• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

D. Kajian Mengenai Sistem Pembelajaran Mitigasi Bencana

Mitigasi bencana pada dasarnya merupakan langkah yang dilakukan untuk mencegah terjadinya bencana maupun untuk meminimalisir jatuhnya korban ataupun kerusakan yang ditimbulkan. Dalam hal ini, akan dikaji mitigasi bencana dalam konteks sistem pembelajaran yang ada di sekolah. Berdasarkan dari penjelasan bab sebelumnya, mitigasi yang sesuai diterapkan di sekolah adalah mitigasi non-struktural. Mitigasi non-struktural adalah mitigasi yang fokusnya lebih pada modifikasi perilaku manusia misalnya memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai bencana gempa bumi baik itu mengenai bencana nya itu sendiri maupun mengenai langkah-langkah yang harus dilakukan jika gempa bumi terjadi.

Penggunaan pendekatan sistem pembelajaran, diharapkan penanaman pengetahuan dan pemahaman tentang mitigasi dapat digunakan sebagai salah satu upaya untuk pengurangan risiko bencana yang terjadi saat proses belajar mengajar berlangsung. Oleh karena itu dibutuhkan upaya yang menyeluruh dan berkesinambungan dalam menanamkan pemahaman tentang mitigasi bencana.

Pelaksanaan sistem pembelajaran mitigasi bencana, peran guru sangat dibutuhkan untuk menerjemahkan pendidikan mitigasi bencana kepada siswa. Maka dibutuhkan kompetensi peran guru berdasarkan pendapat Hamzah B

46

Uno (2011: 19) sebagai pengelola proses pembelajaran yang harus memiliki kemampuan seperti berikut:

1. Merencanakan sistem pembelajaran a. Guru dapat merumuskan tujuan khusus

b. Guru dapat memilih prioritas materi yang akan diajarkan c. Guru dapat memilih dan menggunakan metode

d. Guru dapat memilih dan menggunakan sumber belajar yang ada e. Guru dapat memilih dan menggunakan media pembelajaran 2. Melaksanakan sistem pembelajaran

a. Guru dapat memilih bentuk kegiatan pembelajaran yang tepat b. Guru dapat menyajikan urutan pembelajaran

3. Mengevaluasi sistem pembelajaran

a. Guru dapat memilih dan menyusun jenis evaluasi

b. Guru dapat melaksanakan kegiatan evaluasi sepanjang proses c. Guru dapat mengadministrasikan hasil evaluasi

4. Mengembangkan sistem pembelajaran

a. Guru dapat mengoptimalisasi potensi peserta didik

b. Guru dapat meningkatkan wawasan kemampuan diri sendiri c. Guru dapat mengembangkan program pembelajaran lebih lanjut

Peran guru dalam menjalankan sistem pembelajaran dalam hal ini adalah sistem pembelajaran mitigasi harus memperhatikan tujuan dari pendidikan risiko bencana. Menurut Etty Sofyatiningrum (2009: 102) bahan ajar merupakan informasi, alat, dan teks yang diperlukan guru/instruktur untuk

47

perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis. Jadi dapat dikatakan bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara sistematis baik tertulis maupun tidak sehingga tercipta lingkungan/suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar.

Langkah-langkah menyusun bahan ajar yang mengintegrasikan PRB adalah sebagai berikut:

a. Memahami teknik penyusunan bahan ajar

b. Mengidentifikasi KD yang dapat diintegrasikan materi PRB c. Menganalisis KD yang dapat diintegrasikan materi PRB

Untuk itu, dibutuhkan suatu perencanaan yang matang dalam membelajarkan mitigasi bencana di sekolah. Pihak sekolah harus terlebih dahulu merencanakan apa yang akan diberikan kepada siswa, bagaimana pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas, hingga hasil yang ingin dicapai dalam penerapan pendidikan mitigasi bencana ini dalam proses pembelajaran.

Menurut Etty Sofyatiningrum (2009: 44-45), tahapan Perencanaan dalam pengintegrasian PRB terhadap mata pelajaran di sebagai berikut:

1. Identifikasi materi pembelajaran tentang pengurangan risiko bencana Konsep mengenai pendidikan pengurangan risko bencana (PRB) dapat diintegrasikan ke dalam mata pelajaran pokok dalam kurikulum, diantaranya:

48

IPA Terpadu, IPS Terpadu, Bahasa Indonesia, Muatan Lokal, dan Penjas Orkes. Materi pembelajaran yang diberikan meliputi apa yang harus dilakukan sebelum bencana, saat terjadi bencana, dan hal yang dilakukan setelah bencana terjadi. 2. Analisis Kompetensi Dasar (KD) yang memungkinkan dapat diintegrasi

dengan PRB.

Kompetensi-kompetensi dasar yang terdapat pada KTSP dapat diintegrasikan dengan materi PRB dalam bentuk KTSP daerah bencana. Model ini disusun sesuai dengan kondisi, kebutuhan, potensi, dan karakteristik satuan pendidikan dan siswa di daerah bencana yang diharapkan dapat digunakan sebagai acuan atau referensi bagi satuan pendidikan di daerah lain yang punya karakteristik yang sama. Melalui bahan ajar yang disusun pada pembelajaran tematik dan di setiap mata pelajaran dapat diintegrasikan mengenai jenis-jenis bencana beserta penyebabnya, usaha-usaha yang dapat dilakukan dalam menghindari terjadinya beberapa bencana, apa yang harus dilakukan ketika terjadi bencana, dampak yang ditimbulkan oleh bencana dan usaha-usaha yang dalam mengurangi dampak tersebut, apa yang dilakukan setelah bencana itu terjadi, dan lain-lain.

Standar kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap orang dalam mengantisipasi bahaya gempa adalah mampu mengantisipasi sebelum gempa terjadi. Bertindak tepat pada saat dan setelah gempa terjadi. Berkaitan dengan hal tersebut, siswa harus dilatih agar memiliki kemampuan dalam melakukan tindakan praktis untuk (1) menyelamatkan diri dari bencana gempa; (2) berpartisipasi dalam membantu upaya mitigasi bencana gempa.

49 3. Menyusun silabus yang terintegrasi PRB

Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran , indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar yang diintegrasikan dengan nilai-nilai pengurangan risiko bencana (PRB).

Pengembangan silabus dapat dilakukan para guru secara mandiri atau berkelompok dalam sebuah sekolah/madrasah atau beberapa sekolah, kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) atau Pusat Kegiatan Guru (PKG), dan Dinas Pendidikan. Pengembangan silabus disusun dibawah supervisi dinas kabupaten/kota yang bertanggung jawab di bidang pendidikan.

Silabus terintegrasi PRB dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan masing-masing sekolah dan jenis ancaman bencana yang rentan di wilayahnya.

Langkah-langkah penyusunan silabus yang mengintegrasikan PRB diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Mengkaji dan menentukan standar kompetensi (SK) yang dapat diintegrasikan dengan PRB.

b. Mengkaji dan menentukan kompetensi dasar (KD) yang sesuai dengan SK yang diintegrasikan.

c. Merumuskan indikator pencapaian kompetensi dengan mengacu pada SK dan KD.

d. Mengidentifikasi materi pokok/pembelajaran yang sesuai dengan PRB gempa bumi.

e. Mengembangkan kegiatan pembelajaran berintegrasi PRB gempa bumi, seperti penyampaian informasi bahaya gempa, simulasi penyelamatan diri, pertolongan, dan lainnya.

f. Menentukan jenis penilaian. g. Menentukan alokasi waktu.

h. Menentukan sumber belajar yang berhubungan dengan PRB gempa bumi. 4. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

50

Rencana pelaksanaan pembelajaran merupakan langkah awal dari suatu manajemen pembelajaran yang berisi kebijakan strategi tentang pelaksanaan pembelajaran yang akan dilakukan. Dalam rencana pembelajaran selalu terdapat komponen yang saling berkaitan yaitu tujuan, bahan ajar, metode/teknik, media, alat evaluasi, dan penjadwalan setiap langkah kegiatan. Komponen-komponen tersebut saling berkaitan dan diintegrasikan dengan nilai-nilai usaha pengurangan risiko bencana (PRB).

RPP disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih. Guru merancang penggalan RPP untuk setiap pertemuan yang disesuaikan dengan penjadwalan di satuan pendidikan. RPP yang terintegrasi PRB gempa bumi disusun sesuai dengan KD yang relevan dengan materi ajar PRB gempa bumi.

Menurut Etty Sofyatiningrum (2009: 80-84) Komponen RPP adalah: a. Identitas mata pelajaran

Identitas mata pelajaran, meliputi: 1) Satuan pendidikan, kelas, 2) semester,

3) program/program keahlian,

4) mata pelajaran atau tema pelajaran, 5) jumlah pertemuan.

b. Standar kompetensi

Standar kompetensi merupakan kualifikasi kemampuan minimal siswa yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan

51

yang diharapkan dicapai pada setiap kelas dan/atau semester pada suatu mata pelajaran.

c. Kompetensi Dasar

Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampun yang harus dikuasai peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi dalam suatu pelajaran.

d. Indikator Pencapaian Kompetensi

Indikator kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap dan, keterampilan.

e. Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil yang diharapkan dicapai oleh siswa dengan kompetensi dasar.

f. Materi Ajar

Materi ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi.

g. Alokasi Waktu

Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban belajar.

52 h. Metode belajar

Metode pembelajaran digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa mencapai kompetensi dasar atau seperangkat indikator yang telah ditetapkan. Siswa, serta karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi yang hendak dicapai pada setiap pembelajaran.

i. Kegiatan pembelajaran 1) Pendahuluan

Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran yang ditunjukkan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian siswa untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran.

2) Inti

Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD. Kegiatan pembelajaran ini dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.

3) Penutup

Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik, dan tindak lanjut.

53

Prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil belajar disesuaikan dengan indikator pencapaian kompetensi dan mengacu kepada standar penilaian. Penilaian dilakukan oleh guru terhadap hasil pembelajaran untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi siswa, serta digunakan sebagai bahan penyusunan laporan hasil kemajuan hasil belajar, dan memperbaiki proses pembelajaran. Penilaian dilakukan secara konsisten, sistematik, dan terprogram dengan menggunakan tes dan nontes dalam bentuk tertulis atau lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau produk, portofolio, dan penilaian diri. Penilaian hasil pembelajaran menggunakan standar penilaian pendidikan dan panduan penilaian kelompok mata pelajaran.

k. Sumber Belajar

Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.

Dari penjabaran sistem pembelajaran mitigasi bencana tersebut, dapat disimpulkan bahwa sistem pembelajaran mitigasi bencana adalah serangkaian unsur-unsur yang menyeluruh yang memiliki fungsinya sendiri-sendiri dan setiap komponennya saling berhubungan dan berinteraksi untuk mencapai tujuan belajar khusus yaitu menanamkan pendidikan pengurangan risiko bencana. Dalam sistem pembelajaran mitigasi bencana ini meliputi proses perencanaan, proses pembelajaran, hingga proses evaluasi dan pengembangan

54

pembelajaran yang mengintegrasikan pendidikan pengurangan risiko bencana.

Dokumen terkait