• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sikluis II Tahap Planing

METODE PENELITIAN Objek Penelitian

Penelitian tindakan sekolah (PTS) ini dilaksanakan di SMK Binaan Balikpapan, dimana peneliti juga bertindak sebagai pengawas sekolahnya dengan objek seluruh guru yang berjumlah 37 orang.

Instrumen Penelitian

Dalam pelaksanaannya penelitian ini menggunakan instrumen-instrumen yang berisi beberapa indikator untuk mengetahui kemampuan guru. Kemampuan guru dibagi ke dalam tiga kategori, yaitu kurang, sedang dan baik. Kategori kurang diambil dari nilai kemampuan guru antara 0 sampai dengan 59, kategori sedang diambil dari nilai kemampuan guru antara 60 sampai dengan 79 dan kategori baik diambil dari nilai kemampuan guru antara 80 sampai dengan 100.

Metode Penelitian

Penelitian dilakukan di SMK Binaan Balikpapan pada 25 Juli 2009. Subjek penelitian adalah seluruh guru mata pelajaran. Penelitian

(BORNEO, Edisi Khusus, Nomor 20, Nopember 2017) 118

dilaksanakan dalam dua siklus dengan menggunakan model yang lazim dilalui yang terdiri atas empat komponen, yaitu: (1) perencanaan (planning), (2) pelaksanaan, (3) pengamatan dan, (4) refleksi (Arikunto, 2006). Keempat komponen tersebut satu sama lain saling berhubungan yang mengambarkan sebagai satu siklus.

Siklus ke – 1

Perencanaan Tindakan

Perencanaan tindakan terdiri dari tahapan berikut: (1) Bertemu pimpinan sekolah untuk membicarakan rencana kegiatan pelatihan pembuatan soal bagi guru-guru dalam sebuah workshop. (2) Peneliti menyiapkan materi yang akan disampaikan dalam kegiatan workshop berupa power point yang berisi tentang sistem penilaian dan penyusunan kisi-kisi soal, hand out (berupa print out dari power point) dan alat tulis yang diperlukan dalam kegiatan. (3) Menyusun instrumen penelitian.

(4)Menyajikan materi tentang penyusunan sistem penilaian, kisi-kisi soal dan butir soal kepada peserta workshop. (5) Menganalisis hasil kerja guru berupa kisi-kisi soal dan butir soal dan mendiskusikannya dengan peserta workshop. (6) Membuat catatan penting sebagai hasil kesimpulan dari kegiatan yang dilaksanakan.

Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan terdiri dari: (1) Sesuai undangan dari sekolah, guru-guru dikumpulkan dalam sebuah ruangan pertemuan.

(2)Peneliti menyampaikan materi tentang penyusunan kisi-kisi soal dan butir-butir soal dan dilanjutkan diskusi dengan peserta workshop.

(3)Memberi tugas kepada guru-guru untuk mengisi/menyusun kisi-kisi soal yang telah disiapkan formatnya oleh peneliti minimal untuk 2 kompetensi dasar sekaligus membuat butir soal pilihan ganda sebanyak 10 buah untuk sesuai dengan mata pelajaran yang diampunya.

(4)Memeriksa dan menganalisis kisi-kisi soal dan butir soal yang telah dibuat oleh guru. (5) Membuat catatan penting sebagai kesimpulan dan masukan balikan untuk kegiatan pembuatan butir soal berikutnya.

Refleksi

Hasil analisis dari pelaksanaan tindakan, dijadikan bahan refleksi yang digunakan untuk menyusun rencana perbaikan siklus berikutnya.

(BORNEO, Edisi Khusus, Nomor 20, Nopember 2017)119 Siklus ke – 2

Perencanaan Tindakan

Perencanaan Tindakan Perencanaan tindakan terdiri dari tahapan berikut: (1) Guru-guru yang sama dikumpulkan kembali didalam satu kegiatan workshop. (2) Menjelaskan kembali materi tentang penyusunan kisi-kisi dan butir soal yang baku , benar dan bermutu melalui beberapa contoh-contoh soal yang salah dan yang benar dan sekaligus melaksanakan riviu dan pembahasan hasil kerja guru pada kegiatan workshop pertama. (3) Memerintahkan kepada guru-guru peserta workshop untuk memeriksa secara silang antar guru sekaligus memberi catatan-catatan terhadap kekurangan/kelemahan butir soal yang telah disusun guru. (4) Mengumpulkan soal yang telah diperiksa secara silang lengkap dengan catatan kekurangan/ kelemahan butir soalnya.

(5)Menyusun daftar kelemahan/kesalahan-kesalahan yang ada pada butir soal yang dibuat oleh guru.

Pelaksanaan kegiatan

Hasil refleksi pada siklus pertama akan dijadikan acuan pelaksanaan tindakan pada siklus kedua, dengan langkah-langkah sebagai berikut : (1) Mengumpulkan kembali guru-guru dalam kegiatan workshop, kemudian diberikan penjelasan dan ulasan terhadap hasil evaluasi terhadap butir-butir soal yang telah dibuat oleh para guru sambil melakukan tanya jawab dan diskusi kepada semua guru yang mengutarakan pendapatnya. (2) Memberikan materi tentang penyusunan butir–butir soal, kepada semua guru yang ikut dalam kegiatan dan memerintah guru-guru untuk menyusun kisi-kisi soal minimal 2 kompetensi dasar sekaligus membuat kembali butir soal sebanyak 10 buah sesuai dengan mata pelajaran yang diampunya,dan dikumpulkan hasilnya kemudian di bagikan kembali kepada guru untuk dikoreksi secara silang. (3) Setelah butir-butir soal selesai dikoreksi, soal dikumpulkan kembali ke peneliti untuk dikembalikan kepada guru sesuai dengan mata pelajarannya. (4) Bersama-sama guru peserta workshop, membahas satu persatu kesalahan yang telah dibuat guru dalam menulis butir soal sampai semua kesalahan selesai dibahas. (5) Peneliti bersama-sama guru peserta workshop menarik kesimpulan hasil kegiatan hari ini.

Refleksi

Hasil analisis terhadap pelaksanaan tindakan dan refleksi bisa terjadi dua kemungkinan. Dengan memperhatikan hasil analisis

(BORNEO, Edisi Khusus, Nomor 20, Nopember 2017) 120

pelaksanaan tindakan siklus kedua, maka kemungkinan pertama adalah terjadi perbaikan/peningkatan hasil kerja guru. Kalau kemungkinan pertama ini terjadi, maka penelitian ini dapat dianggap selesai dan tujuan penelitian sudah tercapai. Tetapi jika kemungkinan kedua yang terjadi, yaitu belum adanya perubahan berupa perbaikan dan peningkatan hasil kerja guru dalam membuat butir soal , maka penelitian harus dilanjutkan pada siklus ketiga dan siklus-siklus berikutnya sampai terjadi perbaikan/peningkatan hasil pembelajaran.

Metode Analisa Data

Metode analisis data hasil penyusunan kisi-kisi dan butir soal digunakan untuk mendapatkan data tentang kemampuan guru dalam menyusun/mengisi format kisi-kisi soal dan penulisan butir soal ulangan.

Analisis data hasil penyusunan kisi-kisi dan butir –butir soal.

Data hasil penyusunan kisi-kisi soal dianalisis untuk mengetahui tingkat kemampuan guru dalam menyusun/membuat format kisi-kisi soal dan penulisan butir soal ulangan.

Kemampuan guru baik secara individual dikatakan mencapai prosentase sesuai dan berarti baik jika nilai yang diperoleh mencapai

≥ 80.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian tindakan (Action Reseach) ini dilaksanakan dalam dua siklus. Pada siklus 1 dan hasil penelitian dan analisis adalah sebagai berikut :

Siklus 1

Hasil Analisis Penyusunan Kisi-Kisi Soal

Berdasarkan hasil analisis terhadap hasil kerja guru dalam menyusun kisi-kisi soal ulangan dapat diketahui bahwa ada 1 orang yang menyusun kisi-kisi soal tidak sesuai ( ≤ 59 ) atau sekitar 1 %, 4 orang guru yang menyusun kisi-kisi soal kurang sesuai ( > 60 ≤ 79) atau sekitar 11 % dan ada 32 orang atau sekitar 85 % guru yang menyusun kisi-kisi soal telah sesuai dengan kaidah penyusunan kisi-kisi soal yang baku dan benar.

Keadaan ini disebabkan karena dalam melakukan penyusunan kisi-kisi soal para guru, hanya tinggal mengisi format yang telah

(BORNEO, Edisi Khusus, Nomor 20, Nopember 2017)121 disediakan oleh peneliti. Dan dalam pelaksanaan pengisiannya guru-guru tinggal memindahkan kalimat-kalimat seperti standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator yang ada pada silabus, kecuali indikator soal, bentuk soal dan nomor soal. Jadi faktor kesulitannya hanya pada pengisiam kolom indikator soal, karena bentuk dan nomor soal sudah jelas isinya.

Adanya 5 orang guru yang menyusun kisi-kisi soal yang tidak sesuai/kurang sesuai dengan kaidah penyusunan kisi-kisi soal dikarenakan guru yang bersangkutan adalah guru baru dan belum sarjana dan kekurang cermatan dalam mengisi format yang disediakan.

Hasil Analisis Penyusunan Butir-Butir Soal

Analisis terhadap butir-butir soal yang telah disusun oleh guru, ditekankan pada 3 hal pokok, yaitu: (1) Materi soal, (2) Konstruksi soal dan (3) Penggunaan bahasa.

Hasil analisis terhadap hasil kerja guru dalam menyusun butir-butir soal ulangan dapat diketahui bahwa tingkat penguasaan guru terhadap kaedah penyusunan soal yang baku dan benar masih belum baik, hal ini terlihat pada nilai rata-rata yang diperoleh guru dalam menyusun butir-butir soal hanya 75,22, jauh dari yang dipersyaratkan yaitu minimal 80. Dari 37 orang guru ada 7 orang guru atau sekitar 18,92 % yang tingkat penguasaan terhadap kaedah penulisan butir soal baik sedangkan 30 orang guru atau sekitar 81,08 % sisanya tingkat penguasaan terhadap kaedah penulisan butir soal belum baik.

Kelemahan guru dalam menyusun butir soal, didominasi pada kesalahan dalam menyusun kontruksi soal, khususnya dalam merumuskan soal yang masih terlalu panjang dan mengambil pernyataan kalimat soal sama persis dengan yang ada di buku bahan ajar, ada pula membuat kalimat soal yang negatif ganda serta masih banyak guru yang membuat item jawaban soal dengan kalimat ” Semua pilihan jawaban di atas salah”, atau “Semua pilihan jawaban soal di atas benar. Ditemukan pula beberapa guru yang membuat item jawaban soal yang berbentuk angka tidak kronologis atau tidak diurutkan dari yang kecil kebesar atau sebaliknya. Beberapa guru juga membuat soal yang jawabannya bergantung pada soal sebelumnya.

Sedangkan terhadap materi soal dan penggunaan bahasa indonesia yang benar rata-rata guru sudah baik tingkat penguasannnya.

(BORNEO, Edisi Khusus, Nomor 20, Nopember 2017) 122

Refleksi

Hasil analisis data dari hasil pelaksanaan tindakan, diperoleh gambaran mengenai kekurangan-kekurangan yang terjadi pada putaran 1 sebagai berikut: (1) Pada umumnya para guru memiliki pengetahuan dan penguasaan yang baik terhadap kaedah penyusunan kisi-kisi soal, tetapi masih kurang pemahamannya terhadap penyusunan indikator soal. (2) Butir soal yang disusun oleh para guru belum sesuai dengan kaedah penyusunan butir-butir soal, khususnya pengetahuan dan penguasaannya tentang mengkonstruksi soal. (3) Guru-guru kurang baik pengetahuannya dalam memahami format kartu soal, sehingga masih ditemukan guru-guru yang salah dalam mengisi format kartu soal.

Revisi

Kekurangan-kekurangan yang terjadi pada putaran 1 diatas akan dijadikan masukan untuk dilakukannya revisi pada siklus 2, yaitu: (1) Membuat indikator soal dalam penyusunan kisi-kisi soal akan dijadikan fokus pembahasan oleh peneliti, sehingga seluruh guru diharapkan akan lebih mengerti dan faham dalam membuat indikator soal. (2) Cara mengkonstruksi soal juga akan dijadikan fokus bahasan yang mendalam oleh peneliti, hal ini dimaksudkan agar kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh guru dalam mengkonstruksi soal dapat berkurang bahkan tidak terjadi lagi. (3) Komponen-komponen yang terdapat dalam format kartu soal akan dibahas kembali bersama-sama dengan guru- guru, sehingga diharapkan tidak terjadi lagi kesalahan yang dilakukan oleh guru-guru dalam mengisi kartu soal.

Siklus 2

Siklus 2 dilaksanakan ditempat yang sama yaitu di ruang pertemuan SMK Binaan Balikpapan. Pada siklus 2 ini rancangan yang dilakukan berdasarkan revisi pada siklus 1, dengan hasil sebagai berikut:

Tindakan dan Analisis

Secara umum pelaksanaan tindakan pada siklus 2 ini, sudah berhasil dengan baik namun kedepan guna lebih menyempurnakan pemahaman dan pengetahuan guru terhadap penyusunan kisi-kisi dan

(BORNEO, Edisi Khusus, Nomor 20, Nopember 2017)123 butir-butir soal, perlu dilakukan kegiatan tambahan antara lain dengan pengelompokkan guru-guru dalam serumpun mata pelajaran, pemberian bimbingan teknis langsung, dan bimbingan individual pada guru.

Hasil Penelitian dan Pelaksanaan Tindakan

Berdasarkan hasil tindakan dan analisis terhadap hasil kerja guru dalam menyusun kisi-kisi soal diperoleh hasil sebagai berikut :

Berdasarkan hasil analisis data dari hasil kerja guru dalam menyusun kisi-kisi soal terlihat bahwa perolehan nilai rata-rata guru mengalami kenaikan dari 87,64 pada siklus 1 menjadi 93,70 pada siklus 2, atau terjadi kenaikan sebesar 6,06. Demikian pula dengan nilai guru secara individual semuanya telah mencapai nilai ≥ 80 , ini berarti tingkat penguasaan guru terhadap kaedah penyusunan kisi-kisi soal sudah baik. Hal ini menunjukkan bahwa rancangan dan tindakan yang dilakukan pada siklus 2 dalam penelitian ini sudah tepat dan berhasil.

Berdasarkan hasil analisis data dari hasil kerja guru dalam menyusun butir-butir soal terlihat bahwa ada peningkatan perolehan nilai rata-rata guru dalam menyusun butir-butir soal, kalau pada siklus 1 nilai rata-rata guru sebesar 75,22, maka pada siklus 2, meningkat naik menjadi 85,89. Dengan demikian terjadi peningkatan sebesar 10,67.

Nilai rata-rata guru dalam menyusun butir soal sebesar 85,89 telah melampui batas nilai ≥ 80 artinya kemampuan guru menguasai kaedah penyusunan kisi-kisi soal sudah baik.

Hal ini menunjukkan bahwa rancangan dan tindakan yang dilakukan pada siklus 2 dalam penelitian ini sudah tepat dan berhasil.

Hasil Penelitian dan Analisis Pelaksanaan Tindakan

Dari analisis data hasil penelitian jika diilustrasikan kedalam gambar grafik diperoleh hasil sebagai berikut :

Pada gambar 1, dapat dilihat ada kenaikan kemampuan guru dalam menyusun kisi-kisi soal sebesar 6,06 atau naik sekitar 6,91 %.

Walaupun kenaikannya relatif kecil dibawah 10 % namun telah mampu membuat nilai semua guru menjadi diatas 80, artinya tidak ada lagi guru yang menyusun kisi soal yang tidak sesuai kaidah penyusunan kisi-kisi soal yang baku.

(BORNEO, Edisi Khusus, Nomor 20, Nopember 2017) 124

Pada gambar 2, memperlihatkan grafik kemampuan guru dalam menyusun butir-butir soal dari dua kali tindakan dalam 2 siklus, terlihat adanya peningkatan nilai rata-rata kemampuan guru dari 75,22 menjadi 85,89 atau naik 10,67 setara dengan 14,19 %. Ini berarti kemampuan guru naik dari rata-rata cukup menjadi baik.

Dari hasil analisis data hasil penelitian menunjukkan bahwa penelitian yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun kisi-kisi dan butir soal untuk ulangan dengan metode workshop sudah benar dan berhasil dengan baik.

KESIMPULAN

Berdasarkan analisis data hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: (1)Kemampuan guru dalam menyusun kisi-kisi dan butir-butir soal menunjukkan peningkatan setiap siklus. (2) Penerapan model workshop dalam kegiatan peningkatan kemampuan guru dalam menyusun dan membuat kisi-kisi dan butir-butir soal pilihan ganda untuk ulangan semester telah menunjukkan peningkatan kemampuan pemahaman guru, hal ini terlihat pada hasil tindakan setiap siklusnya.

(3)Kemampuan guru dalam memahami kaedah penyusunan kisi-kisi

Siklus

(BORNEO, Edisi Khusus, Nomor 20, Nopember 2017)125 dan butir-butir soal pada setiap siklus secara kuantitatif mulai dari siklus 1 dan siklus 2 mengalami kenaikkan masing-masing untuk penyusunan kisi-kisi soal bertutut-turut dari 87,64 naik menjadi 93,70, terjadi kenaikan sebesar 6,06 atau sekitar 6,91% dan untuk penyusunan butir-butir soal dari 75,22 naik menjadi 85,89 , terjadi kenaikan sebesar 10,67 atau sekitar 14,19%.

SARAN

Berdasarkan temuan-temuan tersebut dapat disarankan agar:

(1) Pada penelitian tindakan yang menerapkan model workshop dalam kegiatan penelitian tindakan, maka peneliti harus benar–benar konsentrasi/focus dalam mempersiapkan rencana pelaksanaan tindakannya, misalnya persiapan bahan untuk presentasi kepada guru-guru berupa softcopy power point dan hard copynya, instrumen-instrumen yang diperlukan dan penguasaan bahan yang akan dipresentasikan. (2) Penelitian perlu dilanjutkan dengan serangkaian peneletian yang mengembangkan alat ukur keberhasilan yang lebih reliabel, sehingga dapat diperoleh gambaran yang lebih akurat tentang kemampuan guru dalam menyusun kisi-kisi dan butir-butir soal ulangan sesuai dengan kaedah penulisan soal ulangan yang benar.

DAFTAR PUSTAKA

Anastasi. Anne and Urbina, Susana. (1997). Psicoholological Testing.

(Seventh Edition). Prentice-Hall, Inc.: New Jersey.

Chabib Thoha M, (1990). Teknik Evaluasi Pendidikan, Rajawali Press, Jakarta.

Nana Sudjana, R. Ibrahim. 2000. Penelitian dan Penilaian Pendidikan.

Bandung: SinarBaru.

Nana Sudjana. 2006. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar.

Bandung: Remaja Rosdakarya.

Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Jenjang Pendidikan dasar dan menengah. 2006. BSNP, Jakarta.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2007 Tentang Standar Penilaian. Depdiknas, Jakarta Pusat Penelitian dan Pengembangan Sistem Pengujian, Balitbang

Dikbud (1993/1994). Bahan Penataran Pengujian Pendidikan. Jakarta.

(BORNEO, Edisi Khusus, Nomor 20, Nopember 2017) 126

Safari, (2005), Penulisan Butir Soal Berdasarkan Penilaian Berbasis Kompetensi, APSI Pusat, Jakarta.

Safari, (2005), Teknik Analisis Butir Soal, APSI Pusat, Jakarta

Soeparman Kardi (2003). Penelitian Kelas, Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Surabaya , Surabaya.

Suharsimi Arikunto, (2002). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan,Edisi Revisi, Bumi Aksara , Jakarta.

Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dkk, 2006. Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara, Jakarta.

Undang Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Departemen Pendidikan Nasional , Jakarta.

(BORNEO, Edisi Khusus, Nomor 20, Nopember 2017)127 MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU TK DALAM

MEMBUAT ALAT PERAGA EDUKATIF MELALUI