• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAIFIYAH (CARA MENGERJAKAN) SHALAT

Dalam dokumen Fiqih SMP - 7 (Halaman 29-36)

Kompetensi Dasar

H. BACAAN SHALAT

I. KAIFIYAH (CARA MENGERJAKAN) SHALAT

1. Berdiri tegak menghadap kiblat, pandangan mengarah ke tempat sujud

2. Melafadzkan niat (baca usholli ....) sesuai dengan sholat yang akan dikerjakan. Dan melafadzkan niat ini hukumnya sunnah

3. Takbirotul ihrom (membaca Allahu Akbar) dalam keadaan demikian ini, hati niat sholat (hukumnya wajib/termasuk rukun) dan juga dibarengi dengan mengangkat kedua tangan

30

Dalam mengangkat tangan diatur sebagai berikut ;

a. Untuk laki-laki

- Jari-jari tangan direnggangkan

- Lengan bagian atas dijauhkan dari dada

- Tangan diangkat sampai pergelangan tangan pas diatas pundak - Ibu jari kedua tangan hampir menyentuh daun telinga bagian bawah b. Untuk perempuan

- jari-jari tangan tidak terlalu direnggangkan

- lengan bagian atas ditempelkan pada dada samping

Dalam hal membaca takbirotul ihrom (Allahu Akbar) perlu diper-hatikan aturan-aturan sebagai berikut ;

- dalam membaca huruf lam jalalah tidak terlalu panjang - tidak boleh memanjangkan huruf ba‘nya lafadz Akbar - tidak boleh menambah satu hurufpun

- membaca takbirotul ihrom harus satu nafas tidak boleh berhenti diantar alafadz Allah dan Akbar walau sebentar

- dalam sholat berjama‘ah, imam membaca takbirotul ihrom dengan suara lantang/nyaring agar dapat didengar oleh makmum, sedang dalam sholat sendirian, cukup dibaca dengan suara yang dapat didengar telinga sendiri

4. Bersedekap

Setelah takbirotul ihrom dengan mengangkat kedua tangan lalu bersedekap dengan posisi tangan kanan memegang pergelangan tangan kiri dan diletakkan diantara perut dan dada atau tepatnya diatas pusar

Dalam keadaan bersedekap begini kemudian membaca : a. Do‘a iftitah :

do‘a iftitah ini dibaca dengan suara lirih baik sholat berjama‘ah maupun sendiri b. Membaca Ta‘awudz

31

c. Membaca surat Al Fatihah

Membaca surat Al Fatihah ini dimulai dari Basmalah

Dalam hal membaca Al Fatihah ini harus tartil, tidak boleh ada kesala-han sedikitpun sebab termasuk rukun sholat. Dan ketika sholat berjamaah Fatihah dibaca oleh Imam dengan suara keras.

Setelah membaca fatihah disunnahkan membaca AMIN. Ketika sholat berjamaah, AMIN dibaca oleh imam dan makmum dengan suara keras dan dianjurkan bersamaan antara imam dan makmum. Hal ini dimaksudkan mengikuti anjuran Nabi saw. ―Barangsiapa yang membaca amin dalam sho-lat berjamaah bersamaan amin-nya Imam, maka hukumnya sama dengan berbarengan dengan amin-nya para Malaikat.

d. Membaca Surat/Ayat Al Qur‘an

Dalam hal membaca surat/ayat Al Quran harus didahului membaca Bismillahirrohmanirrohim

4. Ruku‘ dan membaca tasbih

Setelah selesai membaca surat/ayat Al Quran membaca takbir intiqol (Al-lahu Akbar) dengan mengangkat kedua tangan seperti takbirotul ihrom dan ber-gerak menuju ruku‘ dengan membungkukkan badan membentuk sudut 90o

dengan telapak tangan memegangi lutut, setelah sempurna baru membaca tasbih :

32

5. I‘tidal dan membaca tasmi‘ :

Berikutnya setelah selesai membaca tasbih ruku‘, membaca tasmi‘

dibarengi dengan menggerakkan badan menuju berdiri, setelah te-gak baru mengangkat kedua tangan (seperti saat takbirotul ihrom) dan tumakni-nah sambil membaca :

Khusus sholat subuh dan sholat witir yang terakhir di bulan ramadlan di rakaat kedua setelah membaca tasmi‘ dilanjutkan membaca do‘a qunut sebagai beri-kut :

6. Sujud dan membaca tasbih

Setelah selesai membaca do‘a tasmi‘/qunut, membaca takbir intiqol sambil bergerak menuju sujud tanpa mengangkat kedua tangan dan sujud dengan tumakninah sambil membil membaca :

Ketentuan sujud, tujuh anggota sujud (dahi, dua lutut, dua telapak tangan dan ujung jari kaki) benar-benar menempel pada lantai dan ujung jari-jari kaki ditekan sedemikian rupa dengan ditekuk ke depan untuk menghadap ke kiblat 7. Duduk antara dua sujud

Setelah membaca tasbih sujud, membaca takbir intiqol (tanpa mengangkat kedua tangan) sambil bergerak menuju duduk.

Duduk diantara dua sujud ini disebut duduk Iftirosy yakni duduk dengan menggunakan kaki kiri sebagai bantalan duduk, sedang kaki kanan, tumitnya di

33

tegakkan, dijejakkan sedemikian rupa sambil jari-jari kaki ditekuk kedepan mengarah ke kiblat. Dalam keadaan duduk ini membaca :

8. Sujud yang kedua

Setelah membaca do‘a duduk diantara dua sujud, membaca takbir intiqol (tanpa mengangkat tangan) sambil bergerak menuju sujud yang kedua. Sujud dengan tumakninah dan membaca tasbih sebagaimana sujud yang pertama yai-tu ;

Setelah sujud kedua ini dilakukan, berarti sholat telah mendapat satu rakaat, untuk menginjak rakaat berikutnya, langsung bangkit dari duduk sambil mem-baca takbir intiqol (tanpa mengangkat kedua tangan) dan berdiri seperti semula mengulangi gerakan dan bacaan seperti dalam rakaat pertama.

Shalat yang dikerjakan lebih dari dua rakaat, seperti, sholat dhuhur, ashar, maghrib, dan isya‘ di tiap-tiap dua rakaat harus tasyahhud/tahiyat yang disebut tahiyat/tasyahhud awal. namun pada sholat yang hanya dua rakaat, setelah sujud yang ke dua rakaat ke dua langsung tasyahhud akhir.

9. Duduk Tasyahud /Tahiyat Awal :

Duduk tasyahud/tahiyat awal ini seperti duduk antara dua sujud/duduk if-tirosy. Setelah usai membaca tasbih sujud kedua rakaat ke dua, membaca takbir intiqol (tanpa mengangkat tangan) sambil bergerak untuk duduk dan duduklah dengan tumakninah.

Dalam hal duduk tasyahhud ini, posisi telapak tangan kiri menempel diatas lutut kiri dan jari jemarinya agak direnggangkan, serta ujung jari tidak melebihi lutut. Ini dimaksudkan agar ujung jari mengarah ke kiblat bukan kebawah.

Sedangkan telapak tangan kanan digenggamkan kecuali ibu jari dan telunjuk dibentuk sedemikian rupa menyerupai angka 5 dalam angka arab. Ujung jari te-lunjuk tidak melebihi ujung lutut. Setelah sempurna pada keadaan ini barulah membaca :

Sesampainya lafadz ― Allah ― pada kalimat telunjuk diangkat diarahkan ke kiblat. 10. Tasyahud /Tahiyat Akhir

34

Duduk tasyahud akhir ini disebut juga duduk tawarruk yaitu duduk dengan cara pantat diletakkan di lantai, sedang kaki kiri di masukkan dibawah kaki kanan yang tumitnya ditegakkan dengan jari-jari kaki kanan dijejakkan sedemikian rupa sehingga jari-jari kaki kanan tersebut mengarah ke kiblat.

Adapun cara bergerak dari sujud ke dua sama seperti gerakan menuju tasya-hud awal, termasuk juga posisi tangan kanan dan tangan kiri. Setelah sempurna dalam posisi ini, baru membaca doa tasyahud akhir. Do‘a tasyahud akhir juga sama seperti tasyahud awal hanya saja ditambah kalimat :

11. Membaca Salam pertama

Selesai tasyahud/tahiyat akhir, kemudian memalingkan ke kanan, seraya membaca salam sebagai berikut :

12. Membaca salam yang kedua berpaling ke kiri

Setelah berpaling ke kanan sambil membaca salam, kemudian disusul dengan me-malingkan wajah ke kiri seraya membaca salam pula sebagai berikut :

35

Pada setiap hari Kamis setelah shalat Magrib ditambah dengan membaca ayat kursi yai-tu setelah membaca : ―Allahumma antassalam ... ya dzal jalaali wal ikrom.

36

Wirid/do‘a-do‘a setelah sholat ini boleh ditambah menurut adat, kondisi, situasi dan kebiasaan masing-masing daerah, asal tambahan tersebut tidak bertentangan dengan syariat Islam.

--o0()0o--

Dalam dokumen Fiqih SMP - 7 (Halaman 29-36)