• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian Kurikulum

Dalam dokumen Dian Kusumawati K8408034 (Halaman 29-38)

BABA II. LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori dan hasil penelitian yang relevan

3. Kajian Kurikulum

a. Pengertian Kurikulum

Salah satu komponen di dalam pendidikan yang dianggap penting adalah kurikulum. Menurut Bobbitt (1989), kurikulum adalah A way to prepare student for their future role in the new industrial. He influenced the curriculum by showing how teaching classical subjects should be repleced by teaching subjects (kurikulum merupakan sebuah jalan untuk menempuh dan mempersiapkan peserta didik ke dalam masyarakat industri baru) Rakhmat Hidayat (2011:7). Mengenai kurikulum Good (1959) juga berpendapat,

school should offer the student by way of qualifying him for graduation or (kurikulum merupakan sebuah rencana isi tentang materi tertentu dari instruksikan bahwa sekolah harus memenuhi kualifikasi dan sertifikat serta dapat melanjutkan bidang profesional atau kejuruan) (Rakhmat Hidayat, 2011:8). Kurikulum merupakan rencana sebagai pedoman dalam melaksanakan proses pembelajaran. Hal tersebut sesuai dengan peryataan Popham dan Baker (1970) mengatakan bahwa kurikulum Seluruh hasil belajar yang direncanakan dan merupakan tanggung jawab

Kurikulum sebagai sebuah rencana hal ini sesuai dengan peryataan Tanner dan Tanner (1975) bahwa kurikulum sebagai The planned and guided learning experinces and intended learning outcomes, formulated throught the systematic and recontruction of knowledge and eksperience, under the auspsices of the

( kurikulum adalah pengalaman belajar yang direncanakan dalam bimbingan dan dimaksudkan sebagai hasil belajar, dirumuskan melalui rekonstruksi pengetahuan

dan pengelaman yang sistematis, yang dibimbing oleh sekolah bagi kesinambungan perkembangan kompetensi sosial si pembelajar). (Rahmat Hidayat, 2011:9). Kurikulum bertujuan untuk menuntaskan setiap unit pembelajaran, hal tersebut sesuai dengan simpulan Cagne (2005) menegaskan Bagian isi dan bahan pelajaran yang digambarkan dengan sedemikian rupa sehingga pembelajaran setiap unit dan dituntaskan sebagai satuan

Menurut Tim Pengembang ilmu pendidikan FIP-UPI pendidikan kurikulum adalah Inti pendidikan, dari ketiga bidang utama pendidikan yaitu menejemen pendidikan, bimbingan siswa dan kurikulum, kurikulum merupakan bidang yang paling besar memberikan pengaruh langsung terhadap perkembangan peserta didik (2007:97). Mengenai kurikulum sebagai dokumen Sanjaya risi tentang tujuan yang harus dicapai, isi materi dan pengalaman belajar strategi dan cara yang dapat dikembangkan, evaluasi yang dirancang untuk mengumpulkan informasi tentang pencapaian tujuan, serta implementasi dari dokumen yang dirancang dalam bentuk

Mengenai kurikulum sebagai aktivitas Nurdin juga berpendapat, kurikulum a Aktivitas apa saja yang dilakukan sekolah dalam rangka mempengaruhi anak dalam belajar untuk mencapai suatu tujuan, termasuk didalamnya kegiatan mengajar, mengatur strategi dalam proses

belajar-(2005:32). Kurikulum sebagai seperangkat aturan, Hamalik berpendapat Seperangkat pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar

dalam Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional dan digunakan dalam Peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2005. Pasal 1.19 UU nomor 20 tahun 2003 merumuskan kuri Seperangkat rencana sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan

commit to user

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kurikulum merupakan perangkat dari pendidikan untuk menyelenggarakan sebuah pembelajaran. Kurikulum merupakan desain yang disusun sedemikian rupa yang berisi tentang rumusan, isi, tujuan dan strategi pembelajaran serta evaluasi yang berfokus pada kepentingan peserta didik. Kurikulum merupakan sesuatu yang menjadi seperangkat rencana bagi seorang pendidik kepada para peserta didik untuk melakukan proses pembelajaran yang baik yang harus diimplementasikan menjadi pengalaman belajar siswa.

Kurikulum berisi dari bahan-bahan pembelajaran yang menjadi landasan, arahan dan perencanaan untuk menuju proses pembelajaran kepada kepada peserta didik dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kurikulum mejadi sebuah grand desain pendidikan untuk mewujudkan pembelajaran visioner sehingga isi, materi melalui proses pembelajaran yang diberikan bagi peserta didik memiliki kualitas sesuai tuntutan zaman dan kebutuhan masyarakat.

Kurikulum merupakan sebuah rencana yang telah disusun secara sistematis berupa konsep dan grand desain pendidikan yang disesuiakan dengan tuntutan dan kondisi zaman serta kebutuhan masyarakat yang dijadikan sebagai pedoman untuk melakukan kegiatan pembelajaran guna mencapai tujuan pendidikan. Kurikulum merupakan acuan dari pendidikan dalam melakukan proses pembelajaran. Sehingga karena kurikulum dianggap penting di Indonesia sering terjadi pergantian kurikulum dalam rangka menyesuaikan dengan kondisi perubahan sosial dan tuntutan zaman.

b. Fungsi Kurikulum

Kurikulum memiliki beberapa fungsi, menurut Soemanto (2008), menyatakan tentang fungsi kurikulum bahwa :

1) Fungsi kurikulum dalam mencapai tujuan pendidikan

Kurikulum merupakan sebuah media untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang ingin di capai. Oleh karena itu fungsi kurikulum adalah sebagai alat atau media untuk mencapai tujuan pendidikan.

2) Fungsi kurikulum bagi perkembangan siswa

Sebagai organisasi belajar ( lerning organsatior ) yang tersusun dengan cermat,kurikulum selalu di siapkan dan di rancangbagi siswa sebagai salah satu aspek yang akan di konsumsi siswa.

3) Fungsi kurikulum bagi para pendidik

Bagi pendidik, kurikulum memegang peranan penting yang berfungsi sebagai Pedoman kerja dalam menyusun dan mengorganisir pengalaman belajar siswa. Pedoman untuk mengadakan evaluasi terhadap tingkat perkembangan siswa dalam kerangka menyerap sejumlah pengetahuan sebagai pengalaman bagi mereka. Pedoman dalam megatur kegiatan pendidikan dan pembelajaran.

4) Fungsi kurikulum bagi pimpinan

Sebagai pedoman dalam mengadakan fungsi supervise, yakni memperbaiki situasi belajar agar lebih kondusif. Sebagai pedoman dalam melaksanakan fungsi supervise dalam menciptakan situasi belajar yang menunjang situasi belajar siswa kearah yang lebih baik.

5) Fungsi kurikulum bagi orangtua siswa

Kurikulum memiliki fungsi yang amat besar bagi orang tua mereka dapat berperan serta dalam membantu sekolah melakukan pembinaan terhadap putra putri mereka.

Dalam sistem pendidikan kurikulum merupakan komponen yang sangat penting, Kurikulum berfungsi bagi pihak yang berkaitan dengan pelaksanaan kurikulum terutama bagi pendidik dan peserta didik yang berhubungan langsung dengan implementasi kurikulum. Mengenai kurikulum sebagai pedoman Sanjaya

S

alat dan pedoman pendidikan, maka isi kurikulum harus sejalan dengan tujuan

McNeil, 1981) kurikulum memiliki empat fungsi yaitu :

1.Fungsi pendidikan umum (common and general education)

Fungsi kurikulum mempersiapkan peserta didik agar mereka menjadi anggota masyarakat yang bertanggung jawab sebagai warga negara yang baik dan bertanggung jawab. Kurikulum harus membentuk pengalaman belajar kepada setiap peserta didik agar mampu meninternisasi nilai-nilai dalam kehidupan.

commit to user

2.Suplementasi (suplementation)

Kurikulum menjadi peserta didik yang memiliki kemampuan diatas rata-rata harus terlayani untuk mengembangkan kemampuan secara optimal, sebaliknya siswa yang memiliki kemampuan dibawah rata-rata juga terlayani sesuai dengan kemampuannya.

3.Eksplorasi (eksploration)

Fungsi eksplorasi memiliki makna bahawa kurikulum harus dapat menemukan dan mengembangkan minat dan bakat masing-masing siswa.

4.Keahlian (spesialization)

Kurikulum berfungsi untuk mengembangkan kemampuan anak sesuai dengan keahliannya yang didasarkan atas minat dan bakat siswa. kurikulum harus memberikan pilihan berbagai bidang keahlian, misalnya perdagangan, pertanian, indusri dan disiplin akademik. (2005:12-13)

Memahami dari fungsi fungsi kurikulum diatas dapat dipahami bahwa kurikulum memiliki hubungan yang baik bagi setiap lembaga penyelenggara pendidikan. Mengenai fungsi kurikulum Mulyasa (2005) menyatakan:

Kurikulum memiliki fungsi perencanaan dan fungsi pelaksanaan. Fungsi perencanaan adalah persiapan mengajar yang dapat mendorong guru lebih siap melakukan kegiatan pembelajaran dengan perencanaan yang lebih matang. Fungsi pelaksanaan yaitu kurikulum sebagai perencanaan akan dapat membentu dalam rangka melaksanakan proses pembelajaran dengan perencanaan pelaksanaan pembelajaran akan lebih terorganisir melalui serangkaian kegiatan tertentu, dengan strategi yang tepat dan mumpuni. (hlm.79)

Kurikulum sebagai sebuah perangakat dalam penyelenggaraan pendidikan memiliki berbagai macam fungsi yang meningkatkan kualitas pendidikan.

menunjukkan bahwa kegiatan-kegiatan kurikulum tidak terbatas dalam ruang kelas saja, melainkan mencakup juga kegiatan-kegiatan di luar kelas. Tidak ada

Mengenai Fungsi kurikulum yang berkaitan dengan pelaksana dan kegiatan seperti guru, siswa, kepala sekolah, pengawas, orang tua dan masyarakat. Sanjaya (2008) berpendapat:

Kurikulum bagi guru berfungsi sebagai pedoman dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Proses pembelajaran yang tidak berpedoman dengan kurikulum tidak akan berjalan dengan efektif. Kurikulum bagi kepala

sekolah berfungsi sebagai penyususn perencanaan dan program sekolah, bagi pengawas kurikulum sebagai pendukung dalam melakukan suvervisi karena dengan kurikulum tersebut para pengawas akan dapat menentukan apakah program sekolah termasuk pelaksanaan prose pembelajaran yang dilakukan oleh guru sudah sesuai dengan tuntutan kurikulum atau belum, sehingga berdasarkan kurikulum itu juga pengawas dapat memberikan saran pendidikan. Bagi siswa kurikulum berfungsi sebagai pedoman belajar. Melalui kurikulum siswa akan memahami apa yang harus dicapai. Isi atau bahan pelajaran yang harus dikuasai. (hlm.13-15)

Dengan demikian berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan, bahwa Dalam fungsi kurikulum menunjukkan bahwa kurikulum harus dirancang sedemikian rupa agar dapat meningkatkan kualitas dan mutu dari pembelajaran. Kurikulum memiliki kekuatan yang besar bagi pendidikan dalam melaksanakan peranannya sebagai komponen sistem yang harus dilaksanakan dalam pendidikan. Kurikulum tidak bisa dipisahkan dengan pendidikan dan merupakan sarana untuk tercapainya tujuan pendidikan, karena kurikulum merupakan salah satu bentuk menejemen dan administrasi pendidikan yang harus ada demi terselengaranya pendidikan di setiap instansi penyelenggara pendidikan. Kurikulum memiliki arti penting bagi penyelenggaraan pendidikan serta, merupakan salah satu inti dari pendidikan yang dipersiapkan dan dikembangkan untuk mencapai tujuan pendidikan yakni mempersipakan peserta didik untuk menjadi insan yang bermartabat dan beradap di masyarakat.

c. Perjalanan Kurikulum di Indonesia

Perjalanan Kurikulum di Indonesia sebagaimana dinyatakan oleh Soekisno bahwa Kurikulum Indonesia kurikulum pendidikan nasional telah mengalami perubahan, yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004 (KBK), 2006 (KTSP). Pada masa orde lama pada tahun 1945-1961 yaitu kurikulum 1947. Kurikulum 1947 merupakan kurikulum peralihan pendidikan belanda ke pendidikan nasional dan menekankan pada pembentukan karakter manusia yang berdaulat dan sejajar dengan negara lain. Kurikulum Pendidikan masa itu masih dipengaruhi sistem pendidikan kolonial Belanda dan Jepang, sehingga hanya meneruskan yang pernah digunakan sebelumnya.Ia bisa dikatakan

commit to user

sebagai pengganti sistem pendidikan kolonial Belanda. Karena suasana kehidupan berbangsa saat itu masih dalam semangat juang merebut kemerdekan maka pendidikan sebagai development conformism lebih menekankan pada pembentukan karakter manusia Indonesia yang merdeka dan berdaulat dan sejajar dengan bangsa lain di muka bumi ini.

Pada tahun 1952, kurikulum pendidikan mengalami penyempurnaan, dengan nama Rentjana Pelajaran Terurai 1952. Kurikulum ini sudah mengarah pada suatu system pendidikan nasional. Dalam kurikulum ini yang paling menonjol dan sekaligus ciri dari kurikulum 1952 ini bahwa setiap rencana pelajaran harus memperhatikan isi pelajaran yang dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari.

Menjelang tahun 1964, pemerintah kembali menyempurnakan sistem kurikulum pendidikan di Indonesia, dengan nama Rentjana Pendidikan 1964. Pokok-pokok pikiran yang menjadi cirinya adalah pemerintah mempunyai keinginan agar rakyat mendapat pengetahuan akademik untuk pembekalan pada jenjang SD, sehingga pembelajaran dipusatkan pada program Pancawardhana, yaitu pengembangan moral, kecerdasan, emosional/artistik, keprigelan, dan jasmani.

Setelah masa orde lama kemudian muncul pergantian kurikulum pada masa orde baru Memasuki fase masa orde baru, kurikulum pertama pendikan adalah kurikulum 1968 dimulai berdasarkan TAP/MPRS No. XXVII/MPRS/1996 tentang agama, pendidikan dan kebudayaan. Kurikum ini bertujuan untuk membentuk manusia yang pancasilais sejati berdasarkan ketentuan-ketentuan sebagaimana yang dikehendaki oleh pemerintah UUD 1945 dan isi UUD 1945. Titik penekanan pada kurikulum 1968 adalah penanaman jiwa pancasila terhadap peserta didik bahwa ruang aktualisasi pendidikan tidak boleh menyimpang dari falsafah pancasila.

Usia kurikulum 1968 tidak berjalan lama kemudian muncul kurikulum 1975. Perubahan kurikulum ini didasarkan pada keputusan MPR No. II/MPR/1973. Kurikulum 1968 tidak lagi digunakan karena kurikulum tersebut didasarkan pada Undang-Undang Pokok Peradilan dan pengajaran No. 4 tahun

1950, TAP/MPRS No. II Tahun 1960. Dengan demikian adanya TAB MPR baru membutuhkan kurikulum baru yang kemudian dinamakan kurikulum 1975. Inti dari kurikulum ini adalah konsep pendidikan ditentukan dari pusat para pengajar tidak perlu berfikir membuat konsep sendiri bagaimana pola pengajaran yang baik harus digelar di dalam kelas.

Kurikulum 1975 tidak berjalan lama karena dianggap tidak konstruktif dalam proses pendidikan yang mencerdaskan sehingga memunculkan keinginan dari pemerintah pusat unruk mengganti kurikulum ini. Pendidikan perlu ditempatkan secara arif dan bijaksana dalam menjawab kebutuhan-kebutuhan sosial. Pendidikan bukan milik pemerintah atau penguasan, tetapi menjadi bagian integral dari bangsa sehingga penyelenggaraan pendidikan harus diserahkan kepada masyarakat. Hal inilah yang menjadi salah satu alasan kurikulum 1975 harus diganti.

Kebutuhan akan laju pembangunan nasioal pesat, termasuk berdampak pada lahinya ruang-ruang baru dalam pembangunan pendidikan nasional, diperlukan kurikulum baru untuk merespon persoalan-persoalan dimasyarakat, karena hal tersebut akhirnya muncul kurikulum 1984. Inti dari kurikulum ini adalah pendidikan diarahkan pada pembentukan karakter anak didik yang memiliki kemampuan dasar siap bekerja dengan skill yang baik sehingga bisa digunakan diperusahaan atau pabrik-pabrik. Lebih tepatnya tujuan dari kurikulum 1984 bertujuan untuk memproduksi tenaga berpendidikan yang siap pakai.

Menurut Yamin Pendidikan dalam konteks kurikulum 1984 bukan lagi menciptakan ruang berpikir anak-anak didik yang dirangsang dewasa ke depan dan mampu melakukan aktualisasi diri secara kreatif. Oleh karena itu kurikulum 1984 harus diganti yaitu oleh kurikulum 1994 sebagai penyempurna kurikulum, 1984. Kurikulum 1994 merupakan kurikulum yang akan menjawab kebutuhan-kebutuhan sosial dimasa depan sehingga membutuhkan keahlian membutuhkan keahlian tertentu sebagai bagian dari modal melakukan kehidupan secara mandiri. ( 2009)

tian kurikulum ditutup dengan kurikulum 1994. Menginjak masa reformasi kurikulum yang digunakan

commit to user

adalah kurikulum 2004 yaitu Kurikulum Berbasis Kompetensi. Kurikulum 2004

konsep kurikulum yang menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan (kompetensi) tugas-tugas dengan standar performasi tertentu sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik, perupa pengasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu. Menurut Simpson dalam taksonomi Blomm (1989) menyatakan KBK telah berjalan selama dua tahun, namum oleh pemerintah KBK harus diganti dengan kurikulum 2006 yang dikenal dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang merupakan kurikulum peyempurna kurikulum KBK.

Beberapa alasan KBK harus diganti dengan KTSP yaitu KBK masih memelukan pemetaan dan pengklasifikasian standar kompetensi sebelum membuat silabus. Materi mana yang termasuk kompetensi mendengarkan, berbicara, membaca maupun menulis. Ditambah lagi harus dengan mempertimbangkan dan mencantumkan karakteristik pada peserta didik, yang mencakup perkembangan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Adapun dalam KTSP, pemetaan dan klasifikasi standar kompetensi yang mencakup kompetensi mendengar, berbicara, dan menulis sudah tertera dalam rambu-rambu kurikulum dengan sangat jelas. Pertimbangan dan pencantuman karakteristik pada peserta didik secara implisit tidak dicantumkan dalam silabus tersebut. Meskipun tidak perlu mencantumkan karakteristik peserta didik, guru tetap mempertimbangkan aspek-aspek yang dibutuhkan oleh siswa tersebut. (Isjoni, 2009)

KTSP merupakan kurikulum yang memberikan otonomi luas pada setiap satuan pendidikan, dan pelibatan masyarakat dalam rangka mengefektifkan proses belajar mengajar di sekolah. Intinya desentralisasi pendidikan di masing-masing satuan pendidikan.

Dengan demikian tercatat sembilan kurikulum yang pernah diterapkan di Indonesia. Pergantian ini dimulai dari sejak jaman orde baru, orde lama dan juga sampai pada masa sekarang yaitu masa reformasi. Perubahan kurikulum yang dilakukan di Indonesia disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat dan kondisi jaman. Seiring dengan pengaruh globalisasi dari era orde lama sampai reformasi

akhirnya tercatat beberapa kurikulum yang pernah digunakan di Indonesia. Pergantian kurikulum tersebut dilakukan demi tercapainya tujuan pendidikan dalam mewujudkan pendidikan nasional.

Kurikulum yang digunakan dari orde lama adalaha kurikulum 1947, kurikulum 1952 dan kurikulum 1964. Pada masa orde baru kurikulum 1968, 1975, 1984 dan di tutup dengan kurikulum 1994 serta di masa sekarang reformasi baru terjadi perubahan dua kurikulum yaitu dari kurikulum berbasis kompetensi(KBK) ke kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Kurikulum yang berlaku dan harus digunakan di sekolah adalah kurikulum KTSP Dalam perjalannya kurikulum di Indonesia mengalami beberapa pergantian.

Dalam dokumen Dian Kusumawati K8408034 (Halaman 29-38)

Dokumen terkait