METODE PENELITIAN
C. Pembahasan Temuan
2. Pelaksanaan Program Tahfidz Al-Qur’an dalam pembentukan karakter islami siswa di MAN I Kota Probolinggo
Tujuan dibuat perencanaan adalah sebagai pedoman pelaksanaan suatu kegiatan. Kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan Tahfidz Al-Qur'an dalam membentuk karakter islami siswa diharapkan dalam pelaksanaannya sesuai dengan perencanaan yang telah disusun dan nantinya dapat dijadikan sebagai tolak ukur dalam tahap evaluasi.
Ditemukan bahwa pelaksanaan program tahfidz al-Qur'an dilaksanakan setiap hari selasa, kamis dan sabtu dimulai sebelum pembelajaran yaiu pada puku 06.15 wib dengan suatu kebiasaan baik yaitu berwudhu. Guru Tahfidz selalu memberikan pemahaman kepada siswa akan pentingnya menjaga wudhu dengan cara menanamkan kepada siswa tidak hanya saat pembelajaran Tahfidz saja tetapi pada mata pelajaran lainnya untuk selalu memulainya dengan berwudhu, karena dengan mempunyai wudhu, tubuh kita dalam keadaan suci ,terjaga dan lebih konsentrasi belajarnya apalagi belajar menghafal Al-Qur'an, harus benar-benar menjaga wudhu.
Temuan diatas sesuai dengan teori yang disampaikan oleh imam musbiki dalam bukunya yang berjudul pendidikan karakter dan religius dalam pembentukan karakter bahwa Dalam upaya membentuk karakter
harus ada usaha yang dilakukan agar terbentukanya akhlak yang mulia dalam diri siswa, ada tiga tahapan yang harus di lalui yaitu Moral knowing/ learning to know, moral loving/ moral Feeling dan moral doing/Learning to do. Moral knowing adalah memberikan pemahaman dan pengetahuan kepada siswa tentang nilai-nilai akhlak. Sedangkan Moral Loving adalah guru tidak hanya memberikan pemahaman tentang nilai-nilai karakter saja melaikan juga harus menjadi seorang public figur yang ditampilkan sebagai tauladan / Uswah bagi para siswa. dan moral doing adalah siswa dapat mengaplikasikan pengehuan yang telah diperoleh dalam kehidupan sehari-harinya.129
Setelah dipastikan semua siswa mempunyai wudhu pembelajaran Tahfidz Al-Qur'an bisa dimulai dengan berdoa dan tawashul , dengan tujuan agar pembelajaran yang dilaksanakan dapat berjalan dengan lancar dan ilmu yang didapat barokah dan manfaat. Dilanjut ke inti pembelajaran yaitu murojaah dahulu sebelum siswa menyetorkan hafalan barunya.
Sistem setoran murojaah dan hafalan adalah kepada guru Tahfidz Al-Qur'an yaitu ada 3 guru diantaranya adalah Ustadz Malik, Ustadz Faishal dan ustadz hari, boleh ke siapa saja bebas , tidak mengharuskan siswa harus setoran kesiapa.boleh siapa dulu, biasanya yang siap lebih dulu.
Hasil observasi dan wawancara ditemukan bahwa metode menghafal Al-Qur'an yang banyak dipakai siswa mengahafal adalah metode wahdah dan Takrir/Tikrar. Pemilihan metode disini diserahkan
129 Imam Musbiki, Tentang Pendidikan Karakter dan Religius Dasar Pembentukan Karakter...., 35
kepada masing-masing siswa, maksudnya adalah siswa boleh memilih metode menghafal senyaman mereka karena terkendala durasi pembelajaran maka proses mengahafal dilakukan dirumah masing-masing.
Temuan tersebut sesuai dengan pendapat Ahsin Sakho M dalam bukunya yang berjudul Kiat-kiat Menghafal Al Qur‟an bahwasanya metode yang dapat menjadi opsi dalam menghafal Al-Qur‟an antara lain adalah metode wahdah, sima'i, jama' dan gabungan.130
Temuan diatas juga sesuai dengan ungkapan Ahsin W. Alhafidz dalam bukunya yang berjudul Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur'an bahwa sebagian ulama menggunakan metode takrir dalam menghafal Al-Qur'an.Metode takrir artinya mengulang hafalan kepada guru atau temannya. sebagian ulama mengulang-ulang sebanyak 100-400 kali.131sehingga ilmu yang didapatnya seolah-olah berada diantara kedua matanya
Setelah proses setoran hafalan dan murajaah selesai, dilanjutkan dengan pemberian motivasi oleh guru tahfidz terkait dengan proses menghafal Al-Qur‟an, tujuannya agar siswa yang mengikuti tahfidz selalu memiliki semangat yang tinggi dalam menghafal, karena untuk istiqomah dalam menghafal dan menjaganya itu tidak mudah bagi siswa, mereka harus bisa melawan rasa malas dan kebosanan dalam menghafal.
Sehubungan dengan temuan dan teori yang sudah dipaparkan maka dapat dikerucutkan bahwa pelaksanaan program Tahfidz Al-Qur'an dalam
130 Muhammad Ahsin Sakho, Kiat-kiat Menghafal Al-Qur’an, 63-65.
131 Ahsin W. Alhafidz, Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur‟an (Jakarta: Bumi Aksara, 1994) 26
pembentukan karakter islami siswa sudah dilaksanakan dengan baik oleh guru Tahfidz. Cara yang dilakukan guru Tahfidz dalam membentuk karakter islami siswa yaitu dengan memberikan pemahaman kemudian membiasakan siswa dengan memberikan tauladan yang baik kepada mereka.
3. Evaluasi Program Tahfidz Al-Qur’an dalam pembentukan karakter islami siswa di MAN I Kota Probolinggo
Setelah kegiatan pembelajaran telah usai, tahap terakhir adalah melakukan evaluasi. Evaluasi adalah suatu penilaian terhadap suatu hal atau kegiatan yang telah dilaksanakan. Dengan adanya evaluasi seseorang dapat mengetahui ketercapaian suatu kegiatan agar kedepannya dapat diperbaiki menjadi lebih baik. Begitu juga dengan Evaluasi program tahfidz al-Qur'an Perlu dilakukan untuk mengetahui sejauh mana tingkat hafalan dan bacaan Al-Qur'an siswa.
Berdasarkan data hasil observasi dan wawancara ditemukan bahwa bentuk evaluasi yang dilakukan oleh MAN I Kota Probolinggo terdiri dari Evaluasi harian, per-semester atau tiap 6 bulan sekali dan evaluasi menjelang kelulusan atau evaluasi ekstra 3 tahun sekali. Adapun hal-hal yang dinilai dalam evaluasi program tahfidz diantaranya meliputi kelancaran dalam membaca , tajwid dan makharijul hurufnya.
Contoh dari evaluasi harian pada program tahfidz al-Qur'an di MAN 1 Kota Probolinggo adalah murojaah dan setoran hafalan. Murojaah dilaksanakan sebelum siswa setoran hafalan yang baru kepada ustadz.
Murojaah dilakukan setiap pertemuan yakni 3 kali dalam seminggu yaitu setiap hari Selasa. Kamis dan sabtu. tujuan dari pelaksanaan murojaah ini adalah agar hafalan siswa semakin kuat, semakin siswa selalu mengingat hafalan semakin hafalan itu kuat dalam ingatannya.karena lebih sudah mempertahankan hafalan dari pada menambah hafalan yang baru.
Sehubungan diadakannya evaluasi harian maka guru Tahfidz juga mengadakan evaluasi per semester untuk mengetahui target hafalan siswa selama satu semester. evaluasi semester berbeda dengan evaluasi biasanya karena evaluasi ini dilaksanakan di luar sekolah yaitu di yayasan rumah Tahfidz Probolinggo (Yaruthab) yang beralamatkan di jalan pahlawan ruko komplek ruko pangsud blok F5. Sistem evaluasi diserahkan kepada guru Tahfidz dari sana. Ketentuan hafalan siswa adalah boleh menyetorkan hafalan yang sudah mereka hafalkan minimal 2 surah dan nantinya siswa mendapatkan sebuah sertifikat sebagai bukti telah menyetorkan hafalan.
Selanjutnya adalah melakukan evaluasi ekstra 3 tahun sekali.
Evaluasi ini tidak ditujukan kepada siswa yang mengikuti program Tahfidz saja tetapi untuk semua siswa di MAN1 Kota Probolinggo. Evaluasi ini baru diterapkan pada tahun ini dengan tujuan untuk mencetak lulusan dari MAN 1 Kota Probolinggo yaitu unggul dibidang islami contohnya adalah dapat membaca Alquran dengan baik dan dapat menghafalkannya sehingga nantinya dapat menerapkan akhlak yang ada didalam Al-Quran dalam kehidupan bermasyarakat.
Temuan tersebut sesuai (Depdiknas 2006) bahwa evaluasi adalah kegiatan mengidentifikasi untuk melihat apakah suatu program yang telah direncanakan sudah tercapai atau belum, berharga atau tidak, dan dapat pula untuk melihat tingkat efisiensi pelaksanaannya.132
Temuan tersebut juga sejalan dengan teori yang disampaikan oleh Ngalim Purwanto dalam bukunya yang berjudul Prinsip-prinsip dan teknik evaluasi Pengajaran menyatakan bahwa ada dua macam jenis evaluasi yaitu evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. Evaluasi Formatif dilakukan pada setiap akhir pembahasan suatu pokok bahasan atau topik, dan dimaksudkan untuk mengetahui sejauh manakah suatu proses pembelajaran telah berjalan sebagaimana yang direncanakan. Sedangkan evaluasi sumatif dilakukan pada akhir semester dari akhir tahun.133
Teori diatas sesuai dengan hasil temuan bahwa bentuk evaluasi pada program tahfidz al-Qur'an di MAN 1 Kota Probolinggo terdiri dari evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. Evaluasi Formatif pada program tahfidz al-Qur'an di MAN 1 probolinggo adalah murojaah dan setoran hafalan yang dilaksanakan setiap pembelajaran berlangsung. Sedangkan evaluasi sumatif pada program tahfidz al-Qur'an di MAN 1 Kota Probolinggo adalah penilaian semester setiap 6 bulan sekali dan penilaian ekstra 3 tahun.
132 Ratnawulan, Elis and Rusdiana. Evaluasi (Bandung : Pustaka Setia.2013 ), 5.
133 M.Ngalim Purwanto , Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran (Bandung : PT.Remaja Rosdakarya, 2004),Cet ke-12, 5.