• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jumlah karya tulis ilmiah yang dipublikasikan di jurnal ilmiah nasional/dan atau international terakreditasi

AKUNTABILITAS KINERJA

A. HASIL PENGUKURAN KINERJA

3) Jumlah karya tulis ilmiah yang dipublikasikan di jurnal ilmiah nasional/dan atau international terakreditasi

Capaian IKU Badan Litbang KP dengan indikator jumlah hasil riset yang menjadi basis kebijakan pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan secara berkelanjutan

L A K I P B a l i t b a n g K P 25 dapat mencapai target yang telah ditetapkan (100%). Capaian IKU Badan Litbang KP dengan indikator jumlah karya ilmiah yang dipublikasikan di jurnal ilmiah nasional dan/atau internasional dengan target 500 tercapai 559 (tercapai 112 persen).

Penerbitan publikasi yang dilakukan oleh Balitbang KP terdiri atas publikasi ilmiah dan semi ilmiah. Jenis – jenis karya ilmiah terbitan Balitbang KP diantaranya:

a. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia b. Indonesia Fisheries Research Journal c. Jurnal Kebijakan Perikanan Indonesia d. Warta Perikanan Bawal

e. Buletin Teknik Litkayasa Sumberdaya dan Penangkapan f. Jurnal Riset Akuakultur (3 edisi)

g. Indonesian Aquaculture Journal (2 edisi)

h. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Edisi Sosial Ekonomi, Akuakultur, Sumberdaya dan Penangkapan

i. Indonesia Fisheries Research Journal j. Jurnal Riset IPTEK Kelautan

k. Jurnal Kebijakan dan Riset Sosial Ekonomi KP l. Jurnal Segara

m. Jurnal Kelautan Nasional

n. Jurnal Paca Panen dan Bioteknologi o. Majalah Bawal

p. Buletin Teknik Litkayasa Budidaya q. Media Akuakultur

r. Buletin Squalen s. Warta Litbang t. Buletin Kelautan

u. Warta Riset Sosial Ekonomi v. Prosiding Kelautan dan Perikanan

L A K I P B a l i t b a n g K P 26 w. Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur

x. Prosiding Seminar Nasional Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan II

y. Monograph “ Analisis Kebijakan Pengembangan Industri Pengolahan Hasil Perikanan dan Kelautan

z. Buku Peralatan Penanganan dan Pengolahan Hasil Perikanan untuk Mendukung Minapolitan : Hasil Modifikasi Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan

Jenis – jenis karya ilmiah yang telah diterbitkan oleh Balitbang KP telah di publikasikan ke masyarakat lewat web Balitbang KP maupun Digital Library “SIDIK (Sumber Informasi Dokumentasi Ilmiah Kelautan dan Perikanan)” yang bisa diakses melalui www.litbang.kkp.go.id dan www.sidik.litbang.kkp.go.id. Hasil-hasil penelitian Balitbang KP berupa artikel dan buku karya ilmiah juga telah di publikasikan ke masyarakat lewat Pemda Provinsi/Kabupaten/Kota, stakeholders (600 paket) dan pengiriman ke ASFA (FAO) bekerja sama dengan PDII LIPI (ada 200 artikel karya ilmiah balitbang yang sudah publish).

Gambar 3.2 Publikasi Balitbang KP Tahun 2010 4) Jumlah Model Pengembangan/Prototipe Penerapan IPTEK KP

Capaian IKU Badan Litbang KP dengan indikator jumlah model pengembangan/prototipe penerapan iptek dengan target 15 tercapai 15 (tercapai 100 persen). Dalam rangka adopsi teknologi inovatif terpilih, transfer teknologi yang adaptif terhadap masyarakat serta percepatan pembangunan kelautan dan perikanan di daerah dalam bidang kelautan dan perikanan yang dihasilkan oleh Balitbang KP kepada

stakeholders dalam upaya pembangunan industri kelautan dan perikanan untuk

percepatan pencapaian kesejahteraan masyarakat di sektor tersebut maka dikembangkan model IPTEKMAS yang dirancang untuk pemberdayaan masyarakat dengan mempertimbangkan : (i) 4 komponen IPTEKMAS : assessment, bantuan teknologi,

L A K I P B a l i t b a n g K P 27 bimbingan teknologi dan monitoring manfaat dan dampak, serta (ii) bantuan dan bimbingan teknologi yang diberikan mempertimbangkan kondisi setempat (masyarakat, infrastruktur yang ada, sumber daya, dan pasar).

Penerapan model IPTEKMAS dilakukan dalam bentuk : Merancang serta memfasilitasi penumbuhan dan pembinaan percontohan sistem dan usaha kelautan dan perikanan berbasis IPTEK ; Membangun sistem pengadaan teknologi dasar (misalnya teknologi benih dasar, prototipe alat/mesin produksi, usaha penangkapan, budidaya dan pengolahan produk skala komersial) secara luas dan desentralistik ; Menyediakan informasi, konsultasi dan sekolah lapang untuk pemecahan masalah melalui penerapan IPTEK kelautan dan perikanan bagi para praktisi usaha kelautan dan perikanan ; Memperoleh umpan balik mengenai karakteristik teknologi tepat guna spesifik pengguna dan lokasi dalam rangka pengembangan riset di lingkup Balitbang KP. Model IPTEKMAS yang telah diadopsi dimasyarakat antara lain :

a. Penerapan Paket Kebijakan Pengembangan Produksi Ikan Bilih melalui Penerapan Teknologi Introduksi (Penetapan Suaka Ikan Bilih secara Partisipatif) di Danau Toba.

Untuk menjaga stok ikan bilih tetap lestari maka Balitbang KP merekomendasikan pada PEMDA Kab. Samosir untuk membuat Perda tentang penetapan suaka ikan bilih, pengaturan aktivitas penangkapan (musim dan intensitas penangkapan) dan dikelola secara kelompok (informal dan sukarela) pada penangkapan dan pengelolaannya.

Sebagai pedoman pengelolaan telah disusun buku-buku panduan Pengembangan Produksi Ikan Bilih melalui Penerapan Teknologi Pemacuan Stok (Penetapan Suaka Ikan Bilih secara Partisipatif) di Danau Toba.

Untuk selanjutnya perlu dilakukan evaluasi tentang efektifitas perda yang telah dibuat serta diterapkan di lokasi lain (kawasan perairan umum dan daratan) dengan komoditas yang sama maupun komoditas yang lain.

L A K I P B a l i t b a n g K P 28 b. Penerapan IPTEK Pengelolaan Sumberdaya Ikan Patin Siam (Pangasinodon

hypopthalmus) secara Ko-Manejemen di Waduk Gajah Mungkur, Wonogiri, Jawa

Tengah

Hasil yang dicapai dari kegiatan IPTEKMAS di Wonogiri adalah :

a. Buku panduan Teknik Pengelolaan Ikan Patin Siam Secara co-management di Waduk Gajah Mungkur-Wonogiri.

b. Terbentuknya Kelompok Nelayan (49 orang).

c. Terbentuknya Kelompok Pengelola dan Pemasaran Hasil.

d. Naskah Akademis tentang Pengelolaan Sumberdaya Ikan Patin Siam (Pangasimonodon hypopthalamus) secara ko-manajemen dan Penggunaan Alat Tangkap Ramah Lingkungan di Waduk Gajah Mungkur, Wonogiri, Jawa Tengah sebagai bahan penyusunan Draft Perda Suaka ikan Patin Siam di Muara Sungai Keduang.

e. Upaya Peningkatan pendapatan nelayan dan pengolah melalui diversifikasi produk hasil olahan ikan patin.

c. IPTEKMAS Budidaya Ikan Nila BEST dengan pakan pelet berbahan baku maggot di Sungai Duren, dan Jambi

Hasil dari kegiatan IPTEKMAS ini antara lain : a. Komposisi pakan dengan bahan baku maggot

b. Efisiensi harga pakan hingga 52% (kualitas murah dan berkualitas)

c. Beberapa pembudidaya membuat pabrik pakan pelet mini untuk mencukupi kebutuhan kelompok

d. Pertumbuhan nila best lebih cepat dari nila yang dibudidaya sebelumnya, menyebabkan banyak kelompok sekitar yang tertarik membudidayakan ikan nila Best.

Sedangkan kendala yang dihadapai masyarakat adalah tingginya harga pakan ikan sehingga dengan adanya pakan alternatif dari maggot cukup membantu masyarakat dalam menekan biaya produksi.

d. Pemasyarakatan teknologi budidaya ikan nila best di Kab. Pacitan Hasil dari kegiatan IPTEKMAS ini antara lain :

L A K I P B a l i t b a n g K P 29 a. Benih sudah mampu diproduksi oleh kelompok di Kecamatan Punung, Nawangan

dan bandar mencapai 30.000 - 50.000.

b. UPR di Kecamatan Punung sudah melayani permintaan benih dari pembudidaya di luar Kabupaten Pacitan (Surabaya).

c. Perbenihan menggunakan induk yang unggul. d. Peningkatan luas dan ukuran kolam kelompok.

e. Pembesaran menggunakan benih bermutu dari nila BEST.

f. Budidaya nila best dilakukan dengan cara intensif dan sesuai dengan SOP.

Namun demikian masih ditemukan beberapa kendala di tingkat petani seperti masih menggunakan sistem budidaya tradisional, belum ada usaha perbenihan dengan pasokan benih dari luar dan usaha budidaya untuk konsumsi rumah tangga

Gambar 3.4 Kegiatan IPTEKMAS di Kab.Pacitan

e. IPTEKMAS Budidaya Udang Galah Di Desa Sendang Tirto Kec. Brebah, Kab. Sleman. Kegiatan IPTEKMAS ini menghasilkan: Budidaya udang galah sesuai SOP (CBIB), peningkatan hasil panen udang galah sebesar 180% (175 kg/ha menjadi 315 kg/ha), kelompok mampu memproduksi benih sendiri, Pengembangan usaha hatchery skala rumah tangga dengan dukungan pemda dan masyarakat dengan tenaga tetap pengelola hatchery, Terbangunnya komunikasi yang baik dengan penyuluh lapangan dan peneliti secara kontinyu dan penguatan modal kelompok dari hasil panen udang galah yang dibudidayakan

Dari pelaksanaan kegiatan IPTEKMAS ini ada beberapa kendala yang dihadapi antara lain: Sebagian besar petani masih menggunakan sistem budidaya tradisional dan belum adanya usaha pembenihan selain itu pasokan benih masih belum mencukupi dan sulitnya merubah pola masyarakat petani pembudi daya yang harus melakukan konversi budidaya ikan menjadi udang galah.

L A K I P B a l i t b a n g K P 30

Gambar 3.5 Kegiatan IPTEKMAS Udang Galah di Sleman

f. Pemasyarakatan Iptek Pendederan Tiram Mutiara Di Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali

Kegiatan ini menghasilkan output berupa, 1). Produksi spat untuk kelompok nelayan oleh BBRPBL Gondol dan benih oleh kelompok nelayan untuk dijual ke pengguna atau pengusaha budidaya tiram mutiara, 2). Terbangunnya model kemitraan antara pemerintah, masyarakat dan pengusaha, 3). Peningkatan penghasilan per anggota kelompok antara Rp. 350.000,- s.d Rp. 420.000,- dan 4). Pengembangan inisiatif budidaya polikultur dengan lobster dan baronang.

Gambar 3.6 Kegiatan IPTEKMAS Mutiara di Jembrana

g. Aplikasi Probiotik Pada Budidaya Udang Windu pada Tambak di Kabupaten Pinrang dan Kabupaten Barru

Hasil dari kegiatan IPTEKMAS ini antara lain :

a. Dari aplikasi bakteri probiotik secara bergiliran: Meningkatkan panen udang sekitar 120% – 160% (60 kg/ha/MT menjadi 76 kg/ha/MT pada lahan susah kering dan 90 kg/ha/MT menjadi 150 kg/ha/MT pada lahan mudah dikeringkan)

b. Peningkatan kemampuan pembudidaya dengan: memproduksi probiotik sendiri, pengelolaan tambak sesuai SOP, melakukan tindakan praktis pencegahan penyakit

L A K I P B a l i t b a n g K P 31 berdasarkan warna air tambak dan berkembangnya kelompok binaan (8 kelompok)

Namun demikian masih ada kendala yang dihadapi yaitu penurunan produksi udang akibat penyakit dari dampak penurunan mutu lingkungan

Gambar 3.7 Aplikasi Probiotik Udang Windu

h. Budidaya Udang Windu Sistem Polikultur di Tambak di Kabupaten Pinrang Ds Wiring Tasi Sulawesi Selatan

Hasil dari kegiatan IPTEKMAS ini antara lain: Teknik pemeliharaan sistem polikultur untuk komoditas udang, bandeng, nila merah dan rumput laut , mampu meningkatkan hasil panen udang sebesar 145% dari pada sistem monokultur selain itu budidaya polikultur dapat menghambat berkembangnya WSSV dan saat ini telah berkembang kelompok binaan dengan memanfaatkan lahan tidur. Namun demikian masih ditemukan berbagai kendala yang dihadapi para petani udang berupa penurunan produktivitas tambak yang disebabkan oleh merosotnya kualitas lingkungan

Gambar 3.8 Budidaya Udang Windu dengan Sistem Polikultur

i. Penerapan Alat Pemurni Garam Sederhana Untuk Meningkatkan Kualitas Garam Rakyat Berstandar Industri (di Pondok Pesantren Sunan Drajat Lamongan)

Dengan adanya kegiatan IPTEKMAS ini maka: 1). Pendapatan masyarakat petambak garam meningkat, 2). Jumlah garam rakyat berkualitas tinggi mengalami peningkatan, dan 3). Terlatihnya SDM di lokasi pemasangan alat pemurni garam tersebut. Namun demikian masih ada kendala yang masih dihadapi masyarakat sekitar berupa kualitas garam rakyat masih rendah dengan harga sangat tidak ekonomis

L A K I P B a l i t b a n g K P 32 Gambar 3.9 Alat Pemurni Garam Sederhana

j. Penerapan IPTEK Pengolahan Produk Perikanan untuk meningkatkan nilai tambah di Kab. Pacitan,

Pengembangan pengolahan produk perikanan dilakukan melalui IPTEKMAS dengan memberikan bantuan perbaikan sanitasi ruangan pengolahan diversifikasi olahan tuna, peralatan pengolahan dan pelatihan peningkatan nilai tambah produk perikanan (materi pelatihan berupa teori tentang pasca panen hasil perikanan, sanitasi dan higienis pengolahan produk perikanan, serta pengemasannya dan dilanjutkan dengan praktek diversifikasi produk olahan ikan).

IPTEKMAS ini diharapkan dapat mengoptimalkan pemanfaatan hasil tangkapan nelayan sehingga dapat meningkatkan nilai tambah di kabupaten Pacitan dari segi produksi hasil olahan ikan. Teknologi pengolahan produk perikanan melalui IPTEKMAS telah diadopsi masyarakat perikanan di kabupaten ini.

k. Penerapan IPTEK Pengolahan Produk Perikanan untuk meningkatkan Nilai Tambah di Propinsi DIY

Alih teknologi paket iptek berupa perbaikan sanitasi ruang pengolahan, paket bantuan peralatan pengolahan dan bimbingan teknis (teori dan pelatihan peningkatan nilai tambah produk perikanan) melalui kegiatan IPTEKMAS. Perbaikan sanitasi ruang pengolahan terdiri dari perbaikan sanitasi pengolahan bandeng duri lunak (Kabupaten Kulon Progo), perbaikan sanitasi ruang pengolahan ikan lele asap (Kabupaten Bantul), serta perbaikan sanitasi ruang diversifikasi olahan ikan dan ruang display produk akhir (Kabupaten Gunung Kidul).

IPTEKMAS di propinsi Yogyakarta telah mengadopsikan teknologi pengolahan produk yang diterima masyarakat perikanan dengan baik, terbukti dengan telah dipakainya teknologi pengolahan pada beberapa UKM.

l. Pemanfaatan teknologi untuk mempertahankan kualitas hasil tangkapan nelayan IPTEKMAS pemanfaatan teknologi ice maker di Pantai Pandansimo – Srandakan Bantul tipe ICE MAKER – CR 500 energi hybrid (tenaga surya dan tenaga

L A K I P B a l i t b a n g K P 33 angin) kapasitas 127 kW, mesin ini mampu menghasilkan es sebanyak 500 kg per hari dengan daya sebesar 2200 Watt, Usaha budidaya ikan dan perikanan tangkap berkembang dengan tersedianya sumber energi terbarukan. Kegiatan ini dapat menyelesaikan permasalahan yang dihadapi nelayan yang selama ini hasil tangkapannya berkualitas rendah.

Ketersediaan es balok merupakan salah satu sarana pengawet hasil tangkapan nelayan yang masih sulit didapatkan bagi masyarakat nelayan khususnya di daerah Bantul. Membangun pabrik es dengan kapasitas besar di daerah tersebut tentunya tidak memungkinkan karena jumlah kebutuhan es mereka tidak terlalu besar sehingga solusi yang paling cocok adalah dengan menyediakan unit teknologi pembuat es (ice

maker) yang berkapasitas kecil antara 300 – 500 kg per hari. Selain itu, salah satu

keunggulan dari teknologi ini adalah pengoperasiannya tidak terlalu besar dan cocok untuk daerah yang memiliki pasokan listrik PLN masih terbatas ataupun belum ada.

Gambar 3.10 Alat Teknologi Ice Maker

m. Pemanfaatan teknologi tenaga surya untuk energy listrik di Morotai 2010,

Kegiatan IPTEKMAS ini memanfaatkan tenaga surya untuk listrik di rumah tangga wilayah terisolir dengan sistem tanpa accu, serta pemeliharaan lebih mudah. Selama ini telah disebarkan 10 paket teknologi di Desa Cibubu dan 20 unit di Desa Mandiri. Dengan Kapasitas Panel Surya sebesar 600 KJ/hari, energi tersimpan sebesar 60 KJ/per lampu. Kegiatan ini berdampak positif karena dengan adanya penerangan di rumah nelayan, digunakan untuk mendukung aktifitas di malam hari termasuk kegiatan belajar mengajar keluarga.

L A K I P B a l i t b a n g K P 34 Gambar 3.11 Pemanfaatan Teknologi Tenaga Surya

n. Model Pengembangan/Prototipe Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEKMAS) Usaha Garam Rakyat

Pada tahapan FGD (Focus Group Discussion) dengan petambak garam dilakukan identifikasi kebutuhan teknologi garam ini dilakukan pada masyarakat petambak garam di calon lokasi sasaran. Identifikasi kebutuhan inilah yang dicari pemecahannya terkait dengan hasil yang didapatkan pada tahapan pertama. Pada tahap ke-3 yaitu uji adaptasi perbaikan produktivitas, dilihat sejauh mana produktivitas (produksi per satuan luas) pada usaha garam rakyat dapat ditingkatkan menggunakan teknologi yang diperkenalkan dalam kajian ini. Teknologi yang diperkenalkan adalah paket teknologi garam solusi (Ramsol) yang bekerja sama dengan Universitas Trunojoyo. Teknologi Ramsol dibedakan atas Ramsol asal Indramayu dan Ramsol asal Madura (temuan hasil penelitian Universitas Trunojoyo). Dalam penerapannya kedua teknologi tersebut dipadukan dengan teknologi penggaraman tradisional asal Madura.

Pada tahap replikasi perbaikan produktivitas, masyarakat petambak garam secara luas dapat mengadopsi perbaikan produktivitas usaha garam rakyat yang dilakukan oleh BBRSEKP yang bekerja sama dengan Puslitbang SULAP dan Universitas Trunojoyo. Tahapan ke-5 yaitu monitoring dan evaluasi perbaikan teknologi, dikaji berdasarkan aspek ekonomi apakah perbaikan produktivitas (teknis dan sosial ekonomi serta kelembagaan) dapat meningkatkan pendapatan jika dibandingkan dengan kondisi sebelum adanya introduksi perbaikan produktivitas . Sementara dari aspek sosial tidak ada hambatan (social acceptance) serta dari aspek lingkungan apakah teknologi yang diperkenalkan termasuk kategori ramah lingkungan (tidak berpengaruh negatif terhadap lingkungan). Hasil yang disampaikan stakeholder merupakan hasil akhir terbaik dari pengujian replikasi perbaikan produktivitas yang dilakukan pada kajian penerapan ini. Sementara ini, hasil yang terbaik adalah perpaduan antara penerapan teknologi Ramsol Indramayu menggunakan sistem penggaraman tradisional Madura.

o. Kelembagaan Sapta Mitra Pantura

Berdasarkan hasil kajian terhadap kegiatan IPTEKMAS atau Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) untuk Pemberdayaan Masyarakat, yang dilakukan oleh Badan Litbang KP sejak tahun 2008 hingga 2010 di wilayah Pantura Jawa Tengah, dapat dikemukakan prototipe penerapannya adalah sebagai berikut;

L A K I P B a l i t b a n g K P 35 2). Melakukan identifikasi kebutuhan masyarakat;

3). Melakukan inventarisasi teknologi yang siap untuk diterapkan; 4). Penentuan lokasi percontohan;

5). Penetapan kelompok koperator;

6). Penyaluran bantuan program IPTEKMAS (fisik; non fisik); 7). Evaluasi Adopsi Teknologi;

Penentuan lokasi prioritas untuk lokasi penerapan IPTEK KP dilakukan berdasarkan hasil studi kelayakan teknis dan sosial.

Dari aspek ekonomi apakah teknologi (teknis dan sosial ekonomi serta kelembagaan) dapat meningkatkan pendapatan jika dibandingkan dengan kondisi sebelum adanya introduksi inovasi atau sebelum adanya kegiatan penerapan IPTEK ini

(incremental benefit cost ratio). Sementara dari aspek sosial tidak ada hambatan

(social acceptance) serta dari aspek lingkungan apakah teknologi yang diperkenalkan termasuk kategori ramah lingkungan (tidak berpengaruh negatif terhadap lingkungan). Dalam kegiatan IPTEKMAS yang dilakukan oleh BBRSEKP telah disepakati bahwa kegiatan akan dilakukan di wilayah Sapta Mitra Pantura (7 Kabupaten dan Kota) berdasarkan hasil kajian sebelumnya bahwa wilayah tersebut mempunyai keterkaitan yang erat dari sisi potensi, permasalahan dan kebijakan yang dibuat, sehingga pembangunan diprioritaskan berdasarkan potensi masing-masing daerah kabupaten. Kemudian, didapatkan pola pengelolaan sumberdaya perikanan di Waduk Malahayu sebagai sentra produksi ikan di Jawa Tengah dan perspektif model minapolitan berbasis sumberdaya perairan umum waduk Jatiluhur di Jawa Barat.

Model kajian IPTEKMAS diharapkan dapat menjadi terobosan model diseminasi teknologi dan pengembangan kelembagaan yang menghasilkan suatu perkembangan usaha di sektor kelautan dan perikanan yang terpadu antar wilayah disesuaikan dengan status potensi dan peran yang akan dikembangkan. Pengembangan pola pengelolaan waduk Malahayu Jawa Tengah untuk perairan waduk lainnya termasuk pola pengembangan minapolitan di perairan umum waduk Jatiluhur, Jawa Barat.

L A K I P B a l i t b a n g K P 36 C. EVALUASI PENCAPAIAN KINERJA

Pelaksanaan program/ kegiatan Balitbang KP tahun 2010 sesuai dengan indikator kinerja output, difokuskan untuk pencapaian kinerja lainnya berdasarkan indikator kinerja utama dengan dukungan anggaran, sumberdaya litbang dan kelembagaan yang ada.

SASARAN 1 Wilayah perairan Indonesia yang teridentifikasi potensi produksi, karakteristik,