• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN MOTIVASI BERWIRAUSAHA MELALUI METODE MIND MAPPING TENTANG PELUANG USAHA PADA SISWA KELAS X JURUSAN KULINER DI SMK BUDI MULIA DUA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN MOTIVASI BERWIRAUSAHA MELALUI METODE MIND MAPPING TENTANG PELUANG USAHA PADA SISWA KELAS X JURUSAN KULINER DI SMK BUDI MULIA DUA."

Copied!
216
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN MOTIVASI BERWIRAUSAHA MELALUI METODE MIND MAPPING TENTANG PELUANG USAHA PADA SISWA KELAS X

JURUSAN KULINER DI SMK BUDI MULIA DUA

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Isnain Septiani Dhamayanti NIM 09104241027

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

(2)

ii

(3)
(4)
(5)

v MOTTO

Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan ~QS. Al-Alaq: 1~

You don't have to be rich to achieve your potential and success (Anda tidak perlu menjadi kaya untuk mencapai potensi dan kesuksesan)

~Marry Riana~

At the first you make habbits, at the last last habbits make you

(Pada awalnya Anda yang membuat kebiasaan, dan pada akhirnya kebiasaanlah yang akan membuat / membentuk Anda)

(6)

vi

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk :

1. Kedua orang tua tercinta (Ayah dan Ibu) yang tak henti-hentinya mendoakan dan selalu memberi motivasi.

2. Keluarga besarku yang selalu memberi semangat dan doa demi keberhasilanku.

3. Dosen yang telah mengajarkan segala macam ilmu untuk bekal masa depanku. 4. Sahabat-sahabatku yang selalu mendukungku dari dulu Sasa, Fafa, dan Rara. 5. Orang yang selalu memberiku semangat dan selalu membantu saya Anggun

Budiyawan.

(7)

vii

PENINGKATAN MOTIVASI BERWIRAUSAHA MELALUI METODE

MIND MAPPING TENTANG PELUANG USAHA PADA SISWA KELAS X JURUSAN KULINER DI SMK BUDI MULIA DUA

Oleh

Isnain Septiani Dhamayanti NIM 09104241027

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi berwirausaha melalui metode mind mapping pada siswa kelas X SMK Budi Mulia Dua Yogyakarta.

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan subyek penelitian siswa kelas X jurusan kuliner SMK Budi Mulia Dua Yogyakarta yang berjumlah 12 siswa. Subyek penelitian ini ditentukan dengan teknik purposive. Penelitian ini dilakukan secara kolaborasi antara peneliti dan guru matapelajaran. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah skala dan observasi. Instrument yang digunakan adalah skala motivasi berwirausaha dan pedoman observasi. Reliabilitas skala motivasi berwirausaha sebesar 0,918 artinya memiliki reliabilitas yang tinggi. Penelitian ini terdiri dari dua siklus yang setiap siklusnya terdiri dalam dua tindakan. Siklus I yaitu pembuatan mind mapping peluang usaha, sedangkan siklus II yaitu merancang peluang usaha dengan bantuan lembar kerja dan mind mapping. Analisis data menggunakan analisis deskriptif kuantitatif.

Hasil penelitian menunjukan bahwa : (1) Kondisi awal motivasi berwirausaha siswa kelas X jurusan kuliner SMK Budi Mulia Dua Yogyakarta tergolong rendah. Kondisi ini dibuktikan dari hasil pre-test dengan skor rata-rata motivasi berwirausaha 94 dan dikategorisasikan motivasi berwirausaha rendah, (2) Motivasi berwirausaha siswa dapat ditingkatkan melalui metode mind mapping. Dilihat dari hasil data kuantitatif rata-rata skor pre-test yaitu 94 dan meningkat 48.26% sebanyak 45 skor sehingga rata-rata skor pada post-test I menjadi 139. Selanjutnya rata-rata skor siswa meningkat lagi 18.68% sebanyak 23,5 skor sehingga rata-rata skor pada post-test II meningkat menjadi 162,5. (3) Observasi pada saat pemberian tindakan untuk peningkatan motivasi berwirausaha siswa menunjukkan antusias tinggi dalam metode mind mapping dari siklus I dan siklus II.

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam yang telah melimpahkan rahmat serta karunia-Nya, sehingga skripsi ini dapat penulis selesaikan. Skripsi yang berjudul “Peningkatan Motivasi Berwirausaha Melalui Metode Mind Mapping Tentang Peluang Usaha Pada Siswa Kelas X Jurusan Kuliner Di SMK Budi Mulia Dua”, merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis tidak terlepas dari bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, melalui kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Bapak Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan izin penelitian.

2. Bapak Fathur Rahman, M. Si. Ketua Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan yang sekaligus merupakan pembimbing skripsi II yang telah memberikan waktu, pikiran, dan tenaga untuk membimbing dan mengarahkan saya dalam penyusunan skripsi ini.

3. Bapak Sugihartono, M. Pd. selaku pembimbing skripsi I yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing dan mengarahkan dalam penyusunan skripsi ini.

4. Semua dosen Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan yang selama ini telah memberikan ilmu yang bermanfaat pada penulis.

5. Seluruh guru-guru SMK Budi Mulia Dua Yogyakarta yang telah memberikan ijin sehingga penulis dapat melakukan penelitian di SMK Budi Mulia Dua Yogyakarta.

6. Siswa-siswi SMK Budi Mulia Dua Yogyakarta atas kerjasamanya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

(9)
(10)

x

B. Identifikasi Masalah……… 11

C. Batasan Masalah………..……….... 12 A. Kajian tentang Motivasi Berwirausaha... 15

1. Pengertian Motivasi... 15

2. Pengertian Kewirausahaan... 18

3. Karakteristik Kewirausahaan... 20

4. Manfaat Berwirausaha... 25

(11)

xi

6. Faktor Penyebab Kegagalan dan Keberhasilan Berwirausaha... 29

7. Pengertian Motivasi Berwirausaha... 34

B. Kajian Bimbingan Karir... 40

1. Pengertian Bimbingan Karir... 40

2. Tujuan Bimbingan Karir... 43

3. Metode Bimbingan Karir... 46

4. Penerapan Metode Mind Mapping pada Bimbingan Karir... 48

C. Teknik Mind Mapping tentang Peluang Usaha... 50

1. Pengertian Mind Mapping... 50

2. Keuntungan Mind Mapping... 52

3. Kegunaan Mind Mapping... 53

4. Langkah-langkah Membuat Mind Mapping... 54

5. Peluang Usaha... 55

D. Peningkatan Motivasi Berwirausaha melalui Metode Mind Mapping tentang Peluang Usaha... 60

E. Hipotesis Tindakan... 62

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian……….. 63

B. Subyek Penelitian ... 64

C. Tempat dan Waktu Penelitian.……… 65

D. Desain Penelitian………... 65

E. Teknik Pengumpulan Data... 71

F. Instrumen Penelitian... 73

1. Skala Motivasi Berwirausaha... 73

2. Pedoman Observasi... 78

G. Uji Validitas Dan Reliabilitas Instrumen..………... 80

1. Uji Validitas Instrumen.………... 80

2. Uji Reliabilitas Instrumen..………... 82

H. Teknik Analisis Data………... 84

(12)

xii

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi dan Waktu Penelitian... 88

1. Deskripsi Lokasi Penelitian……….. 88

2. Deskripsi Waktu Penelitian... 89

B. Deskripsi Subjek Penelitian ………... 89

C. Deskripsi Langkah Sebelum Pelaksanaan Tindakan………... 91

D. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan... 93

1. Kondisi Awal...……….. 93

2. Perencanaan...………... 94

3. Pelaksanaan Tindakan...………... 95

a. Siklus I... 95

b. Siklus II... 108

c. Observasi... 121

E. Deskripsi Hasil Pelaksanaan Tindakan... 123

1. Hasil Skala Motivasi Berwirausaha... 123

2. Refleksi dan Evaluasi………... 131

F. Pembahasan Hasil Penelitian………...………... 133

G. Keterbatasan Penelitian………... 137

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan...………... 139

B. Saran...………... 140

DAFTAR PUSTAKA... 142

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

hal

Tabel 1. Penggunaan Otak pada Mind Mapping………... 51

Tabel 2. Kisi-kisi Skala Motivasi Berwirausaha…..………... 76

Tabel 3. Jawaban dan Skor Skala Motivasi Berwirausaha... 78

Tabel 4. Kisi-kisi Pedoman Observasi Guru………... 78

Tabel 5. Kisi-kisi Pedoman Observasi Siswa………... 79

Tabel 6. Rumusan Kategori Skala Motivasi Berwirausaha…... 85

Tabel 7. Kategorisasi Skala Motivasi Berwirausaha... 86

Tabel 8. Subyek Penelitian... 90

Tabel 9. Hasil Pre-Test Subyek Penelitian... 92

Tabel 10. Hasil Presentase Pre-test... 93

Tabel 11. Perbandingan Hasil Pre-Test dengan Hasil Post-Test I... 106

Tabel 12. Perbandingan Hasil Post-Test I dengan Hasil Post-Test II... 119

Tabel 13. Skor Motivasi Berwirausaha Sebelum dan Sesudah Tindakan…... 123

(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

hal

Lampiran 1. Skala Motivasi Berwirausaha Sebelum Uji Coba..……… 146

Lampiran 2. Angket Ahli Materi untuk Instrumen Motivasi Berwirausaha Siswa. 150 Lampiran 3. Skala Motivasi Berwirausaha Setelah Uji Coba……… 157

Lampiran 4. Data Uji Coba Instrument Skala Motivasi Berwirausaha... 161

Lampiran 5. Uji Reliabilitas Skala Motivasi Berwirausaha... 162

Lampiran 6. Satuan Layanan Bimbingan dan Konseling………... 163

Lampiran 7. Lembar Kerja Siswa ….………. 179

Lampiran 8. Hasil Observasi Guru..………... 181

Lampiran 9. Hasil Observasi Siswa...……… 185

Lampiran 10. Data Hasil Skor Pre-Test..………. 193

Lampiran 11. Data Hasil Skor Post-Test I ……….. 194

Lampiran 12. Data Hasil Skor Post-Test II…...………... 195

Lampiran 13. Foto-foto Kegiatan Penelitian…...………. 196

Lampiran 14. Surat Ijin Penelitian Fakultas Ilmu Pendidikan…..…………... 199

Lampiran 15. Surat Ijin Penelitian Bapeda Sleman.……… 200

(16)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Setiap manusia bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai keinginan dalam hidupnya. Dalam mencapai tujuan tersebut manusia perlu berjuang dengan cara bekerja. Namun pada kenyataannya lapangan pekerjaan yang tidak memadai dengan jumlah penduduk usia produktif masih menjadi permasalahan penting yang ada di Indonesia. Ketidakseimbangan lapangan pekerjaan dengan pencari kerja menyebabkan banyaknya pengangguran di Indonesia.

Permasalahan pengangguran di Indonesia memang selalu menjadi prioritas pemerintah Indonesia, tetapi faktanya angka pengangguran tersebut masih sulit untuk dikurangi. Hal tersebut dapat dilihat dari data Badan Pusat Statistik (BPS) edisi Februari 2014 yang menunjukkan bahwa tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Indonesia pada Agustus 2013 mencapai 6,25 persen, mengalami peningkatan dibanding TPT Februari 2013 sebesar 5,92 persen dan TPT Agustus 2012 sebesar 6,14 persen. Pada Agustus 2013, jumlah pengangguran mencapai 7,39 juta orang, mengalami kenaikan sebanyak 150 ribu orang jika dibandingkan Agustus 2012.

(17)

2

kecuali pada tingkat pendidikan Sekolah Menengah Atas dan Sekolah Menengah Kejuruan.

Sehubungan dengan fenomena pengangguran tersebut, salah satu permasalahan ketenagakerjaan yang saat ini sedang dihadapi Negara Indonesia yaitu besarnya angka pengangguran terdidik. Pengangguran terdidik adalah sekelompok orang yang mempunyai kualifikasi lulusan pendidikan yang cukup, tetapi masih belum memiliki pekerjaan. Penyebab utama terjadinya pengangguran terdidik adalah kurang selarasnya perencanaan pembangunan pendidikan dengan perkembangan lapangan kerja, sehingga lulusan berbagai institusi pendidikan tidak terserap oleh lapangan kerja. Dengan menganalisis tingginya angka pengangguran tersebut, perubahan mindset dari job seeker/pencari kerja menjadi job maker/pencipta kerja atau yang sering kita sebut dengan

wirausaha/entrepreneur menjadi sebuah keharusan.

(18)

3

menumbuhkan karakter wirausaha adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

Sekolah menengah kejuruan (SMK) adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP, MTs, atau bentuk lain yang sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama/setara SMP/MTs. SMK sering disebut juga STM (Sekolah Teknik Menengah). Di SMK terdapat banyak Program Keahlian yang dapat mengembangkan ketrampilan peserta didiknya secara maksimal.

Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional nomor 20 tahun 2003, pasal 15 dijelaskan bahwa:

Pendidikan umum merupakan pendidikan dasar dan menengah yang mengutamakan perluasan pengetahuan yang diperlukan oleh peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu.

Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan secara khusus menjelaskan tujuan Sekolah Menengah Kejuruan antara lain:

(19)

4

Tujuan SMK di atas dapat disimpulkan bahwa SMK mempersiapkan peserta didiknya untuk mampu menjadi tenaga mandiri yang kompeten dalam bidangnya, SMK membekali para siswanya untuk bekerja secara mandiri atau menjadi wirausaha sesuai kompetensi yang dipilihnya dan tentu saja dapat bersaing di dunia global. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, maka sekolah perlu mengadakan berbagai program untuk mendukung mengarahkan ketertarikan siswa pada hal-hal yang berhubungan dengan wirausaha. Salah satu usaha untuk mewujudkan hal tersebut adalah dengan memberikan program Bimbingan dan Konseling dalam bidang karir kepada siswa agar memiliki gambaran masa depan tentang karirnya dalam bidang kewirausahaan.

(20)

5

positif dan merupakan usaha yang sangat berarti dalam membentuk tenaga kerja masa depan. Oleh karena itu bimbingan karir sangat diperlukan dalam memberikan motivasi dan mengenalkan dunia kerja khususnya dunia wirausaha kepada siswa.

Menurut Kemendiknas 2010 (dalam Sujinah, 2012: 48)

Kewirausahaan adalah suatu sikap, jiwa dan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru yang sangat bernilai dan berguna, baik bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain. Kewirausahaan ini merupakan sikap mental dan jiwa yang selalu positif dan kreatif, berdaya, bercipta, berkarya, bersahaja dalam rangka meningkatkan pendapatan atas kegiatan usahanya. Sementara wirausaha adalah orang yang terampil memanfaatkan peluang dalam mengembangkan usahanya dengan tujuan untuk meningkatkan kehidupannya.

(21)

6

Pengembangan kewirausahaan di generasi muda merupakan keharusan untuk membuat Indonesia lebih maju dan mandiri. Adapun syarat dari negara maju salah satunya adalah memiliki jumlah wirausaha minimal 2% dari total populasi. Dibandingkan dengan negara-negara lain, perkembangan kewirausahaan di Indonesia masih sangat kurang. Sebagai pembanding, kewirausahaan di Amerika Serikat tercatat mencapai 11% dari total penduduknya, Singapura sebanyak 7%, dan Malaysia sebanyak 5%. Jadi, pengembangan SDM dengan kompetisi semacam ini dari para generasi muda tepat dan relevan untuk membibitkan para pelajar agar menjadi wirausaha dan menciptakan lapangan kerja (Tempo, 15 September 2013).

Pelajar merupakan remaja yang memiliki tugas perkembangan yang perlu dilalui. Menurut Havigurst dalam Hurlock (1980: 10) tugas perkembangan remaja adalah mencapai kemandirian emosional serta mempersiapkan karir ekonominya. Salah satu karir yang dapat dipersiapkan sejak dini adalah berwirausaha. Berwirausaha merupakan salah satu jalan keluar untuk mengatasi kesulitan mencari pekerjaan. Tidak tertutup kemungkinan seseorang yang menjalankan wirausaha akan membuat lapangan pekerjaan baru yang sangat diharapkan oleh para pencari kerja.

(22)

7

berwirausaha yang tinggi. Sedangkan motivasi berwirausaha sendiri menurut Herawaty (dalam Andwiani Sinarasri dan Ayu Noviani Hanum, 2012: 344) adalah perhatian, kesenangan dan kemauan seseorang untuk melakukan kegiatan usaha yang mandiri berdasar pada kemampuan, kekuatan dan ketrampilan yang dimiliki.

(23)

8

pengetahuan dan memotivasi dalam berwirausaha pada siswa SMK Budi Mulia Dua. Salah satu materi dalam matapelajaran tersebut memberikan materi-materi tentang kewirausahaan. Namun dalam kenyataannya motivasi siswa dalam berwirausaha masih sangat rendah.

Wali kelas tersebut juga mengemukakan bahwa sebagian besar siswa kelas X jurusan kuliner SMK Budi Mulia Dua adalah anak dari keluarga menengah keatas sehingga hampir sebagian besar siswa betujuan untuk melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi. Hal tersebut memperlihatkan minat untuk menjadi wirausaha setelah lulus SMK tergolong rendah. Hal tersebut diperkuat dengan hasil wawancara terhadap siswa kelas kuliner tentang cita-cita yang ingin diraih. Dari wawancara tersebut hanya tiga siswa yang bercita-cita menjadi wirausaha, dan sisanya bercita-cita sebagai pegawai atau chef disebuah restoran atau hotel.

Peneliti juga melakukan observasi terkait proses pembelajaran di kelas X jurusan kuliner SMK Budi Mulia Dua dalam matapelajaran Bussiness and Social Science. Dalam proses belajar mengajar tersebut

(24)

9

tentang materi-materi wirausaha yang selama ini diajarkan. Maka dari itu guru perlu menerapkan metode pembelajaran yang lain agar siswa dapat termotivasi dalam berwirausaha.

Dalam proses belajar mengajar penggunaan metode pembelajaran yang tepat, sangat menentukan keberhasilan belajar siswa. Penggunaan metode pembelajaran yang tepat, dapat mengembangkan potensi yang tersimpan dalam dirinya, sehingga mereka akan lebih termotivasi untuk berwirausaha. Dalam pembelajaran siswa akan lebih termotivasi jika apa yang dipelajarinya menarik perhatiannya, relevan dengan kebutuhan siswa, menyebabkan mereka puas, dan menambah kepercayaan dirinya.

Salah satu metode yang diduga mampu membuat suasana pembelajaran yang menarik, memotivasi siswa dan menyenangkan adalah mind mapping (peta pikiran). Menurun Iwan Sugiarto (2004: 75) mind

mapping merupakan suatu metode pembelajaran yang sangat baik

(25)

10

mengingat fakta, angka, dan rumus dengan mudah; meningkatkan motivasi dan konsentrasi; mengingat dan menghafal menjadi lebih cepat.

Beberapa penelitian tentang metode mind mapping antara lain penelitian dari Hadi Wahyanto dengan judul “Penggunaan Metode Mind Mapping untuk Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran Chasis Di SMK

1 Sedayu 2011 (Tek. Otomotif)” , penerapan pembelajaran dengan metode mind mapping ternyata dapat meningkatkan aktivitas positif siswa,

pembelajaran tersebut juga lebih efektif digunakan sehingga siswa cepat beradaptasi karena aktivitas positif meningkat terutama dalam berdiskusi, mencatat, dan bertanya, selain itu pembelajaran menggunakan metode mind mapping dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan

(26)

11

Terkait hasil penelitian dan pernyataan diatas tentang metode mind mapping, maka metode mind mapping untuk meningkatkan motivasi

berwirausaha ini belum teraplikasikan di SMK Budi Mulia Dua Yogyakarta. Adanya penerapan metode mind mapping ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi berwirausaha siswa kelas X jurusan kuliner SMK Budi Mulia Dua Yogyakarta.

Berdasarkan data tentang banyaknya pengangguran dari tingkat pendidikan SMK di Indonesia dan rendahnya motivasi berwirausaha pada siswa kelas X jurusan kuliner SMK Budi Mulia Dua, maka penelitian ini dimaksudkan untuk berupaya mengkaji tentang peningkatan motivasi berwirausaha melalui metode mind mapping tentang peluang usaha pada siswa kelas X jurusan kuliner di SMK Budi Mulia Dua.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka identifikasi masalah yang dapat dikemukakan sebagai berikut :

1. Banyaknya jumlah pengangguran terdidik di Indonesia.

2. Lulusan SMK menduduki urutan pertama jumlah pengangguran terbanyak di Indonesia.

3. Kurangnya wirausaha di Indonesia.

(27)

12

5. Metode pembelajaran yang monoton pada pembelajaran kewirausahaan sehingga menyebabkan siswa kurang antusias mengikuti pelajaran tersebut.

6. Belum diterapkannya metode mind mapping untuk meningkatkan motivasi berwirausaha di SMK Budi Mulia Dua.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah yang telah dijabarkan oleh peneliti, maka peneliti membatasi penelitian ini hanya pada poin ke-4, ke-5, dan ke-6, yaitu rendahnya motivasi berwirausaha pada siswa kelas X jurusan kuliner di SMK Budi Mulia, metode pembelajaran yang monoton pada pembelajaran kewirausahaan sehingga menyebabkan siswa kurang antusias mengikuti pelajaran tersebut, dan belum diterapkannya metode mind mapping untuk meningkatkan motivasi berwirausaha di SMK Budi Mulia Dua.

D. Rumusan Masalah

(28)

13 E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang ada dalam penelitian ini, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana meningkatkan motivasi berwirausaha siswa kelas X jurusan kuliner SMK Budi Mulia Dua dengan penerapan metode mind mapping pada materi peluang usaha.

F. Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini, manfaat yang dapat diambil sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini bermanfaat untuk mengembangkan ilmu pengetahuan serta dapat memberikan kontribusi terhadap teori pembelajaran yang melandasi penelitian ini.

2. Manfaat Praktis a. Bagi siswa

Penelitian ini dapat meningkatkan motivasi berwirausaha peserta didik sehingga dapat membantu mereka dalam kehidupan karir mereka nantinya.

b. Bagi Guru

(29)

14 c. Bagi Peneliti

(30)

15 BAB II KAJIAN TEORI A. Motivasi Berwirausaha

1. Pengertian Motivasi

Motivasi merupakan proses psikologi yang mendasar, dan merupakan salah satu unsur yang dapat menjelaskan perilaku seseorang. Motivasi berhubungan dengan dorongan atau kekuatan yang berada dalam diri manusia. Motivasi berada dalam diri manusia yang tidak terlihat dari luar. Dalam pengertian tersebut motivasi adalah kekuatan atau dorongan yang berada dalam diri seseorang yang dapat menjelaskan perilaku seseorang (Yuyus Suryana dan Kartib Bayu, 2011: 98).

(31)

16

adalah kekuatan atau dorongan yang berada dalam diri seseorang yang menyebabkan seseorang melakukan suatu perbuatan sehingga mencapai suatu hasil atau tujuan tertentu.

Menurut Walgito (dalam Refal Di Zetta, Rina Mariana, dan Isna Asyri Syahrina, 2012: 2) motif tidak berdiri sendiri, tetapi saling berkaitan dengan faktor-faktor lain, baik faktor eksternal maupun faktor internal. Hal-hal yang mempengaruhi motif tersebut disebut dengan motivasi. Sesuai dengan pendapat Djamarah (dalam dalam Refal Di Zetta, Rina Mariana, dan Isna Asyri Syahrina, 2012: 3) yang menjelaskan bahwa motivasi terdiri dari :

a. Motivasi intrinsik

Motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Motivasi intrinsik datang dari hati sanubari umumnya karena kesadaran. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi intrinsik yaitu kebutuhan, harapan, dan minat.

b. Motivasi ekstrinsik

(32)

17

(33)

18 2. Pengertian Kewirausahaan

Menurut John J. Kao (dalam Leonardus Saiman 2009: 41) kewirausahaan adalah usaha untuk menciptakan nilai melalui pengenalan kesempatan bisnis, manajemen pengambilan risiko yang tepat, dan melalui ketrampilan komunikasi dan manajemen untuk memobilisasi manusia, uang, dan bahan-bahan baku atau sumber daya lain yang diperlukan untuk menghasilkan proyek supaya terlaksana dengan baik. Berdasarkan pengertian ini dapat disimpulkan bahwa kewirausahaan memiliki empat aspek penting yaitu pengenalan kesempatan bisnis, manajemen pengambilan risiko yang tepat, ketrampilan komunikasi dan manajemen untuk memobilisasi sumber daya.

Kewirausahaan adalah ilmu, seni maupun perilaku, sifat, ciri dan watak seseorang yang memiliki kemampuan dalam mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia nyata secara kreatif (R. Heru Kristanto, 2009: 3). Pengertian ini menjelaskan bahwa kewirausahaan bukan hanya sekedar menciptakan produk, tetapi merupakan ilmu, seni maupun perilaku, sifat, ciri, dan watak seseorang untuk menciptakan produk nyata.

(34)

19

kesejahteraan individu dan nilai tambah bagi masyarakat. Menurut pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa kewirausahaan merupakan proses penciptaan sesuatu yang baru (kreasi baru) dan membuat sesuatu yang berbeda dari yang telah ada (inovasi).

Menurut Instruksi Presiden RI No. 4 Tahun 1995 (dalam Abas Sunarya, Sudaryono, dan Asep Saefullah, 2011: 35) dijelaskan bahwa : Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku, dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha dan atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan, menerapkan cara kerja, teknologi, dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan lebih besar.

Berdasarkan Instruksi Presiden tersebut maka kewirausahaan lebih mengarah pada kemampuan individu dalam menangani usaha untuk memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan lebih besar.

(35)

20 3. Karakteristik Kewirausahaan

Karakter sangat penting dalam kewirausahaan karena merupakan fondasi bagi kecerdasan dan pengetahuan seorang wirausaha. Proses membangun karakter itu memerlukan disiplin tinggi karena tidak pernah mudah dan seketika atau serta merta. Menurut McGraith & Mac Milan (2000), ada tujuh karakter dasar yang perlu dimiliki setiap calon wirausaha. Ketujuh karakter tersebut adalah sebagai berikut:

a. Action oriented

Seorang wirausaha selalu ingin segera bertindak, sekalipun

situasinya tidak pasti. Prinsip yang mereka anut adalah see and do.

b. Berpikir simple

Mereka melihat persoalan dengan jernih dan menyelesaikan

masalah satu demi satu secara bertahap.

c. Mereka selalu mencari peluang-peluang baru

Mereka mencari berbagai peluang, baik itu peluang usaha

yang benar-benar baru, atau peluang dari usaha yang sama. Selain

itu mereka meraih keuntungan bukan hanya dari bisnis atau produk

baru, melainkan juga dengan cara-cara baru.

d. Mengejar peluang dengan disiplin tinggi

Seorang wirausaha memiliki mata yang tajam dalam

melihat peluang atau memiliki penciuman yang kuat terhadap

(36)

21

perlu diciptakan, dibuka, dan diperjelas. Karena wirausaha

melakukan investasi dan menanggung resiko, maka seorang

wirausaha harus memiliki disiplin yang tinggi.

e. Hanya mengambil peluang yang terbaik

Cara penilaian peluang tersebut ada pada nilai-nilai

ekonomis yang terkandung didalamnya, masa depan yang lebih

cerah, kemampuan menunjukkan prestasi, dan perubahan yang

dihasilkan. Semua itu biasanya dikaitkan dengan "rasa suka"

terhadap objek usaha atau kepercayaan bahwa dia "mampu"

merealisasikannya.

f. Fokus pada eksekusi

Manusia dengan entrepreneur mindset mampu

mengeksekusi, yaitu melakukan tindakan dan merealisasikan yang

dipikirkan daripada menganalisa ide-ide baru sampai mati. Mereka

juga adaptif terhadap situadi, yaitu mudah menyesuaikan diri

dengan fakta-fakta baru atau kesulitan di lapangan.

g. Memfokuskan energi setiap orang pada bisnis yang digeluti

Seorang wirausaha tidak bekerja sendirian. Dia

menggunakan tangan dan pikiran setiap orang, baik dari dalam

maupun luar perusahaannya.

(37)

22 a. Percaya diri

Karakter yang masuk dalam ciri percaya diri adalah

optimis, mandiri, jujur berintegritas, matang seimbang, berfokus

pada diri, dan bertekad kuat. Dengan karakter-karakter tersebut,

seorang wirausahawan percaya bahwa dirinya memiliki

kemampuan-kemampuan tertentu yang dapat digunakan untuk

mencapai sasaran-sasaran yang hendak dicapainya. Ia juga tidak

akan goyah menghadapi gangguan-gangguan di tengah perjalanan

untuk mencapai tujuan. Memiliki harga diri yang tinggi dan tidak

mudah menyerah.

b. Berani Mengambil Resiko

Ciri berani mengambil resiko meliputi karakter pengambil

resiko yang moderat dan dapat diperhitungkan, mampu belajar

dari kegagalan, toleran terhadap ketidakpastian, menyukai

tantangan dan agresif. Nilai resiko bagi seorang wirausahawan

dapat diperhitungkan atau diperkirakan secara intuitif. Bila nilai

kerugian dari resiko terlalu kecil, bagi seorang wirausahawan tidak

menarik untuk diambil, karena kurang menantang. Sebaliknya bila

kemungkinan untuk berhasil terlalu kecil, ia pun tidak akan nekad

untuk menghadapinya. Seorang wirausahawan hanya akan

(38)

23 c. Kreatif-Inovatif

Energik, banyak akal (resourcefull), pengetahuan dan

keterampilan luas, berdayacipta dan imajinatif dan luwes

(fleksibel) adalah karakter yang menjadi ciri kreatif dan

inovatifnya seorang wirausahawan. Tidak menyukai kerutinan

maupun kemapanan yang menyebabkan seorang wirausahawan

selalu kreatif menemukan hal-hal baru (inovatif).

d. Berorientasi Tugas dan Hasil

Karakter wirausahawan yang termasuk dalam ciri

berorientasi tugas dan hasil meliputi kebutuhan berprestasi (need

for Achievement), tekun dan teliti, berorientasi pada sasaran,

efektif dan produktif, serta berorientasi laba.

e. Kepemimpinan

Ciri kepemimpinan pada seorang wirausahawan dapat

dilihat dari berbagai karakter yang dimilikinya, yaitu: pengambil

keputusan yang cepat dan sistematis, berinisiatif dan proaktif,

dinamis, tanggap terhadap kritikan dan saran, kepribadian yang

menarik dan mudah bergaul, kooperatif, bertanggung jawab, sadar

pengaruh/kekuasaan serta berorientasi pada pelayanan.

f. Sadar Arus Waktu

Seorang wirausahawan harus sadar arus waktu yang

ditandai dengan adanya karakter berupa memanfaatkan waktu

(39)

24

Dalam kamus Poerwadarminta (dalam Yuyus Suryana dan Kartib Bayu 2011: 50) dijelaskan bahwa: Karakter diartikan sebagai tabiat, watak, sifat kejiwaan, akhlak, atau budi pekerti yang membedakan seseorang daripada yang lain. Adapun karakteristik kewirausahaan yang harus dimiliki oleh seseorang wirausaha yang dibagi ke dalam lima golongan besar yaitu:

a. Memiliki motivasi yang tinggi untuk memenuhi kebutuhan hidup, karakteristik ini terdiri dari pekerja keras, tidak pernah menyerah, memiliki semangat, dan memiliki komitmen yang tinggi.

b. Orientasi ke masa depan, karakteristik ini terdiri dari visioner, berpikir positif, dan memiliki pengetahuan yang luas.

c. Memiliki jiwa kepemimpinan yang unggul, karakteristik ini terdiri dari keberanian untuk bertindak, membangun tim yang baik, berpikir dan berjiwa besar, berani mengambil resiko, having mentor, pikiran yang terbuka, serta kepercayaan.

d. Memiliki jaringan usaha yang luas, karakteristik ini terdiri atas jaringan kerja, teman, dan kerja sama.

e. Tanggapan dan kreatif menghadapi perubahan, karakteristik ini terdiri atas berpikir kritis, menyenangkan, proaktif, kreatif, inovatif, efisiensi, produktif, dan orisinal.

(40)

25

(dalam Yuyus Suryana dan Kartib Bayu 2011: 50) yaitu: 1) memiliki motivasi yang tinggi untuk memenuhi kebutuhan hidup, 2) orientasi ke masa depan, 3) memiliki jiwa kepemimpinan yang unggul, 4) memiliki jaringan usaha yang luas, 5) tanggapan dan kreatif menghadapi perubahan. Dengan memiliki karakteristik- karakteristik tersebut siswa akan mampu dikatakan memiliki potensi yang kuat untuk menjadi wirausaha yang sukses.

4. Manfaat Berwirausaha

Beberapa penelitian menunjukan bahwa pemilik bisnis mikro, kecil, dan atau menengah percaya bahwa mereka cenderung bekerja lebih keras, menghasilkan lebih banyak uang, dan lebih membanggakan daripada bekerja di suatu perusahan besar atau bekerja dengan orang lain. Sebelum mendirikan usaha, setiap calon wirausaha sebaiknya mempertimbangkan manfaat kepemilikan bisnis mikro, kecil, dan ata menengah terlebih dahulu.

Thomas W. Zimmerer et al (dalam Abas Sunarya, Sudaryono, dan Asep Saefullah, 2011: 37) merumuskan manfaat kewirausahaan sebagai berikut:

(41)

26

b. Memberikan peluang melakukan perubahan. Semakin banyak pebisnis yang memulai usahanya karena mereka dapat menangkap peluang untuk melakukan berbagai perubahan yang menurut mereka sangat penting.

c. Memberikan peluang untuk mencapai potensi diri sepenuhnya. Bagi wirausaha tidak banyak perbedaan antara bekerja dan menyalurkan hobi atau bermain. Bisnis yang mereka miliki merupakan alat aktualisasi diri. Memiliki usaha sendiri memberikan kekuasaan, kebangkitan spiritual, dan membuat mereka mampu mengikuti minat dan hobinya sendiri.

d. Memiliki peluang untuk meraih keuntungan seoptimal mungkin. Walaupun pada tahap awal uang bukan daya tarik utama bagi wirausaha, keuntungan berwirausaha merupakan sumber motivasi yang penting bagi seseorang untuk membuat usaha sendiri. Kebanyakan pebisnis tidak ingin menjadi kaya raya, tetapi banyak di antara mereka yang memang menjadi berkecukupan.

(42)

27

dampak nyata dalam melancarkan fungsi sosial dan ekonomi nasional merupakan imbalan bagi manajer perusahaan kecil. f. Memiliki peluang untuk melakukan sesuatu yang disukai dan

menumbuhkan rasa senang dalam mengerjakannya. Hal yang dirasakan oleh pengusaha kecil atau pemilik perusahaan kecil adalah bahwa kegiatan usaha mereka sesungguhnya bagi mereka bukanlah kerja. Kebanyakan wirausaha yang berhasil memilih masuk dalam bisnis tertentu karena mereka tertarik dan menyukainya. Jadi mereka menyalurkan hobi atau kegemaran mereka menjadi pekerjaan sehingga mereka senang melakukannya.

Keberhasilan wirausaha dengan kerja keras, teliti dalam jangka panjang, akan memiliki beberapa manfaat secara individu. Adapun beberapa manfaat kewirausahaan menurut R. Heru Kristanto (2009: 12) adalah sebagai berikut :

a. Memperoleh kontrol atas kemampuan diri

Proses mendirikan kegiatan usaha sampai berhasil memerlukan perjuangan yang panjang. Dalam jangka panjang akan terbentuk kemampuan untuk mengontrol dan menumbuhkan kemampuan diri.

b. Memanfaatkan potensi dan melakukan perubahan

(43)

28

mendorong banyak wirausaha mencoba bisnis untuk sekedar mengukur kemampuan diri sendiri, tuntunan kehidupan, dan kesempatan melakukan perubahan.

c. Memperoleh manfaat finansial tanpa batas

Walaupun keuntungan fnansial kadangkala bukan motivasi utama melakukan usaha, namun keuntungan finansial menjadi faktor penting guna kelangsungan hidup usaha dan pertumbuhan. d. Berkontribusi kepada masyarakat dan mendapatkan pengakuan atas

usaha.

Wirausaha merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan komunitas masyarakat. Wirausaha pada umumnya memiliki keinginan untuk dihormati, dianggap sebagai bagian dari kehidupan masyarakat setempat.

(44)

29 5. Tujuan Kewirausahaan

Saat ini prestasi dan pendidikan belum cukup untuk menjadi bekal mencari pekerjaan dan bertahan hidup. Kewirausahaan memiliki banyak tujuan yang dapat dimanfaatkan khususnya bagi mahasiswa untuk mewujudkan impiannya. Tujuan kewirausahaan menurut Basrowi (2011: 7) tersebut adalah sebagai berikut:

a. Meningkatkan jumlah wirausaha yang berkualitas.

b. Mewujudkan kemampuan dan kemantapan para wirausaha untuk menghasilkan kemajuan dan kesejahteraan masyarakat.

c. Membudayakan semangat, sikap, perilaku, dan kemampuan kewirausahaan dikalangan masyarakat yang mampu, andal, dan unggul.

d. Menumbuh kembangkan kesadaran dan orientasi kewirausahaan yang tangguh dan kuat terhadap masyarakat.

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa tujuan kewirausahaan yaitu meningkatkan jumlah wirausaha yang berkualitas untuk menghasilakn kesejahteraan masyarakat.

(45)

30

(2011: 21) mengemukakan bahwa keberhasilan dan kegagalan dalam berwirausaha tergantung pada kemampuan pribadi wirausaha. Telah banyak studi yang mengidentifikasi faktor penyebab wirausaha berhasil (successful entrepreneur), faktor tersebut antara lain:

a. Komitmen

Seorang wirausaha yang berhasil harus memiliki komitmen sungguh-sungguh terhadap usaha yang dijalankannya, tanpa adanya komitmen usaha tidak akan bisa berjalan dengan baik. b. Terus maju untuk mencapai tujuan dan berkembang

Tidak ada kata meyerah dalam diri seorang wirausaha sukses. Walau menjumpai banyak masalah untuk mencapai tujuannya tapi seorang wirausaha yang sukses akan terus maju. Kegigihannya untuk terus maju ini yang akhirnya menjadikan seorang wirausaha berkembang menjadi pribadi yang lebih baik. c. Memiliki motivasi besar untuk sukses

Untuk menjadi wirausaha sukses, terlebih dulu seseorang harus memiliki motivasi besar untuk mencapai kesuksesannya. Motivasi yang besar inilah yang akan membuat seseorang bersemangat mencapai kesuksesannya.

d. Memiliki kemampuan leadership

(46)

31

e. Mampu melihat peluang dan memanfaatkannya

Kemampuan melihat dan memanfaatkan peluang ini sangat penting dimiliki oleh wirausaha. Kesuksesan atau keberhasilan seorang wirausaha dipengaruhi oleh seberapa peka wirausaha tersebut melihat dan memanfaatkan peluang yang datang kepadanya.

f. Selalu terbuka untuk bekerja sama

Semakin banyak membuka kesempatan kerja sama akan semakin memberikan banyak peluang bagi seorang wirausaha. Hal ini akan mempermudah wirausaha sukses dalam usahanya.

g. Memiliki keinginan untuk belajar dari kegagalan

Kegagalan adalah hal yang biasa terjadi saat memulai sebuah usaha. Namun tidak sedikit orang yang menyerah setelah gagal. Wirausaha sukses selalu bangkit saat gagal, dan selalu belajar dari setiap kegagalan yang dihadapi.

h. Memiliki kreativitas dan fleksibelitas

(47)

32

i. Mampu menghargai potensi orang lain

Setiap orang terlahir dengan potensi yang berbeda-beda. Wirausaha sukses selalu bisa menghargai potensi orang lain, dan tidak pernah menganggap rendah orang lain.

j. Berorientasi pada masa depan

Wirausaha sukses selalu berorientasi pada masa depan. Dengan berorientasi pada masa depan akan menjadikan seseorang lebih maju dan berkembang.

Selain memahami faktor penyebab keberhasilan berwirausaha, berikut ini akan diuraikan faktor penyebab kegagalan dalam berwirausaha sehingga wirausaha bisa meminimalisir terjadinya kegagalan. Menurut Zimmer (dalam Basrowi 2011: 22) faktor penyebab kegagalan dalam berwirausaha yaitu:

a. Tidak kompeten dalam manajerial

Kemampuan manajerial sangat dibutuhkan saat akan berwirausaha. Wirausaha yang tidak kompeten atau tidak memiliki kemampuan manajerial akan berdampak pada ketidakberhasilan dalam usahanya.

b. Kurang berpengalaman

(48)

33

c. Kurang dapat mengendalikan keuangan

Pemeliharaan aliran kas meliputi pengaturan dana masuk dan keluar harus dilakukan secara cermat. Apabila ada kekeliruan dalam memelihara aliran kas dapat menghambat operasional perusahaan akibatnya perusahaan berjalan tidak lancar.

d. Gagal dalam perencanaan

Titik awal dari suatu kegiatan adalah perencanaan, apabila perencanaan tidak dilakukan dengan baik maka dalam pelaksanaan akan mengalami kesulitan.

e. Lokasi yang kurang memadai

Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan usaha adalah lokasi usaha yang strategis. Usaha yang berlokasi di tempat yang kurang strategis akan menyebabkan perusahaan kurang efisien saat beroperasi.

f. Kurang pengawasan peralatan

Kurangnya pengawasan peralatan dapat mengakibatkan penggunaan peralatan yang tidak efektif dan efisien.

g. Sikap yang kurang bersungguh-sungguh dalam berusaha

(49)

34

h. Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan atau transisi kewirausahaan.

Individu yang ingin menjadi wirausaha harus selalu siap dengan adanya perubahan jika ingin menjadi wirausaha berhasil. Ketidaksiapan dalam menghadapi perubahan dalam usaha akan mengakibatkan kegagalan dalam usaha.

7. Pengertian Motivasi Berwirausaha

Motivasi berwirausaha diidentifikasi melalui kajian tentang motivasi dan kewirausahaan. Motivasi adalah kekuatan atau dorongan yang berada dalam diri seseorang yang menyebabkan seseorang melakukan suatu perbuatan sehingga mencapai suatu hasil atau tujuan tertentu. Kekuatan atau dorongan yang kuat tersebut timbul dari diri individu itu sendiri atau dari luar individu tersebut. Sedangkan kewirausahaan merupakan ilmu, seni, perilaku, sifat, ciri, dan watak seseorang dalam menciptakan sesuatu yang baru (kreasi baru) dan membuat sesuatu yang berbeda dari yang telah ada (inovasi) melalui pengenalan kesempatan bisnis, manajemen pengambilan risiko yang tepat, ketrampilan komunikasi dan manajemen untuk memobilisasi sumber daya untuk memperoleh keuntungan yang lebih besar.

(50)

35

kegiatan kewirausahaan, dengan cara mandiri, percaya pada diri sendiri, berorientasi ke masa depan, berani mengambil resiko, kreatif dan menilai tinggi hasrat inovasi.

Riyanti (dalam Dwi Istikhomah dan Suparno, 2012: 217) mengemukakan motivasi berwirausaha adalah dorongan teknis yang sangat kuat dalam diri individu untuk mempersiapkan diri dalam bekerja, memiliki kesadaran bahwa wirausaha bersangkut paut dengan dirinya, sehingga lebih banyak memberikan perhatian dan lebih senang melakukan kegiatan kewirausahaan secara mandiri, percaya pada diri sendiri, berorientasi ke masa depan, disertai dengan hasrat untuk berprestasi pada bidangnya berdasarkan kemampuan, kekuatan, dan keterampilan yang dimilikinya dan perencanaan yang tepat.

Sedangkan menurut Michael Raymond dan R.R Retno Ardianti (2013: 1) entrepreneurial Motivation (motivasi berwirausaha) adalah motivasi atau dorongan setiap individu dalam menciptakan dan mengembangkan usahanya, baik itu dari pengaruh internal individu masing-masing maupun eskternal.

(51)

36

Wiratmo (dalam Andwiani Sinarasri dan Ayu Noviani Hanum, 2012: 344) mengatakan bahwa individu yang berminat berwirausaha tidak hanya ingin mengejar keuntungan saja, kepuasan utama adalah keinginan untuk berprestasi. Seorang wirausaha tidak akan cepat merasa puas dengan hasil yang telah dicapai, akan tetapi akan selalu berusaha mencari cara dan kombinasi baru serta produk baru sehingga usaha yang dikelola akan lebih berkembang. Hal tersebut didukung dengan pendapat dari Nasution (dalam Refal Di Zetta, Rina Mariana, dan Isna Asyri Syahrina, 2008: 2) mengemukakan bahwa dalam berwirausaha yang paling perlu dikembangkan adalah motif berprestasi. Persaingan yang ketat dalam berwirausaha menuntut kemauan keras serta kesanggupan berpacu dalam keunggulan. Motif berafiliasi juga perlu diperhatikan karena wirausaha harus pandai meningkatkan kemampuan manajerial, menggerakkan orang lain dengan sebaik-baiknya, yaitu yang dilandasi dengan hubungan antar sesama yang baik. Sesuai dengan yang dipaparkan oleh Mc Clelland yang berpendapat bahwa motivasi berprestasi mampu menjelaskan motivasi seseorang melakukan kegiatan usaha sehingga antara motivasi berwirausaha dan motivasi berprestasi sangat berkaitan. Mc Clelland mengelompokan kebutuhan menjadi tiga, yaitu: need for achievement (kebutuhan berprestasi), need for power (kebutuhan

(52)

37

Shane, Locke, Collins (2003) berpendapat selain need for achievement (motivasi berprestasi), aspek lain dari motivasi

berwirausaha adalah risk taking, tolerance ambiguity, locus of control, self efficacy, goal setting, egoistic passion. Dikemukakan pula oleh

Morales-Gualdron, Guiterrez-Gracia, Dobon (2009) yang menyatakan entrepreneurial motivation (motivasi berwirausaha) dapat dibagi

menjadi enam aspek, yaitu: personal, opportunity, scientific knowledge, resource availability, incubator organization, social

environment. Selain itu Michael Raymond dan R.R Retno Ardianti

(2012: 1) menjabarkan Sembilan aspek dalam entrepreneurial motivation yaitu need for achievement, desire for wealth, locus of control, independence, passion, self efficacy, opportunity, resource

availability, social environment.

(53)

38

tindakan. Adapun penjelasan tentang aspek-aspek motivasi berwirausaha adalah sebagai berikut :

a. Need for Achievement

McClelland (1961) berpendapat bahwa individu yang memiliki tingkat need for achievement tinggi lebih mampu daripada mereka yang memiliki tingkat need for achievement rendah dalam bekerja dan mempertanggung jawabkan pekerjaannya (dalam dalam Shane, Locke dan Collins, 2003: 264). Berdasarkan penelitian Collins et al (2000) menyimpulkan bahwa need for achievement cukup efektif dalam membedakan antara

pendiri sebuah usaha dengan yang sukses dan yang kurang sukses. (dalam Shane Locke dan Collins, 2003: 264).

b. Locus of Control

Menurut Rotter (1966) locus of control adalah kepercayaan individu terhadap dirinya sendiri bahwa tindakan atau karakteristik mereka mempengaruhi hasil dari perbuatan mereka (dalam Shane,Locke dan Collins, 2003: 266).

c. Independence

(54)

39 d. Passion

Ada pendapat yang berkata bahwa motivasi seorang entrepreneur adalah untuk melayani karyawan dan lingkungan mereka, tapi berkebalikan dengan itu motivasi utama para entrepreneur adalah ego. Oleh karena itu passion merupakan suatu hal yang membuat mereka termotivasi untuk melakukan apa yang menjadi kehendak mereka (dalam Shane, Locke dan Collins, 2003: 268).

e. Self-efficacy

Self-efficacy menurut Bandura (1977) adalah kepercayaan

terhadap kemampuan seseorang dalam mengerahkan dan mengimplementasikan sumberdaya, kemampuan dan kompetensi seseorang untuk mencapai level tertentu dalam sebuah tugas yang diberikan (dalam Shane,Locke dan Collins, 2003: 267)

f. Goal Setting

(55)

40

Dari penjabaran teori-teori di atas dapat disimpulkan pengertian motivasi berwirausaha adalah dorongan yang menggerakkan dan mengarahkan keinginan individu untuk melakukan kegiatan kewirausahaan, baik itu dari pengaruh internal maupun eskternal individu yang terdiri dari sembilan aspek yaitu need for achievement, locus of control, independence, passion, dan self efficacy

yang didasarkan pada kemampuan, kekuatan, dan ketrampilan yang dimiliki.

B. Kajian Bimbingan Karir

1. Pengertian Bimbingan Karir

Bimbingan karir merupakan salah satu jenis bimbingan yang berusaha membantu siswa dalam memecahkan masalah karir untuk memperoleh penyesuaian diri yang sebaik-baiknya dengan masa depannya (BP3K dalam Ruslan A Gani 1996: 10). Sedangkan bimbingan karir menurut Winkel (dalam Elfi Mu’awanah dan Rifa Hidayah 2009: 83) ialah bimbingan dalam mempersiapkan diri menghadapi dunia pekerjaan, memilih lapangan pekerjaan atau jabatan profesi tertentu, serta membekali diri agar siap memangku jabatan yang telah dimasuki.

(56)

41

memecahkan masalah karirnya serta membekali diri agar siap memasuki dunia kerja.

Pengertian bimbingan karir dijelaskan pula oleh Rochman Natawidjaja (dalam Ruslan A Gani 1996: 10) sebagai proses membantu seseorang untuk mengerti dan menerima gambaran tentang diri pribadi dan gambaran tentang dunia kerja di luar dirinya, mempertemukan gambaran tentang diri tersebut dengan dunia kerja itu, untuk pada akhirnya dapat memilih bidang pekerjaan, menyiapkan diri untuk bidang pekerjaan, memasuki bidang pekerjaan tertentu, dan membina karir dalam bidang tersebut. Menurut Anas Salahudin (2010: 116) bimbingan karir merupakan suatu proses bantuan yang diberikan kepada siswa melalui berbagai cara dan bentuk layanan agar ia mampu merencanakan karirnya dengan mantap, sesuai bakat, minat, dan kemampuan, pengetahuan dan kepribadian, serta faktor-faktor yang mendukung kemajuan dirinya. Faktor-faktor yang mendukung perkembangan diri tersebut, salah satunya yaitu informasi karir yang diperoleh siswa.

(57)

42

Lebih lanjut dijelaskan bahwa informasi karir/jabatan meliputi fakta-fakta yang relevan dengan butir-butir berikut :

a. Potensi pekerjaan termasuk luasnya, komposisinya, faktor-faktor geografis, jenis kelamin, tingkat usia, dan besarnya kelompok industri.

b. Struktur kerja dan besarnya kelompok-kelompok kerja.

c. Ruang lingkup dunia kerja, meliputi pemahaman lapangan kerja, perubahan populasi permintaan dari masyarakat umum yang membaik dan perubahan teknologi.

d. Perundang-undangan peraturan atau perjanjian kerja.

e. Sumber-sumber informasi dalam rangka mengadakan studi yang berkaitan dengan pekerjaan.

f. Klasifikasi pekerjaan dan informasi pekerjaan. g. Pentingnya dan kritisnya pekerjaan.

h. Tugas-tugas nyata dari pekerjaan dan hakikat dari pekerjaan. i. Kualifikasi yang memaksa untuk bekerja dalam bermacam-macam

pekerjaan.

j. Pemenuhan kebutuhan untuk bermacam-macam pekerjaan.

k. Metode dalam memasuki pekerjaan dan meningkatkan prestasi kerja.

l. Pendapat dan bentuk-bentuk imbalan dari bermacam-macam pekerjaan.

m. Kondisi-kondisi kerja dalam berjenis-jenis pekerjaan.

n. Kriteria untuk penilaian terhadap materi informasi pekerjaan. o. Ciri-ciri khas tempat kerja.

Oleh karena itu, bimbingan karir dan konseling bagi siswa selain memberikan pemahaman mengenai diri, juga memberikan informasi yang meliputi kemampuan menentukan pilihan jenis karir dan menerapkan nilai-nilai hubungan industrial dalam lingkup dunia kerja atau ketenagakerjaan.

(58)

43

masa depan sesuai dengan bentuk kehidupan yang diharapkannya, mampu menentukan dan mengambil keputusan secara tepat dan bertanggungjawab atas keputusan yang diambilnya sehingga siswa mampu mewujudkan dirinya secara bermakna. Inti yang diambil dari penjelasan ini yaitu bimbingan karir hanya memberikan bantuan dan nantinya semua keputusan diambil oleh siswa itu sendiri sehingga siswa mampu mewujudkan dirinya secara bermakna.

Dari penjelasan beberapa ahli diatas peneliti menyimpulkan bahwa, bimbingan karir adalah proses bantuan yang diberikan melalui berbagai cara dan bentuk layanan agar siswa mampu memecahkan masalah karirnya, membekali diri agar siap memasuki dunia kerja, serta memberikan bantuan dalam pemahaman diri siswa agar mampu memilih bidang pekerjaan yang sesuai dengan gambaran dirinya, sehingga siswa mampu mengambil keputusan sendiri dengan harapan siswa mampu mewujudkan dirinya secara bermakna.

2. Tujuan Bimbingan Karir

(59)

44

maka tujuan bimbingan karir juga mengacu pada kebutuhan dan keberadaan siswa sekolah menengah. Secara umum menurut Saring Marsudi, dkk (2003: 115) tujuan bimbingan karir di sekolah menengah adalah sebagai berikut :

a. Siswa dapat membedakan lebih rinci sifat-sifat kepribadiannya (kemampuan, bakat khusus, minat, nilai) dan mampu melihat perbedaannya dengan orang lain.

b. Siswa dapat membedakan antara beberapa daerah pekerjaan yang luas dalam pengertian:

1) Yang mungkin memberikan kepuasan potensinya.

2) Sifat pekerjaan dan tugas-tugas pekerjaan yang harus dilakukan.

3) Dampak masa depan dari perkembangan teknologi terhadap daerah pekerjaan tertentu.

4) Sumbangan yang berarti dari suatu daerah pekerjaan tertentu terhadap perkembangan masyarakat sekitarnya.

5) Tuntutan masa depan terhadap para pekerja dalam dunia pekerjaan tertentu.

c. Siswa dapat membedakan bermacam-macam dunia pendidikan yang tersedia yang dapat memberikan latihan persiapan untuk pekerjaan mendatang.

d. Siswa mampu mengidentifikasikan keputusan mendatang yang harus ia putuskan, dengan maksud untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang berbeda.

e. Siswa dapat memilih pekerjaan dari lingkup pekerjaan yang luas dan mempelajarinya secara mendalam.

f. Siswa dapat membedakan di antara banyak pekerjaan dalam pengertian :

1) Sejumlah jenis pendidikan yang dibutuhkan untuk persiapan memasuki dunia pekerjaan.

2) Isi, alat, letak, produksi, atau pelayanan pekerjaan-pekerjaan itu.

3) Nilai pekerjaan itu bagi masyarakat.

g. Siswa dapat memilih atau menyelesaikan pendidikan atau latihan dengan dasar pemilihan karirnya.

Sedangkan secara umum, menurut Anas Salahudin (2010: 117) tujuan bimbingan karir dan konseling adalah sebagai berikut :

(60)

45

b. Memiliki pengetahuan mengenai dunia kerja dan informasi karir yang menunjang kematangan kompetensi kerja.

c. Memiliki sikap positif terhadap dunia kerja.

d. Memahami relevansi kompetensi belajar (kemampuan menguasai pelajaran) dengan persyaratan keahlian atau ketrampilan bidang pekerjaan yang menjadi cita-cita karirnya masa depan.

e. Memiliki kemampuan untuk membentuk identitas karir, dengan cara mengenali ciri-ciri pekerjaan, kemampuan (persyaratan) yang dituntut, lingkungan sosiopsikologi pekerjaan, prospek kerja, dan kesejahteraan kerja.

f. Memiliki kemampuan merencanakan masa depan, yaitu merancang kehidupan secara rasional untuk memperoleh peran-peran yang sesuai dengan minat, kemampuan, dan kondisi kehidupan sosial ekonomi.

g. Mengenal ketrampilan, minat, bakat.

h. Memiliki kemampuan atau kematangan untuk mengambil keputusan karir.

i. Memiliki kemampuan untuk menciptakan suasana hubungan industrial yang harmonis, dinamis, berkeadilan, dan bermartabat.

Selain itu menurut Ruslan A Gani (1996: 12) tujuan bimbingan karir adalah :

a. Dapat menilai dan memahami dirinya terutama mengenai potensi-potensi dasar, minat, sikap, dan kecakapan.

b. Mempelajari dan mengetahui tingkat kepuasan yang mungkin dapat dicapai dari suatu pekerjaan.

c. Mengetahui dan mempelajari berbagai jenis pekerjaan yang berhubungan dengan potensi dan minatnya.

d. Memiliki sikap yang positif dan sehat terhadap dunia kerja, artinya siswa dapat memberikan penghargaan yang wajar terhadap setiap jenis pekerjaan.

e. Memperoleh pengarahan mengenai semua jenis pekerjaan yang ada di lingkungannya.

f. Mempelajari dan mengetahui jenis-jenis pendidikan atau latihan yang diperlukan untuk suatu pekerjaan tertentu.

g. Dapat memberikan penilaian pekerjaan secara tepat.

h. Sadar dan akan memahami nilai-nilai yang ada pada dirinya dan pada masyarakat.

i. Dapat menemukan hambatan-hambatan yang ada pada diri dan lingkungannya, dan dapat mengatasi hambatan-hambatan tersebut. j. Akan sadar tentang kebutuhan masyarakat dan negaranya yang

(61)

46

k. Dapat merencanakan masa depannya sehingga dia dapat menemukan karir dan kehidupannya yang serasi.

Menurut Tohirin (2011: 134) tujuan pelayanan bimbingan karir di sekolah adalah :

a. Agar siswa memperoleh informasi tentang karir atau jabatan atau profesi tertentu.

b. Agar siswa memperoleh pemahaman tentang karir atau pekerjaan atau profesi tertentu secara benar.

c. Agar siswa mampu merencanakan dan membuat pilihan-pilihan karir tertentu kelak setelah selesai dari pendidikan.

d. Agar siswa mampu menyesuaikan diri dengan karir yang akan dipilihnya kelak.

e. Agar siswa mampu mengembangkan karir setelah selesai dari pendidikannya.

Berdasarkan pemaparan para ahli diatas maka sasaran dan tujuan bimbingan karir adalah memberikan informasi-informasi seputar pekerjaan maupun karir agar pada akhirnya siswa mampu mengambil keputusan yang berhubungan dengan karir atau pekerjan. Keputusan tersebut menyangkut persyaratan pendidikan/latihan yang diperlukan dan pilihan karir atau pekerjaan.

3. Metode Bimbingan Karir

(62)

47

modul, inquery-discovery, expository, mastery learning, (Humanistic Education), dsb. Namun sebenarnya hal ini merupakan sistem belajar

mengajar yang tidak dapat/tidak terlepas dari metode-metode penyampaian diatas.

Salah satu metode penyampaian yang baru dan digunakan untuk penelitian kali ini adalah metode mind mapping. Menurut Arika Noormala Sari, Farida Hidayati, dan Hastaning Sakti (2010: 11) mind mapping adalah cara mencatat yang efektif dan efisien dengan cara

memetakan pikiran individu terhadap suatu ide terpenting (pusat mind map), yang berisi pikiran-pikiran utama dalam proses pemikiran

individu, pikiran-pikiran sekunder, dan disertai bentuk-bentuk khusus yang mewakili area-area yang menarik atau ide-ide menarik tertentu, yang dibuat untuk keperluan pribadi.

Khusus dalam penyampaian bimbingan karir bagi para siswa, dalam teknik layanan bimbingan dikenal dengan istilah bimbingan kelompok yang mengandung arti sebagai proses bantuan yang diberikan kepada siswa dengan/melalui situasi kelompok. Penyajian ini dipilih atas dasar, bahwa:

(63)

48

b. Dalam bimbingan kelompok ini dapat memilih di antara tiga bentuk, yaitu bimbingan kelompok yang bersifat informatif, aktivitas kelompok, atau penyembuhan.

c. Hasil bimbingan kelompok ini merupakan bahan dalam bimbingan individual atau penyuluhan, khususnya penyuluhan karir.

Oleh karena itu metode mind mapping dapat digunakan dalam bimbingan karir dengan teknik layanan bimbingan kelompok, karena metode mind mapping dalam penelitian kali ini akan digunakan oleh satu kelas yang siswanya memiliki motivasi berwirausaha rendah.

4. Penerapan Metode Mind Mapping pada Bimbingan Karir

(64)

49

dirasa bisa menjadi salah satu alternatif pekerjaan di masa mendatang bagi para siswa.

Menurut Bimo Walgito (2004: 198) kegitan bimbingan karir dapat dilaksanakan secara instruksional. Dengan demikian bimbingan karir tidak dilaksanakan secara khusus, tetapi dipadukan dengan kegiatan belajar mengajar. Sehubungan dengan hal ini setiap guru dapat memberikan bimbingan karir pada saat memberikan pelajaran yang berhubungan dengan suatu karir tertentu. Didukung pula oleh pendapat Sunaryo Kartadinata, dkk (2007: 207) yang menyatakan kegiatan berkolaborasi dengan guru mata pelajaran merupakan salah satu program bimbingan yang akan berjalan secara efektif apabila didukung oleh semua pihak, yang dalam hal ini khususnya para guru mata pelajaran.

Dari penjabaran teori diatas maka layanan bimbingan karir yang didukung kolaborasi dengan guru mata pelajaran dalam materi kewirausahaan sesuai untuk meningkatkan motivasi berwirausaha

(65)

50

tidak mendapatkan perlakuan. Selain itu dipaparkan pula oleh Agung Aji Tapantoko dalam skripsinya yang berjudul Penggunaan Metode Mind Mapping (Peta Pikiran) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 4 Depok bahwa metode mind mapping berhasil meningkatkan motivasi siswa dalam belajar. Oleh karena itu tidak menutup kemungkinan dalam penelitian kali ini, metode mind mapping dapat pula meningkatkan motivasi siswa dalam berwirausaha.

C. Teknik Mind Mapping Tentang Peluang Usaha 1. Pengertian Mind Mapping

Mind mapping dapat membantu seseorang belajar, menyusun,

dan menyimpan sebanyak mungkin informasi yang diinginkan, dan mengelompokkannya dengan cara yang alami, memberikan akses yang mudah dan langsung kepada apa pun yang diinginkan. Menurut Iwan Sugiarto (2004: 75), peta pikiran adalah teknik meringkas materi yang akan dipelajari dan memproyeksikan masalah yang dihadapi ke dalam bentuk peta atau teknik grafik agar lebih mudah.

(66)

51

bisa dikerjakan oleh suatu orang atau sebuah tim yang terdiri atas beberapa orang. Dipusatnya terdapat sebuah gagasan atau gambar central. Kemudian gagasan utama ini dieksplorasi melalui

cabang-cabang yang mewakili gagasan-gagasan utama, yang kesemuanya terhubung pada gagasan central ini.

Menurut Melania Sutarni (2011: 29) mind map (peta pikiran) bermanfaat untuk berfikir secara fleksibel, memusatkan perhatian, meningkatkan pemahaman, dan menyenangkan seseorang. Mind Map (peta pikiran) bertujuan membuat materi pelajaran terpola secara visual dan grafis yang akhirnya dapat membantu merekam, memperkuat, dan mengingat kembali informasi yang telah dipelajari. Buzan juga mengemukakan “your brain is like a sleeping giant, hal itu disebabkan 99% kehebatan otak manusia belum dimanfaatkan secara optimal.” Tabel 1. Penggunaan Otak pada Mind Mapping

Otak Kiri Otak Kanan

1. Tulisan

2. Urutan Penulisan 3. Hubungan Antar Kata

1. Warna 2. Gambar 3. Dimensi

Mind Mapping bertujuan membuat materi pelajaran terpola secara visual dan grafis yang akhirnya dapat membantu merekam, memperkuat, dan mengingat kembali informasi yang telah dipelajari. Mind Mapping adalah satu teknik mencatat yang mengembangkan

(67)

52

adanya keterlibatan kedua belahan otak maka akan memudahkan seseorang untuk mengatur dan mengingat segala bentuk informasi, baik secara tertulis maupun secara verbal. Adanya kombinasi warna, simbol, bentuk dan sebagainya memudahkan otak dalam menyerap informasi yang diterima.

Berdasarkan penjabaran diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian mind mapping adalah teknik meringkas dalam bentuk peta dengan catatan yang penuh warna dan bersifat visual yang cara kerjanya disesuaikan dengan kerja otak kanan dan otak kiri sehingga mampu menyimpan suatu informasi mengingat kembali informasi yang diterima.

2. Keuntungan Teknik Mind Mapping

Menurut Iwan Sugiarto (2004: 78) keuntungan menggunakan mind mapping adalah :

a. Lebih mudah dimengerti dalam menangkap isi mind mapping tersebut.

b. Lebih dapat berkonsentrasi dan mengembangkan pikiran melalui penggunaan kata-kata kunci.

(68)

53

d. Dapat digunakan untuk meringkas beberapa lembar bahan yang dipelajari, menjadi satu halaman.

e. Lebih mudah diingat karena dalam mind mapping menggunakan gambar, warna, serta simbol-simbol.

f. Mind mapping memberikan langkah pertama menuju era

persaingan.

3. Kegunaan Mind Mapping

Menurut Buzan (2007: 5) mind mapping memiliki kegunaan sebagai berikut:

a. Memberikan pandangan menyeluruh pokok masalah atau area yang luas.

b. Memungkinkan kita merencanakan rute atau membuat pilihan-pilihan dan mengetahui ke mana kita akan pergi dan di mana kita berada.

c. Mengumpulkan sejumlah besar data dari datu tempat.

d. Mendorong pemecahan massalah dengan membiarkan kita melihat jalan-jalan terobosan kreatif baru.

e. Menyenangkan untuk dilihat, dibaca, dicerna, dan diingat.

Menurut Michael Michalko dalam Buzan (2007: 6), metode mind mapping dapat dimanfaatkan atau berguna untuk berbagai bidang

termasuk bidang pendidikan.

(69)

54

c. Membereskan akal dari kekusutan mental.

d. Membantu menunjukkan hubungan antara bagian-bagian informasi yang saling terpisah.

e. Memberikan gambaran yang jelas pada keseluruhan dan perincian. f. Memungkinkan kita mengelompokkan konsep, membantu kita

membandingkannya.

g. Mensyaratkan kita untuk memusatkan perhatian pada pokok bahasan yang membantu mengalihkan informasi tentangnya dari ingatan jangka pendek ke ingatan jangka panjang.

Selain itu menurut Buzan (2007: 6) metode mind mapping dapat bermanfaat untuk :

a. Merangsang bekerjanya otak kiri dan kanan secara sinergis.

b. Membebaskan diri dari seluruh jeratan aturan ketika mengawali belajar.

c. Membantu seseorang mengalirkan diri tanpa hambatan. d. Membuat rencana atau kerangka cerita.

e. Mengembangkan sebuah ide.

f. Membuat perencanaan sasaran pribadi. g. Memulai usaha baru.

h. Meringkas isi sebuah buku. i. Dapat memusatkan perhatian. j. Meningkatkan pemahaman.

k. Menyenangkan dan mudah diingat.

4. Langkah-langkah Membuat Mind Mapping a. Alat dan bahan yang dibutuhkan

Buzan (2007: 14), sarana dan prasarana untuk membuat mind mapping adalah :

1) Kertas kosong tak bergaris. 2) Pena dan pensil warna. 3) Otak.

(70)

55 b. Cara membuat mind mapping

Menurut Buzan (2007: 15) membuat mind mapping membutuhkan imajinasi atau pemikiran, adapun langkah-langkah pembuatan mind mapping adalah:

1) Mulailah dari tengah kertas kosong yang sisi panjangnya diletakkan mendatar, memulai dari tengah memberi kebebasan kepada otak untuk menyebar ke segala arah dan untuk mengungkapkan dirinya dengan lebih bebas dan alami.

2) Gunakan gambar (simbol) untuk ide utama, gambar bermakna seribu kata dan membantu kita menggunakan imajinasi. Sebuah gambar sentral akan lebih menarik, membuat kita tetap terfokus, membantu kita berkonsentrasi, dan mengaktifkan otak kita.

3) Gunakan warna, bagi otak warna sama menariknya dengan gambar. Warna membuat mind map lebih hidup, menambah energi kepada pemikiran kreatif, dan menyenangkan.

4) Hubungan cabang-cabang utama ke gambar pusat dan hubungkan cabang-cabang tingkat dua dan tiga ke tingkat satu dan dua, dan seterusnya. Otak bekerja menurut asosiasi, otak senang mengaitkan dua (atau tiga, atau empat) hal sekaligus. Bila kita menghubungkan cabang-cabang, kita akan lebih mudah mengerti dan mengingat.

5) Buatlah garis hubung yang melengkung karena garis lurus akan membosankan otak.

6) Gunakan satu kata kunci untuk setiap garis karena kata kunci tunggal member lebih banyak daya dan fleksibilitas kepada mind map.

5. Peluang Usaha

(71)

56

dengan cara pandangnya dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi. Inspirasi bisa muncul dari berbagai faktor yaitu internal dan eksternal. Faktor internal antara lain berasal dari pengetahuan yang dimiliki, pengalaman, pengalaman saat melihat orang lain menyelesaikan masalah, intuisi yang muncul dari diri. Sedangkan faktor dari eksternal antara lain berasal dari masalah yang dihadapi, kesulitan yang dihadapi, kebutuhan yang belum terpenuhi, pemikiran untuk menciptakan sesuatu. Adapun sub-bab dalam materi peluang usaha adalah sebagai berikut :

a. Sumber Peluang Usaha dan Cara Mengembangkannya

Peluang bisa bersumber dari berbagai macam hal, yaitu sebagai berikut :

1) Peluang dari diri sendiri yaitu hobi yang dimiliki, keahlian yang dimiliki, pengetahuan dan latar belakang pendidikan. 2) Peluang dari lingkungan yaitu bisni orang tua, lingkungan

rumah, kebiasaan yang sering dilakukan, saat mengunjungi berbagai tempat.

3) Peluang dari perubahan yang terjadi antara lain terjadinya perubahan global, perubahan lingkungan, perubahan peraturan pemerintah, perubahan musim, perubahan gaya hidup, perubahan tingkat kebutuhan tentang kesehatan, perubahan tingkat pekerjaan yang semakin berat, perubahan teknologi dan informatika, dan perubahan laju kendaraan.

4) Peluang dari konsumen antara lain keluahan-keluhan konsumen, saran-saran dari konsumen, permintaan khusus dari konsumen dan calon konsumen, angan-angan yang diimpikan konsumen tentang produk atau jasa tertentu, harapan dari konsumen terhadap produk atau jasa.

5) Peluang dari gagasan orang lain yang bersifat orisinil akan memunculkan sebuah peluang usaha yang baru pula.

Gambar

Tabel 1. Penggunaan Otak pada Mind Mapping
Tabel 2.  Kisi-kisi Skala Motivasi Berwirausaha
Tabel 3. Jawaban dan Skor Skala Motivasi Berwirausaha
Tabel 5. Kisi-kisi Pedoman Observasi Siswa
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil pemetaan Biplot menunjukkan bahwa untuk meningkatkan PDRB UMKM pada wilayah dengan kategori menengah atas diperlukan strategi khusus, dikarenakan cenderung

dan menuntut peranan para ahli pendidikan dan praktisi pengembangan sumber daya manusia (PSDM) akan merupakan suatu kekuatan yang diharapkan

Perbedaan yang cukup jelas adalah bahwa Fixed Carbon merupakan kadar karbon yang pada temperatur penetapan Volatile Matter tidak menguap. Sedangkan karbon

Investasi pada reksa dana bukan merupakan deposito maupun investasi yang dijamin atau diasuransikan oleh PT Manulife Aset Manajemen Indonesia atau afiliasinya, dan tidak terbebas

1. Dengan hasil ini, maka dapat dikatakan indikator-indikator pembentuk variabel laten/konstruk telah menunjukkan sebagai indikator yang kuat dalam pengukuran

Melalui proses pembelajaran dan perenungan siswa mampu menggali hikmah / nilai- nilai dari peran para khalifah yang terkenal (Abu Jakfar Al Manshur, Harun Arrasyid dan Abdullah

Besaran (deklarasi) tingkat mutu pelayanan tenaga listrik untuk indikator kecepatan pelayanan sambungan baru tegangan rendah dilaksanakan dalam jangka waktu paling lama:.. 15 hari