• Tidak ada hasil yang ditemukan

Judul Teks: Hari Tani, Bupati Kendal Dukung Ratusan Petani Demo 42

BAB III TEMUAN ANALISIS DATA

A. Analisis Teks Liputan6.com

4. Judul Teks: Hari Tani, Bupati Kendal Dukung Ratusan Petani Demo 42

Sementara itu, pemerintah diidentifikasi sebagai kelompok yang apatis, sebab tidak menemui warga Blora atau Semarang secara langsung ketika demonstrasi. Pada sisi lain, para penolak diidentifikasi sebagai kelompok yang tak memiliki argumen kuat dalam tuntutannya.

4. Judul Teks: Hari Tani, Bupati Kendal Dukung Ratusan Petani Demo

Berita ini merupakan salah satu produk jurnalisme warga Liputan6. Ditulis oleh seseorang bernama Wahyudi dari Kendal pada tanggal 24 September 2014. Berita ini membahas aksi yang dilakukan oleh ratusan petani dan aktivis yang menamakan diri mereka Jaringan Masyarakat Kendal (Jamak) dalam rangka memeringati hari tani.

Rangkaian acara aksi dimulai dengan long march dari Pantura Kendal menuju gedung DPRD Kabupaten Kendal Jawa Tengah. Kemudian dilanjutkan dengan aksi teatrikal, yang menggambarkan penderitaan petani melawan penindas. Dua aktivis membalut dirinya dengan lumpur, dan membakar boneka jerami sebagai bentuk perlawanan terhadap penindas.

Aksi tersebut ditujukan untuk menolak semua penggusuran tanah atas nama kepentingan negara yang prakteknya merampas tanah dan kehidupan rakyat. Karena itu, Koordinator Aksi, Kelana, mendukung 100 hari bertahannya Ibu-ibu Rembang dalam usahanya menolak pembangunan pabrik semen. Massa aksi juga menolak penebangan pohon milik petani yang dilakukan PT Perkebunan Nusantara di wilayah Banyuringin dan Kaliputih Singorojo, karena dianggap melanggar konstitusi.

Gambar utama dalam berita ini ialah empat scene foto aksi yang dijadikan satu frame. Mulai dari long march, teatrikal, hingga orasi-orasi.

a. Representasi

Berita ini secara lugas menampilkan Bupati Kendal, Widya Kandi Susanti, warga Kendal atau massa aksi sebagai orang-orang yang menjunjung moralitas. Hal ini bisa dilihat dari sejumlah teks yang mengatakan tujuan-tujuan aksi seperti

43 “mendukung 100 hari bertahannya ibu-ibu Rembang yang menolak pembangunan pabrik semen,” “menolak perampasan tanah dan kehidupan rakyat,” dan “melawan penindas.” Maka dalam teks ini, petani dan aktivis Jamak, menjadi tokoh protagonis yang membela orang-orang tertindas seperti petani Rembang maupun petani dari Banyuringin dan Kaliputih Singorojo. Sementara itu, dalam teks ini, ada kelompok-kelompok yang dinarasikan sebagai tokoh antagonis dengan menggunakan kata “penindas” beberapa kali. Mereka adalah PT Semen Indonesia dan PT Perkebunan Nusantara. Mereka dinarasikan sebagai salah satu golongan yang merampas ruang kehidupan petani.

Di satu sisi, sebagai karya jurnalisme warga, teks berita ini cenderung banyak yang jump to conclusion. Seperti PT Perkebunan Nusantara yang dinilai melanggar “konstitusi.” Tidak ada verifikasi lebih lanjut terkait apakah memang PT Perkebunan Nusantara melanggar konstitusi karena menebang pohon-pohon petani? Bagaimana detailnya bisa disebut begitu.

Sedangkan dari sisi lain, teks ini boleh dibilang telah mencitrakan sosok Bupati Kendal. Widya Kandi Susanti, sebagai sosok pemimpin pro rakyat. Namanya ditonjolkan, bahkan sejak dalam judul.

Dengan demikian teks ini bisa disimpulkan menggambarkan bahwa: petani merupakan sosok lemah yang kerap dirampas ruang hidupnya atas nama kepentingan negara oleh kelompok-kelompok investor, untuk itu perlu perjuangan orang-orang yang menjunjung tinggi nilai moral (menentang penindasan). Sementara orang-orang yang memiliki moral itu adalah mereka yang membela kaum tertindas. Bupati Kendal, dalam hal ini, termasuk golongan orang-orang yang membela kamu tertindas itu.

b. Relasi

Dalam berita ini, aksi massa yang dilakukan oleh Jamak lebih dilihat hubungannya dengan permasalahan agraria di Rembang dan Kendal. Hal ini karena aksi tersebut merupakan solidaritas yang ditujukan oleh Jamak untuk Ibu-ibu Rembang dan Petani yang terancam oleh PT Perkebunan.

44 Sementara itu, permasalahan dalam agraria dihubungkan dengan kebijakan pemerintah terkait industrialisasi. Bisa kita lihat di teks, “menolak semua penggusuran tanah atas nama untuk kepentingan negara yang prakteknya merampas tanah dan kehidupan rakyat.” Kalimat ini, semacam sindiran untuk petinggi daerah yang membuka diri untuk dimasuki kelompok industri dengan dalih pemasukan daerah. Akhirnya, hubungan antara petani dan kelompok industri lebih dimaknai sebagai antara yang menindas dan ditindas.

Kesimpulannya, para penindas merujuk pada para aktor industri dan upaya mereka dalam merampas tanah serta kehidupan rakyat. Selain itu, para pejabat negara yang mendukung industrialisasi dan perampasan atas nama kepentingan negara juga dapat digolongkan penindas. Sementara mereka yang tertindas adalah rakyat yang terancam penghidupannya karena tanahnya hendak diambil alih kelompok industri.

Pada titik ini, teks kemudian memosisikan Bupati Kendal sebagai pemimpin yang peduli dan pro rakyat karena mendukung aksi solidaritas Jamak dalam mendukung perlawanan Ibu-ibu Rembang yang terancam ruang hidupnya.

c. Identitas

Wartawan dalam berita ini mengidentifikasi dirinya sebagai bagian dari Jamak. Hal ini bisa kita lihat dari pemilihan kata “penindas” untuk merujuk kelompok-kelompok yang merampas lahan petani. Wartawan menggunakan pilihan kata penindas untuk menyamakan kelompok-kelompok tersebut dengan orang yang tak memiliki moral kemanusiaan. Selain itu, wartawan juga menyebut pihak PT Perkebunan melanggar konstitusi tanpa klarifikasi lebih lanjut. Sehingga bisa disimpulkan bahwa wartawan memihak petani dan cenderung mengantagoniskan kelompok-kelompok industri. Di samping itu, citra Bupati Kendal yang dihadirkan dalam teks, mengindikasikan bahwa wartawan, sebagai bagian dari Jamak, melihat kekuatan politis sang bupati sebagai dukungan. Sehingga namanya ditonjolkan sejak dalam judul untuk menegaskan bahwa pemimpin Kendal mendukung masyarakat dan menolak pihak-pihak yang hendak

45 menindasnya. Namun, hal itu bisa juga karena wartawan mengidentifikasi dirinya sebagai pendukung sang Bupati dan membantu mencitrakannya di depan khalayak.

Dalam teks ini, Bupati Kendal dan peserta aksi Jamak diidentifikasi sebagai sosok pemimpin yang peduli terhadap kesejahteraan masyarakat petani.

Dokumen terkait