Rumput lembut itu telah dibasahi oleh embun, malam pun semakin larut. Huo TianQing berjalan perlahan-lahan di halaman. Cahaya dari sebuah bangunan kecil di kejauhan menyinari wajahnya yang pucat dan layu. Ia tampak sangat lelah, kesepian dan lelah. Air jernih di kolam bunga lotus itu tenang seperti cermin, memantulkan bulan dan langit yang penuh bintang. Dengan menggendong tangan di belakang punggungnya, ia berdiri dalam kebisuan di ujung jembatan kecil itu. Waktu angin berhembus, sehelai daun kecil terbawa angin dan jatuh ke tanah.
Ia membungkuk dan memungut daun jatuh itu. “Kau di sini.” Tiba-tiba ia berkata. “Aku di sini.”
Waktu Huo TianQing menengadah, ia melihat Lu Xiao Feng.
Seperti daun yang jatuh tadi, Lu Xiao Feng melayang masuk dari luar tembok dan mendarat di seberang kolam bunga lotus. Ia juga sedang menatap Huo TianQing. Di antara mereka berdua, ada kolam bunga lotus selebar kira-kira 20 meter, tapi saat itu mereka merasa seolah-olah jarak di antara mereka masih terlalu dekat.
Lu Xiao Feng tersenyum.
“Tampaknya kau sedang menungguku!” Ia berkata. “Aku memang sedang menunggumu.”
“Kau tahu aku akan datang?” Huo TianQing mengangguk. “Aku tahu kau pasti datang.” “Mengapa?”
“Sejak kau pergi, banyak peristiwa yang terjadi di sini.” “Banyak peristiwa?”
“Kau tidak tahu?”
“Aku hanya tahu satu hal.”
“Kau tahu bahwa DuGu YiHe mati di sini?” Lu Xiao Feng menarik nafas.
”Tapi aku tidak tahu apakah ia memang harus mati.”
Huo TianQing terdiam. “Tentu kau tak tahu bahwa aku ada hubungannya dengan kematiannya.” Tiba-tiba ia pun menarik nafas.
“Oh!”
“Jika bukan karena aku, mungkin ia tidak akan mati oleh pedang XiMen ChuiXue.” “Oh?”
“Aku tidak pernah menyukai orang-orang sombong yang menganggap dirinya begitu tinggi, tapi
P E N D E K A R E M P A T A L I S / T H E A D V E N T U R E S O F L U X I A O F E N G
DuGu kebetulan adalah salah satu dari orang-orang angkuh itu. Maka sebelum XiMen ChuiXue tiba, aku telah bertukar pukulan dengan dia.”
“Aku tahu.”
“Kau tahu?” Hal ini mengejutkan Huo TianQing. “Bagaimana kau bisa tahu?”
Lu Xiao Feng tertawa kecil. “Waktu DuGu bertarung dengan XiMen, paling tidak ia telah kehilangan setengah tenaga dalamnya. Di antara orang-orang yang mampu memaksanya menggunakan setengah tenaga dalamnya, tidak banyak dari mereka yang berada di sekitar sini.” Huo TianQing mengangguk. “Benar. Ini adalah sesuatu yang tentu bisa kau perkirakan.”
“Jadi ada sesuatu yang tak akan bisa kuperkirakan?” Huo TianQing mengangguk.
Lu Xiao Feng tersenyum.
“Tak apa, sekarang aku hanya ingin tahu di mana ShangGuan DanFeng berada.” “Inilah hal yang tak kumengerti.”
"Apa itu?”
“Ia tidak datang ke mari, dan mungkin tak akan datang ke sini lagi!”
Lu Xiao Feng tak mampu bicara, ia benar-benar tidak pernah mempertimbangkan kemungkinan ShangGuan DanFeng tidak berada di tempat itu.
“Mungkin kau sedang berfikir, kenapa aku bisa tahu kalau ia tak akan datang.” “Aku memang ingin tahu itu.” Lu Xiao Feng mengakui.
“Setelah kau baca surat ini, maka kau tak akan bingung lagi.” Tiba-tiba ia mengeluarkan sepucuk surat dari dalam lengan bajunya dan mengibaskan tangannya. Surat itu seperti segumpal awan, melayang perlahan kepada Lu Xiao Feng.
“DanFeng dalam bahaya, “Xiao Feng tolong berhenti, “Jika tidak berhenti,
“Hidup akan berakhir.”
Hanya 12 kata itu yang tertulis di surat, kata-kata itu tertulis dengan sangat rapi, dan kertasnya pun sangat bagus. Di amplopnya tertulis: “Kepada: Lu Xiao Feng.”
“Surat ini untukmu, sekarang aku menyerahkannya padamu.” Huo TianQing berkata. “Tapi aku tidak mengerti apa maksudnya.”
“Itu berarti sangat sukar bagimu untuk menemukan ShangGuan DanFeng saat ini, maka sebaiknya kau berhenti sekarang dan tidak ikut campur dalam urusan ini lagi, kalau tidak seseorang tentu menginginkanmu mati.” Huo TianQing menjawab dengan santai, tentu saja ia menyadari bahwa Lu Xiao Feng memahami semua itu.
“Siapa yang menginginkanmu memberikan surat ini padaku?” “Aku tidak tahu.”
“Jika kau menulis surat seperti itu untuk kuserahkan pada orang lain, apakah kau akan memberikannya langsung padaku?”
“Tidak.”
“Itulah sebabnya orang yang menulis surat ini tidak langsung memberikan surat ini padaku. Aku hanya menemukan surat ini di peti mati Ketua Yan, selain itu aku tidak tahu apa-apa.” Lu Xiao Feng menarik nafas. “Tentu saja tidak.”
“Tapi kau tentu tahu.” “Apa yang kuketahui?”
“Kau tentu tahu siapa yang menulis surat ini.”
“Aku hanya tahu bahwa Ketua Yan tidak menulis surat ini di dalam peti matinya.” Lu Xiao Feng berkata sambil tersenyum murung.
“Kau seharusnya juga tahu, selain Ketua Yan, siapa lagi yang menginginkanmu tidak ikut campur dalam urusan ini.” Mata Huo TianQing berkilauan.
“Sayangnya aku pun tidak tahu itu.” Lu Xiao Feng menarik nafas lagi. “Paling tidak kau tahu satu orang.”
“Siapa?” “Aku.”
Lu Xiao Feng tertawa. Tapi Huo TianQing tidak. “Jika ShangGuan DanFeng tidak datang, dan kau menghentikan penyelidikanmu, maka Paviliun Mutiara dan Intan beserta seluruh hartanya tentu akan menjadi milikku!” Huo TianQing berkata dengan wajah yang gelap.
“Tapi aku tahu bahwa ketua Sekte Pemburu Langit tak akan melakukan sesuatu seperti itu.” Lu Xiao Feng tersenyum.
Huo TianQing menatapnya, sudut mulutnya tiba-tiba menampilkan secercah senyuman. “Ada yang bisa diminum?” Tiba-tiba ia berteriak ke dalam.
“Tentu saja!”
Arak itu tersimpan dalam sebuah porselen berwarna biru dan putih. Waktu dituangkan keluar, ternyata arak itu tidak berwarna dan tidak berbau, seperti air, tapi setelah dicampur dengan arak lain, wangi arak segera memenuhi ruangan yang kecil tapi indah itu.
Lu Xiao Feng menghirup sedikit dengan perlahan-lahan, lalu menarik nafas panjang. “Ini baru arak Wajah Merah Perawan yang asli.”
“Kau mengenal arak ini.”
“Itulah sebabnya, bila lain kali kau punya arak sebagus ini, kau harus mengundangku, paling tidak aku tak akan menyia-nyiakan arakmu yang enak ini.”
“Aku biasanya tidak punya arak bagus seperti ini, kau tahu.” Huo TianQing tertawa dan menjawab.
“Oh.”
“Aku mendapatkan arak ini waktu terakhir kalinya aku pergi dan mengunjungi tetangga kami, ia memberikannya padaku.”
P E N D E K A R E M P A T A L I S / T H E A D V E N T U R E S O F L U X I A O F E N G
“Aku iri padamu,” Lu Xiao Feng menarik nafas. “Mendapatkan tetangga sebaik itu jauh lebih sukar daripada mendapatkan sekendi arak bagus sekarang ini.”
“Tapi ia adalah orang yang aneh, mungkin kau pernah mendengar tentang dia sebelumnya.” “Aku memang tahu beberapa orang aneh, yang manakah dia?”
“Namanya Huo Xiu.”
“Huo Xiu?” Lu Xiao Feng hampir berteriak. “Bagaimana dia bisa menjadi tetangga kalian?” “Ia tidak terlalu sering datang ke sini, tapi ia membangun sebuah tempat kecil di atas gunung sana dan selalu tinggal di sana selama beberapa bulan setiap tahunnya.”
Mata Lu Xiao Feng tiba-tiba mulai berkilauan. “Apakah kau tahu kenapa ia datang ke sini?” “Selain dari minum? Tampaknya ia tidak berbuat apa-apa.”
Lu Xiao Feng tidak bertanya lagi, tampaknya ia telah tenggelam dalam lamunan. Ia pernah membuat peraturan tidak berfikir terlalu banyak bila sedang minum, tapi kali ini ia membuat pengecualian. Huo TianQing tidak begitu memperhatikan Lu Xiao Feng dan meneruskan. “Segala macam arak bagus yang bisa kau sebutkan, mungkin ia memilikinya di tempat itu. Bahkan aku, yang tak begitu suka minum, tidak ingin meninggalkan tempat kecil itu sekali aku memasukinya.”
“Kau tahu arak macam apa yang rasanya sangat enak?” Lu Xiao Feng tiba-tiba berkata. “Tidak, apa?”
“Arak curian.”
Huo TianQing tertawa.
“Kau ingin aku ikut pergi dan mencuri arak bersamamu?” “Tepat!” Lu Xiao Feng tertawa.
“Hanya ada satu macam orang di dunia ini yang tak bisa minum arak setetes pun, kau tahu orang macam apa itu?”
“Tidak, apa?”
“Orang yang kehilangan kepalanya, jadi jika kau ingin menjaga kepalamu agar tetap bisa minum arak, maka sebaiknya kau melupakan ide ini.”
“Mencuri arak itu seperti mencuri buku,” Lu Xiao Feng bergurau, “perbuatan itu dilakukan oleh pencuri-pencuri yang berbudaya dan bercita-rasa tinggi. Bahkan jika kau tertangkap oleh seseorang, kepalamu mungkin tidak akan dipancung.”
“Itu tergantung orang macam apa yang menangkapmu!”
“Ayolah, jika kau mundur 500 tahun ke belakang, kau dan Huo Xiu adalah satu keluarga,” Lu Xiao Feng terus bergurau. “Apa yang kau takutkan?”
“Ia sendiri yang memberitahuku, di tempatnya yang kecil itu, ada 108 macam perangkap berbeda yang menunggu mangsanya. Jika kau adalah tamu tak diundang dan terperangkap di sana, maka tidak perduli siapa pun kamu, akan sangat sulit untuk keluar hidup-hidup.” Ia berhenti untuk menarik nafas sebelum meneruskan. “Perangkap-perangkap ini tidak tahu siapa dirimu, mereka tidak perduli apakah margamu Huo atau Lu, tidak ada bedanya bagi mereka.”
Lu Xiao Feng akhirnya menarik nafas juga. “Aku dulu punya empat alis, tidak masalah jika aku kehilangan dua di antaranya. Tapi aku hanya punya satu kepala, aku tak mau biarpun hanya kehilangan setengahnya.” Ia berkata sambil tersenyum putus asa. “Untuk beberapa kendi arak, ia menggunakan 108 macam perangkap buat berjaga-jaga terhadap pencuri, tak heran ia jadi kaya raya.”
“Mungkin ia bukan hanya melindungi araknya.”
“Jadi menurutmu ada rahasia lain di bangunan kecil miliknya itu?” Mata Lu Xiao Feng kembali berkilauan.
Huo TianQing tersenyum. “Setiap orang, lebih atau kurang, punya rahasia….” Ia menjawab dengan santai.
“Tapi hanya ada satu macam orang yang benar-benar bisa menyimpan rahasia.” “Orang macam apa?”
“Orang mati.”
“Tapi Huo Xiu tidak mati.” Mata Huo TianQing pun berkilauan. “Tidak, ia memang belum mati.”
* * * * *
Yang paling menakutkan adalah orang mati juga. Tak perduli betapa hangat, lembut atau cantik orangnya semasa hidup, kematian selalu membuat orang itu jadi menakutkan. Itulah sebabnya mengapa jenazah Shi XiuYun ditutupi oleh sehelai kain putih.
Sebuah lampu berada di atas meja, Hua Man Lou duduk dalam diam di dekat lampu itu, tak bergerak. Ia tadi telah pergi, tapi datang kembali. Tak perduli apakah Shi XiuYun mati atau hidup, ia tidak bisa meninggalkannya di sini sendirian.
Pemilik warung kecil itu telah lama melarikan diri, hanya meninggalkan sebuah lampu di sini, tampaknya ia lupa bahwa orang buta tidak membutuhkan lampu.
Malam itu sunyi, tanpa suara sedikit pun. Waktu Lu Xiao Feng masuk, juga tidak ada suara. Tapi Hua Man Lou tetap memalingkan kepalanya ke arahnya.
“Kau baru minum?” Tiba-tiba ia bertanya. “Sedikit,” Lu Xiao Feng mengakui.
“Setelah semua kejadian ini, kau masih bisa minum?” Ia berkata dengan dingin. “Itu sangat langka.” Ia membuat kaku wajahnya, sangat jarang ia berbuat seperti itu.
Lu Xiao Feng mengedip-ngedipkan matanya. “Kau iri padaku, ya?” Ia punya senjata rahasia untuk melawan siapa saja yang marah padanya --- karena kau telah marah, lalu kenapa tidak membuatmu semakin marah? Mari lihat seberapa hebatnya kau bisa marah, mari lihat apakah kau bisa mati karena marah.
Hua Man Lou tidak menjawab, ia kenal Lu Xiao Feng luar dalam, ia belum mau mati karena marah.
P E N D E K A R E M P A T A L I S / T H E A D V E N T U R E S O F L U X I A O F E N G
Sekarang giliran Lu Xiao Feng yang tidak tahu apa yang harus dilakukan. “Kau juga seharusnya minum,” Lu Xiao Feng berkata dengan canggung. “Hal yang terbaik pada alkohol adalah ia bisa membuatmu berhenti memikirkan banyak hal yang tidak mampu kau tangani.”
Hua Man Lou tidak memperdulikannya selama beberapa saat. “Aku baru bertemu seseorang.” Ia tiba-tiba memecahkan kesunyian. “Kau memang bertemu banyak orang akhir-akhir ini.”
“Tapi aku tidak menduga akan bertemu orang ini di sini!” “Siapa?”
“ShangGuan FeiYan.”
Lu Xiao Feng tampak sama terkejutnya dengan Hua Man Lou tadi. “Ia belum mati?”
“Walaupun ia belum mati, hidupnya sangat dekat dengan kematian sekarang.” Hua Man Lou berkata dengan sedih.
“Mengapa?”
“Tampaknya ia telah jatuh ke tangan seseorang, tingkah lakunya berada di bawah kendali mereka.”
“Kau tahu siapa yang mengendalikannya?” Lu Xiao Feng bertanya dengan wajah terkejut. “Ia tidak mengatakannya, dan aku pun tidak tahu. Tapi dugaanku orang ini pasti….” “Pasti siapa?”
"Huo Xiu!"
Lu Xiao Feng baru saja duduk, sekarang ia melompat bangkit. “Huo Xiu?”
“ShangGuan FeiYan datang ke sini karena ia dipaksa untuk datang ke sini, untuk berusaha membujukku agar tidak ikut campur dalam urusan ini lagi. Sekarang hanya ada satu orang yang tidak menginginkan kita meneruskan penyelidikan, dan itu adalah Huo Xiu.”
Lu Xiao Feng duduk kembali. Hening lagi. “Aku barusan tidak bertemu seseorang.” Tiba-tiba ia berkata. Kalimat itu sangat aneh dan cerdik, sukar ditafsir apa maksudnya.
“Kau juga tidak bertemu banyak orang akhir-akhir ini!”
“Tapi ini adalah orang yang aku yakin akan kutemui di sana, aku pergi ke Paviliun Mutiara dan Intan khusus untuk mencari orang ini.”
“ShangGuan DanFeng?” “Benar!”
“Di mana dia sekarang?”
“Pertama, ia tidak pergi ke sana, tapi seseorang menitipkan sepucuk surat pada Huo TianQing untuk diberikan padaku!”
“Apa isi surat itu?”
“Empat anak kalimat yang tampaknya masuk di akal tapi sepertinya juga tidak. Keempatnya berisi kentut!”
“Apa katanya?”
“DanFeng dalam bahaya, Xiao Feng tolong berhenti. Jika tidak berhenti, hidup akan berakhir!” “Sepertinya isi surat itu menyuruhmu berhenti ikut campur dalam urusan ini.” Hua Man Lou berkomentar dengan serius.
“Sekarang hanya tinggal satu orang yang tidak menginginkan kita melanjutkan penyelidikan.” “Jadi menurutmu orang yang menulis surat itu adalah Huo Xiu?”
“Aku hanya tahu bahwa siapa pun yang menulis surat itu pasti bukanlah orang yang hanya mau berbuat setengah-setengah.”
Seorang yang sukses tak pernah melakukan sesuatu setengah-setengah.
“SiKong ZhaiXing tidak menculik ShangGuan DanFeng, mungkin hal itu tidak mengejutkan dia. Karena itu ia menyuruh orang lain menunggu gadis itu di jalan dan akhirnya berhasil meringkusnya.”
“Tapi aku baru saja minum setengah kendi araknya.”
Hal ini mengejutkan Hua Man Lou. “Kau telah bertemu dengannya?”
“Tidak, arak itu adalah hadiahnya pada Huo TianQing. Ia memiliki sebuah paviliun mungil di atas gunung di belakang Paviliun Mutiara dan Intan.”
“Sebuah paviliun mungil?” Ekspresi wajah Hua Man Lou berubah hebat.
Sepatah demi sepatah kata, Lu Xiao Feng menjawab. “Ya, sebuah paviliun kecil.” Hua Man Lou bangkit berdiri, tapi ia kembali duduk.
Hening lagi.
“Kau ingat apa yang dikatakan Sun XiuQing tadi?” Ia berkata dengan perlahan.
Tentu saja Lu Xiao Feng ingat --- DuGu YiHe datang ke mari karena ia menerima informasi bahwa Gedung Pertama dari Paviliun Baju Hijau berada di…. Wajah Hua Man Lou tampak bersinar-sinar. “Menurutmu, paviliun kecil milik Huo Xiu itu adalah Gedung Pertama Paviliun Baju Hijau?”
Lu Xiao Feng tidak menjawab pertanyaan itu. Ini adalah pertanyaan yang tidak perlu dijawab lagi.
“Tapi, menurut Kaisar Rajawali Emas, pemimpin Paviliun Baju Hijau adalah DuGu YiHe.” Hua Man Lou merenung.
“Informasinya mungkin tidak seluruhnya benar.”
“Tak seorang pun bisa terhindar mendapat tuduhan dari orang lain, begitu juga tak seorang pun bisa terhindar dari menuduh orang lain secara tak beralasan.” Hua Man Lou sependapat.
“Sayang sekali Zhu Ting tidak ada di sini.” Lu Xiao Feng menarik nafas. “Kenapa?”
“Kudengar di dalam paviliun kecil itu terdapat 108 macam perangkap yang berbahaya.” “Kau ingin pergi dan memeriksa tempat itu?”
“Sangat ingin.”
“Apakah perangkap-perangkap itu bisa mencegahmu melakukannya?” “Tidak.”
Sekali Lu Xiao Feng mulai melakukan sesuatu, ia tak akan berhenti di tengah jalan. Tak ada yang bisa menghentikannya!
P E N D E K A R E M P A T A L I S / T H E A D V E N T U R E S O F L U X I A O F E N G
* * * * *
Bukit itu tidak begitu tinggi, tapi pemandangannya sangat indah. Sesudah berjalan mendaki bukit sebentar, orang bisa melihat sebuah cahaya kecil, cahaya kecil yang tampak sangat terang dalam kegelapan malam.
Tapi di hadapan Hua Man Lou tetap tidak ada apa-apa selain kegelapan. “Aku melihat bangunan itu sekarang.” Lu Xiao Feng berkata padanya. "Di mana?”
“Di depan sana tepat di seberang hutan, di dalam paviliun itu juga ada cahaya.” “Menurutmu Huo Xiu ada di sini juga?”
“Tidak tahu.”
“Tadi baru kukatakan, tak seorang pun bisa terhindar dari menuduh seseorang secara tak beralasan.”
“Aku dengar kok. Aku bukan orang tuli, kau tahu.”
“Aku hanya mengingatkanmu. Huo Xiu adalah sahabatmu, dan selalu bersikap baik padamu.” “Kau kira aku mencurigainya secara tak beralasan?” Lu Xiao Feng menjawab dengan dingin. “Walaupun aku sering mendapat tuduhan tak beralasan dari orang lain, aku belum pernah sembarangan menuduh orang.”
Tiba-tiba ia jadi seperti seorang pemarah, karena memang ada konflik di dalam hatinya. Berhasil menyelesaikan masalah ini dengan cepat dan menyingkap seluruh tabir rahasianya adalah keinginannya yang utama, tapi ia sebenarnya tidak ingin mendapatkan kenyataan bahwa pemimpin Paviliun Baju Hijau yang jahat dan keji itu adalah sahabatnya Huo Xiu. Di dalam hutan itu tercium aroma tumbuhan di awal musim semi yang menyegarkan dan bersih. Walaupun angin terasa lebih dingin, dunia tampak damai.
Tak ada manusia, tak ada suara, seolah-olah kebisingan dan masalah kehidupan telah diturunkan ke bawah bukit sana. Tetapi, hal-hal yang paling berbahaya dan menakutkan sering tersembunyi di balik kedamaian seperti ini.
“Aku tidak menyukai keadaan ini.” Lu Xiao Feng tiba-tiba berkata. “Keadaan apa?”
“Di sini terlalu tenang. Aku merasa gelisah bila suasana terlalu tenang atau terlalu berisik.” “Kenapa?”
“Karena setiap kali aku mengalami sesuatu yang aneh, itu terjadi dalam kedua suasana tersebut!”
“Jika kau benar-benar merasa gelisah, maka sebaiknya kau lebih banyak bicara. Berbicara biasanya membuat orang melupakan kegelisahannya.”
“Kau ingin aku membicarakan apa?” “Bicaralah tentang Huo Xiu.”
“Aku hanya tahu bahwa ia adalah orang yang sangat aneh dan kaya. Ia tidak suka bersosialisasi atau berhubungan dengan orang lain, maka pembantu-pembantunya yang paling terpercaya pun tidak tahu di mana ia berada.”
“Dia bukan hanya tidak suka berhubungan dengan orang lain, ia pun sangat tidak menyukai wanita. Karena itu ia tetap hidup membujang hingga sekarang.”
“Tapi setiap orang tentu punya hobi atau kelemahan.”
“Satu-satunya hobinya adalah minum arak enak. Bukan hanya ia suka minum, ia pun suka mengumpulkan semua jenis arak bagus dari berbagai tempat.”
“Kudengar ilmu kungfunya pun hebat.”
“Aku tidak pernah melihatnya menggunakan kungfunya, tapi aku bisa menjamin bahwa ilmu meringankan tubuhnya, tenaga dalam dan ilmu menotoknya tidak berada di bawah siapa pun di dunia ini.”
“Oh?”
“Dan ia melatih sejenis tenaga dalam perjaka. Sepengetahuanku, di dunia ini paling banyak hanya ada 10 orang yang benar-benar mampu melatih ilmu itu.”
“Untuk melatih ilmu seperti itu, kau benar-benar harus berkorban banyak.” Hua Man Lou tertawa. “Jika bukan karena ia tidak menyukai wanita, tentu sangat sukar memiliki ilmu itu.” Lu Xiao Feng juga tertawa. “Aku tidak tahu bagaimana dengan orang lain, tapi aku tak akan pernah melatih ilmu seperti itu. Aku lebih suka kepalaku dipotong daripada melatihnya.” “Jika bagian lain dari tubuhmu yang dipotong, maka kau tentu akan melatihnya.” Hua Man Lou bergurau sambil tersenyum.
“Ternyata kau sama sekali bukan seorang laki-laki sejati.” Lu Xiao Feng tertawa terbahak-bahak.
“Lama-lama bergaul dengan orang sepertimu, laki-laki sejati mana pun pasti akan berubah sifatnya.”
Mereka tertawa terbahak-bahak, seolah-olah tidak perduli apakah mereka akan ketahuan atau tidak --- karena cepat atau lambat mereka akan ketahuan, lalu kenapa tidak terang-terangan saja sekalian?
“Menurut legenda, asal kau tekun melatih ilmu itu, kungfumu akan berada di level teratas di dunia persilatan.” Lu Xiao Feng meneruskan.
“Itu bukan legenda, tapi kenyataan. Jika kau berhasil menguasainya, maka bila belajar ilmu kungfu lain kau hanya memerlukan setengah dari usaha yang harus dilakukan orang lain dan mendapatkan hasil beberapa kali lipat daripada hasil yang didapatkan orang lain.”
“Tapi sejak dahulu sampai sekarang, di antara semua dedengkot dunia persilatan, tak seorang