• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jumlah penurunan laju deforestasi dan degradasi hutan sebesar 200 Ha/Tahun

Dalam dokumen BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA (Halaman 43-55)

2014 2015 1 Jumlah DAS/Sub DAS

3.1. Jumlah penurunan laju deforestasi dan degradasi hutan sebesar 200 Ha/Tahun

Pemerintah Republik Indonesia berkomitmen untuk menurunkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sebesar 26 persen dengan usaha sendiri dan sebesar 41 persen dengan dukungan internasional pada tahun 2020. Komitmen tersebut menjadi tantangan bagi Pemerintah Republik Indonesia, karena berdasarkan laporan resmi Indonesia kepada United Nations Framework Conventions on Climate Change (UNFCCC) menunjukkan bahwa 85 persen (2.563.000 GTon) dari keseluruhan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) di Indonesia berasal dari sektor kehutanan dan alih fungsi lahan.

Sektor kehutanan diharapkan dapat mencapai penurunan emisi kurang lebih 14 persen melalui kegiatan pengelolaan hutan seperti pencegahan deforestasi, degradasi, penurunan jumlah hot spot kebakaran hutan dan kegiatan

LAKIP Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Selatan Page 71 penanaman kembali (reforestasi). Kita ketahui di Indonesia saat ini, tata kelola kehutanan masih belum cukup baik, kondisi ini dapat diukur dari masih banyaknya konflik lahan (tenure), sosial, ekonomi, politik dan hukum di sektor kehutanan yang sangat berpotensi meningkatnya deforestasi dan degradasi dalam skala besar. Terkait dengan komitmen diatas untuk menurunkan emisi gas rumah kaca tersebut perlu dilakukan upaya perbaikan tata kelola sektor kehutanan di Indonesia secara menyeluruh, terintegrasi dan terkoordinasi antar sektor lainnya. Empat aspek penting dalam tata kelola kehutanan adalah perencanaan penataan lahan/hutan, penguasaan hutan, manajemen kehutanan dan pendapatan/ ekonomi kehutanan.

Kebakaran hutan adalah kontributor utama dari pembakaran hutan dan konversi lahan. Pemanasan global menyebabkan siklus yang sangat berisiko tinggi dengan mengeringkan hutan hujan dan rawa-rawa lahan gambut, dengan demikian meningkatkan risiko kebakaran hutan dan akan berdampak menurunkan tingkat kualitas dari fungsi hutan dan luas hutan, tentunya pelepasan emisi karbon dioksida ke udara ini turut mendorong terjadinya efek Gas Rumah Kaca (GRK) serta pemanasan global yang mengakibatkan terjadinya perubahan iklim.

Provinsi Sumatera Selatan merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang rawan kebakaran hutan dan lahan. Berdasarkan peta rawan kebakaran Provinsi Sumatera Selatan dimana kelas rawan kebakaran dibagi menjadi 5 kelas rawan, maka prosentase luas kerawanan wilayah adalah tidak rawan 30,04 %, kerawanan rendah 39,86 %, sedang 19,74 %, rawan 20,94 dan sangat rawan 7,94%. Penyebab kebakaran hutan dan lahan diantaranya adalah aktifitas pembakaran yang dilakukan berbagai pihak untuk bermacam kepentingan utamanya adalah

LAKIP Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Selatan Page 72 pembakaran lahan untuk pertanian (sonor), perkebunan, mencari ikan dan lain sebagainya, kemudian juga disebabkan kondisi lahan gambut yang luas dan masih banyaknya lahan tidur, dimana pada musim kemarau panjang akan mengering dan rawan terbakar. Kedua faktor penyebab tersebut dipacu oleh adanya fenomena alam el-nino yang menyebabkan kemarau panjang dan bersifat kering.

Kegiatan Operasi Pengamanan Hutan dilaksanakan berupa operasi pengamanan hutan penghentian kegiatan deforestasi dan degradasi hutan terhadap pelanggaran hutan yang terjadi di kawasan hutan DAS Hulu meliputi operasi terhadap kegiatan penebangan kayu ilegal, perambahan liar, pencurian kayu, pengangkutan kayu tanpa dilengkapi dokumen pengangkutan yang sah dan kegiatan pelanggaran hutan lainnya.

Kegiatan operasi pengamanan hutan penghentian kegiatan deforestasi dan degradasi hutan dilaksanakan dengan tujuan untuk menghentikan kegiatan pelanggaran keamanan hutan khususnya pada kawasan hutan pada DAS Hulu pada areal tangkapan air (catchment area) sehingga diharapkan dapat menurunkan laju deforestasi dan degradasi. Kegiatan ini dilaksanakan bekerja sama dengan Dinas Kehutanan Kabupaten/Kota, POLDA dan atau POLRES Kabupaten /Kota dan atau Satuan SPORC Brigade Siamang Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Selatan.

LAKIP Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Selatan Page 73 Kegiatan Pemeriksaan Peredaran Hasil Hutan

Kegiatan tindak lanjut setelah operasi pengamanan hutan berupa penghentian kegiatan deforestasi dan degradasi hutan dilaksanakan dengan melakukan penyidikan terhadap pelaku tindak pidana di bidang kehutanan yang dilaksanakan oleh PPNS kehutanan dengan berkoordinasi sepenuhnya dengan penyidik kepolisian.

LAKIP Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Selatan Page 74 Jumlah penurunan laju deforestasi dan degradasi hutan berdasarkan hasil kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Selatan dapat dilihat pada Tabel berikut:

No Tahun Luas (Ha/tahun)

1 2013 200

2 2014 1.675

3 2015 1.985

Indikator kinerja yang digunakan dalam pengukuran keberhasilan capaian sasaran ketiga serta target dan capaiannya tahun 2015 adalah sebagai berikut:

Indikator Kinerja

Capaian Tahun 2015

Satuan Target Realisasi % 1 Jumlah penurunan laju

deforestasi dan degradasi hutan

Ha/ Tahun

200 1.985 992,50

Jumlah penurunan laju deforestasi dan degradasi hutan pada tahun 2015 ditargetkan seluas 200 Ha. Realisasi Jumlah penurunan laju deforestasi dan degradasi hutan seluas 1.985 Ha, sehingga capaian indikator kinerja Jumlah penurunan laju deforestasi dan degradasi hutan telah berhasil dicapai dengan tingkat capaian 992,50%. Keberhasilan pencapaian penurunan laju deforestasi dan degradasi hutan tidak terlepas dari dukungan faktor antara lain: sumberdaya manusia (Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Selatan, UPT Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Dinas Kehutanan Kabupaten/Kota, Masyarakat), dukungan program dan kegiatan (sumber dana APBD, APBN, swasta), koordinasi antar instansi/lembaga, dan kebijakan dari pemerintah.

LAKIP Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Selatan Page 75 Grafik Target dan Realisasi Jumlah Penurunan Laju

Deforestasi dan Degradasi Hutan tahun 2015

LAKIP Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Selatan Page 76 Perbandingan capaian indikator kinerja tahun 2015 dengan capaian indikator kinerja tahun 2013 (kondisi awal RPJMD) dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Indikator Kinerja Satuan

Capaian 2015 (%) Capaian 2013 (%) (%) rata-rata capaian Ket 1 Jumlah penurunan laju deforestasi dan degradasi hutan

Ha/ Tahun

992,50 100,00 546,25

Apabila dilihat dari perbandingan realisasi indikator kinerja tahun 2015 dengan realisasi indikator kinerja tahun 2014, dapat diuraikan sebagai berikut:

Indikator Kinerja Capaian

Naik (Turun) Ket Satuan Realisasi 2014 2015 1 Jumlah penurunan laju deforestasi dan degradasi hutan Ha/ Tahun 1.675 1.985 310 Naik

Indikator kinerja Jumlah penurunan laju deforestasi dan degradasi hutan pada tahun 2015 seluas 1.985 Ha, apabila dibandingkan dengan tahun 2014 seluas 1.675 Ha, mengalami peningkatan sebesar 310 Ha. Peningkatan pencapaian tidak terlepas dari dukungan Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Selatan, UPT Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Dinas Kehutanan Kabupaten/Kota, Perguruan Tinggi, LSM, mitra kehutanan, dan masyarakat dalam melaksanakan program dan kegiatan Penurunan Laju Deforenstasi dan Degradasi Hutan.

LAKIP Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Selatan Page 77 Grafik Jumlah penurunan laju deforestasi dan degradasi hutan tahun 2014-2015

Apabila dilihat dari Grafik jumlah penurunan laju deforestasi dan degradasi hutan tahun 2014-2015, terjadi peningkatan luasan penghentian laju deforestasi dan degradasi hutan.

Indikator kinerja jumlah penurunan laju deforestasi dan degradasi hutan pada tahun 2015 seluas 1.985 Ha, apabila dibandingkan dengan target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen RPJMD Provinsi Sumatera Selatan periode 2013-2018 dengan total luas 1.000 Ha, maka jumlah penurunan laju deforestasi dan degradasi hutan telah berhasil dicapai.

LAKIP Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Selatan Page 78 Grafik Penurunan laju deforestasi dan degradasi hutan

tahun 2015 dan Target pada RPJMD Provinsi Sumatera Selatan Periode 2013-2018

Pencapaian sasaran kinerja jumlah penurunan laju deforestasi dan degradasi hutan tidak terlepas dari dukungan program dan kegiatan yang dilaksanakan Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Selatan tahun 2015, sebagaimana diuraikan dalam Penetapan Kinerja Tahun 2015 dan Rencana Kerja Tahunan (RKT) Tahun 2015. Adapun program dan kegiatan Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2015 yang mendukung tercapainya sasaran ini adalah sebagai berikut:

a. Program Penurunan Laju Deforestasi (APBD)

a.1. Kegiatan Pencegahan dan Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan

Output/keluaran yang dicapai adalah:

1. Kampanye pencegahan kebakaran hutan dan lahan melalui koran 15 hari

2. Koordinasi pengendalian kebakaran hutan dan lahan 2 Kabupaten

3. Pelatihan Regu Kebakaran Desa Terlatih (RKDT) 9 Desa di 3 Kabupaten

LAKIP Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Selatan Page 79 4. Monitoring kesiapsiagaan pengendalian kebakaran

hutan di 1 perusahaan IUPHHK

5. Sosialisasi/Lokakarya pengendalian kebakaran hutan dan lahan di 3 Kabupaten

6. Supervisi aparatur pengelola sistem informasi kebakaran di 1 Kabupaten

7. Ground check hotspot di 6 kabupaten

8. Patroli pengendalian kebakaran hutan dan lahan di 6 Kabupaten

Lokasi kegiatan di Kabupaten OKI, Ogan Ilir, Muba, Mura, Muratara, Banyuasin, Muara Enim, OKU, OKU Selatan, OKU Timur, Lahat, Empat Lawang, dan PALI. Kegiatan terealisasi sebesar 100,00%.

a.2. Kegiatan Pengamanan Hutan

Indikator kinerja (output) kegiatan berupa jumlah pengamanan hutan berupa operasi pengamanan hutan sebanyak 3 kali, identifikasi pelanggaran hutan sebanyak 5 kali, patroli pengamanan hutan sebanyak 4 kali, dan supervisi pengamanan hutan sebanyak 3 kali, terealisasi sebesar 100%. Lokasi kegiatan pada 3 (tiga) kabupaten yaitu:

1) Desa Talang Tinggi dan Muara Payang Kecamatan Jarai Kabupaten Lahat dengan luas 400 Ha. 2) Desa Muara Danau Kecamatan Semende Darat

Ulu Kabupaten Muara Enim dengan luas 600 Ha. 3) Desa Pulau Panggung, Desa Gunung Megang Kecamatan Kisam Tinggi Kabupaten OKU Selatan seluas 145 Ha.

LAKIP Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Selatan Page 80 a.3. Kegiatan Pengembangan Kelembagaan Pengendalian

Kebakaran Hutan dan Lahan

Indikator kinerja (output) kegiatan berupa Jumlah peserta Pengembangan Kelembagaan Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan sebanyak 60 orang di Kabupaten Ogan Ilir, terealisasi sebesar 100%.

a.4. Kegiatan Penyelidikan Kasus-kasus Peredaran hasil Hutan

Indikator kinerja (output) kegiatan berupa Jumlah laporan hasil monitoring identifikasi kasus peredaran hasil hutan di Kabupaten Muba, Muara Enim, Lahat, OKI, dan Kota Pagar Alam, terealisasi sebesar 100%.

b. Program Penurunan Laju Degradasi Hutan (APBD)

b.1. Kegiatan Operasional Pos Pengamanan Terpadu Kawasan Hutan Tanjung Api-api

Indikator kinerja (output) kegiatan berupa Jumlah operasionalisasi fungsi Pos Pengamanan Terpadu sebanyak 1 unit terealisasi sebesar 100%.

b.2. Pembinaan dan Pengendalian Hama dan Penyakit Hutan Alam dan Hutan Tanaman

Indikator kinerja (output) kegiatan berupa: a) Koordinasi pengendalian hama dan penyakit; b) identifikasi gangguan hama dan penyakit di HPHTI; c) Identifikasi gangguan hama dan penyakit di hutan akam,; dan d) monitoring pengelolaan kawasan konsevasi di HPHTI. Lokasi kegiatan di Kabupaten Muara Enim, Muba, Lahat, dan OKI. Realisasi fisik kegiatan sebesar 100%.

LAKIP Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Selatan Page 81 c. Program Penguatan Kelembagaan Implementasi REDD+

dan RAD GRK (APBD)

c.1. Kegiatan Fasilitasi Kegiatan REDD+ dan Pendampingan Bioclime

Indikator kinerja (output) kegiatan adalah Fasilitasi Kegiatan REDD+ dan Pendampingan Bioclime sebanyak 12 kali, terealisasi sebesar 100,00%.

c.2. Kegiatan In House Training Perencanaan Teknis dan Sistem Informasi Geografi Kehutanan

Indikator kinerja (output) kegiatan adalah Jumlah SDM yang terlatih Sistem Informasi Geografi Kehutanan sebanyak 30 orang, terealisasi sebesar 100,00%. c.3. Kegiatan Sinkronisasi dan Monitoring Evaluasi Kegiatan

Pembangunan Kehutanan

Indikator kinerja (output) kegiatan adalah sinkronisasi kegiatan pembangunan kehutanan dan frekuensi monitoring dan evaluasi capaian target kinerja kegiatan secara berkala di Kabupaten OKI, Muara Enim, Lahat, Musi Banyuasin, Musi Rawas, OKU, OKU Selatan, OKU Timur, PALI, dan Kota Pagar Alam, terealisasi sebesar 100,00%.

d. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (APBN)

b.1. Kegiatan Koordinasi Perencanaan dan Evaluasi Lingkungan Hidup dan Kehutanan

1. Indikator kinerja (output) kegiatan berupa tercapainya sasaran strategis Kementerian

Lingkungan Hidup dan Kehutanan sebesar 85%.

LAKIP Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Selatan Page 82 Kegiatan Patroli Udara dan Water Boombing Menggunakan Helicopter Mi-8

Dalam dokumen BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA (Halaman 43-55)

Dokumen terkait