• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.3 Aktivitas Anti-Aging Terhadap Sukarelawan

4.3.1 Kadar air

Kadar air diukur pada bagian wajah sukarelawan dan diukur menggunakan skin analyzer Aram. Data hasil pengukuran kadar air pada kulit wajah sukarelawan dapat dilihat pada Gambar 4.13 dan Tabel 4.5

0 1 2 3 4 5

Gambar 4.13 Kadar air nanoemulsi minyak sawit olein merah selama 4 minggu

Tabel 4.5 Pengukuran nilai rata-rata % kadar air nanoemulsi pada kulit wajah

< 36= Dry/low, 37-39=Dry/Normal, > 39=Normal/Normal

Tabel 4.6 Pengukuran nilai rata-rata % kadar air nanoemulsi gel pada kulit wajah sukarelawan selama 4 minggu

Dapat dilihat terjadinya kenaikan kadar air pada masing-masing formula untuk tiap minggunya. Pengukuran kadar air seperti yang terlihat pada Tabel 4.5 dan Tabel 4.6 bahwa pada formula nanoemulsi dan nanoemulsi gel terjadi perubahan kondisi kadar air pada kulit wajah sukarelawan dari kondisi kadar air yang kering menjadi kondisi kadar air yang normal setelah pemakaian sediaan 4 minggu. Pada kedua formula terlihat nanoemulsi dan nanoemulsi gel sama-sama menaikkan kadar air pada kulit wajah sukarelawan, namun sediaan nanoemulsi lebih banyak menaikkan kadar air pada kulit wajah dibandingkan sediaan nanoemulsi gel.

Selain itu, menurut Loden dan Maibach (2006), bahwa peningkatan kadar air kulit dipengaruhi oleh kemampuan vitamin E dalam melindungi degradasi oksidatif asam hialuronat. Asam hialuronat berfungi sebagai zat yang mempertahankan kelembapan di dalam kulit. Sedangkan menurut Tranggono dan Latifah (2007), vitamin E sebagai pelembab yang dapat mempertahankan ikatan air di dalam kulit.

Analisa statistik yang menggunakan Two Way Anova. Hasil analisis statistik dari pengukuran kadar air menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan (p ≤ 0,05) antar formula setelah pemakaian sediaan nanoemulsi dan nanoemulsi gel setiap minggu selama 4 minggu. Hasil analisis statistik setelah 4 minggu pemakaian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan peningkatan kadar air yang signifikan (p ≤ 0,05) antara nanoemulsi dengan nanoemulsi gel.

Teknologi nanoemulsi ini juga merupakan metode yang efektif untuk pelepasan minyak sawit olein merah sebagai bahan aktif dikarenakan ukuran droplet yang kecil, nanoemulsi dapat dengan mudah berpenetrasi melewati lapisan kulit dan dapat meningkatkan penetrasi bahan aktif, sehingga aktivitas kerja minyak sawit olein merah dalam meningkatkan kadar air dalam kulit menjadi lebih efektif.

4.3.2 Pori

Besar pori pada kulit wajah sukarelaan diukur menggunakan perangkat skin analyzer yang sama. pada waktu melakukan analisa kehalusan kulit, secara otomatis analisa besar pori ikut terbaca. Data hasil pengukuran pori pada kulit wajah sukarelawan dapat dilihat pada Tabel 4.8 dan Gambar 4.15

0 1 2 3 4 5

*Perawatan intensif, **Perawatan intensif, ***Membutuhkan perawatan,

****Baik(20-40), *****Baik (< 20)

Tabel 4.8 Pengukuran nilai rata-rata % pori nanoemulsi gel pada kulit wajah menunjukkan bahwa pada formula 5% nanoemulsi terjadi perubahan kondisi pori kulit dari kondisi pori yang besar (rata-rata 48,3) menjadi sedikit kecil (rata-rata 20,0) setelah 4 minggu pemakaian sediaan nanoemulsi. Sedangkan hasil pengukuran pori untuk sediaan nanoemulsi gel pada formula 5% dapat dilihat bahwa terjadi perubahan kondisi pori kulit dari kondisi pori yang besar (rata-rata 53,3) menjadi beberapa besar (rata-rata 24,0) setelah 4 minggu pemakaian sediaan nanoemulsi gel.

0 1 2 3 4 5

Analisa statistik yang menggunakan Two Way Anova. Hasil analisis statistik dari pengukuran pori menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan (p

≤ 0,05) antar formula setelah pemakaian sediaan nanoemulsi dan nanoemulsi gel setiap minggu selama 4 minggu. Hasil analisis statistik setelah 4 minggu pemakaian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pengecilan ukuran pori yang signifikan (p ≤ 0,05) antara nanoemulsi gel dengan nanoemulsi.

Ukuran pori-pori berhubungan erat dengan kehalusan pada kulit. Semakin kecil ukuran pori-pori pada kulit menunjukkan semakin halus kulit tersebut, sebaliknya semakin besar ukuran pori-pori menunjukkan semakin kasar kulit tersebut. Menurut Mulyawan dan Suriana (2013) pori-pori dapat membesar apabila terkena sinar matahari yang terlalu terik, peningkatan suhu menyebabkan rusaknya kolagen dalam waktu bersamaan sehingga menyebabkan penurunan elastisitas dinding kanal pori dan perbesaran pori, sehingga penumpukan sel kulit mati (kotoran) dapat memicu timbulnya jerawat serta mempengaruhi ukuran pori yang mengakibatkan pori-pori kulit membesar. Kandungan vitamin pada minyak

sel baru serta dapat menangkap radikal bebas yang merusak kulit, sehingga dapat mengecilkan pori-pori kulit.

4.3.3 Noda

Noda pada kulit wajah sukarelawan diukur menggunakan perangkat skin analyzer. Data hasil pengukuran noda pada kulit wajah sukarelawan dapat dilihat

pada Tabel 4.10 dan Gambar 4.17

Tabel 4.9 Pengukuran nilai rata-rata % noda nanoemulsi pada kulit wajah

*Perawatan intensif, **Perawatan intensif, ***membutuhkan perawatan (41),

****Baik(24-40), *****Baik (<18)

0 1 2 3 4 5

Gambar 4.17 Pengukuran % noda nanoemulsi selama 4 minggu

Tabel 4.10 Pengukuran nilai rata-rata % noda nanoemulsi gel pada kulit wajah

0 1 2 3 4 5

Gambar 4.18 Pengukuran % noda nanoemulsi gel selama 4 minggu

Pengukuran noda kulit seperti yang terlihat pada Tabel 4.11 dan Gambar 4.17 menunjukkan bahwa pada formula 5% nanoemulsi terjadi perubahan kondisi noda kulit dari kondisi banyak noda rata 54,3) menjadi beberapa noda (rata-rata 20,7) setelah 4 minggu pemakaian sediaan nanoemulsi. Sedangkan pada formula nanoemulsi gel terjadi perubahan kondisi kulit dari kondisi banyak noda (rata-rata 57,3) dan menjadi beberapa noda (rata-rata 22,0) setelah 4 minggu pemakaian sediaan nanoemulsi gel.

Analisa statistik yang menggunakan Two Way Anova. Hasil analisis statistik dari pengukuran noda menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan (p

≤ 0,05) antar formula setelah pemakaian sediaan nanoemulsi dan nanoemulsi gel setiap minggu selama 4 minggu. Hasil analisis statistik setelah 4 minggu pemakaian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan jumlah noda yang signifikan (p ≤ 0,05) antara nanoemulsi gel dengan nanoemulsi.

Sel utama kedua epidermis (setelah keratinosit) adalah melanosit yang ditemukan dalam lapisan basal. Di dalam melanosit disintesa granula-granula pigmen yang disebut melanosom. Melanosom mengandung biokroma coklat yang

kulit seseorang. Melanosit melindungi kulit dari pengaruh-pengaruh sinar matahari yang merugikan. Sebaliknya, sinar matahari yang berlebihan juga dapat meningkatkan pembentukan melanosom dan melanin. Semakin banyak sinar matahari yang terkena kulit menyebabkan semakin aktif pembentukan melanin dan menimbulkan pembentukan bintik-bintik noda berwarna coklat pada kulit (Solano, 2014)

4.3.4 Kerutan

Keriput atau kerutan pada kulit mata bagian lateral sukarelawan diukur dengan menggunakan perangkat skin analyzer. Data hasil pengukuran Kerutan pada kulit wajah sukarelawan dapat dilihat pada Tabel 4.12 dan Gambar 4.19 Tabel 4.11 Pengukuran nilai rata-rata % kerutan nanoemulsi pada kulit wajah

*Perawatan intensif, **Perawatan intensif, ***Membutuhkan perawatan (26-40) ,

****Baik(11-25), ***** Baik (<10)

0 1 2 3 4 5

Gambar 4.19 Pengukuran % kerutan nanoemulsi selama 4 minggu

Tabel 4.12 Pengukuran nilai rata-rata kerutan nanoemulsigel pada kulit wajah sukarelawan selama 4 minggu

0 1 2 3 4 5

Gambar 4.20 Pengukuran % kerutan nanoemulsi gel selama 4 minggu

Pengukuran kerutan kulit seperti yang terlihat pada Tabel 4.13 dan Gambar 4.19 menunjukkan bahwa pada formula 5% nanoemulsi terjadi perubahan kondisi kerutan atau keriput pada kulit dari kondisi berkeriput (rata-rata 62,7) menjadi tak berkeriput ((rata-rata-(rata-rata 20,3) setelah 4 minggu pemakaian sediaan. Sedangkan pada formula nanoemulsi gel terjadi perubahan kondisi kerutan atau keriput pada kulit dari kondisi berkeriput (rata-rata 65,3) dan menjadi tak berkeriput (rata-rata 20,7) setelah 4 minggu pemakaian sediaan nanoemulsi gel.

Kulit merupakan organ tubuh yang secara langsung terpapar sinar UV dari matahari. Sinar UV dapat menyebabkan penurunan sintesis kolagen. Kolagen merupakan penyusun lapisan dermis juga berperan dalam proses regenerasi kulit.

Seiring bertambahnya usia, kolagen kulit mulai pecah dan kaku sehingga kulit kehilangan elastisitasnya. Akibatnya, kulit tampak berkerut dan mengendur (Noormindhawati, 2013).

4.3.5 Sensitivitas

Sensitivitas pada kulit mata bagian lateral sukarelawan diukur dengan menggunakan perangkat skin analyzer. Data hasil pengukuran sensitivitas pada kulit wajah sukarelawan dapat dilihat pada Tabel 4.13 dan Gambar 4.21

Tabel 4.13 Pengukuran nilai rata-rata % sensitivitas nanoemulsi pada kulit wajah sukarelawan selama 4 minggu

*Perawatan intensif, **Perawatan intensif, ***Membutuhkan perawatan (26-40) ,

****Baik(11-25), ***** Baik (<10)

Gambar 4.21 Pengukuran % sensitivitas nanoemulsi selama 4 minggu

Tabel 4.14 Pengukuran nilai rata-rata % sensitivitas nanoemulsi gel pada kulitwajah sukarelawan selama 4 minggu

Nanoemulsi

Pengukuran sensitivitas kulit seperti yang terlihat pada Tabel 4.14 dan Gambar 4.22 menunjukkan bahwa pada formula 5% nanoemulsi terjadi perubahan kondisi pada kulit dari kondisi (rata-rata 47,7) menjadi tak sensitif (rata-rata 16,0) setelah 4 minggu pemakaian sediaan. Sedangkan pada formula nanoemulsi gel terjadi perubahan kondisipada kulit dari kondisi (rata-rata 50,5) dan menjadi tak sensitif (rata-rata 17,0) setelah 4 minggu pemakaian sediaan nanoemulsi gel.

0 1 2 3 4 5 0

2 0 4 0 6 0

W a k t u ( m i n g g u )

Rata-rata %sensitivitas B la n k o M S O M

N a n o e m u ls i g e l M S O M 5 %

N a n o e m u ls i g e l M S O M 1 0 %

N a n o e m u ls i g e l M S O M 1 5 %

Gambar 4.22 Pengukuran % sensitivitas nanoemulsi gel selama 4 minggu

Kulit yang sensitif adalah kondisi kulit, dimana kulit akan memberikan respon yang lebih terhadap adanya hal- hal tertentu, seperti: perubahan cuaca atau suhu, dan bahan kosmetik tertentu. Kulit merupakan organ tubuh yang secara langsung terpapar sinar UV dari matahari. Sinar UV dapat menyebabkan penurunan sintesis kolagen. Kolagen merupakan penyusun lapisan dermis juga berperan dalamproses regenerasi kulit. Seiring bertambahnya usia, kolagen kulit mulai pecah dan kaku sehingga kulit kehilangan elastisitasnya. Akibatnya, kulit tampak berkerut dan mengendur (Noormindhawati, 2013).

BAB V

Dokumen terkait