• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PUSTAKA Pengertian Belajar

Belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih, berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. Menurut M. Ngalim Purwanto, belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku dimana perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk. Belajar juga merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau pengalaman, dalam arti perubahan-perubahan yang disebabkan oleh pertumbuhan kematangan tidak dianggap sebagai hasil belajar. Untuk dapat disebut belajar, maka perubahan

itu harus relative mantap, harus merupakan akhir dari pada suatu periode waktu yang cukup panjang. Berapa lama periode waktu itu berlangsung sulit ditentukan dengan pasti, tetapi perubahan itu hendaknya merupakan akhir dari suatu periode yang mungkin berlangsung berhari-hari, berbulan-bulan, ataupun bertahun-tahun.

Belajar adalah proses perubahan tingkah laku pada diri individu dengan individu dan individu dengan lingkungannya sehingga mereka lebih mampu berinteraksi dengan lingkungannya. Belajar sebagai perubahan perilaku yang relative tetap yang disebabkan praktik atau pengalaman yang sampai dalam situasi tertentu. Belajar sebagai suatu proses perubahan kegiatan, reaksi terhadap lingkungannya. Dari pengertian-pengertian diatas penulis menyimpulkan bahwa pengertian belajar adalah perubahan yang menyangkut pengetahuan, sikap, prilaku, kebiasaan, kecakapan, keterampilan dan kepribadian yang terjadi sebagai interaksi dengan lingkungan seperti guru, bahan ajar dan lain-lain.

Pengertian Hasil Belajar

Menurut Nana Sudjana, “proses belajar adalah kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik dalam mencapai tujuan pengajaran, sedangkan hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah ia menerima pengalaman belajarnya”.Howart Kingsley dikutip oleh Nana Sudjana dalam bukunya membagi tiga macam hasil belajar mengajar, diantaranya: 1) Keterampilan dan kebiasaan; 2) Pengetahuan dan pengarahan; dan 3) Sikap dan cita-cita. Masing-masing jenis belajar dapat diisi dengan bahan yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Sedangkan Gagne membagi lima kategori hasil belajar, yakni: 1) Informasi ferbal; 2) Keterampilan intelektual; 3) Strategi kognitif; 4) Sikap; dan 5) Keterampilan motoris.

Menurut Dimyati dan Mudjiono, hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi peserta didik dan sisi guru. Dari sisi peserta didik, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar.Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesaikannya bahan pelajaran. Berdasarkan teori Taksonomi Bloom hasil belajar dalam rangka studi dicapai melalui tiga kategori aspek antara lain, kognitif (Kompotensi Inti 3), afektif (Kompotensi Inti 1 dan 2), dan psikomotor (Kompotensi Inti 4). Penulis menyimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan keterampilan, sikap dan keterampilan yang diperoleh peserta didik setelah ia menerima perlakuan yang diberikan oleh guru sehingga dapat mengkonstruksikan pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar 1. Faktor Internal

a. Faktor Jasmaniah (fisiologi) peserta didik terdiri dari kondisi kesehatan dan kebugaran fisik dan kondisi panca inderanya terutama penglihatan dan pendengaran. Kondisi fisiologis pada umumnya sangat berpengaruh terhadap kemampuan belajar seseorang. Orang yang dalam keadaan segar jasmaninya akan berlainan belajarnya dari orang yang dalam keadaan kelelahan.

b. Faktor Psikologi yang akan mempengaruhi keberhasilan belajar peserta didik yaitu minat, bakat, intelegensi, motivasi dan kemampuan-kemampuan kognitif seperti: kemampuan persepsi, ingatan, berfikir, dan kemampuan dasar pengetahuan yang dimilki peserta didik. Serta Faktor Kematangan Fisik Maupun Psikis, Faktor yang berasal dari diri sendiri, Seperti intelegensi, minat, sikap dan motivasi.

2. Faktor Eksternal

a. Faktor sosial menyangkut hubungan antar manusia yang terjadi dalam situasi sosial. Termasuk lingkungan keluarga, madrasah, teman dan masyarakat pada umumnya. Fator lingkungan sosial baik berwujud manusia dan representasinya termasuk budayanya akan mempengaruhi proses dan hasil belajar peserta didik

b. Faktor non sosial seperti: keadaan suhu, kelembaban udara, waktu (pagi, siang, malam), tempat letak gedung madrasah dan sebagainya.

Pengertian dan Fungsi Metode Pengajaran

Metode berarti cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditetapkan. Menurut Syaiful Bahri Djaramah yang dikutip dalam buku “Profesi dan Etika Keguruan” metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Menurut Muhibbin Syah, “metode secara harfiah berarti cara, dalam pemakaian umum, metode diartikan sebagai cara melakukan suatu kegiatan atau cara melakukan pekerjaan dengan menggunakan fakta dan konsep-konsep secara sistematis. Metode pembelajaran merupakan salah satu pendekatan dalam rangka mensiasati perubahan prilaku peserta didik secara adaptif maupun generative. Metode pembelajaran sangat erat kaitannya dengan gaya belajar peserta didik dan gaya mengajar guru, yang keduanya disingkat menjadi SOLAT (Style of Learning And Teaching)

Pengertian Metode Pembelajaran Role Playing

Role Playing atau bermain peran adalah sejenis permainan gerak yang di dalamnya ada tujuan, aturan dan sekaligus melinatkan unsur senang. Metode Role Playing adalah metode yang melibatkan interaksi antara dua peserta didik atau lebih tentang suatu topik atau situasi. Peserta didik melakukan peran sesuai dengan tokoh yang dilakoni, mereka berinteraksi dengan lainnya melakukan peran terbuka. Metode ini dapat dipergunakan dalam mempraktikkan isi pelajaran yang baru, peserta didik diberi kesempatan untuk memerankan sehingga menemukan kemungkinan masalah yang akan dihadapi dalam pelaksanaan sesungguhnya. Metode ini menuntutkan guru untuk mencermati kekurangan dari peran yang diperagakan peserta didik.

Tujuan Penggunaan Metode Pembelajaran Role Playing

1. Belajar dengan berbuat. Peserta didik melakukan peranan tertentu sesuai dengan kenyataan yang sesungguhnya. Tujuannya adalah untuk mengembangkan keterampilanketerampilan interaktif atau keterampilan-keterampilan reaktif.

2. Belajar melalui peniruan. Peserta didik pengamat drama menyamakan diri dengan pelaku dan tingkah laku mereka.

3. Belajar melalui balikan. Para pengamat mengomentari (menanggapi) prilaku para pemegang peran yang telah ditampilkan. Tujuannya adalah untuk mengembangkan prosedur-prosedur kognitif dan prinsip-prinsip yang mendasari perilaku keterampilan yang telah didramatisasikan.

4. Belajar melalui pengkajian, penilaian, dan pengulangan para peserta dapat memperbaiki keterampilan-keterampilan mereka dengan mengulanginya dalam penampilan berikutnya.

Pelaksanaan Metode Pembelajaran Metode Role Playing

1. Menyiapkan skenario atau topik masalah serta tujuan yang hendak dicapai oleh pemeran.

2. Guru menunjuk siapa yang berperan dan menetapkan pemain yang akan terlibat, peranan yang harus dimainkan oleh para pemeran serta waktu yang disediakan.

3. Pemeran maju ke depan untuk mempraktekkannya.

4. Pemeran mengungkapkan perasaan atas peran yang dilakoninya. 5. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya. Prosedur Metode Pembelajaran Role Playing

1. Pilihah tipe orang atau situasi yang diinginkan untuk dipelajari peserta didik. 2. Buatlah cara untuk mensimulasikan orang atau situasi itu. Diantara cara untuk

melakukan hal itu

3. Perintahkanlah kepada peserta didik untuk berpakaian sesuai pakaian orang atau situasi itu, atau perintahkan mereka membawa perlengkapan, alat-alat, atau barang-barang lain milik orang atau situasi itu atau terlibat dalam aktivitas tipikal orang tersebut

4. Tanyakan pada peserta didik bagaimana simulasi dirasakan. Kelebihan dan Kelemahan Metode Pembelajaran Role Playing 1. Kelebihan

a. Dapat dijadikan sebagai bekal bagi peserta didik dalam menghadapi situasi yang sebenarnya kelak, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat, maupun menghadapi dunia kerja.

b. Dapat mengembangkan kreativitas peserta didik karena melalui Role Playing peserta didik diberi kesempatan untuk memainkan peranan sesuai dengan topik yang diperankan.

c. Dapat memupuk keberanian dan percaya diri peserta didik.

d. Dapat meningkatkan gairah peserta didik dalam proses pembelajaran. 2. Kelemahan

a. Pengalaman yang diperoleh melalui Role Playing tidak selalu tepat dan sesuai dengan kenyataan di lapangan.

b. Pengelolaan yang kurang baik, sering menjadikan sebagai alat hiburan, sehingga tujuan pembelajaran menjadi terabaikan. Faktor psikologis seperti rasa malu dan takut sering memengaruhi peserta didik dalam melakukan peranan.

Pengertian Pembelajaran Fiqih di MTs

Kata Fiqih secara bahasa adalah al-fahm (pemahaman) berarti faham yang mendalam, mengetahui batinya sampai kedalamannya. Secara istilah fiqih adalah ilmu tentang hokum-hukum syar‟i yang bersifat amaliyah, yang digali dan ditemukan dari dalil-dalil yang tafshili. Menurut ulama lain fiqih adalah apa yang dicapai oleh mujtahid.

METODE PENELITIAN