• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

E. Kajian Tentang Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar

3. Prinsip Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar

Maslichah Asy’ari (2006: 24-29) menyebutkan bahwa

pembelajaran IPA merupakan interaksi antarsiswa dengan lingkungan kehidupannya. Pembelajaran IPA ditentukan agar berorientasi pada siswa, sedangkan peran guru adalah sebagai fasilitatornya.

Pembelajaran IPA perlu menerapkan perinsip-perinsip yang meliputi:

a. Empat pilar pendidikan global

UNESCO (dalam Patta Bundu, 2006: 3) mengemukakan dua perinsip pendidikan sebagai tujuan pendidikan yang universal, yakni belajar seumur hidup (life long learning) dan pilar pendidikan yang

47

berperinsip pada learning to know (belajar mengetahui), learning to do (belajar melakukan), learning to be (belajar menjadi diri sendiri) dan learning to live together (belajar untuk hidup bersama).

b. Inkuiri

Inkuiri merupakan proses pembelajaran berdasarkan pada pencarian dan penemuan melalui proses berfikir secara sistematis. Pengetahuan bukanlah sejumlah fakta hasil dari mengikat, akan tetapi hasil dari proses menemukan sendiri (Udin Syaefudin, 2010: 169).

Prinsip inkuiri atau penemuan perlu diterapkan dalam pembelajaran IPA karena pada dasarnya anak memiliki rasa ingin tahu yang besar. Alam sekitar penuh dengan fakta dan fenomena yang dapat merangsang siswa untuk ingin tahu lebih banyak. Usman Samatowa (2010: 14) menyampaikan bahwa inkuiri sains terdiri atas empat tingkat, yaitu: 1) Observasi dan pengumpulan fakta, 2) Analisis dan klasifikasi fakta, 3) Penurunan generalisasi secara induktif dari fakta, dan 4) Pengujian selanjutnya dari generalisasi.

c. Konstruktivistik

Bell (dalam Udin Syaefudin, 2010: 169) mengemukakan bahwa konstruktivisme merupakan salah satu pandangan tentang proses pembelajaran yang menyatakan bahwa dalam proses memperoleh pengetahuan diawali dengan terjadinya konflik kognitif, yang hanya dapat diatasi melalui pengetahuan diri. Pada akhir proses belajar,

48

pengetahuan akan dibangun sendiri oleh siswa melalui pengalamanya dari hasil interaktif dengan lingkunganya.

d. Salingtemas (Sains-Lingkungan-Teknologi dan Masyarakat)

Sains/IPA dan teknologi merupakan dua hal yang tak terpisahkan. Pembelajaran IPA agar lebih bermakna perlu ada kajian tentang bagaimana dampak penerapan IPA dan teknologi terhadap lingkungan serta solusi apa yang dapat dirancang untuk mengatasi dampak negatifnya agar masyarakat tidak dirugikan.

Pembelajaran IPA sebaiknya guru tidak merasa bahwa dialah satu-satunya sumber pengetahuan bagi siswa, sehingga dalam pembelajaranya semata-mata hanya menuangkan pengetahuan/gagasan pada pikiran siswa dan mengharapkan siswa akan menerima begitu saja apa yang diberikan guru. Pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja, melainkan perlu dibangun sendiri oleh siswa.

Usman Samatowa (2010: 86) menyampaikan bahwa hasil belajar IPA siswa disekolah diharapkan dapat mengubah sikap dan kemampuan siswa ke arah lebih baik, berguna bagi lingkungan, dan tidak menjadi beban masyarakat serta tidak merusak lingkungan alamnya. Pola kebiasaan konsumtif siswa berubah menjadi kebiasaan produktif.

49

e. Pemecahan masalah

Kehidupan sehari-hari manusia selalu berhadapan dengan aneka masalah yang perlu diselesaikan. Salah satu tolak ukur tingkat kecerdasan siswa banyak ditentukan oleh kemampuanya dalam memecahkan masalah. Prinsip pemecahan masalah pada dasarnya menjiwai semua tipe pembelajaran yang tergolong pembelajaran berpusat pada siswa.

Menurut Dewey (dalam Slameto, 2010: 145), langkah-langkah dalam pemecahan masalah meliputi kesadaran akan adanya masalah, merumuskan masalah, mencari data dan merumuskan hipotesis, menguji hipotesis, kemudian menerima hipotesis yang benar. pemecahan maslaah tidak selalu mengikuti urutan yang teratur, melainkan dapat meloncat-loncat dalam melakukan langkah tersebut, sesuai dengan kompleksitas masalahnya.

f. Pembelajaran bermuatan nilai

Usman Samwato (2006: 3) mengemukakan bahwa mata pelajaran IPA mempunyai nilai-nilai pendidikan yang mempunyai potensi yang dapat membentuk kepribadian anak-anak secara keseluruhan. IPA berfungsi dalam mengembangkan wawasan, sikap, dan nilai yang berguna untuk kehidupan sehari-hari serta keterkaitan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, keadaan lingkungan serta pemanfaatannya bagi kehidupan sehari-hari.

50

Masyarakat atau lingkungan di sekitar memiliki nilai-nilai yang terpelihara dan perlu dihargai. Oleh karena itu, penerapan atau pembelajaran IPA perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak berdampak buruk terhadap lingkungan atau kontradiksi dengan nilai-nilai yang di perjuangkan masyarakat sekitar. Penerapan prinsip pembelajaran IPA bermuatan nilai sebaiknya mengambil nilai-nilai yang bersifat universal, sehingga dapat diterima oleh seluruh lapisan masyarakat.

Hal tersebut selaras dengan pendapat Supriyadi (2008: 12-13), bahwa Sains tidak dapat dipisahkan dari nilai-nilai Sains diantaranya adalah nilai sosial. Nilai-nilai didefinisikan sebagai totalitas perasaan manusia secara individual maupun kelompok terhadap objek. Sains tidak akan terisolisir dari aspek sosialnya. Kepentingan sosial memerlukan Sains.

g. Pakem (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan) Prinsip Pakem pada dasaranya merupakan prinsip pembelajaran yang berorientasi pada siswa aktif melakuakn kegiatannya, baik aktif berfikir maupun kegiatan yang bersifat motorik. Kedua aspek tersebut kemudian dikemas dalam suatu paket pembelajaran yang kreatif. Siswa yang telah berpartisipasi aktif dalam pembelajaran diharapkan dapat memunculkan kreatifitas siswa tersebut untuk mengembangkan atau menerapkan pengetahuan yang diperoleh. Dengan demikian pembelajaran akan berjalan dengan efektif sekaligus menyenangkan.

51

Selain prinsip di atas ada beberapa prinsip pembelajaran IPA di sekolah dasar, antara lain :

a. Prinsip motivasi

Motivasi adalah daya dorong seseorang untuk melakuakn sesuatu. Motivasi ada dua macam yaitu motiviasi intrinsik (berasal dari dalam) dan ekstrinsik (timbul karena rangsangan dari luar). Motivasi intrinsik mendorong rasa ingin tahu, ingin mencoba mandiri dan lebih maju. b. Prinsip latar

Pada hakekatnya siswa memiliki pengetahuan awal. Seseorang guru harus mengetahui hal ini, supaya kegiatan belajar tidak berawal dari suatu kekosongan.

c. Prinsip menemukan

Siswa SD memiliki rasa ingin tahu yang besar, sehingga siswa harus diberi kesempatan untuk mengembangkan potensi tersebut agar siswa merasa senang dan tidak bosan.

d. Prinsip Belajar Sambil Melakukan (Learning by Doing)

Pengalaman yang diperoleh melalui bekerja merupakan hasil belajar yang tidak mudah untuk dilupakan, sehingga siswa dalam belajar diarahkan untuk melakukan kegiatan.

e. Prinsip Belajar Sambil Bermain

Pembelajaran yang dilakukan dalam suasana menyenangkan akan mendorong siswa untuk melibatkan diri dalam proses pembelajaran.

52

f. Prinsip Hubungan Sosial

Kegiatan belajar akan lebih berhasil jika dikerjakan secara kelompok. Dalam kegiatan kelompok siswa menjadi tahu kekurangan dan kelebihanya sehingga tumbuh kesadaran perlunya interaksi dan kerja sama dengan orang lain.

Dari perinsip-prinsip diatas nampak bahwa semuanya dalam rangka menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan sehingga akan timbulnya minat dalam belajar. Untuk menunjang penerapan perinsip-perinsip tersebut, guru dalam mengelolah pembelajaran perlu: a. Menyajikan kegiatan yang beragam sehingga tidak membuat siswa

jenuh.

b. Menggunakan sumber belajar yang bervariasi, disamping buku acuan, antara lain memanfaatkan lingkungan, karena belajar akan bermakna apabila berhubungan langsung pada permasalahan lingkungan sekitar siswa.

c. Kreatif dalam menghadirkan alat bantu pembelajaran. Proses ini dapat mempermudah siswa untuk memahami materi pembelajaran dan dapat menolong proses berfikir siswa dalam membangun ilmu pengetahuan. d. Menciptakan suasana kelas yang menarik, misalnya panjangan hasil

karya siswa dan benda-benda lain, peraga yang mendukung proses pembelajaran.

53

e. Sesekali bekerjasama dengan masyarakat, kantor-kantor, bank, dll, sebagai sumber informasi yang terkait dengan parktek kehidupan sehari-hari.

Dokumen terkait