• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kadar malondialdehyde (MDA) adalah produk akhir peroksidasi lipid dalam tubuh yang diperiksa dengan spektrofotometer (NWLSSTM Malondialdehyde

METODE PENELITIAN

4. Kadar malondialdehyde (MDA) adalah produk akhir peroksidasi lipid dalam tubuh yang diperiksa dengan spektrofotometer (NWLSSTM Malondialdehyde

assay) dari bahan sampel darah serum, dan satuan MDA dinyatakan dalam

µmol/L (Yagi, 1982). Pemeriksaan dikerjakan di Laboratorium terpusat yang sudah terakreditasi yaitu Laboratorium Analitik Universitas Udayana di Bukit Jimbaran.

5. Umur adalah umur ditentukan dari tanggal kelahiran sampai datang ke rumah sakit berdasarkan kartu tanda penduduk atau kartu keluarga.

6. Pendidikan adalah pendidikan terakhir yang pernah ditempuh oleh subjek penelitian, yang dibagi menjadi tidak sekolah, Sekolah dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Perguruan tinggi

7. Pekerjaan adalah pekerjaan utama yang ditekuni oleh subjek penelitian sekurang-kurangnya dalam 10 tahun terakhir, antara lain petani, ibu rumah tangga (IRT), swasta, dan pegawai negeri sipil (PNS) atau pensiunan.

4.5 Instrumen Penelitian

Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, pemeriksaan fisik, pemeriksaan oftalmologi, dan pengambilan sampel darah. Untuk menegakkan diagnosis katarak senilis dan stadium maturitasnya, digunakan lembar pemeriksaan status oftalmologis dan lembar kuisioner penelitian, E chart atau

snellen chart, tonometri schiotz, funduskopi atau lensa 78, slit lamp, anestesi

topikal (pantocain 0,5%), dan sikloplegik (mydriatil 0,5%). Peralatan yang digunakan dalam pengambilan sampel darah untuk pengukuran kadar MDA serum adalah sarung tangan steril, kapas alkohol, tourniket, spuit 3 cc disposible, serta tabung berisi reagen EDTA (ethylene diamine tetra acetic acid).

4.6 Prosedur Penelitian 4.6.1 Tahap persiapan

Sampel penelitian diseleksi di poliklinik mata RSUP Sanglah dan RS Indera Denpasar. Wawancara dan pemeriksaan mata dilakukan oleh peneliti. Sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi diberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan penelitian dan kemudian menandatangani informed consent. Selanjutnya dilakukan identifikasi tentang karakteristik sampel penelitian.

4.6.2 Pelaksanaan penelitian

Adapun urutan pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Anamnesis meliputi nama, umur, jenis kelamin, dan pekerjaan berdasarkan lembar kuisioner penelitian. Data kemudian dicatat dalam bentuk tabel induk 2. Diagnosis dan stadium katarak senilis

Diagnosis dan stadium katarak senilis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan dengan menggunakan slit lamp dan funduskopi. Pemeriksaan dilakukan pada kedua mata. Pertama dilakukan pemeriksaan visus dengan menggunakan E chart atau snellen chart, kemudian dilakukan pemeriksaan tekanan intraokular dengan tonometri schiotz dan bila hasilnya kurang dari 21 mmHg, pupil pasien kemudian dilebarkan dengan sikloplegik (mydriatil 0,5%). Setelah pupil lebar, dilakukan pemeriksaan dengan menggunakan slit lamp untuk mengevaluasi kelainan pada segmen anterior, dilanjutkan dengan menggunakan lensa 78 dan funduskopi untuk mengevaluasi kelainan pada segmen posterior apabila memungkinkan sekaligus juga untuk menentukan stadium maturitas katarak senilis. Stadium maturitas katarak senilis ditentukan berdasarkan kriteria Burrato. Sampel penelitian kemudian dibagi ke dalam 2 kelompok yaitu kelompok katarak senilis matur dan kelompok katarak senilis imatur.

3. Pengambilan sampel darah

Pengambilan sampel darah dilakukan melalui vena cubiti yaitu sebanyak 3 cc dengan menggunakan spuite 3 cc setelah sebelumnya dilakukan desinfeksi pada tempat pengambilan. Masing-masing sampel darah vena yang diambil

ditampung dalam tabung yang berisi reagen EDTA (ethylene diamine tetra

acetic acid). Sampel darah akan diberikan label sesuai dengan nomor urut

masing-masing dari kedua kelompok yaitu kelompok katarak senilis matur dan kelompok katarak senilis imatur. Pengambilan sampel darah dilakukan oleh petugas laboratorium yang kemudian sampel darah tersebut dikirim ke Laboratorium Analitik Universitas Udayana di Bukit Jimbaran untuk dilakukan pemeriksaan kadar MDA serum.

4. Pemeriksaan MDA serum

Prinsip pemeriksaan kadar MDA adalah dengan menggunakan reaksi asam tiobarbiturat dengan MDA, ditandai dengan timbulnya warna yang serapannya diukur menggunakan spektrofotometer, yang dikenal dengan

Malondialdehyde Assay Northweast Life Science Specialties (NWLSS). Hasil

pemeriksaan yang didapat kemudian akan dikumpulkan oleh peneliti dan selanjutnya dianalisis untuk mengetahui perbedaan rerata kadar MDA serum pada pasien katarak senilis matur dan katarak senilis imatur.

4.7 Alur Penelitian

Untuk lebih mempermudah dalam pelaksanaan penelitian maka dibuat alur penelitian yang ditunjukkan dengan bagan alur penelitian pada Gambar 4.3

Gambar 4.3 Skema Alur Penelitian

Sampel Penelitian

Kriteria Inklusi

1. Pasien katarak senilis stadium matur dan imatur berumur di atas 50 tahun

Kriteria Eksklusi

1. Subjek sedang menderita penyakit sistemik yang kronis 2. Subjek sedang mendapat

pengobatan antiinflamasi non steroid, kortikosteroid atau obat imunosupresan lainnya dalam satu bulan terakhir.

3. Subjek mengkonsumsi vitamin antioksidan satu bulan terakhir 4. Subjek yang merokok dalam

satu bulan terakhir

5. Subjek dengan infeksi intraokular

6. Subjek dengan riwayat atau sedang mengalami kelainan pada segmen posterior mata 7. Subjek dengan riwayat operasi

intraokular

8. Katarak senilis dengan komplikasi

Kadar MDA Serum

ANALISIS DATA Semua pasien katarak senilis

Semua pasien katarak senilis yang datang berobat ke poliklinik Mata RSUP Sanglah dan RS Indera, Denpasar periode bulan

Oktober 2012 - Maret 2013 Katarak Senilis Matur Katarak Senilis Imatur Informed Consent Eligible Subject

4.8 Analisis Data

Data dicatat dalam formulir penelitian kemudian direkam dalam tabel induk. Untuk menjawab permasalahan penelitian dilakukan serangkaian tahapan analisis data:

1. Seleksi data yaitu editing, coding dan tabulasi dimasukkan pada file navigator program Stastical Package for The Social Sciences (SPSS).

2. Analisis statistik deskriptif

Analisis ini berguna untuk menggambarkan karakteristik umum dan distribusi variabel yaitu umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan dan kadar MDA serum pada kelompok katarak senilis matur dan imatur.

3. Uji normalitas Shapiro-Wilk

Mengingat jumlah sampel masing-masing kelompok kurang dari 30 maka digunakan uji normalitas Shapiro-Wilk. Data berdistribusi normal bila nilai p>0,05. Setelah dilakukan uji normalitas didapatkan data kadar MDA serum pada kelompok katarak senilis matur dan imatur berdistribusi normal.

4. Uji homogenitas varians antar kelompok dengan uji-Levene

Digunakan untuk menganalisis varians variabel antar kelompok katarak senilis matur dan imatur. Uji homogenitas varians kadar MDA serum antar kelompok katarak senilis matur dan imatur dengan uji-Levene didapatkan nilai p>0,05 yang menunjukkan data homogen.

5. Analisis perbedaan

Untuk mengetahui perbedaan kadar MDA serum antara kelompok katarak senilis matur dan imatur, digunakan analisis dengan uji t tidak berpasangan karena data berdistribusi normal.

BAB V