• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

B. Saran

Berdasarkan penelitian ini, penulis memiliki beberapa saran untuk media Liputan6.com dan Selamatkanbumi.com. Pertama, untuk Liputan6.com, hendaknya menjadi media yang betul-betul memerhatikan kepentingan masyarakat bukan hanya traffic. Objektifitas sebaiknya digunakan sebagai metode agar memeroleh keutuhan informasi, bukan dijadikan tujuan. Sebab merasa objektif berakibat pada staganansi. Selain itu, jangan sampai media Liputan6.com menjadi media yang dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang justru memiliki agenda yang kontra terhadap kepentingan masyarakat luas.

100 Kedua, untuk Selamatkanbumi.com, memang betul bahwa kita mesti mengawal segala isu yang berkaitan dengan masyarakat luas seraya memberi ruang bagi siapapun untuk menyampaikan gagasannya. Penulis juga sependapat bahwa media mesti berpihak pada masyarakat luas, tidak bisa tidak. Namun, sebagai media alternatif yang berorientasi pada konten jurnalistik, jangan kemudian menjadi media yang propagandis.

Alih-alih, menayangkan berita berkualitas, yang ada justru kebanyakan press release dari aliansi-aliansi masyarakat. Meski tujuannya untuk masyarakat, akan tetapi hal ini justru akan menjadikan media Selamatkanbumi.com hanya menampilkan info-info yang sifatnya spekulatif dan komentar-komentar tendensius. Memastikan otentitas narasumber dari berbagai pihak sangat penting.

Ketiga, untuk kedua media tersebut, sebaiknya menerapkan reportase yang lebih investigatif, mendalam. Supaya dapat menyajikan laporan yang utuh dan dapat mengedukasi masyarakat.Jangan sampai satu sisi saja. Bila memang ditolak oleh pihak yang berkaitan dengan konflik, hendaknya penolakan atau sangkalan tersebut juga ditulis. Paling tidak, dengan begitu kita bisa tahu bahwa ada upaya memenuhi kaidah jurnalistik.

Terakhir, karena penelitian ini masih berfokus pada bagaimana suatu teks diproduksi dalam sebuah media dengan tujuan yang tidak netral, politis. Sehingga kekurangan penelitian ini terletak pada pembuktian apakah teks-teks tersebut memberi pengaruh pada pembaca dan sejauh mana pengaruh itu. Maka, untuk para peneliti selanjutnya yang tertarik mengkaji jurnalisme lingkungan, penulis menyarankan agar melakukan penelitian analisis resepsi atau penelitian-penelitian yang mengkaji dampak.

101 DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Abrar, Ana Nadya. Mengenal Jurnalisme Lingkungan Hidup. Yogyakarta : Gajah Mada University Perss, 1993.

Ardianto, Hendra Tri. Mitos Tambang Untuk Kesejahteraan: Pertarungan Wacana Kesejahteraan dalam Kebijakan Pertambangan.Yogyakarta: Penerbit PolGov, 2016

Barrat, David. Media Sociology. London and New York: Routledge, 1994 Cipta, Dwi, et.al. Rembang Melawan: Membongkar Fantasi Pertambangan Semen di Pegunungan Kendeng. Yogyakarta: Literasi Press, 2015

Darma, Y. A. Analisis Wacana Kritis. Bandung: Yrama Widya, 2009 Eriyanto. Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media. LKIS: Yogyakarta, 2001

Fairclough, Norman. Discourse and Social Change. Cambridge: Polity Press, 1992.

Fairclough, Norman. Critical Discourse Analysis. London and New York: Longman, 1998.

Fakih, Mansour. Runtuhnya Teori Pembangunan dan Globalisasi. INSISTPress: Yogyakarta, 2009.

Foucault, Michel. The Archaelogy of Knowledge. (trans. A. M. Sheridan Jurnal Poetika Vol. IV No. 2, Desember 2016 118 Smith). London: Routledge, 1972.

Harsono, Andreas. Agama Saya Adalah Jurnalisme. Yogyakarta: Kanisius, 2010.

102 Haryatmoko. Michel Foucault dan Politik Kekuasaan: Membongkar Teknik, Mekanisme, dan Strategi Kekuasaan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2010.

Jorgensen, Marianne W dan Louise J. Philips. Analisis Wacana: Teori dan Metode. Pustaka Pelajar: Yogyakarta, 2010

Kartomihardjo, S. Bahasa dan Cermin Kehidupan Masyarakat. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan: Jakarta, 1998.

Keraf, A. Sonny. Etika Lingkungan Hidup. Kompas: Jakarta, 2010.

Kovach, Bill dan Tom Rosenstiel. Sembilan Elemen Jurnalisme (terj.). Jakarta: Pantau, 2001.

Konsorsarium Pembaruan Agraria. Laporan Akhir Tahun 2015 Konsorsarium Pembaruan Agraria: Reforma Agraria dan Penyelesaian Konflik Agraria Disandera Birokrasi. Jakarta: KPA, 2015

Konsorsarium Pembaruan Agraria. Laporan Akhir Tahun 2016 Konsorsarium Pembaruan Agraria: Liberalisasi Agraria Diperhebat, Reforma Agraria Dibelokkan. Jakarta: KPA, 2016

Moleong, L.J. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT. Remaja Rosdakarya: Bandung, 2008.

Mulyana, Deddy. Kajian Wacana: Teori , Metode Aplikasi, dan Prinsip-prinsip Analisis Wacana.Tiara Wacana: Yogyakarta, 2005

Oetomo, Dede. Kelahiran dan Perkembangan Analisis Wacana. Kanisius: Yogyakarta, 1993

Pavlik, John V. Journalism and New Media. New York: Columbia University Press, 2001

103 Salim, Peter dan Yenny Salim. Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer. Modern English Press: Jakarta, 2002.

Saputra, Wiko. MP3EI: Pembangunan Ekonomi dan Terancamnya Hak Dasar Masyarakat (Kritik dan Kajian Terhadap Kebijakan Masterplan Percepatan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011-2025. Jakarta: Perkumpulan Prakarsa, 2014

Sudibyo, Agus. 34 Prinsip Etis Jurnalisme Lingkungan: Panduan Praktis Untuk Jurnalis. Jakarta: KPG (Kepustakaan Populer Gramedia), 2014

Jurnal :

Bednarek, Monica and Helen Caple. “Playing With Environmental Stories In The News—Good or Bad Practice?,” Discourse & CommunicationNo. 4 (2010). Halaman 6-23

Fuhz, Crhistian. “Alternative Media As Ceritical Media,” European Journal Of Social Theory No. 2 (2010). Halaman 174-179

Karman. “Media dan Kepentingan Publik: Praktik Media Massa Menurut Teori Normatif,” Jurnal INSANI, No. 15 (Desember, 2013), halaman 21-25

Skripsi :

Ganies, Oktaviana. “Analisis Konflik Sumber Daya Alam di Pegunungan Kendeng Utara, Kabupaten Pati, Provinsi Jawa Tengah:Studi kasus : Rencana pembangunan pabrik semen oleh PT. SMS di Kecamatan Tambakromo dan Kayen ” Skripsi Sarjana, Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor, Bogor, 2015.

104 Nasution, Rizki Ramadhani. “Analisis Isi Penerapan Jurnalisme Lingkungan Dalam Pemberitaan Kabut Asap di Harian Waspada Edisi 01 September-13 November 2015,” Skripsi Sarjana Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara, Medan, 2016.

Solihin Mohammad. “Konstruksi Berita Konflik Pabrik Semen Kendeng di Media Berita Online:Analisis Framming Kompas.com dan Suaramerdeka.com,” TesisPascasarjana, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 2016.

Prastika, Ratna. “Bingkai Jurnalisme Lingkungan Dalam Pemberitaan Kabut Asap di Riau Pada Media Online: Studi Kualitatif Dengan Pendekatan Analisis Framming Mengenai Bingkai Jurnalisme Lingkungan Pemberitaan Kabut Asap di Riau Pada Media Online Riau Pos dan Tribun Pekanbaru Edisi Maret 2014,” Skripsi Sarjana Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Islam Bandung, Bandung, 2015.

Utami, Dian Rosalita. “Praktik Jurnalisme Lingkungan Dalam Pemberitaan Pembangunan Pabrik Semen Di Kawasan Pegunungan Kendeng Rembang (Analisis Framming Praktek Jurnalisme Lingkungan pada Media Mongabay.co.id, Periode Februari-Agustus 2014)” Skripsi Sarjana, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Atmajaya, Yogyakarta, 2016

Refrensi Online :

Accountablejournalisme.org. “Asian Federation of Environmental Journalists Code of Ethics.” https://accountablejournalism.org/ethics-codes/international-asian-federation-of-environmental-journalists. Diakses 20 Februari 2018.

105 Jeko I.R. “Liputan6.comTerpilih Sebagai Produk Digital & Situs Terbaik 2016.http://www.liputan6.com/tekno/read/2630637/liputan6com-terpilih-sebagai-produk-digital-amp-situs-terbaik-2016. Diakses 12 Februari 2018.

Liputan6.com. “Tentang Kami.” https://www.liputan6.com/info/tentang-kami. Diakses 12 Februari 2018.

Liputan6.com. Susunan Redaksi. https://www.liputan6.com/info/redaksi. Diakses 13 Januari 2018.

Nugraha, Indra. “Media Arus Utama Masih Minim Angkat Isu Lingkungan,” http://www.mongabay.co.id/2012/10/26/media-arus-utama-masih-minim-angkat-isu-lingkungan/. Diakses 05, April 2017.

Tim Penutur Selamatkanbumi. Press Release Tolak Pabrik Semen di Pegunungan Kendeng Utara. https://selamatkanbumi.com/id/press-release-tolak-pabrik-semen-di-pegunungan-kendeng-utara/. Diakses 10 Februari 2018.

Tim Penutur Selamatkanbumi. “Kronologi Represi Aparat Terhadap Ibu-Ibu Penolak Pabrik Semen di Rembang.” https://selamatkanbumi.com/id/kronologi-represi-aparat-terhadap-ibu-ibu-penolak-pabrik-semen-di-rembang-27-november-2014/. Diakses 10 Februari 2018.

LAMPIRAN

1. Lampiran Teks Media Liputan6.com

Pendirian Pabrik di Rembang Tuai

Protes, Ini Kata Semen Indonesia

Nurmayanti

18 Jun 2014, 17:09 WIB 10

Di tengah dimulainya pembangunan pabrik milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut, terselip masih adanya penolakan dari masyarakat.

Liputan6.com, Jakarta - PT Semen Indonesia (Persero) memulai pembangunan pabrik baru berkapasitas 3 juta ton per tahun di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah terhitung Senin (16/6/2014). Pembangunan pabrik yang disebut ramah lingkungan ini menelan investasi hingga Rp 3,7 triliun.

Di tengah mulainya pembangunan pabrik milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut, masih adanya penolakan dari masyarakat sekitar.

Baca Juga

Dikabarkan warga khawatir pembangunan akan merusak lingkungan tempat tinggalnya. Bahkan, dilaporkan sempat ada bentrokan antara masyarakat setempat dengan aparat di lokasi pembangunan pada Senin (16/6/2014).

Sekretaris Perusahaan PT Semen Indonesia Tbk, Agung Wiharto memberikan penjelasan soal ini kepada Liputan6.com, Rabu (18/6/2014).

Menurut dia, sejauh ini perusahaan sudah melakukan hal yang bersifat legal maupun pendekatan kepada masyarakat terkait pembangunan pabrik semen di Rembang, Jawa Tengah tersebut.

"Jadi sudah sah, kami memenuhi semua. Seperti soal kawasan geologi di aturan bisa dilakukan, seperti ada 25 aturan dipenuhi," ujar dia.

Dia menuturkan, untuk membangun pabrik ini perusahaan meminta persetujuan ke lima desa. Dukungan pun mengalir dengan kedatangan warga pada acara doa bersama, dilihat dari kehadiran para ulama dari desa-desa tersebut.

Agung mengaku, jauh sebelum pembangunan dimulai, pihaknya juga sudah melakukan pendekatan ke masyarakat. Jika kemudian ada yang kontra, Semen Indonesia akan terus berusaha menunjukkan keuntungan dari pembangunan pabrik tersebut.

Pabrik ini juga dikatakan ramah lingkungan. Menurut Agung, itu artinya sudah memperhatikan dampak lingkungan. "Dan kami berkomitmen menjaga hal itu," tegas dia.

Dia meminta masyarakat tak khawatir karena perusahaan disebut berpengalaman dalam membangun pabrik semen.

Bahkan, dia memastikan jika secara hukum kemudian ditemukan pelanggaran pada pembangunan pabrik ini maka perusahaan siap untuk

mempertanggungjawabkannya. Misalkan pembangunan harus dihentikan. "Kalau ada kekuatan legal hendaknya diputuskan secara legal," lanjut dia.

Pada kesempatan ini, dia membantah jika terjadi kekerasan pada proses

pembangunan pabrik. "Kalau kami melihat di lapangan menurut pendapat saya tidak seheboh digambarkan. Saya sarankan lihat sendiri ke lapangan," tambahnya.

Lebih lanjut dia menjamin pihaknya akan melakukan cara silaturahmi dan pendapatan yang baik kepada masyarakat agar pada akhirnya warga mau menerima keberadaan pabrik Semen Indonesia. (Nrm/Igw)

Kalau Semen Indonesia Punya Amdal,

Pembangunan Pabrik Bisa Lanjut

Septian Deny 19 Jun 2014, 18:57 WIB 0 11

(foto: Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Proses pembangunan pabrik PT Semen Indonesia (Persero) di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, terus mendapatkan penolakan dari warga sekitar. Warga melakukan penolakan karena pembangunan pabrik tersebut disinyalir bisa merusak lingkungan di sekitarnya.

Menanggapi hal tersebut, Menteri Perindustrian MS Hidayat mengatakan,

sebenarnya jika dalam proses pembangunan, perusahaan tersebut telah melakukan analisis dampak lingkungan (Amdal) dan sudah mendapatkan izin untuk hal tersebut maka proses pembangunan bisa terus dilaksanakan.

"Sebetulnya kalau sudah mencanangkan pembangunan, mestinya izin Amdal-nya sudah keluar. Kalau perizinannya sudah keluar, meskipun ada protes dari LSM dan sebagainya dia (PT Semen Indonesia) bisa melanjutkan," ujarnya di Hotel Le Meridien, Jakarta, Kamis (19/6/2014).

Dia menjelaskan, dengan adanya izin Amdal tersebut, bisa dijadikan pegangan resmi bagi perusahaan untuk melanjutkan pembangunan namun dengan tetap menampung keluhan dari masyarakat dan LSM.

"Karena Amdal itu sudah keluar, dia mempunyai hak untuk melanjutkan proses-prosesnya. Memang, LSM harus tetap didengarkan, tetapi sebagai investor mengacunya pada izin Amdal," tutur dia.

Untuk diketahui, Semen Indonesia mulai pembangunan pabrik baru berkapasitas 3 juta ton per tahun di Kabupaten Rembang, terhitung Senin (16/6/2014).

Pembangunan pabrik yang disebut ramah lingkungan ini menelan investasi hingga Rp 3,7 triliun.

Di tengah jalan, pembangunan pabrik milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut mendapat penolakan dari masyarakat sekitar. Dikabarkan warga khawatir pembangunan akan merusak lingkungan tempat tinggalnya. Bahkan, dilaporkan sempat ada bentrokan antara masyarakat setempat dengan aparat di lokasi pembangunan pada Senin kemarin. (Dny/Gdn)

Warga Blora Tolak Pendirian Pabrik

Semen

Liputan6

20 Jun 2014, 04:52 WIB 11

PT Semen Indonesia (Persero) memulai pembangunan pabrik baru berkapasitas 3 juta ton per tahun di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah.

Liputan6.com, Blora - Puluhan warga Blora, Jawa Tengah, turun ke jalan memprotes rencana pembangunan pabrik Semen Indonesia di Desa Timbaran, Kabupaten Rembang yang berbatasan dengan Blora.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Jumat (20/6/2014), mereka berdalih dampak buruk terhadap lingkungan akan dirasakan warga Blora jika

pembangunan pabrik tetap dilanjutkan.

Di depan Kantor Bupati Blora, Kamis 19 Juni 2014, para demonstran menggelar aksi teatrikal serta menyindir sikap tidak peduli pemerintah yang mengabaikan

aspirasi warganya yang digambarkan sebagai manusia topeng. Unjuk rasa pun dilanjutkan dengan membakar lambang Semen Indonesia sebagai simbol penolakan.

Selain itu, unjuk rasa menolak pembangunan pabrik Semen Indonesia juga dilakukan sejumlah warga Semarang. Mereka membentangkan sejumlah spanduk penolakan di kawasan Tugu Muda, Kota Semarang.

Para pengunjuk rasa berdalih pembangunan pabrik semen akan merusak lingkungan Pegunungan Kendeng tempat pabrik itu dibangun.

Mereka juga menambahkan, untuk memajukan perekonomian warga, pemerintah semestinya mengembangkan sektor pertanian bukan membangun pabrik.

Karenanya mereka mendesak Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menangguhkan izin pembangunan pabrik semen tersebut. (Ado)

Investasi Pabrik Semen Indonesia

Bengkak Gara-gara Rupiah Merosot

Fiki Ariyanti

22 Mar 2015, 17:45 WIB

Ilustrasi semen indonesia (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Liputan6.com, Jakarta - PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) menyatakan, investasi pembangunan pabrik semen di Rembang, Jawa Tengah terkerek naik signifikan karena nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Sekretaris Perusahaan Semen Indonesia, Agung Wiharto menyampaikan hal itu, seperti ditulis Minggu (22/3/2015). "Yang cukup berdampak lebih ke investasi pembangunan pabrik baru, packing plant. Meskipun sebagian besar peralatannya dari Eropa dan membayar pakai mata uang Euro tapi ada yang harus bayar pakai dolar AS," terang dia.

Ekspor Melemah, Neraca Dagang April Diprediksi Turun

Aksi Ambil Untung Bikin Rupiah Melemah Tipis

Bank Dunia: Rupiah Paling Stabil Dibanding Mata Uang Lain

Investasi pembangunan pabrik Rembang berkapasitas 3 juta ton, sambung Agung, contohnya yang semula ditaksir dengan perhitungan Rp 3,7 triliun (kurs sekira Rp 10 ribu per dolar AS) pada 2012, kini melonjak karena depresiasi kurs rupiah. "Sekarang menjadi Rp 4,4 triliun dengan kurs hampir Rp 13 ribu per dolar AS. Jadi selisih penambahannya mencapai Rp 700 miliar," jelas Agung.

Lebih jauh dia mengatakan, saat ini pembangunan pabrik Rembang milik PT

Semen Indonesia Tbk terus berjalan dan diperkirakan rampung pada akhir 2016. Sehingga perseroan harus mengkalkulasi kembali investasi proyek tersebut sejak 2012 sampai sekarang.

"Perkiraan dana Rp 4,4 triliun sampai selesai nanti dengan perhitungan kurs yang sekarang. Tapi kalau kurs dolar AS turun, maka biaya juga akan turun," pungkas Agung.

Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR), nilai tukar rupiah melemah tipis menjadi 13.075 per dolar AS dari periode 19 Maret 2015 di level 13.008.

Nilai tukar rupiah telah mengalami depresiasi sekitar 4,8 persen dari awal 2015 di kisaran 12.474 per dolar AS menjadi 13.075 per dolar AS pada Jumat 20 Maret 2015. (Fik/Ahm)

Semen Indonesia Bangun Pabrik di

Papua

Arthur Gideon

02 Apr 2015, 16:25 WIB 43

Ilustrasi semen indonesia (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Liputan6.com, Jakarta - PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) akan membangun pabrik semen di Jayapura, Papua dengan nilai investasi mencapai US$ 150 juta atau Rp 1,95 triliun (estimasi kurs: Rp 13.000 per dolar AS). Dalam

pembangunannya pabrik tersebut, perseroan menjalin kerja sama dengan Badan Usaha Milik Daerah (BUMN) Pemerintah Kabupaten Jayapura.

Direktur Pengembangan Usaha dan Strategi Bisnis Semen Indonesia, Rizkan Chandra menjelaskan, kapasitas pabrik tersebut mencapai 1 juta ton semen per tahun. Pemancangan tiang pertama ditargetkan pada Januari 2016. Kami berharap pabrik semen ini akan selesai dalam waktu sekitar tiga tahun ke depan," jelasnya seperti tertulis dalam keterangan tertulis, Kamis (2/4/2015).

Mengenai pembagian tugasnya, pembangunan dan pembiayaan akan dikoordinasikan oleh Semen Indonesia, sedangkan Pemerintah Kabupaten

Jayapura akan membantu dalam sosialisasi serta pembicaraan dengan masyarakat setempat yang lokasinya akan digunakan untuk pabrik.

Menurut Rizkan, kerja sama dengan Pemerintahan Kabupaten Jayapura menjadi sangat penting terutama karena pengadaan lahan, terlebih tanah di Papua yang sifatnya ulayat, sosialiasi dan dialog dengan para masyarakat adat memerlukan pendekatan lokal yang kuat bila ingin berhasil.

Bupati Jayapura, Mathius Awoitauw menambahkan, prospek bisnis semen di Jayapura cukup cerah. Konsumsi semen di Papua saat ini cukup tinggi. Selain itu, ada peluang untuk ekspor ke Papua New Guinea (PNG).

"Di sisi lain, kami penduduk Jayapura ingin berbagai industri strategis yang membutuhkan semen mudah dikembangkan di sini supaya ekonomi Jayapura dapat berkembang lebih pesat," jelasnya. Menurut kebutuhan semen di Papua saat ini sudah cukup besar yaitu mencapai 800 ribu ton.

menancapkan bisnis di Papua dengan membuka pabrik pengantongan semen (packing plant) di Sorong. Dengan adanya pabrik semen ini diharapkan bisnis Semen Indonesia menjadi terintegrasi.

Selain membangun pabrik di Papua, Semen Indonesia juga akan membangun pabrik semen di Rembang, Jawa Tengah. Rencananya, pabrik tersebut akan berkapasitas 3 juta ton dengan biaya investasi sebesar kurang lebih di kisaran Rp 4 4,4 triliun. Pembangunan pabrik Rembang ini diperkirakan rampung pada akhir 2016.

Untuk diketahui, Semen Indonesia mencatatkan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk mengalami kenaikan tipis 3,64 persen pada 2014. Perseroan mencetak laba menjadi Rp 5,56 triliun pada 2014 dari periode 2013 sebesar Rp 5,37 triliun.

Kenaikan laba juga diikuti pendapatan. PT Semen Indonesia Tbk mampu

mencetak pertumbuhan pendapatan sebesar 10,14 persen menjadi Rp 26,98 triliun sepanjang 2014.

Beban pokok pendapatan naik menjadi Rp 15,38 triliun pada 2014 dari periode 2013 sebesar Rp 13,55 triliun. Hal itu membuat laba kotor perseroan naik tipis 5,98 persen menjadi Rp 11,59 triliun pada 2014. (Gdn)

Kala Puluhan Petani Wanita Salah

Mengadu ke KPK

Putu Merta Surya Putra

20 Nov 2014, 23:16 WIB

Para petani dari Rembang mengadukan nasib tanah mereka ke KPK. (Liputan6.com/Putu Merta Surya Putra)

Liputan6.com, Jakarta - Puluhan petani yang didominasi kaum wanita

menyambangi Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK ). Meski menyadari salah tempat, para petani ini meminta KPK mendengarkan aspirasinya.

Dengan berpakaian ala petani, lengkap dengan topi campingnya, para petani yang datang dari Rembang itu meminta pertolongan komisi yang dipimpin Abraham Samad agar dapat menghentikan pembangunan pabrik semen di daerahnya. "Kami adalah ibu-ibu yang semuanya petani. Bumi adalah ibu, karena itu apabila bumi rusak maka kehidupan tidak ada lagi. Tanah kami rusak maka kami bekerja

dimana lagi, kami sudah menentang pabrik ini sejak lima bulan lalu," ujar salah satu petani bernama Narty, di Gedung KPK, Kamis (20/11/2014).

Menurut Narty, selama lima bulan, dia dan kawan-kawannya tidur di tenda. Namun Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo tak menghiraukannya. "Kami tidur di tenda siang malam tak peduli dingin dan panas, Pak Ganjar Pranowo tidak pernah menghiraukannya," jelas dia.

Mereka pun menyadari kedatangannya ke KPK salah tempat. Tapi berharap KPK dapat mendengarkan aspirasinya. "Mohon maaf kalau kami salah datang ke sini, tapi kami hanya berharap agar harapan kami didengar," pungkas Narty.

Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) sebelumnya pernah mengecam tindak kekerasan terhadap para petani di Rembang yang menolak penambangan Karst dan Pembangunan Pabrik Semen Indonesia di Rembang.

Menurut KPA, kekerasan yang dialami petani Rembang ini semakin menambah panjang daftar konflik agraria yang mengancam berlangsungan hidup petani. "Kini petani di Rembang, Jawa tengah mendapatkan kesempatan merasakan penderitaan akibat konflik agraria," ujar Sekretaris Jenderal KPA, Iwan Nurdin. (Ali)

Aksi Massa di Semarang Tolak Pabrik

Semen - Aksi Buruh di Bandung

Liputan6

19 Des 2014, 04:30 WIB 0

17

(Liputan 6 TV)

Liputan6.com, Semarang - Aksi ribuan warga dilakukan dengan menggelar jalan kaki dari Bundaran Simpang Lima menuju depan Kantor Gubernur Jawa Tengah di Jalan Pahlawan, Semarang pada Kamis (18/12/2014) siang.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Malam SCTV, Kamis (18/12/2014), massa kemudian menggelar orasi di depan Kantor Gubernur guna menolak rencana pembangunan Pabrik Semen Indonesia di wilayah mereka.

Mereka menilai, pembangunan pabrik semen akan menghilangkan mata pencaharian mereka sebagai petani serta merusak sumber mata air yang ada di sekitar kawasan Gunung Kendeng.

Massa meminta Gubernur Ganjar Pranowo menjadikan Jawa Tengah sebagai lumbung pangan bukan lumbung tambang. Mereka juga menuntut Gubernur Ganjar untuk melakukan moratorium penambangan di Jawa Tengah.

Sementara itu, konvoi ratusan sepeda motor mengantar buruh melakukan aksi di depan kompleks Gedung Sate Jalan Diponegoro, Bandung, Jawa Barat.

Melalui aksi yang disertai orasi itu, para pendemo yang mengaku buruh dari Aliansi Jawa Barat itu menuntut Gubernur Ahmad Heryawan segera merevisi UMK yang ditandatangani 21 November lalu.

Revisi itu terkait dengan kenaikan harga BBM yang berdampak pada kenaikan berbagai harga kebutuhan. Dengan revisi itu, upah buruh tahun 2015 di provinsi Jawa Barat dinaikkan sebesar 7 hingga 10 persen dari yang ditetapkan

sebelumnya. Mereka juga meminta Pemprov mendesak Apindo Jawa Barat menyetujui revisi yang diajukan buruh saat aksi. (Vra/Ali)

Pekerjaan Rumah Menanti Bos Baru

Semen Indonesia

Ilyas Istianur Praditya

24 Jan 2015, 16:13 WIB 27

Ilustrasi semen indonesia (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Liputan6.com, Jakarta - Mantan Direktur Utama PT Semen Indonesia (Persero), Dwi Soetjipto menyambut positif dengan ditetapkannya Suparni menggantikan dirinya menjadi orang nomor satu di perusahaan.

Namun begitu, Dwi mengaku memiliki pesan kepada Suparni untuk menjadikan

Semen Indonesia lebih maju dan mampu berdaya saing yang tinggi.

"PR nya selalu banyak, karena memang misalnya terkait pembangunan pabrik," kata Dwi seperti yang ditulis, Sabtu (24/1/2015).

mengingat mengimbangi permintaan semen kedepan akan terus meningkat. Hal itu seiring dengan program pemerintahan Kabinet Kerja yang akan

Dokumen terkait