• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sikluis II Tahap Planing

KAJIAN PUSTAKA Pengertian Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran menurut BSNP yaitu Badan Standar Nasional Pendidikan (2006 :25). Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi dasar.

Pengalaman belajar yang dimaksud dapat terwujud melalui penggunaan pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada peserta didik. Maka dalam kegiatan pembelajarannya yang paling dapat membantu peserta didik adalah dengan menggunakan metode kontektual.

Hal- hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan belajar mengajar adalah sebagai berikut : Kegiatan belajar mengajar disusun untuk memberikan bantuan kepada peserta didik, agar dapat melaksanakan proses pembelajaran secara professional. Kegiatan belajar mengajar memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta didik secara berurutan untuk mencapai kompetensi dasar.

Rumusan dalam kegiatan belajar mengajar minimal mengandung dua unsur yaitu kegiatan siswa dan materi pelajaran.

Pendekatan Konvensional

Sistem pendidikan nasional senantiasa ada perbaikan – perbaikan atau perubahan- perubahan untuk meningkatan kualitas pendidikan.

Perubahan pada system pendidikan ini berdampak pada perubahan kurikulum yang berlaku. Perubahan ini berdampak pula system pengajaran yang berlangsung dalam kelas, tampak nyata pada pendekatan seorang guru dalam menyampaikan materi pelajaran kepada peserta didik.

Pola pendekatan yang sering digunakan oleh guru dalam mengajar adalah pendekatan system dalam pengajaran, pendekatan ketrampilan proses, dan pendekatan Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA).

Pendekatan- pendekan tersebut di atas biasa disebut pendekatan tradisional (konvensional), menurut Elaine B. Johnson (2007: 38). Pola pendekatan subject matter (mata pelajaran) adalah suatu pola pendekatan dalam kegiatan belajar- mengajar, dimana dalam menyampikan materi pelajaran, guru berpusat pada materi yang telah ditetapkan dalam buku

(BORNEO, Edisi Khusus, Nomor 20, Nopember 2017)149 paket. Penguasaan materi menjadi cirri keberhasilan polapendekatan ini.

Pola interaksi antara guru dengan siswa lebih berpusat pada guru (teacher centered). Guru berperan sebagai pusat kegiatan belajar- mengajar di dalam kelas. Guru berfungsi sebagai pusat belajar- mengajar siswa.

Pola pendekatan system adalah suatu pola pendekatan dalam kegiatan belajar- mengajar yang bertitik tolak pada tujuan. Pendekatan ini dikenal dengan istilah Prosedur Pengembangan Sitem Instruksional (PPSI). Sebelum menyampaikan materi pelajaran kepada sisw, guru harus merumuskan tujuan yang akan dicapai. Perumusan tujuan harus lebih spesipik dan dapat diukur, yaitu dengan menggunakan kata- kata operasional.

Perumusan tujuan harus memuat lima komponen 1) kompinen siswa (audience), 2) komponen tingkah laku siswa yang hendak dicapai dan dapat diukur sebagai indikator hasil belajar, 3) Konsen yaitu kedalaman materi sebagai isi kegiatan belajar yang ditempuh melalui pengembangan ketrampilan proses, 4) tingkat kesulitan sesuai dengan kemampuan siswa, 5) Environment, yaitu lingkungan yang menjadi penopang kegiatan belajar mengajar siswa, baik lingkunagan fisik, maupun lingkungan social.(Moh Uzer Usman, 1994: 60).

Kelima kriteria tersebut di atas, pada prinsipnya menghendaki bahwa dalam setiap perumusan indikator hendaknya tercermin bentuk tingkah laku yang akan dikembangkan sebagai wujud dari hasil belajar.

Pola pendekatan ini, guru masih tetap berfungsi sebagai dominan, yaitu guru sebagai pusat kegiatan belajar- mengajar, (Depdiknas, 2006: 6).

Pendekatan Kontekstual

Pembelajarn dan pengajaran kontekstual (CTL, Contextual Teaching and Learning) menurut Elaine B.Johnson, (2006: 31) : Pembelajaran dan pengajaran kontekstual adalah untuk memberikan panduan dalam proses kegiatan belajar mengajar dipahami dan dilaksanakan secara tepat. CTL memiliki potensi untuk menjadi lebih dari sekedar noktah pada layar praktik di ruang kelas.

CTL adalah suatu system yang bersifat menyeluruh yang menyerupai cara alam bekerja, CTL justru menyatukan konsep dan praktik, sehingga peserta didik tidak hanya menerima materi secara teoritis saja, melainkan peserta didik diajak secara langsung untuk melihat benda atau materi tersebut secara kongkrit atau benda nyata.

(BORNEO, Edisi Khusus, Nomor 20, Nopember 2017) 150

Dalam pedekatan kontekstual guru berperan sebagai fasilitator, yaitu membantu siswa menemukan makna (pengetahuan). Pada dasrnya setiap peserta didik memiliki respon potensial yang bersifat kodrati.

Keingintauan untuk menemukan makda adalah sangat mendasar, tugas utama pendidk adalah memberdayakan potensi kodrati ini, sehingga siswa terlatih menagkap makna dari materi yang diajarkan tersebut.

Setiap materi yang diajarkan memiliki makna dengan kualitas yang berbeda, makna yang berbeda adalah makna kontekstual, yakni menghubungkan materi pelajaran dengan lingkungan personal dan sosial.

Pendekatan kontektual berikhtiar membangun makna yang berkualitas dengan menghubungkan mata pelajaran yang satu dengan yang lain, misalnya tentang bagaimana mengurus sampah agar tidak mengganggu lingkungannya. Ketika seorang siswa mengatakan dengan lisan bahwa mecium bau sampah indra, dan meyakini bahaya akibat dari bau yang tak sedap tersebut. Inilah contoh pembelajaran yang bermakna.

Peserta didik tidak hanya belajar tentang IPA saja, melainkan melainkan juga belajar lingkungan hidup dan manajemen pengelolaan sampah.

Dengan kata lain lingkungan fisik dan psikhis yang bermakna bagi siswa.

Prestasi Belajar

Hasil belajar yang dicapai oleh tiap- tiap siswa dapat berbeda walaupun obyek yang dipelajari adalah sama. Hal ini sesuai dengan kemampuan siswa masing- masing dalam menerima materi pelajaran yang diberikan. Tinggi rendahnya hasil penilaian yang dicapai tergantung dari hasil evaluasi yang diberikan sesudah selesainya suatu kegiatan belajar mengajar.

Menurut Nurhadi (2004: 103). Keberhasilan suatu proses belajar mengajar justru terletak pada keberhasilan seorang guru dalam menghubungkan materi yang dipelajari dalam situasi dunia nyata siswa, sehingga pelajaran menjadi bermakna. Pengetahuan dan ketrampilan siswa diperoleh dari usaha siswa mengkontruksikan sendiri, pengetahuan dan ketrampilan baru ketika ia belajar.

Menurut Poerwodarminto (1991: 76). Prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dari yang telah dialkukan, dikerjakan, dan lain sebagainya). Hasil yang dicapai oleh siswa dalam suatu kegiatan belajar

(BORNEO, Edisi Khusus, Nomor 20, Nopember 2017)151 mengajar dapat berupa perubahan tingkah laku laku. Kualitas perubahan tingkah laku itulah yang disebut dengan prestasi.

METODE PENELITIAN