• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

D. Job Description Kopkar PT. Semen Tonasa

Struktur organisai perusahaan Kopkar Tonasa mengikuti metode atau prinsip organisasi dimana fungsi-fungsi di dalamnya telah dinyatakan dan diuraikan dengan menekankan pada pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab secara jelas dan tegas. Untuk lebih memahami kesatuan oarganisasi perusahaan sebaimana terlampir.

Sesuai dengan Anggaran Dasar perusahaan, PT.Semen Tonasa diurus dan dipimpin oleh direksi yang terdiri dari seorang direktur utama dan tiga orang direktur. Dalam melakukan tugasnya direksi diawasi oleh dewan komisaris dan direksi diangkat oleh Rapat Umum Pemegang Saham. (RUPS), yang masing-masing untuk Jangka waktu 3 tahun bagi Dewan Komisaris dan 5 tahun bagi Direksi. Tugas dan wewenag dewan komisaris dan direksi diatur dalam Anggaran Dasar Perusahaan. Manajemen PT.Semen Tonasa menyusun unit organisasi sebagai berikut :

- Dewan Direksi

Bertanggung jawab kepada dewan komisaris sebagai wakil pemegang saham. Dewan Direksi terdiri atas :

a. Direktur Produksi

Di dalam menjaga kestabilan produk, tugas direktur produksi setiap harinya meliputi :

1. Terselenggaranya kelancaran operasi Pabrik Unit I, Pabrik Unit II, Pabrik Unit III, dan Pabrik Unit IV, yang meliputi pencapaian target

produksi, pencapaian mutu/kualitas produksi dan terlaksananya pemeliharaan masing-masing.

2. Terselengaranya pemeliharaan fasilitas yang meliputi perumahan karyawan, gedung pabrik, gedung lainnya, pelabuhan khusus Biringkassi, dan lingkungan hidup.

b. Direktur Penelitian Pengembangan (Litbang)

Dalam pengembangan perusahaan, tugas direktur litbang melaksanakan kegiatan untuk merealisir tujuan perusahaan dengan baik. Tugas-tugas tersebut meliputi:

1. Terselenggaranya semua aktifitas perencanaan dan pelaksanaan proyek-proyek perluasan termasuk di dalamnya pengurusan sumber dana utuk pembiayaan proyek-proyak dimaksud.

2. Penelitian terhadap efisiensi semua peralatan unit produksi yang ada dan yang akan digunakan baik dalam unit-unit yang telah ada maupu dalam proyek-proyek perluasan.

c. Direktur Pemasaran

Direktur Pemasaran bertugas membantu Direktur Utama dalam mengawasi secara langsung pada dua departemen, yaitu:

1. Departemen Pemasaran

Departemen ini membawahi Biro Pemasaran Wilayah I, Biro Pemasaran Wilayah II, Biro Pemasaran Wilayah III, dan Biro Perencanaan dan Administrasi Pemasaran (PAP), yang dibantu oleh beberapa seksi.

2. Departemen Distribusi

Departemen ini membawahi Biro Distribusi I, Biro Distribusi II, dan Biro Perencanaan dan Pengendalian Semen dan Kantong, serta Biro unit Pengantongan dan dibantu oleh beberapa seksi.

d. Direktur Keuangan dan Komersil

Bertanggung jawab atas semua aktivitas perusahaan. Tugas direktur keuangan dan komersil adalah :

1. Pembuatan anggaran pendapatan oleh belanja perusahaan serta mengadakan pengawasan atas pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja perusahaan tersebut.

2. Menyusun pendistribusian hasil produksi semen dengan jalan menyusun srategi pemasaran di seluruh daerah pemasaran termasuk pengangkutannya.

3. Merencanakan kegiatan pengadaan suku cadang bahan baku, bahan pembantu dan mesin-mesin lainnya sebagai kelengakapan dalam kegiatan produksi.

- Kepala Departemen/ Bidang

Tanggung jawab dan tugas dari masing-masing Kepala Departemen (Kadep) yang terdapat dalam struktur organisasi PT. Semen Tonasa adalah : 1. Kadep Umum

Bertanggung jawab kepada Direktur Utama. Tugasnya mengelola dan mengkoordinir bidang pelayanan umum, keamanan dan hukum.

2. Kadep Sumber Daya Manusia

Bertanggung jawab kepada Direktur Utama. Tugasnya mengelola dan mengkoordinir bidang pengawasan finansial dan pengawasan operasional.

3. Kadep Satuan Pengawasan Intern

Bertanggung jawab kepada Direktur Utama. Tugasnya mengelolah dan mengkoordinir bidang pengawasan finansial dan pengawasan operasional.

4. Kadep Administrasi Keuangan

Bertanggung jawab kepada direktur keuangan dan komersil. Tugasnya mengelolah dan mengkoordinir bidang adminisrasi keuangan dan pengelolaan data elektronik.

5. Kadep Niaga

Bertanggung jawab kepada direktur keuangan dan komersil. Tugasnya mengelolah dan mengkoordinir bidang pemasaran, pengadaan dan gudang.

6. Kadep Operasi

Bertanggung jawab kepada direktur produkksi. Tugasnya mengelolah dan mengkoordinir bidang produksi,penambanagn, pelabuhan, dan kendali mutu.

7. Kadep Pemeliharaan

Bertanggung jawab kepada direktur produksi. Tugasnya mengelolah dan mengkoordinir bidang pemeliharaan mesin dan listrik, workshop, dan tonasa I.

8. Kadep Litbang Sistem Manajemen dan Pengendalian Mutu dan Pengendalian Mutu Terpadu dan Lingkungan

Bertanggung jawab kepada direktur produksi. Tugasnya mengelolah dan mengkoordinir bidang sistem manajemen dan pengendalian mutu terpadu, lingkungan hidup dan keterkaitannya.

10. Kadep litbang teknis dan ekonomis

Bertanggung jawab kepada direktur produksi. Tugasnya mengelolah dan mengkoordinir bidang rancang bangun dan perekayasaan dan pelaksanaan konstruksi.

- Kepala Biro

Sebagai pembantu utama kepala departemen dan kepala bidang dalam menangani pekerjaan setiap harinya, para kepala departemen tersebut dilengkapi pula dengan staf, yang dalam struktur organisasi levelnya disebut sebagai kepala biro. Adapun penentuan kepala biro ini didasarkan pada jenis pekerjaan yang akan ditangani oleh masing-masing bidang.

- Kepala Seksi

Selanjutnya sebagai pendamping, kepala biro setiap harinya dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya,para kepala biro dibantu oleh kepala seksi jabatan kepala seksi ini didasarkan pada jenis dan volume pekerjaan yang akan dilaksakan agar informasi yang terkumpul dapat memenuhi standar alternative yang akan diambil pimpinan perusahaan dalam menentukaan garis kebijaksanaan yang akan dilalui.

Guna memenuhi kebutuhan tenaga kerja dalam menangani jenis pekerjaan yang dihadapi setiap harinya, para kepala seksi dibantu oleh tenaga kerja lainnya yang pengangkatan/penempatannya didasarkan pada jumlah pekerjaan yang dihadapi dan disesuaikan dengan tingkat pendidikan, pengalaman kerja, serta keterampilan tenaga kerja tersebut.

51 BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Anggaran Produksi

Produk yang dihasilkan PT. Semen Tonasa yaitu Semen Portland Type I, dimana :

1. Semen Portland jenis I adalah semen hidrolis yang dibuat dengan menggiling klinker semen dan gypsum. Semen Portland Jenis I produksi perseroan memenuhi persyaratan SNI No. 15-2049-2004 Jenis I dan ASTM C150-2004 tipe I.

2. Semen jenis ini digunakan untuk bangunan umum dengan kekuatan tekanan yang tinggi (tidak memerlukan persyaratan khusus) seperti: bangunan bertingkat tinggi, perumahan, jembatan dan jalan raya, landasan bandar udara, beton pratekan, bendungan/saluran irigasi, elemen bangunan seperti genteng, hollow, brick/batako, paving block, buis beton, roster dan lain-lain.

(Gambar 5.1 : semen Portland Type 1)

Berikut ini akan disajikan data volume produksi semen yang diperoleh dari PT. Semen Tonasa di Kabupaten Pangkep yang dapat dilihat melalui tabel berikut

Tabel 5.1

Data Produksi Kantong Semen dari Januari s/d Desember Tahun 2013

Bulan Anggaran Realisasi

Januari 247.400 278.374

Total 1 tahun 3.826.600 3.527.246

Rata Rata 318.883,33 293.937,20

 Sumber : Data Perusahaan (diolah) 2014

Berdasarkan tabel 5.1 yakni data produksi kantong semen dari bulan Januari s/d bulan Desember tahun 2013, pada bulan Januari terlihat data produksi semen yang terealisasi sebanyak 278.374 kantong, Februari 174.936 kantong, Maret sebanyak 198.481 kantong, April sebanyak 335.427, Mei sebanyak 334.995 kantong, Juni sebanyak 316.420 kantong, Juli sebanyak 301.800 kantong, Agustus sebanyak 379.820 kantong, September sebanyak 341.817 kantong, Oktober sebanyak 348.602 kantong, November sebanyak 322.653 kantong dan pada bulan Desember sebanyak 194.642 kantong, sehingga nampak bahwa rata-rata anggaran yang dicapai oleh perusahaan sebesar 318.883,33 setiap tahunnya,

sedangkan realisasi yang dicapai sebesar 293.937,20 setiap tahunnya. Sehingga akan nampak seperti pada grafik 5.1 dibawah ini :

Grafik 5.1

Data Produksi Kantong Semen dari Januari s/d Desember Tahun 2013

B. Bahan Baku Pembuatan Kantong Semen

Untuk menghasilkan sebuah kantong semen yang siap pakai, maka dalam proses produksi kantong semen dibutuhkan bahan baku (raw material) yang sesuai denga kriteria kebutuhan. Berikut bahan baku dibutuhkan dalam proses produksi kantong semen.

1. Kertas Kraf

Jenis Kertas Kraf yang digunakan dalam pembuatan kantong semen dipabrik kantong yaitu kertas kraf 70 gsm. Kertas kraf 75 gsm dan kertas PP moven.

247,400

2. Benang dan tinta

Benang dan tinta merupakan bahan baku pendukung yang digunakan dalam pembuatan kantong semen. Adapun benang jenis polimida rope dan multivilamin dibutuhkan dalam proses pembuatan kantong jenis sewing bag,

karena dalam pembuatannya terdapat bagian yang dijahit untung menutup bagian kantong semen. Sedangkan tinta diperlukan untuk proses pembuatan logo perusahaan dan label jenis produksi semen yang terdapat dipermukaan luar kantong semen. Warna dasar dari tinta yang digunakan yaitu warna merah dan hitam.

3. Lem

Bahan baku lem dibutuhkan proses perekatan kertas kraf dalam proses pembuatan kantong. Kantong semen jenis pasted bag merupakan jenis kantong semen yang banyak memerlukan dalam proses pembuatannya.

C. Biaya Produksi Pembuatan Kantong Semen 1. Biaya Pemakaian Bahan Baku

Adapun rincian pemakaian bahan baku dalam produksi Kantong Semen oleh Kopkar dapat dilihat pada Tabel 5.2 berikut ini :

Tabel 5.2

Biaya Pemakaian Bahan baku Kantong Semen Tahun 2013

 Sumber : Data Perusahaan (diolah) 2014

Pada Tabel 5.2 diatas nampak pemaikan bahan baku berjenis kertas kraf impor 70 gsm sebesar Rp 481.146.825, kertas tape impor 70 gsm sebesar Rp 639.795, solvicol sebesar Rp 1.045.950, patch Valve sebesar Rp 104.842 dan seal tape sebesar Rp 81.880. Sehingga dari Tabel 5.2 diatas biaya pemakaian Bahan Baku Pembuatan Kantong Semen akan nampak pada Grafik 5.2 dibawah ini :

Grafik 5.2

2. Biaya Pemakaian Tenaga Kerja Langsung

Adapun rincian pemakaian biaya tenaga kerja langsung dalam produksi Kantong Semen oleh Kopkar dapat dilihat pada Tabel 5.3 berikut ini :

Tabel 5.3

Biaya Tenaga Kerja Langsung Tahun 2013

Keterangan Jumlah Jam

Kerja Upah Kerja Jumlah

Tenaga Kerja BTKL Tenaga Kerja

yang Digunakan 2.550 5.150 135 1.772.887.500

 Sumber : Data Perusahaan (diolah) 2014

Pada Tabel 5.3 diatas nampak pemakaian tenaga kerja langsung sebesar Rp 1.772.887.500 dengan jumlah jam kerja 2.550 jam, dan upah tenaga kerja Rp5.150/jam dengan jumlah tenaga kerja 135 orang. Sehingga dari Tabel 5.3 diatas biaya pemakaian Tenaga Kerja Pembuatan Kantong Semen akan nampak pada Grafik 5.3 dibawah ini :

Grafik 5.3 Pemakaian BTKL

Tahun 2013

1 2 3 4

2.550 5.150 135

1.772.887.500

3. Biaya Overhead Pabrik

Adapun rincian pemakaian biaya overhead pabrik dalam produksi kantong semen dapat dilihat pada tabel 5.4 berikut ini :

Tabel 5.4

Biaya Overhead Kantong Semen Tahun 2013

No Bahan Baku Rp

1 Listrik dan Air 420.100.000

2 SDM 190.000.000

3 Pemeliharaan 50.000.000

4 Penyusutan Aktiva Tetap 6.435.678.900 5 Asuransi, Sewa dan Angkutan bahan 20.850.000 6 Pemasaran dan pengiriman Kantong 19.000.000 7 Umum dan Adm -

Total 7.135.628.900

 Sumber : Data Perusahaan (diolah) 2014

Sehingga dari tabel 5.4 diatas biaya overhead pabrik pada pembuatan kantong semen akan nampak pada Grafik 5.4 dibawah ini :

Grafik 5.4 BOP Tahun 2013

420.100.000 190.000.000 50.000.000

6.435.678.900

20.850.000 19.000.000

-Sehingga Harga Pokok (HPP) Kantong Semen adalah :

- Biaya Bahan Baku Rp 483.019.287 - Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp 1.772.887.500

- BOP Rp 7.135.628.900

Rp 9.391.535.687 4. Biaya Pengeluaran

Biaya pengeluaran merupakan biaya yang dikeluarkan dalam proses pembuatan kantong semen Kopkar PT. Semen Tonasa, dimana biaya pengeluaran ini mencakup biaya pemeliharaan mesin, biaya Asuransi dan biaya umum dan administrasi. Adapun yang menjadi biaya pengeluaran dalam pembuatan kantong Semen yaitu dapat dilihat pada Tabel 5.5 dibawah ini :

Tabel 5.5 Biaya Pengeluaran

Tahun 2013

No Bahan Baku Rp

1 Biaya Pemeliharaan Mesin 50.000.000

2 Biaya Asuransi 120.123.401

3 Umum dan Adm 350.447.200

Total 520.570.601

 Sumber : Data Perusahaan (diolah) 2014

Dari Tabel 5.5 diatas dapat dilihat biaya pemeliharaan mesin Produksi Kantong Semen untuk tahun 2012 sebesar Rp 50.000.000, Biaya Asuransi sebesar Rp 120.123.401 dan Biaya umum dan Administrasi sebesr Rp 520.570.601 . Sehingga, biaya Pengeluaran pada Pembuatan Kantong Semen akan nampak pada Grafik 5.5 dibawah ini :

Grafik 5.5 Biaya Pengeluaran

Tahun 2013

D. Analisis Perencanaan Laba (CVP) Pembuatan Kantong Semen

Berikut ini akan disajikan data volume penjualan kantong semen yang diperoleh dari PT. Semen Tonasa dapat dilihat melalui tabel 5.6 berikut :

Tabel 5.6

Data Penjualan Kantong Semen dari Januari s/d Desember Tahun 2013

Bulan Anggaran Realisasi Varians Januari 278.374,00 268.300,00 (10.074,00) Februari 174.936,00 174.000,00 (936,00)

Maret 198.481,00 189.200,00 (9.281,00) April 335.427,00 335.007,00 (420,00)

Mei 334.995,00 333.905,00 (1.090,00) Juni 316.420,00 316.000,00 (420,00)

Juli 301.080,00 300.800,00 (280,00) Agustus 379.820,00 379.001,00 (819,00) September 341.817,00 341.810,00 (7,00)

Oktober 348.602,00 347.100,00 (1.502,00) November 322.653,00 322.053,00 (600,00) Desember 194.642,00 193.700,00 (942,00) Jumlah 3.527.247,00 3.500.876,00 (26.371,00) Rata-rata 293.937,25 291.739,67 (2.197,58)

 Sumber : Data Perusahaan (diolah) 2014

Biaya

Berdasarkan tabel 5.6 yakni data Penjualan kantong semen dari bulan Januari s/d bulan Desember tahun 2013, pada bulan Januari terlihat data penjualan semen yang terealisasi sebanyak 268.374 kantong, Februari 174.000 kantong, Maret sebanyak 189.000 kantong, April sebanyak 335.007, Mei sebanyak 333.905 kantong, Juni sebanyak 316.000 kantong, Juli sebanyak 300.800 kantong, Agustus sebanyak 379.001 kantong, September sebanyak 341.810 kantong, Oktober sebanyak 347.100 kantong, November sebanyak 322.053 kantong dan pada bulan Desember sebanyak 193.750 kantong, sehingga nampak bahwa rata-rata anggaran yang dicapai oleh perusahaan sebesar 293.937,20 setiap tahunnya, sedangkan realisasi yang dicapai sebesar 291.739,67 setiap tahunnya. Sehingga akan nampak seperti pada grafik 5.6 dibawah ini :

Grafik 5.6

Data Penjualan Kantong Semen dari Januari s/d Desember Tahun 2013

1. Perhitungan Contribusi Margin (CM)

Perhitungan contribution margin ratio untuk mengetahui pengaruh perubahan tingkat penjualan terhadap kontribusi. Perhitungan dan analisa.

Januari Feburuari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jumlah

Series1 Series2

contribution margin dilakukan dengan memperhatikan dan memperhitungkan

keberadaan biaya variabel terhadap penetapan harga jual produk, yaitu dengan mengurangkan semua biaya variabel baik biaya variabel yang terdapat pada biaya produksi maupun biaya variabel yang terdapat pada beban usaha dengan harga jual suatu produk.

Produk Unit Penjualan Total Penjualan Biaya Variabel CM Portland 3.500.876 70.017.520.000,00 2.995.977.181,2 95

 Sumber : Data Perusahaan (diolah) 2014

Rasio Kontribusi Margin dihitung sebagai berikut :

Ratio Contribusi Margin = Total penjualan - Biaya Variabel Total penjualan

= Rp 13.016.881.068 Rp 13.721.906.050,8 = 95 %

Dengan menggunakan ratio contribution margin sebesar 50 %, titik break even dapat dihitung sebagai berikut :

Volume Penjualan Break Even = Biaya tetap Ratio Contribusi Margin

= Rp 13.016.881.068 95%

= Rp13.721.906.050,8

= Rp 13.721.906.050,8 - Rp 705.024.982,8 Rp 13.721.906.050,8

2. Perhitungan Break Even Point (BEP)

Perhitungan break even point ini merupakan langkah awal dalam Cost Volume Profit Analysis. Analisa BEP ini dilakukan dengan maksud untuk

mendapatkan batas standar minimal suatu penjualan dan produksi pada Kopkar Tonasa. Analisa BEP bisa dilakukan dalam analisa BEP terhadap unit produk maupun terhadap satuan mata uang.Berdasarkan data yang telah diolah didapatkan BEP sebesar 841.318,6 unit kantong dan BEP, maka bentuk grafik impas dari data olahan tersebut adalah sebagai berikut :

Jumlah

3. Perhitungan Cost-Volume-Profit (CVP)

Penentuan target laba dan penjualan diasumsikan bahwa perbandingan tiap produk mengalami peningkatan laba yang sama dari tahun sebelumnya.

= Rp 13.016.881.068 Rp 15.472

Perhitungan dan analisa perencanaan laba dan penjualan untuk tahun 2013 dengan target laba yang direncanakan adalah 20% dari laba tahun sebelumnya disajikan sebagai berikut :

Laba operasional tahun 2013 = Rp 54.761.478.642

Laba yang diinginkan tahun 2013 = (1+0,2) x Rp 54.761.478.642

= 1,2 x Rp 54.761.478.642

= Rp 65.713.774.370,9

Penjualan = Biaya Tetap + EBIT yang diingingkan Margin kontribusi tertimbang

= Rp 13.016.881.068 + Rp 65.713.774.370,9 Rp 15.472

= 3.936.532,8 kantong

Dari hasil perhitungan di atas dapat diketahui bahwa apabila perusahaan ingin memperoleh laba sebesar Rp 54.761.478.642 maka perusahaan harus mampu menjual produknya sebesar 3.936.532,8 unit kantong pada tahun 2013.

4. Perhitungan Margin Of Safety (MOS)

Margin of safety atau batas keamanan merupakan prosentase yang

menunjukkan batas sampai seberapa jauh volume penjualan boleh turun sehingga perusahaan tidak mengalami kerugian atau penurunan maksimum dari penjualan yang direncanakan, tetapi perusahaan tidak menderita kerugian (dalam keadaan break even).

Perhitungan margin of safety dari data-data yang ada adalah sebagai

Dari perhitungan di atas dapat diketahui bahwa dalam menjalankan perusahaannya, perusahaan hanya bisa menurunkan 78,6% dari penjualan yang direncanakan sebesar 3.936.532,8 kantong. Jika perusahaan menurunkan penjualan melebihi batas angka tersebut, maka perusahaan akan mengalami kerugian.

E. Pencapaian Keuntungan

Perhitungan keuntungan akan diperoleh dari hasil produksi kantong semen setahun dikalikan dengan harga pokok produksi kemudian dikurangkan dari biaya pengeluaran dan penyusutan aktiva, dimana biaya perolehan terhadap mesin pembuat kantong adalah sebesar Rp 40 M dengan masa manfaat adalah 10%, metode penyusutan menggunakan metode garis lurus sehingga diperoleh penyusutan setiap tahunnya adalah Rp 4 M/Tahun.

Sehingga besar nilai keuntungan yang dihasilkan adalah : Biaya Keuntungan sebelum pajak :

= Rp 6.324.353.871 (12) - Rp 520.570.601 - Rp 4.000.000.000

= Rp 75.892.246.452 - Rp 4.520.570.601

= Rp 71.371.675.851

Sedangkan untuk perhitungan setelah pajak yaitu biaya keuntungan dikurangi dengan tarif pajak pertambahan Nilai (PPN). Nilai dari PPN diasumsikan 10% sehingga, biaya keuntungan setelah pajak :

= Biaya Keuntungan Sebelum pajak – Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

= Rp 71.371.675.851- ( Rp 71.371.675.851 x 10%)

= Rp 64.234.508.269,9

F. Pengelompokan Biaya

Pengelompokan biaya dalam tahap ini dilakukan dengan mendasarkan pada perilaku biaya. Perilaku biaya sangat tergantung pada tingkat ketergantungan biaya tersebut terhadap besaran produk yang dihasilkan. Pengelompokan biaya berdasar perilakunya meliputi biaya tetap, biaya variabel dan biaya semi variabel.

Sehingga pemisahan biaya tersebut akan nampak pada tabel 5.7dibawah ini : Tabel 5.7

Biaya Variabel

 Sumber : Data Perusahaan (diolah) 2014

G. Pencapaian Keuntungan Menggunakan Metode mark up

Mark up dapat ditentukan dari biaya produksi dan harga jualnya. Jika dari

biaya produksi maka persentase mark up tersebut harus dikalikan dengan biaya produksi, kemudian ditambahkan pada biaya produksi sehingga menghasilkan harga mark up dan apabila ditentukan dari harga jualnya, lebih kompleks karena tidak dikalikan dengan biayanya, tetapi harga jual ditentukan dari biaya dibagi dengan satu dikurangi persentase mark up. Salah satu alasan menggunakan mark up adalah karena kurangnya kepastian mengenai biaya dari pada permintaan.

Sehingga dapat ditarik rumus sebagai berikut :

% murk up = Harga Jual - Total Biaya

67 BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Dari hasil analisis data diatas pada Kopkar PT. Semen Tonasa dapat ditarik simpulan sebagai berikut :

1. Berdasarkan data yang telah diolah didapatkan BEP sebesar 814.318 unit kantong dan BEP.

2. Dari hasil perhitungan CVP diketahui bahwa apabila perusahaan ingin memperoleh laba sebesar Rp 54.761.478.642 maka maka perusahaan harus mampu menjual produknya sebesar 3.936.532,8 kantong pada tahun 2013.

3. Diperoleh MOS sebesar 78,6% dari penjualan yang direncanakan sebesar 3.936.532,8 kantong. Jika perusahaan menurunkan penjualan melebihi batas angka tersebut, maka perusahaan akan mengalami kerugian.

B. Saran

Setelah menyimpulkan hasil analisis maka penulis akan mencoba mengemukakan saran-saran dimana :

1. Dalam merencanakan laba perusahaan dalam menerapkan cost volume profit analysis sebagai alat bantu bagi manajemen yang bisa memberikan informasi

penting bagi pencapaian laba perusahaan, sebab analisis ini memperhitungkan adanya biaya semi variabel, dimana biaya tersebut tidak diperhitungkan ada metode variable costing.

2. Biaya, volume penjualan yang diharapkan dan keuntungan yang direncanakan merupakan faktor penting dalam perencanaan laba, maka sebaiknya perusahaan mengklasifikasi biaya-biaya yang terjadi menurut tingkat perilakunya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan sebagai dasar pengambilan keputusan penjualan.Agar perencanaan laba dana perusahaan dapat terealisasi, maka manajemen harus dapat memperkirakan bagaimana pengaruh perubahan harga jual, biaya dan volume penjualan terhadap pencapaian laba perusahaan

69

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Kamaruddin. 2007. Akuntansi Manajemen Dasar-Dasar Konsep Biaya Dan Pengambilan Keputusan. edisi revisi kelima. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Alwi, Syafaruddin. 1994. Alat-Alat Analisa Dalam Pembelanjaan. Yogyakarta : Andi Offset

Carter, K William. 2009. Cost Accouting. Jakarta : Salemba Empat

Fakultas Ekonomi Unismuh Makassar, Jurusan Akuntansi. 2014. Pedoman Penulisan Proposal, Makassar : Fakultas Ekonomi

Garison, Ray H. Dkk. 2006. Managerial Accounting, Jakarta : Salemba Empat Garrison, H. Ray; Eric W. Noreen; dan Peter C. Brewer. 2006, Akuntansi

Manajerial. Buku I edisi kesebelas, Jakarta : Salemba Empat

Halim, Abdul. 2007. Dasar-Dasar Akuntansi Biaya. Yogyakarta : BPFE-Yogyakarta

Hariadi, Bambang. 2002. Akuntansi Manajemen, edisi pertama, cetakan pertama, Penerbit : BPFE, Yogyakarta

Hansen dan Mowen. 2005. Management Accounting. Jakarta : Salemba Empat Harnanto dan Zulkifli. 2003. Manajemen Biaya. edisi pertama. cetakan pertama.

Yogyakarta : UPP AMP YKPN.

Hendra. 2009. Managemen Keuangan dan Akuntansi. Jakarta : Salemba Empat Horngren, Charles., Forker. 2004. Akuntansi Biaya. Jakarta : Erlangga

Mursydi. 2007. Akuntansi Biaya. Bandung : PT. Refika Aditama

Simamora, Henry. 1999. Akuntansi Manajemen. Jakarta : Salemba Empat Siregar, Baldrik. Dkk. 2013. Akuntansi Manajemen. Jakarta : Salemba

Sutrisno, 2001, Akuntansi Biaya Untuk Manajemen, edisi pertama, cetakan pertama, Penerbit : Ekonisia, Yogyakarta.

70

Swastha, Basu dan Irawan. 2005. Manajemen PemasaranModern. edisi kedua.

cetakan keduabelas. Yogyakarta : Liberty Offset

Widiawati. 2013. Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi dan Penerapan Metode Murk up dalam penetapan Harga Jual Produk Pada Usaha Amplang Disamarinda. E-Jurnal Administrasi Bisnis. Volume 1 No. 2.

Hal : 192-201. Fisip. Unsul.ac.id

Dokumen terkait