• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kami ingin mengatakan:

Dalam dokumen Urgensi, Hakikat, Hikmah, dan Buahnya (Halaman 54-60)

Ketika Sang Pencipta Yang Mahagung ingin memperlihatkan tanda-tanda ke kua saan-Nya yang menakjubkan dalam ke r ajaan dan alam malakut- Nya, hendak memperlihatkan pada sumber-sum- ber dan pabrik alam, serta ingin memperlihatkan berbagai buah ukhrawi dari amal perbuatan manu- sia, maka sudah barang tentu mata Nabi SAW. yang berposisi sebagai kunci untuk melihat alam visual, dan telinganya yang menangkap tanda-tanda di

38

|

Risalah Mi’raj; Urgensi, Hakikat, Hikmah ...

alam pendengaran harus menyertai nya sampai ke Arasy. Selain itu, akal dan hikmah menuntut agar ketika menuju arasy beliau disertai oleh fisiknya yang penuh berkah yang berposisi sebagai mesin dan perangkat tempat berbagai aktivitas rohnya bekerja. Pasalnya, sebagaimana hikmah Ilahi men- jadikan fisik sebagai pendam ping bagi roh di dalam surga di mana fisik merupakan wadah bagi banyak tugas ubudiyah serta berbagai kenikmatan yang tak terhingga, maka fisik yang penuh berkah terse- but sudah pasti akan me nyertai roh. Lalu karena fisik masuk ke dalam surga bersama roh, maka di antara tuntutan hikmah Dia menjadikan fisik be- liau sebagai pendamping bagi dzat Muhammad SAW. yang dimi’rajkan menuju Sidratul Muntaha yang merupa kan jasad dari surga.

Setelah itu terbayang bahwa engkau akan ber- kata, “Menempuh jarak ribuan ta hun hanya dalam beberapa menit merupakan sesuatu yang mustahil secara akal.”

Jawabannya:

Dalam ciptaan Sang Pencipta Yang Mahaagung gerakan pada sesuatu sangat berbeda-beda. Misal- nya, perbedaan kecepatan suara, cahaya, listrik, roh, dan khayalan diketahui oleh kita semua. Se- cara ilmiah kecepatan planet juga berbeda-beda, sehingga akal pun kagum. Lalu, bagaimana mung- kin tidak masuk akal ketika fisik beliau yang halus

Landasan Kedua: Apa Hakikat Mi’raj?

| 39

mengikuti rohnya yang mulia yang bisa melaku- kan mi’raj dengan sangat cepat di mana gerakan- nya secepat roh?

Ketika tidur selama sepuluh menit engkau bisa mendapati berbagai kondisi yang tak mung- kin didapat saat terjaga selama setahun. Bahkan apa yang dilihat oleh ma nusia dalam mimpi dalam satu menit serta ucapan yang ia dengar dan ber- bagai per kataan yang terlontar jika semuanya di- kumpulkan akan membutuhkan waktu se hari atau lebih di saat terjaga. Jadi, satu waktu bagi dua orang berbeda bisa seperti se hari bagi yang satu dan bisa seperti satu tahun bagi yang lain.

Renungkanlah pengertian ini dengan menela- ah contoh berikut:

Anggaplah ada satu jam untuk mengukur ke- cepatan gerakan manusia, senapan, suara, cahaya, listrik, ruh, dan khayalan. Pada jam tersebut ter- dapat sepuluh jarum. Ada jarum yang menunjuk- kan hitungan jam, ada yang menunjukkan hi- tungan menit dalam wilayah yang enam puluh kali lebih luas daripada pertama, ada jarum yang menunjukkan hitungan detik pada wilayah yang enam puluh kali lebih luas, serta demikian se- terusnya. Dengan kata lain, jam tersebut memi- liki jarum-jarum menakjubkan yang berputar di wilayah yang enam puluh kali lipat lebih luas

40

|

Risalah Mi’raj; Urgensi, Hakikat, Hikmah ...

daripada sebelumnya. Andaikan wilayah jarum penunjuk jam seukuran jam tangan kecil, berarti wilayah jarum penunjuk eksponen kesepuluh (0,00000000001 detik) seukuran putaran tahunan bumi atau lebih besar.

Sekarang anggaplah ada dua orang. Yang satu seolah-olah sedang menaiki ja rum jam seraya mengawasi dan mencermati sekitarnya, sementa- ra yang lain se-akan sedang menaiki jarum penun- juk eksponen kesepuluh (0,00000000001 detik) serta menyaksikan sekitarnya.

Perbedaan antara berbagai hal yang dilihat oleh dua orang di atas pada waktu yang sama se- perti perbedaan antara jam tangan kita dan pu taran tahunan bumi. Dengan kata lain, perbedaannya sangat jauh. Demikianlah, karena waktu merupa- kan ekspresi dari beragam bentuk ge rak an, maka hukum yang berlaku dalam gerakan ju ga berlaku pada waktu. Dalam satu jam kita bisa menyaksi- kan seukuran apa yang disaksikan oleh orang yang menaiki jarum jam. Hakikat umurnya sesuai den- gan kadar ukurannya. Rasul SAW. pada masa yang sama ibarat orang yang menaiki jarum penunjuk 0,00000000001 detik. Beliau menaiki burak taufik Ilahi dan menempuh semua wilayah makhluk se- cepat kilat seraya melihat tan da-tanda kekuasaan dan alam malakut. Be liau naik menuju titik wilayah

Landasan Kedua: Apa Hakikat Mi’raj?

| 41

Tuhan. Beliau mendapat kehormatan bertemu dan berbicara dengan-Nya. Serta beliau berkesempa- tan melihat keindahan Ilahi, menerima firman dan perintah Ilahi dan kembali untuk melaksanakan tugasnya. Beliau memang telah melakukannya.

Terbayang dalam benak bahwa kalian berka- ta, “Ya, hal itu mungkin saja terjadi. Namun tidak semua yang bersifat mungkin benar-benar ter- jadi. Pasalnya, bagaimana sesuatu yang tidak ada padanannya bisa diterima secara pasti sementara ia hanya sekadar mungkin terjadi?”

Sebagai jawababnnya, “Peristiwa se perti mi’raj sebetulnya sangat banyak tak terhingga. Misalnya, setiap orang yang memiliki penglihatan naik dengan matanya dari bumi menuju planet Neptunus hanya dalam satu detik. Setiap orang berilmu membawa akalnya mengendarai sejumlah hukum cakrawala menuju apa yang berada di balik bintang dan planet hanya dalam satu menit. Setiap orang beriman menaikkan pikirannya kepada se- jumlah perbuatan dan rukun-rukun shalat dengan meninggalkan alam di belakangnya untuk pergi menuju hadapan Ilahi sama seperti mi’raj. Setiap pemilik kalbu dan wali yang sempurna dapat ber- jalan dari arasy serta dari wilayah nama dan sifat- Nya dalam empat puluh hari. Bahkan, tokoh-tokoh seperti Syekh al-Jailani, Imam ar-Rabbânî telah

42

|

Risalah Mi’raj; Urgensi, Hakikat, Hikmah ...

melakukan mi’raj spiritual menuju arasy dalam satu menit sebagaimana yang disebutkan dalam sejumlah riwayat yang valid. Sementara, malaikat yang merupakan fisik yang berasal dari cahaya bisa pergi dan kembali dari arasy menuju bumi dan dari bumi menuju arasy hanya dalam waktu singkat. Penduduk surga naik dari mahsyar menu- ju taman-taman surga hanya dalam waktu singkat.

Berbagai contoh di atas menjelaskan secara tegas bahwa pribadi Muhammad SAW. yang meru- pakan pemimpin seluruh wali, imam bagi orang- orang beriman, kepala para ahli surga dan diterima oleh seluruh malaikat pasti telah melakukan mi’raj yang tujuan perjalanannya ialah menuju Allah se- suai dengan kedudukan beliau yang mulia. Hal ini penuh hikmah, sangat masuk akal dan benar-benar terjadi tanpa ada keraguan sedikit pun.

LANDASAN KETIGA

Dalam dokumen Urgensi, Hakikat, Hikmah, dan Buahnya (Halaman 54-60)

Dokumen terkait