mengendalikan emosinya dengan baik. Guru yang mampu mengelola dan mengendalikan emosinya dengan baik akan menciptakan suasana yang menyenangkan dan membuat pembelajaran lebih efektif.

(51)

menjalani berbagai pembelajaran lewat berbagai mata kuliah yang ditawarkan LPTK untuk mengembangkan bakatnya. Pendidikan tersebut memberikan kesempatan mahasiswa agar dapat mengembangkan diri untuk mempunyai kemampuan dalam melaksanakan proses pendidikan dan pembelajaran dengan baik. Calon guru dapat melaksanakan proses pendidikan dan pembelajaran dengan baik jika menguasai berbagai mata kuliah yang ditawarkan pada LPTK.

Mahasiswa dapat menguasai berbagai mata kuliah dengan baik jika dalam diri mereka sebelumnya memiliki bakat dalam bidang keguruan. Bakat tersebut akan membantu calon guru menjadi lebih mudah dalam mempelajari berbagai hal dalam bidang keguruan. Calon guru yang dapat mempelajari berbagai hal dalam bidang keguruan dengan baik akan memiliki kemampuan dan keterampilan keguruan yang memadahi. Kemampuan dan keterampilan guru yang memadahi berguna bagi guru untuk melaksanakan tugasnya dengan baik. Dengan begitu, bakat sebagai guru sangat penting dan harus dimiliki mahasiswa sebagai calon guru agar dapat melaksanakan proses pendidikan dan pembelajaran dengan baik.

D. Mata Kuliah Keahlian Berkarya (MKB) di FKIP

(52)

mata kuliah berkehidupan bersama (MBB) prodi (Buku Pedoman Program Studi Pendidikan Ekonomi, 2012: 241-250). Semua kelompok mata kuliah yang ada di FKIP wajib ditempuh oleh mahasiswa FKIP karena dapat membekali mahasiswa dalam memperoleh berbagai ilmu keguruan. Berbagai ilmu keguruan yang dimiliki oleh mahasiswa FKIP akan menjadikan mahasiswa FKIP menjadi seorang guru yang memiliki kemampuan dan keterampilan yang memadahi.

Kelompok MKB merupakan mata kuliah yang disediakan oleh FKIP dan wajib ditempuh oleh mahasiswa FKIP dalam rangka memberikan berbagai ilmu keguruan kepada mahasiswa FKIP. Tujuan dari MKB menurut Kepmen No.232 Tahun 2000 yang menyatakan bahwa kelompok matakuliah keahlian berkarya (MKB) adalah kelompok bahan kajian dan pelajaran yang bertujuan menghasilkan tenaga ahli dengan kekaryaan berdasarkan dasar ilmu dan keterampilan yang dikuasai. Kelompok MKB yang ada pada FKIP bertujuan untuk memberikan bahan kajian dan pelajaran mengenai ilmu-ilmu keguruan yang tujuan utamanya menghasilkan tenaga ahli dalam bidang keguruan. MKB juga akan mengasah bakat dalam bidang keguruan pada diri mahasiswa FKIP, sehingga mahasiswa FKIP dapat mengembangkan potensi mengajar.

(53)

Pengajaran Mikro, Program Pengalaman Lapangan, Seminar Pendidikan, Evaluasi Pembelajaran, Kurikulum dan Kajian Buku Teks dan Media Pembelajaran. Berbagai kelompok mata kuliah yang ditawarkan oleh FKIP tersebut diharapkan bisa membentuk mahasiswa menjadi calon guru yang handal, baik dalam bidang penguasaan materi berdasarkan bidang jurusannya, maupun handal dalam memiliki keterampilan dan kemampuan keguruan untuk menyelenggarakan proses pembelajaran di sekolah. 1. Mata Kuliah Pengelolaan Kelas

Mata kuliah Pengelolaan Kelas merupakan mata kuliah yang harus dikuasai mahasiswa sebagai calon pendidik agar memiliki wawasan dan keterampilan pedagogi untuk mengelola kelas, sehingga dapat menciptakan situasi dan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan pembelajaran di sekolah. Selama mahasiswa mengikuti perkuliaan di mata kuliah Pengelolaan Kelas, mahasiswa diberikan berbagai latihan agar dapat mengkaji konsep dasar pengelolaan kelas, menguasai berbagai pendekatan untuk mengelola kelas, dan menerapkan teori tersebut pada berbagai contoh permasalahan yang ditemukan dalam proses pembelajaran di sekolah, lalu mendiskusikan akibat yang ditimbulkan dari permasalahan tersebut dengan sesama mahasiswa yang menempuh mata kuliah Pengelolaan Kelas.

(54)

proses pembelajaran dengan efektif. Mengkaji konsep dasar pengelolaan kelas, mempelajari berbagai pendekatan pengelolaan dan mencobanya dalam berbagai situasi kemudian dianalisis akibatnya secara sistematis diharapkan setiap guru akan dapat mengelola proses belajar mengajar secara lebih baik (Joni dan Entang, 1984 :1). Dengan begitu, jelas bahwa pembelajaran pengelolaan kelas sangat penting bagi guru untuk menyelenggarakan proses pembelajaran agar mampu mencapai tujuan pembelajaran.

Mahasiswa harus menguasai Mata Kuliah Pengelolaan Kelas. Pentingnya kemampuan guru dalam mengelola kelas menjadi suatu tuntutan bagi mahasiswa sebagai calon guru untuk menguasai Mata Kuliah Pengelolaan Kelas. Mahasiswa dapat menguasai Mata Kuliah Pengelolaan Kelas dengan mau membuka diri untuk belajar dan melakukan berbagai latihan yang mengembangkan keterampilan keguruannya. Pembelajaran dan latihan yang dilakukan mahasiswa secara terus-menerus yang dijalani pada berbagai mata kuliah yang ditawarkan FKIP terutama pada Mata Kuliah Pengelolaan kelas akan mengasah bakat keguruan mahasiswa.

(55)

kesempatan maksimal untuk mengembangkan diri. Mahasiswa dapat menguasai Mata Kuliah Pengelolaan Kelas jika dihadapkan pada berbagai kesempatan untuk mengikuti pembelajaran dengan baik, melakukan berbagai latihan pedagogis, menyiapkan diri untuk belajar sebelumnya di luar kelas, dan lain sebagainya. Mahasiswa yang memiliki penguasaan Mata Kuliah Pengelolaan Kelas tinggi berarti memperoleh kesempatan untuk belajar dan berlatih dengan sangat baik dan akan semakin dapat mengembangkan bakat keguruannya, begitupun sebaliknya. Dengan begitu, penguasaan mahasiswa pada Mata Kuliah Pengelolaan Kelas sangat penting dimiliki oleh mahasiswa sebagai calon guru karena dapat mengembangkan bakat keguruannya.

2. Mata Kuliah Strategi Pembelajaran

(56)

dalam proses pembelajaran, guru perlu mempelajari berbagai konsep strategi pembelajaran dan memahami karakteristik internal peserta didik. Pemahaman mengenai karakteristik internal peserta didik berguna bagi guru untuk melaksanakan pembelajaran yang didasarkan pada teori belajar.

Kompetensi dasar dalam mata kuliah Strategi Pembelajaran, meliputi; pemahaman makna strategi pembelajaran, kemampuan menganalisis dan membuat kaitan antara variabel yang berkaitan dengan penggunaan strategi pembelajaran dalam rangka mencapai hasil belajar yang optimal, kemampuan menganalisis karakteristik tipe bahan ajar dan dasar-dasar pemilihan media dalam pembelajaran, serta kemampuan mengidentifikasi jenis-jenis strategi pembelajaran yang dapat diterapkan dalam kelas saat proses pembelajaran. Tujuan dari mata kuliah Strategi Pembelajaran adalah untuk membekali mahasiswa agar memiliki ketrampilan mengajar mencakup kompetensi guru dalam hal pedagogi. Mata kuliah Stategi Pembelajaran penting untuk ditempuh oleh mahasiswa FKIP karena mata kuliah ini akan memberikan pemahaman mengenai berbagai strategi yang harus dipahami guru, guna membuat pembelajaran lebih menarik dan mendorong siswa agar bergairah dalam melaksanakan pembelajaran.

(57)

menjadi suatu tuntutan bagi mahasiswa sebagai calon guru untuk menguasai Mata Kuliah Strategi Pembelajaran. Mahasiswa dapat menguasai Mata Kuliah Strategi Pembelajaran dengan mau membuka diri untuk belajar dan melakukan berbagai latihan yang mengembangkan keterampilan keguruannya. Pembelajaran dan latihan yang dilakukan mahasiswa secara terus-menerus yang dijalani pada berbagai mata kuliah yang ditawarkan FKIP terutama pada Mata Kuliah Strategi Pembelajaran akan mengasah bakat keguruan mahasiswa.

(58)

Mata Kuliah Strategi Pembelajaran sangat penting dimiliki oleh mahasiswa sebagai calon guru karena dapat mengembangkan bakat keguruannya.

3. Mata Kuliah Perencanaan Pembelajaran

Mata kuliah Perencanaan Pembelajaran merupakan mata kuliah yang mengkaji tentang konsep dasar perencanaan pembelajaran; pendidikan sebagai suatu sistem; taksonomi tujuan instruksional; pengembangan program pembelajaran berupa Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD), dan indikator, pengembangnan silabus, dan pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Tujuan dari mata kuliah Perencanaan Pembelajaran adalah agar mahasiswa mampu menyusun perangkat pembelajaran untuk persiapan mengajar. Untuk mencapai tujuan pembelajaran guru perlu membuat perencanaan pembelajaran agar proses pembelajaran nantinya dapat terarah.

4. Mata Kuliah Pengajaran Mikro

(59)

variasi stimulus, dorongan terhadap partisipasi siswa, ilustrasi dan menggunakan contoh-contoh, penguasan kelas, keterampilan berkomunikasi, memberi penguatan, (2) latihan keterampilan terpadu yang merupakan bentuk lanjut keterampilan terbatas, jenis keterampilan yang dilatihkan sudah merupakan bentuk perpaduan dari segenap keterampilan mengajar, dari pembuatan RPP sampai menutup pelajaran. Pada mata kuliah pengajaran mikro mahasiswa ditugaskan untuk: membuat RPP untuk latihan keterampilan terbatas maupun terpadu, membuat media pengajaran yang relevan, melaksanakan latihan keterampilan terbatas dan diskusi serta melaksanakan latihan keterampilan terpadu dan diskusi.

(60)

5. Mata Kuliah Program Pengalaman Lapangan

Mata kuliah Program Pengalaman Lapangan merupakan media bagi mahasiswa untuk mengaplikasikan dasar profesi. Mata kuliah Program Pengalaman Lapangan mahasiswa melakukan praktik pengalaman lapangan (PPL) di sekolah. Dalam FKIP, praktik Pengalaman Lapangan diaplikasikan dalam bentuk praktik mengajar dan kegiatan edukasional lainnya di lembaga sekolah. PPL yang dilakukan mahasiswa merupakan salah satu wadah agar mahasiswa mendapatkan pengalaman profesi yang dapat diandalkan. Dalam PPL, mahasiswa akan dihadapkan pada kondisi riil aplikasi bidang keilmuan seperti; kemampuan mengajar, kemampuan bersosialisasi dan bernegosiasi, dan kemampuan manajerial kependidikan lainnya.

(61)

berbagai kecakapan keguruan secara menyeluruh dan terintegrasi dalam situasi nyata dibawah bimbingan Guru Pamong dan Dosen Pembimbing PPL; (c) mengambil manfaat dari pengalaman PPL agar semakin memiliki kecakapan keguruan secara profesional.

6. Mata Kuliah Seminar Pendidikan

Mata kuliah Seminar Pendidikan merupakan mata kuliah dimana mahasiswa memiliki kesempatan untuk mengadakan seminar kecil guna melatih kemampuannya dalam menyajikan informasi dan tampil di depan kelas. Mata kuliah ini pada dasarnya bertujuan untuk membantu mahasiswa mempersiapkan diri menyusun proposal, sekaligus melatih mahasiswa untuk mempresentasikan proposalnya dalam sebuah seminar kecil.

7. Mata kuliah Evaluasi Pembelajaran

(62)

kuliah Evaluasi Pembelajaran adalah menjadikan mahasiswa sebagai calon guru yang mempunyai kemampuan dalam memahami penilaian secara teoritik mapun praktik.

8. Mata Kuliah Kurikulum dan Kajian Buku Teks

Mata kuliah Kurikulum dan Kajian Buku Teks merupakan mata kuliah yang harus dikuasai mahasiswa sebagai calon guru agar memiliki keterampilan dan pengetahuan dalam memahami dan mengembangkan kurikulum serta menyusun dan mengevaluasi buku teks. Selama mahasiswa mengikuti perkulian pada mata kuliah Kurikulum dan Kajian Buku Teks, mahasiswa mengkaji menganai kurikulum yang diterapkan di sekolah dan buku teks yang sesuai dengan kurikulum dan kebutuhan siswa yang ada pada sekolah tersebut. Tujuan dari mata kuliah Kurikulum dan Kajian Buku Teks adalah membekali mahasiswa atau calon guru agar memiliki kemampuan dalam mengembangkan kurikulum yang ada dan memilih atau membuat buku teks untuk proses belajar mengajar yang sesuai dengan kurikulum dan kebutuhan peserta didik.

9. Mata Kuliah Media Pembelajaran

(63)

kebutuhan siswa dan tentunya relevan terhadap materi yang bersangkutan. Tujuan dari mata kuliah Media Pembelajaran adalah membekali mahasiswa agar memiliki keterampilan dan kemampuan mengenai media, sehingga dalam melaksanakan proses belajar mengajar di kelas, guru dapat memberikan inovasi yang harapannya menambah ketertarikan siswa untuk belajar dan mencapai tujuan pembelajaran.

E. Pengelolaan Kelas

1. Pengertian Pengelolaan Kelas

(64)

kondisi kelas agar dapat membantu siswa dalam proses belajar di kelas.

Tujuan pengelolaan kelas adalah agar setiap anak dikelas dapat bekerja dengan tertib (Arikunto, 1988: 68), memperoleh fasilitas agar dapat melaksanakan kegiatan belajar, memperoleh kesempatan untuk pengembangkan aspek intelektual, emosional dan sikap apresiasi pada siswa dalam kelas sehingga segera tercapai tujuan pengajar secara efektif dan efesien (Sudirman, 1991: 311). Tujuan dari adanya kegiatan pengelolaan kelas sebenarnya ditujukan untuk membantu siswa dalam meraih tujuan belajar. Agar siswa dapat meraih tujuan belajar, guru harus menciptakan kondisi belajar di kelas dengan suasana yang kondusif agar tercipta kegiatan belajar mengajar yang optimal sehingga dapat mencapai tujuan dari pembelajaran.

2. Pendekatan dalam Pengelolaan Kelas

(65)

emotional climate approach), proses kelompok (group process approach), dan pendekatan eklektik ( eclectic approach) (Nawawi, 1982: 140-142; Entang dan Joni, 1984: 19-23; Rohani, 2004: 149-154; Djamarah dan Zain, 2006: 180-183). Proses belajar mengajar akan berjalan dengan baik jika ada interaksi antara guru dengan peserta didik. Interaksi dapat tercipta dengan optimal tentu saja berantung pada pendekatan yang dilakukan guru saat mengelola kelas.

(66)

positif dan penguatan negatif berguna untuk membina tingkah laku yang baik pada siswa, sedangkan pemberian hukuman dan penghapusan ganjaran yang diharapkan siswa berguna untuk mengurangi tingkah laku yang tidak baik pada siswa.

(67)

sebagai pembentuk iklim sosio emosional yang baik. Kedudukan guru yang penting dalam menciptakan iklim sosio emosional yang baik di dalam kelas, mengharuskan guru untuk menjadi pelaksana pembelajaran yang mempunyai inisiatif dan kreativitas yang memadahi, serta bersedia untuk terbuka pada kritik, pendapat, saran, dan gagasan yang berasal dari siswa. Ketersediaan guru untuk terbuka pada kritik, pendapat, saran dan gagasan yang berasal dari siswa akan berguna bagi guru untuk menciptakan suasana kelas agar berlangsung secara dinamis.

(68)

yang dilakukan oleh guru baiknya mengutamakan kegiatan yang dapat mengikutsertakan seluruh individu yang ada di kelas. Kedua, tugas guru adalah memelihara kelompok belajar agar menjadi kelompok yang efektif dan produktif. Untuk membuat kelompok belajar efektif dan produktif, guru harus mampu membentuk dan mengaktifkan siswa serta mengikutsertakan siswa dalam bekerja sama saat kegiatan belajar mengajar.

Pendekatan eklektik ( eclectic approach) merupakan pendekatan yang dilakukan untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas agar memungkinkan proses belajar mengajar berjalan secara efektif dan efisien melalui penggunaan berbagai macam pendekatan yang ada. Pendekatan elektis menekankan pada potensialitas, kreativitas dan inisiatif guru dalam memilih berbagai pendekatan berdasarkan situasi yang dihadapi (Nawawi, 1982: 142; Djamarah dan Zain, 2006: 183). Tugas guru adalah mampu memilih dan mengkombinasikan berbagai pendekatan sesuai dengan kebutuhan agar dapat tercipta kondisi kelas yang optimal.

3. Tugas-tugas guru dalam pengelolaan kelas a. Penataan Ruang Kelas

(69)

1) Ukuran dan bentuk kelas

2) Bentuk serta ukuran bangku dan meja siswa 3) Jumlah siswa dalam kelas

4) Jumlah siswa dalam setiap kelompok 5) Jumlah kelompok dalam kelas

6) Komposisi siswa dalam kelompok (seperti siswa pandai dengan siswa kurang pandai, pria dan wanita)

Djamarah dan Zain (2006: 205-206) menyebutkan tugas-tugas yang harus dilaksanakan oleh guru dalam penataan ruang kelas adalah: (1) pengaturan tempat duduk, (2) alat-alat pengajaran, (3) keindahan dan kebersihan kelas, (4) ventilasi dan tata cahaya. Penyusunan dan pengaturan ruang belajar hendaknya memungkinkan siswa duduk berkelompok dan memudahkan guru bergerak secara leluasa untuk membantu siswa dalam belajar.

b. Pengaturan Siswa

Guru harus bisa melihat siswa sebagai individu dengan segala perbedaan dan persamaannya. Pada intinya, siswa sebagai individu berisikan aspek biologis, intelektual, dan psikologis. Ahmadi (1991: 108-109) menyebutkan persamaan dan perbedaan yang dimaksud adalah:

1) Persamaan dan perbedaan dalam kecerdasan (inteligensi). 2) Persamaan dan perbedaan dalam kecakapan.

3) Persamaan dan perbedaan dalam hasil belajar. 4) Persamaan dan perbedaan dalam bakat. 5) Persamaan dan perbedaan dalam sikap. 6) Persamaan dan perbedaan dalam kebiasaan.

7) Persamaan dan perbedaan dalam pengetahuan/pengalaman. 8) Persamaan dan perbedaan dalam ciri-ciri jasmaniah.

(70)

13)Persamaan dan perbedaan dalam pola-pola dan tempo perkembangan.

14)Persamaan dan perbedaan dalam latar belakang lingkungan. Berbagai persamaan dan perbedaan kepribadian siswa di atas, berguna dalam membantu guru untuk melaksanakan pengaturan siswa di kelas, terutama berhubungan dengan masalah bagaimana pola pengelompokkan siswa guna menciptakan lingkungan belajar yang aktif dan kreatif, sehingga kegiatan belajar yang penuh kesenangan dapat bertahan dalam waktu yang relatif lama.

4. Masalah dan Usaha Pencegahan Masalah Pengelolaan Kelas

(71)

maupun kondisi sosio-emosional yang memungkinkan siswa dapat menyelenggarakan proses belajar dengan perasaan aman dan nyaman.

Tindakan lainnya dapat berupa tindakan korektif terhadap tingkah laku siswa yang menyimpang dan merusak kondisi optimal di kelas saat terjadi proses pembelajaran. Tindakan korektif yang dilakukan oleh guru dapat terbagi menjadi dua yaitu tindakan yang segera dilakukan pada saat terjadi gangguan dan tindakan penyembuhan terhadap tingkah laku yang menyimpang yang sudah terlanjur terjadi. Tindakan penyembuhan dilakukan agar penyimpangan tersebut tidak berlanjut.

F. Strategi Pembelajaran

1. Pengertian Strategi Pembelajaran

(72)

Strategi adalah suatu pola yang direncanakan dan ditetapkan secara sengaja untuk melakukan kegiatan atau tindakan (Majid, 2013: 3). Dalam dunia pendidikan, strategi sendiri diartikan sebagai suatu perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan (Sanjaya, 2006: 124). Strategi pembelajaran diartikan sebagai kegiatan guru berupa perencanaan sebelum ia melaksanakan tugasnya bersama dengan anak didik (Sidjabat, 1993: 277) yang berisi tentang rangkaian kegiatan (Sanjaya, 2006: 124) yang didesain dengan berbagaimetode dan prosedur untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (Hamalik, 2001: 201). Strategi pembelajaran adalah perencanaan dalam pemilihan cara-cara yang akan digunakan oleh pengajar untuk kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan bersama dengan peserta didik dengan desain menarik menggunakan metode yang tepat.

(73)

pelajaran, berbeda cara guru dalam menyampaikan kepada siswanya. Karakteristik peserta didik menentukan apa yang peserta didik butuhkan dalam proses belajar di kelas. Dari analisis kebutuhan peserta didik tersebut, dapat membantu guru dalam pemilihan strategi pembelajaran yang tepat.

Diperlukan upaya untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan secara nyata, agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Upaya untuk mengimplementasikan rencana kegiatan dinamakan dengan metode. Metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Strategi menunjuk pada sebuah perencanaan untuk mencapai sesuatu, sedangkan metode adalah cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan strategi (Sanjaya, 2006: 125). Satu strategi yang telah dipilih guru untuk proses belajar mengajar bisa menggunakan beberapa metode pengajaran. 2. Jenis Strategi Pembelajaran

Majid (2013: 11-12) menyebutkan beberapa jenis strategi pembelajaran yang sepatutnya diketahui oleh guru, yaitu sebagai berikut:

a) Strategi Pembelajaran Langsung (Direct Instruction)

(74)

bersifat deduktif. Kelebihan strategi ini adalah mudah untuk direcanakan dan digunakan, sedangkan kelemahan utamanya adalah kurang mengembangkan kemampuan-kemampuan, proses-proses, dan sikap yang diperlukan siswa untuk berpikir kritis. b) Strategi Pembelajaran Tidak Langsung (Indirect Instruction)

Strategi pembelajaran tidak langsung (indirect instruction) umumnya berpusat pada peserta didik. Peranan guru dalam penerapan strategi ini sebagai fasilitator. Guru mengelola lingkungan belajar dan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat pada proses pembelajaran yang berlangsung. Strategi pembelajaran tidak langsung mensyaratkan digunakannya bahan-bahan cetak, nono-cetak, dan sumber-sumber manusia. c) Strategi Pembelajaran Interaktif (Interactive Instruction)

(75)

d) Strategi Pembelajaran melalui Pengalaman (Experiential Learning) Strategi belajar melalui pengalaman (experiential learning) menggunakan bentuk sekuens induktif (dari keseluruhan menuju bagian-bagian, dan dari yang kompleks menuju yang sederhana), berpusat pada siswa dan berorientasi pada aktivitas. Dalam strategi ini yang ditekankan adalah proses belajar bukan hanya sekedar hasil belajar. Penggunaan strategi melalui pengalaman dapat diterapkan di dalam kelas maupun di luar kelas.

e) Strategi Pembelajaran Mandiri

Belajar mandiri merupakan strategi pembelajaran yang bertujuan untuk membangun siswa agar mempunyai sifat inisiatif, mandiri dan mempunyai peningkatan diri. Penerapan strategi ini berfokus pada perencanaan belajar mandiri peserta didik dengan bantuan dari guru. Pembelajaran dengan strategi mandiri juga bisa diterapkan pada pembelajaran antar siswa.

Djamarah dan Zain (2006: 279) dan Sanjaya (2006: 175-271) menyebutkan tujuh jenis strategi pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan standar proses pendidikan, yaitu:

a) Strategi Pembelajaran Ekspositori

(76)

belajar tercapai. Strategi Pembelajaran Ekspositori menuntut peran aktif guru dalam proses pembelajaran, sedangkan siswa dalam pembelajaran cenderung hanya menerima apa yang diajarkan oleh guru. Terkadang dalam menyampaikan sesuatu materi tertentu strategi ini merupakan strategi yang tepat.

b) Strategi Pembelajaran Inkuiri

Dalam strategi ini guru ialah sebagai fasilitator, penuntun dan rekan kerja, dengan demikian gurulah yang memotivasi peserta didik dalam proses belajar agar mereka mencari dan menemukan gagasan. Pembelajaran dimulai dengan penjelasan topik dan tujuan, kemudian penyajian masalah (kasus) secara tepat dan jelas, mungkin juga perlu dilakukan sebuah demonstrasi. Selanjutnya guru menuntun siswa di dalam proses belajar melalui berbagai pertanyaan, mengemukakan hipotesis (jawaban sementara), lalu melakukan pengujian untuk akhirnya menarik kesimpulan.

c) Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah

(77)

siswa untuk mengembangkan jawaban dari permasalahan yang ada. Strategi ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk bereksplorasi mengumpulkan dan menganalisis data secara lengkap untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Tujuan yang ingin dicapai pada strategi ini adalah menumbuhkan kemampuan siswa dakam berpikir kritis, analitis, sistematis, dan logis untuk menemukan alternatf pemecahan masalah melalui eksplorasi data secara emoiris dalamrangka menumbuhkan sikap ilmiah.

d) Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB) Strategi menekankan pembentukan kemampuan berpikir peserta didik. Guru menuntun siswa bukan hanya untuk mengetahui isi bahan ajar (knowing what), melainkan juga dalam rangka memahami kode belajar dan merumuskan konsep, ide atau gagasan (knowing how). Strategi ini tidak menyajikan begitu saja materi pelajarn kepada sisiwa, melainkan siswa dibimbing untuk menemukan sendiri konsep yang harus dikuasai melalui proses diskusi dengan memanfaatkan pengalaman siswa.

e) Strategi Pembelajaran Kooperatif (SPK)

(78)

Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran dengan menggunakan system pengelompokan antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang akademik, jenis kelamin, rasa tau suku yang berbeda (heterogen).

f) Strategi Pembelajaran Kontekstual

Strategi pembelajaran itu mengasumsikan bahwa konteks kehidupan sosial dan budaya merupakan sumber serta media belajar yang penuh makna. Strategi juga menekankan konsep belajar konstruksionis, yaitu pengetahuan dibentuk melalui penyelidikan hal-hal yang terjadi di lingkungan (konteks) bukan diberikan sebagai hasil olahan. Strategi ini menekankan pada proses keterlibatan siswa untuk menemukan materi, mendorong siswa agar dapat menemukan hubungan antara materi yang dipelajari dengan kehidupan nyata, dan mendorong isiswa untuk dapat menerapkan apa yang sudah dipeljari dalam kehidupannya. g) Strategi Pembelajaran Afektif

Strategi pembelajaran itu tidak cukup hanya dengan memproses informasi atau meningkatkan kemampuan intelektual. Nilai hidup harus dipraktikkan dan dibiasakan. Strategi ini menekankan pada pembantukan sikap dan nilai moral kepada peserta didik.

(79)

3. Prinsip-prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran dalam Konteks Standar Proses Pendidikan

Terdapat empat prinsip dalam penggunaan strategi pembelajaran, di antaranya: (1) berorientasi pada tujuan, (2) aktivitas, (3) individualitas dan (4) integritas (Sanjaya, 2006: 129-131). Ditambahkan oleh Majid (2013: 108) bahwa prinsip dalam memilih strategi pembelajaran yang harus dilaksanakan oleh pendidik harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut: kesesuaian strategi pembelajaran dengan jenis pengetahuan yang akan disampaikan, sasaran (kemampuan awal siswa, karateristik siswa yang berhubungan dengan latar belakang dan status sosial dan perbedaan kepribadian), biaya, kemampuan dalam menerapkan strategi pembelajaran, karakteristik strategi pembelajaran dan waktu. Guru harus memperhatikan hal-hal dalam memilih dan menggunakan strategi pembelajaran. Dalam penggunaan strategi pembelajaran terdapat prinsip bahwa tidak semua strategi tepat atau cocok digunakan untuk mencapai semua tujuan pada semua keadaan. Dengan begitu guru perlu memahami prinsip-prinsip umum penggunaan strategi pembelajaran.

(80)

proses pembelajaran. Jika pembelajaran menuntut agar siswa mempunyai kemampuan menyebutkan suatu hal, guru bisa menggunakan strategi pembelajaran langsung dengan metode ceramah. Sedangkan jika pembelajaran menuntut siswa untuk menguasai pengetahuan tertentu atas hasil pemikiran yang rasional, guru bisa menggunakan strategi pembelajaran tidak langsung dengan metode diskusi atau pemecahan masalah.

Strategi pembelajaran yang baik harus dapat mendorong aktivitas siswa (Sanjaya, 2006: 130). Belajar merupakan suatu perbuatan. Belajar bukan hanya menghafal sejumlah teori dan fakta-fakta dari informasi yang diterima. Siswa akan mempunyai pemahaman yang mendalam jika pada saat belajar mereka juga melakukan aktivitas yang relevan dengan pembelajaran yang sedang terjadi. Aktivitas dalam pembelajaran tidak hanya aktivitas fisik saja, tetapi bisa juga aktivitas yang bersifat psikis seperti aktivitas mental.

(81)

strategi pembelajaran yang tepat sehingga tidak berhasil mengembangkan semua siswa dalam kelas.

Mengajar bukan hanya mengembangkan kemampuan kognitif saja, akan tetapi juga meliputi pengembangan aspek afektif dan psikomotorik (Sanjaya, 2006: 131). Guru harus mempunyai pandangan bahwa mengajar sebagai usaha dalam mengembangkan seluruh pribadi peserta didik. Jika guru sudah memiliki pandangan bahwa mengajar adalah mengembangkan seluruh pribadi peserta didik, guru akan menerapkan strategi pembelajaran yang dapat megembangkan seluruh aspek kepribadian siswa secara terintegrasi. Misalkan jika guru memilih untuk menggunakan startegi pembelajaran tidak langsung dengan metode diskusi, guru akan lebih baik jika tidak hanya mementingkan pengembangan aspek intelektual saja tetapi bagaimana strategi pembelajaran tidak langsung juga dapat mendorong siswa untuk menghargai pendapat temannya atau mengeluarkan pendapat di depan teman-temannya.

G. Kerangka Berfikir

1. Hubungan penguasaan Mata Kuliah Pengelolaan Kelas dengan bakat keguruan

(82)

pembelajaran dan latihan. Bakat keguruan merupakan kemampuan seseorang dalam mengajar dan menciptakan kondisi yang optimal dalam proses belajar mengajar.

Salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi perkembangan bakat adalah kesempatan maksimal untuk mengembangkan diri. Calon guru yang menempuh pendidikan di FKIP mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan diri. Kesempatan untuk mengembangkan diri diperoleh melalui pembelajaran pada berbagai mata kuliah yang ditawarkan oleh FKIP yang salah satunya pada Mata Kuliah Pengelolaan Kelas.

Mata Kuliah Pengelolaan Kelas merupakan mata kuliah yang memberikan pembelajaran dan latihan kepada mahasiswa sebagai calon guru dalam bidang pedagogi. Pembelajaran dan latihan yang dilakukan pada Mata Kuliah Pengelolaan Kelas berguna agar mahasiswa menguasai keterampilan dan pemahaman mengenai konsep bagaimana seorang guru mengelola kelas dan dapat menciptakan kondisi belajar yang optimal sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

(83)

pernah alami saat menjadi siswa; dosen menyajikan berbagai kasus dalam pengelolaan kelas dan mahasiswa diminta untuk menganalisis permasalahan tersebut dan menyebutkan bagaimana cara mengelola kelas; pembelajaran memahami konsep pengelolaan kelas dengan metode pembelajaran presentasi; dan latihan pedagogis lainnya.

Mahasiswa mengalami pembelajaran dan berbagai latihan mengenai keterampilan dan kemampuan keguruan dalam bidang pedagogi pada Mata Kuliah Pengelolaan Kelas. Pembelajaran dan berbagai latihan dilakukan agar mahasiswa dapat menguasai Mata Kuliah Pengelolaan Kelas. Penguasaan mahasiswa yang tinggi pada Mata Kuliah Pengelolaan Kelas dapat dicapai jika mahasisiwa mendapatkan kesempatan yang maksimal untuk mengembangkan diri. Kesempatan maksimal untuk mengembangkan diri disediakan pada pembelajaran Mata Kuliah Pengelolaan Kelas melalui pembelajaran dan berbagai latihan pedagogis.

(84)

banyak kesempatan yang disediakan untuk mengembangkan diri. Semakin maksimal mahasiswa mempunyai kesempatan untuk mengembangkan diri, diduga akan semakin berkembang juga bakat keguruan yang dimilki oleh mahasiswa FKIP sebagai calon guru. 2. Hubungan penguasaan Mata Kuliah Strategi Pembelajaran dengan

bakat keguruan

Salah satu syarat menjadi guru adalah memiliki bakat sebagai guru. Bakat adalah kemampuan yang dimiliki seseorang dari lahir yang dapat terwujud secara nyata dan berkembang karena berbagai pembelajaran dan latihan. Bakat keguruan merupakan kemampuan seseorang dalam mengajar dan menciptakan kondisi yang optimal dalam proses belajar mengajar.

Salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi perkembangan bakat adalah kesempatan maksimal untuk mengembangkan diri. Calon guru yang menempuh pendidikan di FKIP mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan diri. Kesempatan untuk mengembangkan diri diperoleh melalui pembelajaran pada berbagai mata kuliah yang ditawarkan oleh FKIP yang salah satunya pada Mata Kuliah Strategi Pembelajaran.

Gambar

Tabel 5.2 Data Responden berdasarkan Nilai Mata Kuliah
Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitian ......................................................
Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitian
Tabel 3.1 Populasi Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Our proof of Theorem 1.1 is based on estimates for the structure function, i.e., the spatial Fourier transform of the correlation function with respect to h·i , the

Kelompok Kerja Unit Layanan Pengadaan Barang, Pekerjaan Konstruksi Dan Jasa Konsultansi pada Dinas Perikanan Peternakan dan Kelautan Kabupaten Cianjur yang ditetapkan

Komposit ini dibuat dengan menambahkan keramik pada pola lapisan serat abacca sebelumnya, disamping itu, juga akan dibuat keramik tunggal, dan keramik ganda, untuk mengetahui

sebahagian ahli tafsir mengartikannya dengan kata-kata untuk bertaubat. Sesungguhnya taubat adalah pilihan takdir, dan karena Nabi Adam mau bertobat itu membuktikan

Ketuntasan belajar secara individu ini digunakan untuk mengetahui siswa mana yang sudah tuntas belajar dan siswa mana yang belum tuntas belajar. Kriteria ketuntasan

Activity diagram setting variabel berfungsi untuk menjelaskan cara melakukan pengolahan data nilai maksimal dan minimal variabel yang digunakan untuk penilaian sesuai

bahasa arab peserta didik unsur penguasaan mufradat di Sekolah Melayu. Al Hidayatul Islamiyah Poming Panarek

This action opens the standard Format Cells dialog box, where you can use the options on its six tabs (Number, Alignment, Font, Border, Fill, and Protection) to select all