• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

C. Kajian Tentang Hasil Belajar

Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang membentuknya, yaitu “hasil” dan “belajar”. Pengertian hasil menunjukan pada suatu perolehan akibat dilakukanya suatu aktivitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional. Menurut Slameto (2003: 2), belajar didefinisikan sebagai suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamanya sendiri dalam interaksi dengan lingkunganya. Sedangkan, menurut Howard L. Kingskey (Syaiful Bahri Djamarah, 2008; 13), mengatakan bahwa learning is the process by which behavior (in the broader sense) is originated or changed through practice or training. Belajar adalah proses dimana tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan. Dari pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa belajar dilakukan untuk mengusahakan adanya perubahan perilaku pada individu yang belajar. hasil belajar

30

merupakan hal yang sangat penting dalam proses belajar mengajar karena dapat dijadikan petunjuk untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan siswa dalam belajar. Hasil belajar tersebut dapat diperoleh melalui evaluasi dengan alat evaluasi baik tes maupun non-tes.

Menurut Nana Sudjana (2010: 3), penilain hasil belajar adalah proses memberikan atau menentukan nilai kepada objek tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu. Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku dan sebagai umpan balik dalam upaya memperbaiki proses belajar mengajar. Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajr merupakan hasil yang sangat penting dalam proses belajar mengajar karena dapat dijadikan petunjuk untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan siswa dalam belajar.

Menurut Eko Putro Widoyoko (2009: 1), ada istilah yang sering digunakan dalam evaluasi yaitu tes, pengukuran, dan penilaian (test, measurement, and assessment). Hasil pembeljaran terkait dengan pengukuran, kemudian akan terjadi suatu penilaian dan menuju evaluasi baik menggunakan tes maupun non-tes. Pengukuran, penilaian dan evaluasi bersifat hirarki. Evaluasi didahului dengan penilaian (assessment), sedangkan penilaian didahului dengan pengukuran. hasil pembelajaran merupakan upaya melakukan pengukuran terhadap hasil belajar siswa dalah hal ini adalah penguasaan kompetensi oleh setiap siswa sesuai dengan karakteristik masing-masing pelajaran.

31

Dari berbagai pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar tersebut berupa perubahan perilaku baik dari aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik serta hard skill, soft skill, dan sebagainya. sesuai dengan tujuan pendidikan yaitu untuk membentuk manusia seutuhnya. Bukan hanya pada kemampuan intelektualnya saja tetapi pada aspek emosional, sosial, spiritual dan sebagainya.

2. Domain Hasil Belajar

Menurut Nana Sudjana (2010: 22), klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik, sebagai berikut:

a. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi.

b. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi.

c. Ranah Psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar ketrampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotorik, yakni gerakan refleks, ketrampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan ketrampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretatif.

Dari tinjauan hasil belajar di atas, maka dalam penelitian ini peneliti membatasi hasil belajar ranah kognitif pada aspek pengetahuan atau ingatan (C1), dan pemahaman (C2). Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 121) karakteristik anak usia SD baru sampai pada tahap penerapan (C3), belum sampai pada tahap analisa

32

dan seterusnya. Akan tetapi penggunaan C3 belum tentu ada pada setiap materi yang diajarkan, sehingga C3 disesuaikan dengan materi yang diajarkan.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Banyak faktor yang mempengaruhi berhasil tidaknya suatu pembelajaran bagi siswa. Menurut Sugiharto (2007: 76) hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu:

a. Faktor Internal, merupakan faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar. Faktor ini dikelompokan menjadi dua, yaitu:

1) Faktor Jasmaniah

Faktor yang mempengaruhi belajar siswa meliputi faktor kesehatan dan cacat tubuh.

2) Faktor Psikologis

Faktor yang mempengaruhi belajar siswa meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kelelahan.

b. Faktor Eksternal

Merupakan faktor yang ada di luar diri individu yang sedang belajar. Faktor inii dikelompokan menjadi tiga , yaitu:

1) Faktor Keluarga

Faktor yang mempengaruhi belajar siswa meliputi cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orangtua, dan latar belakang kebudayaan.

33

2) Faktor Sekolah

Faktor yang mempengaruhi belajar siswa meiputi metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi antar siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah.

3) Faktor Masyarakat

Faktor yang mempengaruhibelajar siswa meliputi kegiatan siswa dalam masyarakat, teman bergaul, bentuk kehidupan dalam masyarakat, dan media massa.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa secara keseluruhan adalah faktor-faktor internal, eksternal, dan pendekatan belajar siswa. Salah satu tindakan yang dapat mempengaruhi belajar siswa pada faktor pendekatan belajar siswa yaitu penggunaan media video pembelajaran sebagai alat bantu dalam proses kegiatan belajar mengajar yang dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa, dalam hal ini hasil belajar pada mata pelajaran IPA kelas IV di SDN 2 Kandangwangi.

4. Indikator Hasil Belajar

Pembelajaran yang dilakukan oleh guru dikatakan berhasil harus ditetapkan kriteria keberhasilan pengajaran terlebih dahulu. Menurut Sudjana (Asep Jihad dan Abdul Haris 2009: 21) ada dua kriteria yang bersifat umum, yaitu:

34

a. Kriteria ditinjau dari sudut prosesnya

Kriteria dari sudut prosesnya menekankan kepada pengajaran sebagai suatu proses yang merupakan interaksi dinamis sehingga siswa sebagai subjek mampu mengembangkan potensinya melalui belajar sendiri.

b. Kriteria ditinjau dari hasilnya

Disamping ditinjau dari segi proses, keberhasilan pengajaran dapat dilihat dari hasil belajarnya.

Menurut Sunaryo (1989: 146) ada lima katagori hasil belajar yaitu ketrampilanya intelektual, strategi kognitif, informatif verbal, ketrampilan motorik dan sikap. Lima katagori tersebut merupakan jenis kemampuan belajar siswa. Setiap jenis kemampuan memiliki indikator yang dihrapkan sebagai hasil belajar.

Tes sebagai alat penilaian adalah pernyataan-pernyataan yang diberikan kepada siswa untuk mendapatkan jawaban dari siswa dalam bentuk lisan (tes lisan), dalam bentuk tulisan (tes tertulis) atau dalam bentuk perbuatan (tes tindakan) (Nana Sudjana, 2005:35). Tes tertulis berupa tes uraian dan tes obyektif. Tes ini digunakan untuk menilai ranah kognitif.

Dokumen terkait