• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

B. Kajian Mengenai Sistem Pembelajaran

3. Komponen Sistem Pembelajaran

Wina Sanjaya (2010: 9-13) Perencanaan pembelajaran adalah proses pengambilan keputusan hasil berpikir secara rasional tentang sasaran dan tujuan pembelajaran tertentu, sehingga rangkaian kegiatan yang harus dilaksanakan sebagai upaya pencapaian tujuan tersebut dengan memanfaatkan segala potensi dan sumber belajar yang ada. Untuk mencapai tujuan

20

pembelajaran tersebut dibutuhkan komponen-komponen yang berproses sesuai dengan fungsinya agar tercapai secara optimal.

Gambar 3. Komponen sistem pembelajaran

digambarkan oleh Brown (1983) (dalam Wina Sanjaya, 2010: 11) Komponen sistem pembelajaran menurut Brown, 1983 (dalam Wina Sanjaya, 2010: 9-13) berdasarkan Gambar 3. yakni:

a. Siswa

Proses pembelajaran pada hakikatnya diarahkan untuk membelajarkan siswa agar dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dengan demikian, maka proses pengembangan perencanaan dan desain pembelajaran, siswa

A. Tujuan

Tujuan apa yang harus dicapai?

B. Kondisi

Dalam kondisi yang bagaimana siswa dapat mencapai tujuan TUJUAN KHUSUS

Pengetahuan Sikap Keterampilan

ISI

PENGALAMAN BELAJAR Dengan menekankan secara individu

MODEL BELAJAR MENGAJAR EVALUASI DAN

PENGEMBANGAN

BAHAN DAN ALAT

FASILITAS FISIK C. HASIL

Bagaimana pencapaian tujuan? Apa yang perlu dirubah?

D. SUMBER

Apa sumber yang diperlukan untuk menambah pengalaman belajar?

21

harus dijadikan pusat dari segala kegiatan. Artinya, keputusan-keputusan yang diambil dalam perencanaan dan desain pembelajaran disesuaikan dengan kondisi siswa yang bersangkutan, baik sesuai dengan kemampuan dasar, minat dan bakat, motivasi belajar, dan gaya belajar siswa itu sendiri. b. Tujuan

Tujuan adalah komponen terpenting dalam pembelajaran setelah komponen siswa sebagai subjek belajar. Dalam konteks pendidikan, persoalan tujuan merupakan persoalan tentang misi dan visi suatu lembaga pendidikan itu sendiri. Artinya tujuan penyelenggaraan pendidikan diturunkan dari visi dan misi lembaga pendidikan itu sendiri. Selanjutnya tujuan yang bersifat umum itu diterjemahkan menjadi tujuan yang lebih spesifik. Tujuan-tujuan tersebut sebenarnya merupakan arah yang harus dijadikan rujukan dalam proses pembelajaran. Artinya, tujuan-tujuan khusus, yang dirumuskan harus berorientasi pada pencapaian tujuan umum tersebut. Tujuan-tujuan khusus yang direncanakan oleh guru meliputi:

1) pengetahuan, informasi, serta pemahaman sebagai bidang kognitif, 2) sikap dan apresiasi sebagai tujuan bidang afektif, dan

3) berbagai kemampuan sebagai bidang psikomotorik.

Dalam konteks pembelajaran, tujuan khusus dirumuskan sebagai teknik untuk mencapai tujuan pendidikan.

c. Kondisi

Kondisi adalah berbagai pengalaman belajar yang dirancang agar siswa dapat mencapai tujuan khusus seperti yang telah dirumuskan. Pengalaman

22

belajar harus mendorong agar siswa aktif belajar baik secara fisik maupun nonfisik. Merencanakan pembelajaran salah satunya adalah menyediakan kesempatan kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gayanya sendiri. Demikian juga dalam mendesain pembelajaran desainer perlu menciptakan kondisi agar siswa dapat belajar dengan penuh motivasi dan penuh gairah, oleh sebab itu, tugas guru adalah memfasilitasi pada siswa agar mereka belajar sesuai dengan minat, motivasi, dan gayanya sendiri. Semuanya itu bisa diarancang melalui pendekatan belajar secara klasikal dalam kelompok kelas besar, kelompok kelas kecil dan bahkan belajar secara mandiri. Namun demikian, walaupun para desainer menggunakan berbagai pendekatan pada akhirnya sasaran terakhir adalah bagaimana agar setiap individu dapat belajar. Oleh karena itu, tekanan dalam menentukan kondisi belajar adalah siswa secara individual.

d. Sumber-Sumber Belajar

Sumber belajar berkaitan dengan segala sesuatu yang memungkinkan siswa dapat memperoleh pengalaman belajar, di dalamnya meliputi lingkungan fisik seperti tempat belajar bahan dan alat yang dapat digunakan, personal seperti guru, petugas perpustakaan dan ahli media, dan siapa saja yang berpengaruh baik langsung maupun tidak langsung untuk keberhasilan dalam pengalaman belajar. Dalam proses merencanakan pembelajaran, perencana harus dapat menggambarkan apa yang harus dilakukan guru dan siswa dalam memanfaatkan sumber belajar secara optimal. Mendesain

23

pembelajaran para desainer perlu menentukan sumber belajar apa dan bagaimana cara memanfaatkannya.

e. Hasil Belajar

Hasil belajar berkaitan dengan pencapaian dalam memperoleh kemampuan sesuai dengan tujuan khusus yang direncanakan. Dengan demikian, tugas utama guru dalam kegiatan ini adalah merancang instrumen yang dapat mengumpulkan data tentang keberhasilan siswa mencapai tujuan pembelajaran.

Menurut Hamzah B. Uno (2006: 14-21), pembelajaran merupakan suatu sistem mempunyai sejumlah komponen yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan. Komponen sistem pembelajaran meliputi kondisi pembelajaran, strategi pembelajaran dan hasil pengajaran senantiasa saling berhubungan dan berinteraksi satu sama lain. Penjelasan dari ketiga komponen ini adalah:

1) Metode Pembelajaran

Variabel metode pembelajaran diklasifikasikan lebih lanjut menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu

a) Strategi pengorganisasian (organizational strategy) adalah metode untuk mengorganisasi isi bidang studi yang telah dipilih untuk pembelajaran. “mengorganisasi” mengacu pada suatu tindakan seperti pemilihan isi, penataan isi, pembuatan diagram, format dan lainnya yang setingkat dengan itu.

24

b) Strategi penyampaian (delivery strategy) adalah metode untuk menyampaikan isi pembelajaran kepada siswa dan atau untuk menerima serta merespon masukan yang berasal dari siswa. Media pembelajaran merupakan bidang kajian utama dari strategi ini. c) Strategi pengelolaan (management strategy) adalah metode untuk

menata interaksi antara siswa dan variabel metode pembelajaran lainnya, variabel strategi pengorganisasian dan penyampaian isi pembelajaran.

2) Kondisi Pembelajaran

Untuk mendeskripsikan metode pembelajaran, maka variabel kondsi haruslah berinteraksi dengan metode, dan sekaligus berada diluar kontrol perancang pembelajaran. Mengidentifikasi variabel kondisi pembelajaran memiliki pengaruh utama pada tiga variabel metode pembelajaran. Atas dasar ini, Reigeluth dan Merril mengelompokkan variabel kondisi pembelajaran menjadi 3 (tiga) kelompok, yaitu

a) Tujuan pembelajaran.

Tujuan pembelajaran adaah pernyataan tentang hasil pembelajaran apa yang diharapkan. Tujuan ini bisa sangat umum, sangat khusu atau dimana saja dalam kontinu khusus.

b) Kendala dan Karakteristik Bidang Studi

Karakteristik bidang studi adalah aspek-aspek suatu bidang studi yang dapat memberikan landasan yang berguna sekali dalam

25

mendeskripsikan strategi pembelajaran. Kendala adalah keterbatasan sumber-sumber, seperti waktu, media, personalia, dan uang.

c) Karakteristik Siswa

Karakteristik siswa adalah aspek-aspek atau kualitas perseorangan siswa seperti bakat, motivasi, dan hasil belajar yang telah dimiliknya. Tujuan dan karakteristik bidang studi ini biasanya dihipotesiskan memiliki pengaru utama pada pemilihan strategi, pengorganisasian pembelajaran, kendala (dan karakteristik bidang studi) pada pemilihan strategi penyampaian dan karakteristik siswa pada pemilihan strategi pengelolaan. Bagaimanapun juga, pada tingkat tertentu, mungkin sekali suatu variabel kondisi akan mempengaruhi setiap variabel metode (misalnya, karakteristik siswa bisa mempengaruhi pemilihan strategi penyampaian), di samping pengaruh utamanya pada strategi pengelolaan pembelajaran.

3) Hasil pembelajaran

Variabel hasil pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi 3 (tiga), yaitu a) keefektifan (effectiveness);

b) efesiensi (efficiency); dan c) daya tarik (appeal).

Keefektifan pembelajaran biasanya diukur dengan tingkat pencapaian isi belajar. Ada 4 (empat) aspek penting yang dapat dipakai untuk mempreskripsikan keefektifan pembelajaran, yaitu (1) kecermatan penguasaan perilaku yang dipelajari atau sering disebut dengan “tingkat

26

kesalahan”, (2) kecepatan unjuk kerja, (3) tingkat alih belajar, dan (4) tingkat retensi dari apa yang dipelajari.

Efisiensi pembelajaran biasanya diukur dengan rasio antara keefektifan belajar dan jumlah waktu yang dipakai si belajar dan/atau jumla biaya pembelajaran yang digunakan. Daya tarik pembelajaran biasanya diukur dengan mengamati kecenderungan siswa untuk tetap belajar. Daya tarik pembelajaran erat sekali kaitannya dengan daya tarik bidang studi, dimana kualitas pembelajaran biasanya akan mempengaruhi keduanya. Itulah sebabnya, pengukuran kecenderungan siswa untuk terus atau tidak terus belajar dikaitkan dengan proses pembelajaran itu sendiri dengan bidang studi.

Dari uraian tersebut disimpulkan bahwa komponen dalam sistem pembelajaran adalah tujuan pembelajaran, karakteristik siswa yang menjadi subjek pembelajaran, metode penyampaian, kondisi pembelajaran, sumber-sumber belajar, dan hasil belajar yang diharapkan.

Dokumen terkait