• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

B. Kajian Bimbingan Karir

1. Pengertian Bimbingan Karir

Bimbingan karir merupakan salah satu jenis bimbingan yang berusaha membantu siswa dalam memecahkan masalah karir untuk memperoleh penyesuaian diri yang sebaik-baiknya dengan masa depannya (BP3K dalam Ruslan A Gani 1996: 10). Sedangkan bimbingan karir menurut Winkel (dalam Elfi Mu’awanah dan Rifa Hidayah 2009: 83) ialah bimbingan dalam mempersiapkan diri menghadapi dunia pekerjaan, memilih lapangan pekerjaan atau jabatan profesi tertentu, serta membekali diri agar siap memangku jabatan yang telah dimasuki.

Berdasarkan pemaparan kedua ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa bimbingan karir adalah proses bantuan yang diberikan melalui berbagai cara dan bentuk layanan agar siswa mampu

41

memecahkan masalah karirnya serta membekali diri agar siap memasuki dunia kerja.

Pengertian bimbingan karir dijelaskan pula oleh Rochman Natawidjaja (dalam Ruslan A Gani 1996: 10) sebagai proses membantu seseorang untuk mengerti dan menerima gambaran tentang diri pribadi dan gambaran tentang dunia kerja di luar dirinya, mempertemukan gambaran tentang diri tersebut dengan dunia kerja itu, untuk pada akhirnya dapat memilih bidang pekerjaan, menyiapkan diri untuk bidang pekerjaan, memasuki bidang pekerjaan tertentu, dan membina karir dalam bidang tersebut. Menurut Anas Salahudin (2010: 116) bimbingan karir merupakan suatu proses bantuan yang diberikan kepada siswa melalui berbagai cara dan bentuk layanan agar ia mampu merencanakan karirnya dengan mantap, sesuai bakat, minat, dan kemampuan, pengetahuan dan kepribadian, serta faktor-faktor yang mendukung kemajuan dirinya. Faktor-faktor yang mendukung perkembangan diri tersebut, salah satunya yaitu informasi karir yang diperoleh siswa.

Dewa Ketut Sukardi (1984: 112) mengemukakan, pada dasarnya bimbingan karir mampu memberikan informasi-informasi karir terdiri dari fakta-fakta mengenai pekerjaan, jabatan, atau karir, dan bertujuan membantu individu memperoleh pandangan, pengertian, dan pemahaman tentang dunia kerja dan aspek-aspek dunia kerja.

42

Lebih lanjut dijelaskan bahwa informasi karir/jabatan meliputi fakta-fakta yang relevan dengan butir-butir berikut :

a. Potensi pekerjaan termasuk luasnya, komposisinya, faktor-faktor geografis, jenis kelamin, tingkat usia, dan besarnya kelompok industri.

b. Struktur kerja dan besarnya kelompok-kelompok kerja.

c. Ruang lingkup dunia kerja, meliputi pemahaman lapangan kerja, perubahan populasi permintaan dari masyarakat umum yang membaik dan perubahan teknologi.

d. Perundang-undangan peraturan atau perjanjian kerja.

e. Sumber-sumber informasi dalam rangka mengadakan studi yang berkaitan dengan pekerjaan.

f. Klasifikasi pekerjaan dan informasi pekerjaan. g. Pentingnya dan kritisnya pekerjaan.

h. Tugas-tugas nyata dari pekerjaan dan hakikat dari pekerjaan. i. Kualifikasi yang memaksa untuk bekerja dalam bermacam-macam

pekerjaan.

j. Pemenuhan kebutuhan untuk bermacam-macam pekerjaan.

k. Metode dalam memasuki pekerjaan dan meningkatkan prestasi kerja.

l. Pendapat dan bentuk-bentuk imbalan dari bermacam-macam pekerjaan.

m. Kondisi-kondisi kerja dalam berjenis-jenis pekerjaan.

n. Kriteria untuk penilaian terhadap materi informasi pekerjaan. o. Ciri-ciri khas tempat kerja.

Oleh karena itu, bimbingan karir dan konseling bagi siswa selain memberikan pemahaman mengenai diri, juga memberikan informasi yang meliputi kemampuan menentukan pilihan jenis karir dan menerapkan nilai-nilai hubungan industrial dalam lingkup dunia kerja atau ketenagakerjaan.

Bimbingan karir dipaparkan pula oleh Achmad Juntika Nurihsan dan Akur Sudianto (2005: 13) yang menjelaskan bahwa bimbingan karir sebagai upaya membantu siswa agar dapat mengenal dan memahami dirinya, mengenal dunia kerjanya, mengembangkan

43

masa depan sesuai dengan bentuk kehidupan yang diharapkannya, mampu menentukan dan mengambil keputusan secara tepat dan bertanggungjawab atas keputusan yang diambilnya sehingga siswa mampu mewujudkan dirinya secara bermakna. Inti yang diambil dari penjelasan ini yaitu bimbingan karir hanya memberikan bantuan dan nantinya semua keputusan diambil oleh siswa itu sendiri sehingga siswa mampu mewujudkan dirinya secara bermakna.

Dari penjelasan beberapa ahli diatas peneliti menyimpulkan bahwa, bimbingan karir adalah proses bantuan yang diberikan melalui berbagai cara dan bentuk layanan agar siswa mampu memecahkan masalah karirnya, membekali diri agar siap memasuki dunia kerja, serta memberikan bantuan dalam pemahaman diri siswa agar mampu memilih bidang pekerjaan yang sesuai dengan gambaran dirinya, sehingga siswa mampu mengambil keputusan sendiri dengan harapan siswa mampu mewujudkan dirinya secara bermakna.

2. Tujuan Bimbingan Karir

Bimbingan karir merupakan bagian dari keseluruhan layanan bimbingan dan konseling di sekolah. Maka sasaran dan tujuan bimbingan karir tidak lepas dari konsep dasar bimbingan dan konseling, yaitu membantu siswa untuk memahami potensi dirinya dan memahami lingkungannya. Sasaran materi layanan bimbingan dan konseling disekolah ini mengarahkan pada siswa sekolah menengah,

44

maka tujuan bimbingan karir juga mengacu pada kebutuhan dan keberadaan siswa sekolah menengah. Secara umum menurut Saring Marsudi, dkk (2003: 115) tujuan bimbingan karir di sekolah menengah adalah sebagai berikut :

a. Siswa dapat membedakan lebih rinci sifat-sifat kepribadiannya (kemampuan, bakat khusus, minat, nilai) dan mampu melihat perbedaannya dengan orang lain.

b. Siswa dapat membedakan antara beberapa daerah pekerjaan yang luas dalam pengertian:

1) Yang mungkin memberikan kepuasan potensinya.

2) Sifat pekerjaan dan tugas-tugas pekerjaan yang harus dilakukan.

3) Dampak masa depan dari perkembangan teknologi terhadap daerah pekerjaan tertentu.

4) Sumbangan yang berarti dari suatu daerah pekerjaan tertentu terhadap perkembangan masyarakat sekitarnya.

5) Tuntutan masa depan terhadap para pekerja dalam dunia pekerjaan tertentu.

c. Siswa dapat membedakan bermacam-macam dunia pendidikan yang tersedia yang dapat memberikan latihan persiapan untuk pekerjaan mendatang.

d. Siswa mampu mengidentifikasikan keputusan mendatang yang harus ia putuskan, dengan maksud untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang berbeda.

e. Siswa dapat memilih pekerjaan dari lingkup pekerjaan yang luas dan mempelajarinya secara mendalam.

f. Siswa dapat membedakan di antara banyak pekerjaan dalam pengertian :

1) Sejumlah jenis pendidikan yang dibutuhkan untuk persiapan memasuki dunia pekerjaan.

2) Isi, alat, letak, produksi, atau pelayanan pekerjaan-pekerjaan itu.

3) Nilai pekerjaan itu bagi masyarakat.

g. Siswa dapat memilih atau menyelesaikan pendidikan atau latihan dengan dasar pemilihan karirnya.

Sedangkan secara umum, menurut Anas Salahudin (2010: 117) tujuan bimbingan karir dan konseling adalah sebagai berikut :

a. Memiliki pemahaman diri (kemampuan, minat, dan kepribadian) yang terkait dengan pekerjaan.

45

b. Memiliki pengetahuan mengenai dunia kerja dan informasi karir yang menunjang kematangan kompetensi kerja.

c. Memiliki sikap positif terhadap dunia kerja.

d. Memahami relevansi kompetensi belajar (kemampuan menguasai pelajaran) dengan persyaratan keahlian atau ketrampilan bidang pekerjaan yang menjadi cita-cita karirnya masa depan.

e. Memiliki kemampuan untuk membentuk identitas karir, dengan cara mengenali ciri-ciri pekerjaan, kemampuan (persyaratan) yang dituntut, lingkungan sosiopsikologi pekerjaan, prospek kerja, dan kesejahteraan kerja.

f. Memiliki kemampuan merencanakan masa depan, yaitu merancang kehidupan secara rasional untuk memperoleh peran-peran yang sesuai dengan minat, kemampuan, dan kondisi kehidupan sosial ekonomi.

g. Mengenal ketrampilan, minat, bakat.

h. Memiliki kemampuan atau kematangan untuk mengambil keputusan karir.

i. Memiliki kemampuan untuk menciptakan suasana hubungan industrial yang harmonis, dinamis, berkeadilan, dan bermartabat.

Selain itu menurut Ruslan A Gani (1996: 12) tujuan bimbingan karir adalah :

a. Dapat menilai dan memahami dirinya terutama mengenai potensi-potensi dasar, minat, sikap, dan kecakapan.

b. Mempelajari dan mengetahui tingkat kepuasan yang mungkin dapat dicapai dari suatu pekerjaan.

c. Mengetahui dan mempelajari berbagai jenis pekerjaan yang berhubungan dengan potensi dan minatnya.

d. Memiliki sikap yang positif dan sehat terhadap dunia kerja, artinya siswa dapat memberikan penghargaan yang wajar terhadap setiap jenis pekerjaan.

e. Memperoleh pengarahan mengenai semua jenis pekerjaan yang ada di lingkungannya.

f. Mempelajari dan mengetahui jenis-jenis pendidikan atau latihan yang diperlukan untuk suatu pekerjaan tertentu.

g. Dapat memberikan penilaian pekerjaan secara tepat.

h. Sadar dan akan memahami nilai-nilai yang ada pada dirinya dan pada masyarakat.

i. Dapat menemukan hambatan-hambatan yang ada pada diri dan lingkungannya, dan dapat mengatasi hambatan-hambatan tersebut. j. Akan sadar tentang kebutuhan masyarakat dan negaranya yang

46

k. Dapat merencanakan masa depannya sehingga dia dapat menemukan karir dan kehidupannya yang serasi.

Menurut Tohirin (2011: 134) tujuan pelayanan bimbingan karir di sekolah adalah :

a. Agar siswa memperoleh informasi tentang karir atau jabatan atau profesi tertentu.

b. Agar siswa memperoleh pemahaman tentang karir atau pekerjaan atau profesi tertentu secara benar.

c. Agar siswa mampu merencanakan dan membuat pilihan-pilihan karir tertentu kelak setelah selesai dari pendidikan.

d. Agar siswa mampu menyesuaikan diri dengan karir yang akan dipilihnya kelak.

e. Agar siswa mampu mengembangkan karir setelah selesai dari pendidikannya.

Berdasarkan pemaparan para ahli diatas maka sasaran dan tujuan bimbingan karir adalah memberikan informasi-informasi seputar pekerjaan maupun karir agar pada akhirnya siswa mampu mengambil keputusan yang berhubungan dengan karir atau pekerjan. Keputusan tersebut menyangkut persyaratan pendidikan/latihan yang diperlukan dan pilihan karir atau pekerjaan.

3. Metode Bimbingan Karir

Metode yang dimaksud disini yaitu bagaimana cara penyampaian dan cara penyajian bimbingan karir tersebut. Menurut Ruslan A Gani (1996: 14) selain metode-metode yang sudah dikenal seperti ceramah, tanya jawab, tugas, demontrasi dan sebagainya. Adapula metode penyampaian yang baru dikenal, antara lain sistem

47

modul, inquery-discovery, expository, mastery learning, (Humanistic Education), dsb. Namun sebenarnya hal ini merupakan sistem belajar mengajar yang tidak dapat/tidak terlepas dari metode-metode penyampaian diatas.

Salah satu metode penyampaian yang baru dan digunakan untuk penelitian kali ini adalah metode mind mapping. Menurut Arika Noormala Sari, Farida Hidayati, dan Hastaning Sakti (2010: 11) mind mapping adalah cara mencatat yang efektif dan efisien dengan cara memetakan pikiran individu terhadap suatu ide terpenting (pusat mind map), yang berisi pikiran-pikiran utama dalam proses pemikiran individu, pikiran-pikiran sekunder, dan disertai bentuk-bentuk khusus yang mewakili area-area yang menarik atau ide-ide menarik tertentu, yang dibuat untuk keperluan pribadi.

Khusus dalam penyampaian bimbingan karir bagi para siswa, dalam teknik layanan bimbingan dikenal dengan istilah bimbingan kelompok yang mengandung arti sebagai proses bantuan yang diberikan kepada siswa dengan/melalui situasi kelompok. Penyajian ini dipilih atas dasar, bahwa:

a. Masalah karir merupakan masalah umum bagi para siswa. Dengan penyelenggaraan bimbingan kelompok ini memberikan kemungkinan kesempatan pada siswa untuk memperoleh self direction dan self understanding serta pengembangan rencana di masa depan.

48

b. Dalam bimbingan kelompok ini dapat memilih di antara tiga bentuk, yaitu bimbingan kelompok yang bersifat informatif, aktivitas kelompok, atau penyembuhan.

c. Hasil bimbingan kelompok ini merupakan bahan dalam bimbingan individual atau penyuluhan, khususnya penyuluhan karir.

Oleh karena itu metode mind mapping dapat digunakan dalam bimbingan karir dengan teknik layanan bimbingan kelompok, karena metode mind mapping dalam penelitian kali ini akan digunakan oleh satu kelas yang siswanya memiliki motivasi berwirausaha rendah.

4. Penerapan Metode Mind Mapping pada Bimbingan Karir

Bimbingan karir menurut peneliti adalah proses bantuan yang diberikan melalui berbagai cara dan bentuk layanan agar siswa mampu memecahkan masalah karirnya, membekali diri agar siap memasuki dunia kerja, serta memberikan bantuan dalam pemahaman diri siswa agar mampu memilih bidang pekerjaan yang sesuai dengan gambaran dirinya, sehingga siswa mampu mengambil keputusan sendiri dengan harapan siswa mampu mewujudkan dirinya secara bermakna. Adapun inti dari tujuan bimbingan karir adalah memberikan informasi-informasi seputar pekerjaan maupun karir agar pada akhirnya siswa mampu mengambil keputusan yang berhubungan dengan karir atau pekerjan. Sesuai dengan penelitian kali ini, peneliti ingin memberikan informasi salah satu jenis pekerjaan yaitu wirausaha. Pekerjaan ini

49

dirasa bisa menjadi salah satu alternatif pekerjaan di masa mendatang bagi para siswa.

Menurut Bimo Walgito (2004: 198) kegitan bimbingan karir dapat dilaksanakan secara instruksional. Dengan demikian bimbingan karir tidak dilaksanakan secara khusus, tetapi dipadukan dengan kegiatan belajar mengajar. Sehubungan dengan hal ini setiap guru dapat memberikan bimbingan karir pada saat memberikan pelajaran yang berhubungan dengan suatu karir tertentu. Didukung pula oleh pendapat Sunaryo Kartadinata, dkk (2007: 207) yang menyatakan kegiatan berkolaborasi dengan guru mata pelajaran merupakan salah satu program bimbingan yang akan berjalan secara efektif apabila didukung oleh semua pihak, yang dalam hal ini khususnya para guru mata pelajaran.

Dari penjabaran teori diatas maka layanan bimbingan karir yang didukung kolaborasi dengan guru mata pelajaran dalam materi kewirausahaan sesuai untuk meningkatkan motivasi berwirausaha

Dalam penyelenggaraan bimbingan karir agar lebih efektif dan menarik peneliti menggunakan metode mind mapping yang dirasa dapat meningkatkan motivasi berwirausaha siswa. Hasil penelitian Arika Noormala Sari, Farida Hidayati, dan Hastaning Sakti (2010: 3) memaparkan bahwa subjek yang mendapatkan perlakuan berupa metode mind mapping memiliki kecenderungan atau ketertarikan yang lebih tinggi terhadap kegiatan berwirausaha dibandingkan subjek yang

50

tidak mendapatkan perlakuan. Selain itu dipaparkan pula oleh Agung Aji Tapantoko dalam skripsinya yang berjudul Penggunaan Metode Mind Mapping (Peta Pikiran) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 4 Depok bahwa metode mind mapping berhasil meningkatkan motivasi siswa dalam belajar. Oleh karena itu tidak menutup kemungkinan dalam penelitian kali ini, metode mind mapping dapat pula meningkatkan motivasi siswa dalam berwirausaha.

C. Teknik Mind Mapping Tentang Peluang Usaha

Dokumen terkait