• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PUSTAKA

B. Kajian Teori

Bagian ini berisi tentang pembahasan teori yang telah dijadikan sebagai perspektif dalam melakukan suatu penelitian. Karena semakin dalam pembahasan teorinya maka semakin luas wawasan dalam mengkaji suatu permasalahan yang akan dipecahkan peneliti sesuai dengan tujuan penelitian dan fokus penelitian.

1. Pengertian Program Tahfidz Al-Qur’an a. Program Tahfidz Al-Qur’an

Menurut KBBI program adalah rencana atau rancangan mengenai sesuatu serta usaha-usaha yang akan dijalankan.19 Menurut eko putro program adalah serangkaian kegiatan yang direncanakan secara seksama. Dalam pelaksanaannya kegiatan tersebut berlangsung secara berkesinambungan, dan terjadi dalam suatu organisasi yang melibatkan banyak orang.20

Tahfidz Qur‟an terdiri dari 2 kata, yaitu tahfidz dan Al-Qur‟an. Tahfidz diartikan sebagai menghafal, dari bahasa arab hafidzayahfadzu-hifdzan yang artinya menjaga, memelihara, dan

19 W.J.S. Poerdaminta . Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta : Balai Pustaka, 1982) , 96.

20 Eko Putro Widoyoko, Evaluasi Program Pembelajaran: Panduan Praktis bagi Pendidik dan Calon Pendidik ( Yogyakarta : Pustaka Belajar, 2015), 8.

melindungi.21 Tahfidz dapat dikatakan sebagai proses mengulang sesuatu baik melalui membaca maupum mendengar, pekerjaan yang diulang-ulang akan menjadi hafal.

Al-Qur‟an menurut bahasa artinya firman Allah yang berbentuk mu‟jizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw melalui malaikat Jibril dan tertulis dalam mushaf yang diriwayatkan kepada kita secara mutawatir, merupakan ibadah dalam membacanya, di awali dengan surat Al-Fatihah dan di akhiri dengan surat An-Naas.22

Al-Qur‟an berfungsi sebagai dalil dan petunjuk atas kerasulan nabi Muhammad saw. Al-Qur‟an dapat dijadikan pedoman hidup bagi manusia, menjadi ibadah bagi yang membacanya serta sumber petunjuk dalam kehidupan. Kedudukan Al-Qur‟an dalam Islam adalah sebagai sumber hukum pertama dan utama bagi umat Islam. Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur‟an surah An-Nisa‟ayat (4): 59, yang berbunyi:



























































Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan Ulil Amri (pemegang

21 Abdul Aziz ,Abdul Rauf, Kiat Sukses Menjadi Hafidz Qur’an Da’iyah (Bandung: : PT Syaamil Cipta Media, 2004), 49.

22 Mudzakir AS. Studi Ilmu-Ilmu Qur’an (Bandung : PT Pusaka Litera Antara Nusa, 2011), 6.

kekuasaan) di antara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya”.23

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa Program Tahfidz Al-Qur‟an adalah pelaksanaan rangkaian kegiatan menghafal Al-Qur‟an dengan tujuan untuk memelihara, menjaga dan melindungi al-Qur‟an dalam ingatan untuk menambah rasa keimanan dan ketaqwaan kepada Allah Swt, Serta menjaga kualitas al-Qur‟an agar tidak terjadi pemalsuan.

b. Manfaat Menghafal Al-Qur’an

Beberapa manfaat tersebut antara lain adalah:

1) Dibukakan segala pintu kebaikan

2) Memperoleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat 3) Mendapatkan sepuluh perbuatan baik untuk setiap huruf 4) Mempunyai daya ingat yang tajam dan intuisi yang bersih 5) Al-Qur‟an akan menemani kita saat sakaratul maut 6) Obat dari penyakit fisik maupun psikologis

7) Dapat menyingkirkan bisikan iblis dan menjaga kekebalan tubuh 8) Menghapus rasa khawatir, rasa sedih, dan trauma akan masa lalu 9) Terhindar dari perasaan takut, bosan, prihatin, stres, karena waktu

digunakan untuk menghafal Al-Qur‟an

23 Al-Qur‟an Kemenag, Surah An-Nisa (4) : 59.

10) Mendapat ketentraman jiwa.24

Dapat poin-poin di atas dapat dilihat bahwa Al-Qur‟an mempunyai banyak manfaat bagi siapa saja orang yang menghafalnya. Dan bagi penghafal Al-Qur‟an (tahfidz) mempunyai kedudukan yang sanga istimewa di sisi Allah swt. Berbagai macam keutamaan dan kemuliaan yang Allah anugerahkan kepada orang-orang yang mau menghafal Qur‟an. Dengan menghafal Al-Qur‟an kita akan selalu mengingat Al-Al-Qur‟an, mengagungkan kebesarannya, serta senantiasa bersyukur atas segala sesuatu yang terjadi pada diri kita.

c. Metode menghafal Al-Qur’an

Metode dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah Thurikuh yang berarti langkah-langkah strategis yang dipersiapkan untuk melakukan suatu pekerjaan. Bila dihubungklan dengan pendidikan maka metode tersebut haruslah diwujudkan dalam bentuk pendidikan, dalam rangka mengembangkan sikap mental dan kepribadian agar peserta didik menerima pelajaran dengan mudah, efektif dan dicerna dengan baik.25

Dalam pandangan filosofis pendidikan, metode merupakan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan, alat itu mempunyai fungsi ganda yaitu bersifat polipagmatis dan monopagmatis. Polipagmatif bila sebuah metode mempunyai

24 Sa‟dulloh, Cara Praktis Menghafal Al-Qur’an (Jember: Gema Insani, 2008),10-11.

25 Ramayulis, Metode Pendidikan Agama Islam (Jakarta: Kalam Mulia, 2005), 2.

kegunaan yang serba ganda sedangkan monopagmatis apabila metode hanya mempunyai satu peran saja. 26Adapun metode-metode dalam menghafal al-qur‟an diantaranya adalah sebagai berikut:

1) Metode Talaqqi

Metode talaqqi adalah metode setoran hafalan atau memperdengarkan hafalan yang baru dihafal kepada pendidik atau teman sebaya. Metode ini bertujuan untuk mengetahui hasil hafalan Al-Qur‟an dan mendapat bimbingan seperlunya.27

Metode talaqqi juga dapat disebut sebagai metode mengajarkan Al-Qur‟an secara langsung dengan cara mendengarkan bacaan guru kemudian menirukan seperti yang dicontohkan guru. metode ini sering disebut dengan metode jibril, karena nabi muhammad saw ketika mendapatkan wahyu pertama dalam keadaan ummi (tidak bisa membaca dan menulis), sehingga Malaikat Jibril mengulang-ulang hingga yang ketiga kalinya Nabi Muhammad bisa menirukan bacaan malaikat jibril.

Seorang guru tahfidz sangat dianjurkan untik menerapkan metode talaqqi ini. karena apa yang dihafalkan tentunya harus diperdengarkan kepada guru atau pendidik. Hal ini sesuai dengan kaidah baku yang sudah ada sejak zaman

26 M. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), 98

27 Kementrian Agama provinsi DKI Jakarta, Kurikulum Muatan Lokal Hafalan Al-Qur‟an MadrasahTsanawiyah, 2013, 9.

rasulullah saw bahwa Al-Qur‟an pada dasarnya diambil dengan cara talaqii (berguru kepada ahlinya), dan sangat disarankan untuk belajar dari lisan para ulama yang mempunyai keahlian atau pakar mengenai lafal-lafal Al-Qur‟an sehingga seorang murid tidak mengalami kekeliruan ketika membaca ayat-ayat Al-Qur‟an.28

2) Metode Takrir/ Tikrar

Metode takrir artinya mengulang hafalan kepada guru atau temannya. Takrir dapat dilakukan dimana dan kapan saja agar hafalan tidak cepat lupa. Seorang penghafal tidak bisa menghafal dengan baik kecuali dengan mengulangi berkali-kali.

Bahkan sebagian ulama ada yang mengulang-ulang sebanyak 100-400 kali.sehingga ilmu yang didapatnya seolah-olah berada diantara kedua matanya29

3) Metode Sima‟i

Sima‟i artinya mendengar, maksudnya mendengarkan bacaan yang akan dihafalkan. Metode ini sangat efektif bagi penghafal tunanetra dan yang memiliki daya ingat bagus, seperti usia anak-anak yang belum mengenal baca tulis Al-Qur‟an.

Menurut Ahsin W Alhafidz metode ini dapat dilakukan dengan dua alternatif, antara lain :

28 Ahsin W. Alhafidz, Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur’an (Jakarta: Bumi Aksara, 1994) 32

29 Ahsin W. Alhafidz, Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur’an , 26

a) Mendengar dari guru yang membimbingnya, terutama bagi penghafal tunanetra atau anak-anak. Dalam hal ini guru diharap untuk lebih sabar dan teliti dalam membaca dan membimbing, selain itu guru dituntut untuk berperan aktif dalam membantu proses menghafalkan.

b) Merekam ayat-ayat yang akan dihafalkan kedalam pita kaset, tape re-corder, atau menggunakan alat perekam pada handphone sesuai kebutuhan dan kemampuanya. Kemudian apa yang direkam tersebut diputar dan didengar secara seksama sambil mengikutinya secara perlahan-lahan.30 4) Metode Wahdah

Metode wahdah adalah menghafalkan ayat satu persatu.

Setiap ayat dapat dibaca 10 kali atau lebih ,dengan proses mengulang-ulang bacaan akan membentuk bayangan ayat yang dihafalkan. Bayangan tersebut akan membentuk gerak refleks pada lisannya. Setelah ayat tersebut hafal, maka dapat dilanjutkan pada ayat berikutnya dengan cara yang sama.

5) Metode Kitabah

Kitabah secara bahasa artinya menulis. Metode ini diawali dengan penghafal menuliskan ayat yang akan dihafalkannya pada kertas. Ayat yang telah ditulis kemudian di baca sampai lancar kemudian dihafalkan. Keunggulan dari

30 Ahsin W. Alhafidz, Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur’an , 27

metode ini yaitu dengan aspek visual melalui menulis akan membantu dan mempercepat membentuk bayangan ayat yang dihafalkannya.

6) Metode Gabungan

Metode gabungan merupakan kombinasi antara metode wahdah dan kitabah. Kitabah atau menulis digunakan sebagai pemantapan hafalan, karena menulis dapat memberikan kesan visual yang baik. Setelah menghafal selesai menghafalkan ayat yang dihafalkannya, maka ia menuliskan ayat tersebut pada kertas tanpa melihat mushaf (dengan hafalan). menirukannya secara bersama-sama. Guru membimbingnya dengan mengulang-ulang kembali ayat tersebut diikuti siswa sampai bacaan mereka benar. Selanjutnya mereka mulai sedikit demi sedikit melepas mushaf sambil mengikuti bacaan guru sampai ayat yang sedang dihafalkan benar-benar hafal

7) Metode Jama‟

Jama‟ artinya mengumpulkan. Metode ini dilakukan dengan cara membaca dan menghafal secara kolektif atau bersama-sama dengan di pimpin oleh instruktur atau guru.

metode ini termasuk metode yang baik untuk dikembangkan, karena dapat menghilangkan kejenuhan peserta didik.

disamping itu juga dapat banyak membantu menghidupkan daya ingat terhadap ayat-ayat yang dihafalkannya.

2. Implemensi Program Tahfidz Al-Qur’an a. Perencanaan Program

Perencanaan program adalah sebagai pedoman untuk mencapai tujuan pembelajaran atau hasil apa yang diharapkan dan sebagai pengendali dalam proses pembelajaran. Pembelajaran yang baik berawal dari rencana yang disusun secara matang. 31 Adapun menurut Muhaimin dalam membuat perencanaan program ada empat langkah yang harus dilakukan diantaranya adalah sebagai berikut:32

1) Menetapkan program

Tahapan awal dalam menyusun suatu program yaitu sebaiknya menetapkan program yang akan dilakukan. Hal ini tentu dengan landasan dan latar belakang yang tepat, agar program yang akan dilaksanakan tidak menyalahi dan sesuai dengan kebutuhan sekolah.

2) Menentukan indikator keberhasilan program

Indikator keberhasilan dapat diartikan acuan yang akan dicapai. setelah menentukan program yang akan dilaksanakan, untuk mencapai tujuan dari pelaksanaan program tersebut perlu ditentukan beberapa indikator keberhasilan dari program tersebut. Hal tersebut perludilakukan guna mengidentifikasi apa saja yang harus dicapai dari program yang akan dilaksanakan.

31 .Mohamad Syarif Sumantri, Strategi Pembelajaran Teori dan Praktek (Jakarta: Raja grafindo Persada, 2015), 203.

32Muhaimin dkk,Manajemen Pendidikan : Aplikasi dalam Penyusunan Rencana Pengembangan Sekolah ,(Jakarta: Kencana, 2009), 200.

3) Menetapkan penanggung jawab program

Penanggung jawab terhadap program yang akan dilaksanakan merupakan hal yang sangat perlu diperhatikan.

Dalam menetapkan penanggung jawab tentu harus dengan pertimbangan.

4) Menyusun kegiatan dan jadwal kegiatan

Tahapan terakhir yang harus dilakukan adalah menyusun kegiatan dan jadwal kegiatan dari program yang akan dilaksanankan. Dengan menyusun dan menentukan jadwal kegiatan tentunya program yang akan dilaksanakan akan lebih jelas dan terarah.

b. Pelaksanaan Program

Pelaksanaan merupakan usaha, atau cara yang dilakukan dalam rangka mendukung serta menggerakkan anggota organisasi agar selalu ikhlas dalam bekerja guna mencapai tujuan dengan tepat waktu, dan hemat biaya. Pelaksanaan program adalah kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan bekerja dari sumber daya manusia pada organisasi dalam rangka melaksanakan suatu program.33

Jadi pelaksanaan berarti proses, usaha, dan cara yang diaplikasikan sebagai upaya mencapai tujuan sesuai dengan apa yang direncanakan. Jika dikaitkan dengan tahfidz Al-Qur‟an, program

33 B. Suryosubroto, Manajemen Pendidikan Sekolah (Yogyakarta: Rineka Cipta, 2004), 16.

tahfidz Al-Qur‟an dapat diartikan sebagai aktivitas yang sudah tersusun yang di dalamnya berisi aktivitas untuk mempertahankan, menjaga, dan menghafal Al-Qur‟an. pelaksanaan program tahfidz Al-Qur‟an juga dapat diartikan sebagai proses, usaha, dan cara yang dilakukan dalam rangka mewujudkan berjalannya kegiatan dalam menghafal demi menjaga kelestarian Al-Qur‟an.

Berdasarkan Permendikbud Republik Indonesia Nomor 81A Tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum, tahap kedua dalam pembelajaran menurut standar proses yaitu pelaksanaan pembelajaran yang meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.34

1) Kegiatan Pendahuluan

Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian siswa agar berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Tahap pendahuluan meliputi kegiatan menenangkan kelas, menyiapkan perlengkapan belajar, apersepsi (menghubungkan dengan pelajaran yang lalu), membahas pekerjaan rumah (PR).

34 Kemdikbud. Permendikbud Republik Indonesia Nomor 81A Tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum. (Jakarta: Kemdikbud,2013)

Pada tahap ini, guru membangkitkan motivasi siswa agar lebih antusias mengikuti pembelajaran. 35

2) Kegiatan inti

Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar. Secara umum kegiatan inti meliputi:

a) Menyampaikan materi pembelajaran

Bahan atau materi pelajaran pada hakikatnya adalah isi atau materi pelajaran yang diberikan kepada siswa sesuai dengan kurikulum yang digunakan. Secara umum sifat bahan pelajaran dapat dibedakan menjadi beberapa kategori yaitu; fakta, konsep, prinsip, dan ketrampilan.

b) Menggunakan metode mengajar

Metode mengajar merupakan salah satu cara atau yang digunakan oleh guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pembelajaran. Oleh karena itu, peranan metode mengajar sebagai alat untuk menciptakan proses belajar mengajar.

c) Menggunakan Media mengajar

Media berasal dari bahasa latin yaitu kata medius yang berarti perantara atau pengantar. Sedangkan jika kaitannya

35 Abdul. Gafur, Desain Pembelajaran : Konsep, Model, dan Aplikasinya dalam Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran. (Yogyakarta: Ombak, 2012),174.

dengan pendidikan media pembelajaran adalah segala sesuatu seperti alat, lingkungan, serta segala bentuk kegiatan yang telah dikondisikan guna menambah pengetahuan, mengubah sikap dan menanamkan keterampilan. 36

Dalam ranah tahfizh Al-Qur‟an penggunaan media yang paling dominan dalam rangka membantu siswa maupun ustadz / ustadzah dalam menghafal dengan baik.

dengan penggunaan media, dapat membantu siswa dalam menerima informasi.37 Karena setiap siswa memiliki aspek penerimaan informasi berbeda-beda. Media dalam pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an meliputi media audiotory dan visual. media audiotory meliputi pemutar audio ,kaset, radio, MP3 player sedangkan media visual berupa mushaf Al-Qur‟an.

3) Kegiatan Penutup

Menurut Gafur dalam bukunya desain Pembelajaran bahwa kegiatan penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman kesimpulan, penilaian, umpan balik,

36 Wina sanjaya. Media komunikasi pembelajaran. (Jakarta : Kencana, 2012),88.

37 Az-Zawawi, Abdul Fattah yahya.. Khairu Mu’in Fi Hifzh Al-Qur’an Al-Karim. (Solo:

Pustaka Iltizam, 2008), 23.

serta tindak lanjut.38Tindak lanjut tersebut dilakukan dengan memberikan arahan, kegiatan, atau tugas sebagai bagian remidi bagi siswa yang belum mencapai kompetensi dan pengayaan bagi siswa yang berkemampuan lebih. Jadi pada kegiatan penutup ini, pembelajaran diakhiri dengan melihat kembali pelajaran yang telah dilakukan dan mempersiapkan materi pelajaran berikutnya.39

c. Evaluasi Program

Evaluasi berasal dari bahasa inggris evaluation yang berarti mengacu pada suatu tindakan atau proses untuk menentukan nilai sesuatu. Suchman dalam Aderson mengartikan evaluasi sebagai sebuah proses menentukan hasil yang telah dicapai beberapa kegiatan yang direncanakan untuk mendukung tercapainya tujuan.

Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto dan Safruddin Abdul Jabar, evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil sebuah keputusan.40 Sebagai alat penilaian hasil pencapaian tujuan dalam pengajaran, evaluasi harus dilakukan secara terus menerus. Evaluahsi tidak hanya sekedar menentukan

38 Abdul Gafur. Desain Pembelajaran : Konsep, Model, dan Aplikasinya dalam Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran. (Yogyakarta: Ombak,2012), 174.

39 Suprihatiningrum, Jamil. Strategi Pembelajaran: Teori dan Aplikasi. (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media,2014) 123

40 Suharsimi Ankunto and Safruddin Abdul Jabar, Evaluasi Program Pendidikan, (Jakarta : Hum Aksara, 2004), 26.

angka keberhasilan belajar,tetapi yang lebih penting adalah sebagai dasar untuk umpan balik (feed back) dari proses interaksi edukatif yang dilaksanakan.

Dari penjelasan di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa evaluasi adalah suatu kegiatan akhir yang dilakukan untuk mengukur sejauhmana keberhasilan dan perubahan perilaku yang telah terjadi pada siswa sebagai bentuk proses kegiatan belajar mengajar dan untuk dijadikan tolak ukur perencanaan pembelajaran kedepannya.

Dalam bukunya yang berjudul Evaluasi Pengajaran Ngalim Purwanto menyebutkan bahwa ada dua macam jenis evaluasi yaitu evaluasi formatif dan evaluasi sumatif.41

1) Evaluasi Formatif

Evaluasi formatif adalah kegiatan menilai yang bertujuan untuk mencari umpan balik (feedback), selanjutnya hasil penilaian tersebut dapat digunakan untuk memperbaiki proses belajar-mengajar yang sedang atau yang sudah dilaksanakan. .evaluasi sumatif dilakukan pada setiap akhir pembahasan suatu pokok bahasan atau topik, dan

41 M.Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran,(Bandung : PT.Remaja Rosdakarya, 2004),Cet ke-12, 5.

dimaksudkan untuk mengetahui sejauh manakah suatu proses pembelajaran telah berjalan sebagaimana yang direncanakan.42

Winkel menyatakan dalam bukunya Psikologi pendidikan dan evaluasi belajar bahwa yang dimaksud dengan evaluasi formatif adalah penggam tes-tes selama proses pembelajaran yang masih berlangsung. 43 Dengan tujuan siswa dan guru memperoleh informasi mengenai kemajuan yang telah dicapai. Evaluasi formatif dimaksudkan untuk memantau kemajuan belajar siswa selama proses belajar mengajar berlangsung serta untuk mengetahui kelemahan kelemahan yang memerlukan perbaikan sehingga hasil belajar mengajar menjadi lebih baik. Dari hasil evaluasi ini akan diperoleh gambaran siapa saja yang telah berhasil dan siapa yang dianggap belum berhasil Selanjutnya diambil tindakan-tindakan yang tepat.

Tindak lanjut dari evaluasi ini adalah bagi para siswa yang belum berhasil maka guru dapat memberikan remedial, yaitu bantuan khusus yang diberikan kepada siswa yang mengalami kesulitan memahami suatu pokok bahasan tertentu.

Sementara bagi siswa yang telah berhasil akan melanjutkan pada topik berikutnya. Mereka yang memiliki kemampuan yang lebih akan diberikan pengayaan, yaitu materi tambahan

42 Suharsimi Ankunto and Safruddin Abdul Jabar, Evaluasi Program Pendidikan, (Jakarta: Hum Aksara, 2011), 1-2.

43 WS.Winkel, Psikologi pendidikan dan evaluasi belajar, (Jakarta: Gramedia 2009), 22.

yang sifatnya perluasan dan pendalaman dari topik yang telah diberikan. Tes formatif ini biasa dilaksanakan di akhir setiap pembelajaran, yaitu dilaksanakan pada setiap kali satuan pelajaran atau sub pokok bahasan berakhir atau dapat diselesaikan. Di sekolah sekolah tes formatif ini biasa dikenal dengan istilah ulangan harian.

2) Evaluasi Sumatif

Kata sumatif berasal dari kata "sun" yang berarti total.

penilaian sumatif berarti penilaian yang dilakukan jika satuan pengalaman belajar atau seluruh materi pelajaran dianggap telah selesai. 44dengan demikian, ujian akhir semester dan ujian nasional termasuk penilaian sumatif.

Evaluasi sumatif adalah suatu penilaian yang pelaksanaannya itu dilakukan pada akhir semester dari akhir tahun. Jadi, tujuannya adalah untuk melihat hasil yang dicapai oleh peserta didik. yaitu seberapa jauh tujuan-tujuan yang telah berhasil dikuasai oleh para peserta didik. Penilaian inipun dititikberatkan pada penilaian yang berorientasi kepada produk bukan kepada sebuah proses.

Hasil yang peroleh dari tes sumatif, akan menjadi keputusan akhir, mengingat tidak adanya kesepakatan bagi guru untuk memperbaiki kekurangan para siswa pada semester

44 Zainal Arifin, Evoluasi Pembelajaran (Bandung PT Remaja Rosdakarya, 2009), cet.1, 36.

tersebut. Perubahan baru bisa dilakukan pada tahun berikutnya atau sekedar bahan untuk penyempurnaan semester berikutnya.

3. Pembentukan Karakter Islami a. Pengertian Karakter Islami

Karakter berasal dari kata Yunani yaitu “to mark” yang berarti menandai dan memfokuskan. 45Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, karakter mempunyai pengertian sifat-sifat kejiwaan, tabiat, watak, perangai, akhlak atau budi pekerti yang menjadi ciri khas seseorang dengan orang lain. Berkarakter artinya berkepribadian, bertabiat dan berwatak.46 Sedangkan menurut Thomas Lickona karakter adalah sifat alami seseorang dalam merespon situasi secara bermoral. suatu usaha yang disengaja untuk membantu seseorang sehingga ia dapat memahami, memperhatikan, dan melakukan nilai-nilai etika yang inti.47

Apabila mengacu pada terminologi Islam, karakter disamakan dengan khuluq (bentuk tunggal dari akhlak). Kata akhlak berasal dari kata khalaqa yang bermakna perangai, tabiat, adat istiadat. Menurut pendekatan etimologi kata akhlak berasal

45 Sofan Amri, Ahmad Jauhari, and Tatik Elisah, Implemetasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran, (Jakarta: Prestasi Pustaka Raya, 2011) , 3.

46 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta, PT Gramedia Indonesia, 2012), 623.

47 Thomas Lickona, Character Matters: Persoalan Karakter, Bagaimana Membantu Anak Mengembangkan Penilaian Yang Baik, Integritas dan Kebajikan Penting Lainnya, (Jakarta:

PT Bumi Aksara, 2015), 6

dari bahasa arab yang bentuk mufradnya adalah khuluqun yang menurut logat diartikan budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Kalimat ini mengandung segi-segi persesuaian dengan perkataan khalqun (kejadian), serta erat hubungannya dengan khaliq (pencipta), dan makhluk (yang diciptakan).48

Dalam perspektif islam, karakter islami adalah perilaku atau tingkah laku seseorang yang bersumber dari keteladanan rasulullah saw, dimana beliau mempunyai empat karakter yang menjadi sebagian esensi Al-Qur‟an, karakter tersebut meliputi:49 1) Shiddiq

Shiddiq adalah sebuah kenyataan yang benar yang tercermin dalam perkataan, perbuatan atau tindakan dan keadaan batinnya. Tidak ada yang meragukan bahwa kejujuran adalah akhlak yang mulia. Maka tidak heran jika nabi Muhammad saw selalu menganjurkan umatnya untuk menghiasi diri mereka dengan akhlak yang agung ini. 50

Kejujuran mempunyai derajat yang tinggi di sisi Allah swt, karena nabi muhammad saw, terkenal sebagai pribadi yang jujur dan baik. Jujur mempunyai banyak definisi, namun ada satu makna yang sering digunakan dan mudah dipahami yaitu perkataan yang benar, sesuai dengan realita

48 Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,2012), 65.

49 H. E. Mulyasa, M. Pd, Manajemen Pendidikan Karakter (Jakarta : Bumi Aksara, 2012), 5.

50 M. Furqon Hidayatullah, Pendidikan Karakter: Membangun Peradaban Bangsa (Surakarta: Yuma Pustaka, 2010) , 61-63.

yang dilihat oleh orang yang mengatakannya meskipun orang lain tidak mengetahuinya.51

2) Amanah

Amanah artinya seorang Rasul selalu menjaga dan menunaikan amanah yang dipikulkan ke pundaknya.

Perbuatannya akan selalu sama dengan perkataannya. Dia akan selalu menjaga amanah kapan dan dimanapun, baik dilihat dan diketahui oleh orang lain maupun tidak. Oleh sebab itu mustahil seorang rasul berkhianat, melangar amanat.

Seseorang yang memiliki sifat khianat tidak pantas menjadi nabi apalabi rasul.52

Amanah adalah sebuah kepercayaan yang harus diemban dalam mewujudkan sesuatu yang dilakukan dengan penuh komitmen, kompeten, kerja keras dan konsisten.

Pengertian amanah ini dapat dijabarkan ke dalam butir-butir:

a. Memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi

b. Memiliki kemampuan mengembangkan potensi secara optimal c. Memiliki kemampuan mengamankan dan menjaga

kelangsungan hidup dan

d. Memiliki kemampuan membangun kemitraan dan jaringan.

3) Tabligh

51 Abdul Mun‟im al-Hisyimi, Akhlak Rasul menurut Bukhari & Muslim (Jakarta: Gema Insani, 2013), 119-121.

52 Toto Tasmara, Kecerdasan Ruhaniyah (Transcendental Intelligence) Membentuk Kepribadian yang Betanggung Jawab, Profesional, dan Berakhlak (Depok: Gema Insani Press, 2001) ,,220-221.