PERUNDANGUNDANGAN AGRARIA.
2. Kantor Djawatan Transmigrasi Daerah Matjamnja :
(a) Kantor Djawatan Transmigrasi Daerah Pengumpulan.
(1) Kantor Inspektorat, berkedudukan ,ditempat jang ditentukan dengan surat keputusan tersendiri .
(2). Kantor Rayon, berkedudukan ditempat jang ditentukan de ngan surat keputusan tersendiri.
(3) Kantor Seksi, berkedudukan ditempat jang ditentukan de ngan surat keputusan tersendiri. .
(b) Kantor Djawatan Transmigrasi Daerah Pedjelenggaraan, jaitu : (1)Kantor Inspektorat, berkedudukan ditempat jang ditentukan
dengan surat keputusan tersendiri. (2)Kantor Tjabang, berkedudukan ditempat jang ditentukan dengan surat keputusan tersendiri. (3) Kantor seksi, berkedudukan ditempat jang ditentukan dengan Surat Keputusan tersendiri. (c) Kantor Perwakilan, jaitu : Sebuah kantor jang didirikan disuatu daerah jang memungkinkan melakukan usaha transmigrasi jang mempunjai sifat sementara. Paling lama dua tahun, sesudah itu dihapuskan atau diubah sifat nja mendjadi salah satu kantor Djawatan Transmigrasi Daerah sesuai dengan daerah tempat Kantor Perwakilan itu bekerdja. Penabentukan dan penghapnsan: Kantorkantor Djawatan Transmigrasi Daerah tersebut pasal sub B diatas, dibentuk dan dihapuskan oleh Menteri Transmigrasi, Koo perasi dan Pembangunan Masjarakat Desa, atas usul kepala Dja watan Transmigrasi. b. Susunan Organisasi. 1. Djawatan Transmigrasi Pusat, tersusun atas : (a) Pimpinan jang terdiri dari: (1) Kepala Djawatan (2) Wakil Kepala Djawatan. Pada Kepala Djawatan diperbantukan beberapa pegawai jang diatur oleh bagian Umum untuk mengerdjakan administrasi seharihari dari kepala Djawatan. (b) Bagianbagian. Ada dua bagian jang masingmasing dipimpin oleh seorang Kepala Bagian, jaitu : (1) Bagian Penjetenggara, meliputi 4 seksi dan tiaptiap sek si, jaitu : a) Seksi Tata Usaha b) Seksi Kepegawaian c) Seksi Keuangan 2535
2 Kantor Djawatan Transmigrasi Daerah.
Susunan organisasi Kantor Djawatan Transmigrasi Daerah pada dasarnja disesuaikan dengan susunan di Pusat dengan mengingat dengan ehusus didaerahdaerah jang bersangkutan•serta meng ingat efisiensi dalam pelaksanaan jang akan diatur oleh Kepala Djawatan Transmigrasi Pusat.
Guna memenuhi keinginan daerah, jang dikemukakan pada waktu diadakan Musjawarah Nasional sebagaimana diterangkan diatas, dan sesuai dengan P.P. No. 56 tahun 1958 pasal 12 ajat (1) baik di Pusat maupun didaerah dibentuk suatu badan Kordinasi Penjelenggaraan Transmigrasi.
Alasan pembentukan badan Kordinasi Penjelenggaraan Trans migrasi ialah kejakinan, bahwa pelaksanaan transmigrasi itu meliputi pekerdjaanpekerdjaan jang mendjadi tugas pelbagai Kementerian dan Djawatan.
Begitu pula telah dirasakan kebutuhannja untuk menjempurna kan organisasi dan Kordinasi dalam penjelenggaraan pekerdjaanpe kerdjaan jang diperlukan dalam usaha Transmigrasi. Oleh karena da lam kebanjakan hal pekerdjaanpekerdjaan jang berhubungan dengan Transmigrasi dilakukan sendiri2 oleh pelbagai instansiinstansi. De ngan dibentuknja badan Kordinasi Penjelenggaraan Transmigrasi ini, terdapat dasardasar ketentuan hukum jang mengikat jang diharapkan dapat mendjamin Kordinasi dan pembagian pekerdjaan serta pelak sanaannja.
3. Badan Kordinasi Penjelenggaraan Transmigrasi ini terdiri dari: (1). Kepala Djawatan Transmigrasi Pusat sebagai ketua merang
kap anggota.
(2). Wakil Kementerian Pekerdjaan Utnum dan Tenaga sebagai anggota. (3). Wakil Kementerian Pertahanan. (4). Wakil Kementerian Agraria. (5). Wakil Kementerian Dalam Negeri dan Otonomi Daerah (6). Wakil Kementerian Veteran. (7). Wakil Kementerian Kesehatan. (8). Wakil Kementerian Perburuhan,
(9). Wakil Kementerian Pendidikan, Pengadjaran dan Kebuda jaan (10). Wakil Kementerian Keuangan (11). Wakil Kementerian Perhubungan. (12). Wakil Kementerian Perlajaran. (13). Wakil Kementerian Sosial. (14). Wakil Kementerian Perdagangan. (15). Wakil Kementerian Perindustrian. (16). Wakil Kementerian Agama. (17). Wakil Kementerian Penerangan.
Dimana perlu anggota badan tersebut dapat ditambah dengan wakil wakil dari Djawatandjawatan atau ahliahli jang dapat dianggap dapat membantu badan tersebut. Adapun tugas B.K.P.T.G.tersebut ialah : (a) Bersamasama menjusun .rentjana (tahunan) Transmigrasi. (b) Bersamasama menentukan Anggaran Belandja. (c) Mendjamin Kordinasi dalam pelaksanaan jang berhubungan de ngan usaha Transmigrasi jang mendjadi tugas kewadjiban Dja watan masingmasing.
Tiaptiap Departemen menjusun rentjana mengenai pekerdjaan dan anggaran belandja dalam melaksanakan usaha Transmigrasi. Ke mudian rentjana Departemendepartemen itu digabungkan mendjadi rentjana Transmigrasi dari Departemen Transkopemada.
Biaja ,untuk merentjanakan biajabiaja rentjanarentjana peker djaan Transmigrasi dari tiaptiap Kementerian dberatkan pada Ang garan Belandja Transkopemada jang dengan tjara overhevelingover beveling diserahkan kepada KementerianKementerian jang bersang kutan.
Anggota jang duduk dalam B.K.P.T. tersebut adalah wakil mutlak dari Departemen jang diwakili dan bertanggungdjawab terhadap ter laksananja pekerdjaan jang mendjadi tugas Departemen masingma sing.
c. Tjaratjara bekerdja pada tahuntahun jang lalu.
Seperti diketahui pekerdjaanpekerdjaan jang penting berkenaan dengan Transmigrasi, dapat dibagi dalam 3 (tip) tingkat, jaitu :
1. tingkat Penjelidikan (exploiratie) 2. tingkat Persiapan ; dan
3. tingkat Penempatan.
1. Penjelidikan :
Bagi semua objekobjek jang baru, terlebih dahulu perlu diada kan „Penjelidikan”, guna menentukan objekobjek itu dapat tidaknja atau baik tidaknja didjadikan daerah transmigrasi.
Pekerdjaanpekerdjaan dalam tingkat penjelidikan ini jang ter penting ialah :
(a) Pemeriksaan kesuburan tanah dan air untuk pertanian ; iklim dan kesehatan daerah.
(b) Penjelidikan dan pengukuranpengukuran untuk menentukan ke mungkinan irigasi dan menentukan luas tanah jang mungkin da pat didjadikan sawah.
(c) Verkaveling tingkat pertama, menentukan garis besar letaknja tanah untuk kampungkampung dan untuk pertanian (sawah) serta membuat petapetanja jang perlu.
(d) Merintis trance djalandjalan dan leidingleiding irigasi.
2. „Persiapan”.
Setelah pekerdjaan tingkat pertama selesai dan telah mendapat kepastian bahwa objekobjek itu dapat dan baik untuk didjadikan daerah transmigrasi, maka baharu dimulai dengan pekerdjaan „per siapan”.
Pekerdjaanpekerdjaan jang panting dalam tingkat persiapan ini ialah :
(a) Membuat djalandjalan jang perlu.
(b) Membuat irigasi saluran induk dan kunstwerken jang perlu. (a dan b dengan bantuan dari Djawatandjawatan c.q. Kementerian lain jang bersangkutan).
(c) Verkaveling tingkat kedua, jaitu pembagian tanahtanah per tanian dan tanah pekarangan dalam kavelskavels jang dikehen daki (= tanah pertanian dalam kavelskavels masingmasing 2 HA) serta membuat petapetanja.
(d) Menebang, menebas, membuaa hutanhutan (oleh Djawatan Transmigrasi atau oleh Japeta menurut Was dan sifat pekerdja an).
(e) Membuat bedengbedeng sementara bagi Transmigrasi dimana perlu. (f) Membuat rumahrumah sementara bagi pegawaipegawai ; pe
sanggerahan; poliklinik; gudang dan verdeelloods dimana perlu. (g) Mempersiapkan djaminan hidup transmigran dan bibitbibit.
3. „Penempatan”.
Dalam tingkat ini pekerdjaan jang terpenting ialah:
(a) Pengumpulan dan pemindahan transmigrantransmigran dari tempat asal kedaerah transmigrasi.
(b) Memperlengkap para transmigran dengan alatalat tani dan ke perluankeperluan lain jang dibutuhkan menurut ketentuan Dja watan.
(c) Menentukan dan menundjuk bagi tiaptiap keluarga, tanah pe karangan dan tanah pertaniannja jang telah ditentukan batas batasnja.
(d) Membagi keperluan hidupnja (= tiaras, garam, minjak, dll.), pada waktuwaktu jang tertentu.
(f) Menjusiin masjarakat kampung jang baru dengan menentukan kepalakepala kampung dan pembantunja, imam, chatib dll.,
(g) Mengerahkan para transmigran mengusahakan pekarangan ru mah dan tanah pertaniannja serta membagi alatalat bibitbibit jang perlu jang telah disediakan pada waktunja.
(h) Mengatur dan membimbing semua usahausaha selandjutnja di daerah transmigrasi itu.
d. Tjara menentukan persiapan dan penempatan objek transmigrasi.
Untuk menentukan suatu objek transmigrasi dalam hal persiap, an dan penempatannja, Kepala Djawatan Transmigrasi Pusat telah memutuskan suatu tjara dengan membagi masalah ini mendjadi 3 unsur jang pokok, jaitu :
1. Unsur politis administratif, 2. Unsur tehnis administratif, 3. Unsur vak tehnis.