• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karakter butir soal INAP nasional dibandingkan dengan soal internasional 56

Pemilihan kriteria butir soal dilihat berdasarkan uji kesesuaian model dan besarnya nilai parameter butir soal yaitu daya pembeda, tingkat kesukaran dan peluang menebak. Menurut Lord (1980) dalam teori respon butir, soal yang ideal adalah soal yang memiliki daya pembeda berkisar 1 (satu) dan peluang menebak mendekati nol. Dalam Hambleton et al. (1991), nilai b yang mendekati -2,00 menandakan bahwa butir soal mudah, dan nilai b yang mendekati +2,00 berarti butir soal tersebut tergolong sukar untuk kelompok tersebut.

Pada survei INAP, nilai b menandakan bahwa butir soal mudah jika nilai b berkisar antara (-2,75) s/d (-1,25). Jika nilai b berkisar antara (-1,25) s/d (+1,25) menandakan bahwa butir soal memiliki tingkat kesukaran sedang, dan jika nilai b berkisar antara (+1,25) s/d (+2,75) menandakan bahwa butir soal memiliki tingkat kesukaran yang cukup tinggi. Untuk nilai p digunakan patokan nilai p > 0,25 untuk menandakan daya beda baik. Sehingga dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Soal yang baik adalah dimana model setiap soal sesuai dengan model, jika nilai chi kuadrat empiris butir tidak melebihi nilai chi kuadrat teoritis (nilai p > 0,25), memiliki nilai daya pembeda berkisar 1, peluang menebak kecil, dan tingkat kesukaran berada di antara nilai -2,75 sampai dengan +2,75. 2. Soal yang cukup baik adalah soal yang sesuai model jika nilai chi kuadrat

empiris butir yang tidak melebihi nilai chi kuadrat teoritis (nilai p > 0,25) dan salah satu kriteria soal yang baik tidak terpenuhi.

3. Soal yang kurang baik adalah soal yang tidak sesuai dengan model yang digambarkan jika nilai chi kuadrat empiris butir lebih besar nilai chi kuadrat teoritis (nilai p < 0,25).

57

Tabel 3. Kriteria Butir Soal Model

Kriteria

Baik Cukup Baik Belum dapat

digambarkan IRT 1PL Nilai p > 0,25; -2,75≤b≤2,75 Nilai p > 0,25; b<-2,75 atau b>2,75 Nilai p < 0,25 IRT 2PL Nilai p > 0,25; a≥0,5; -2,75≤b≤2,75

Jika salah satu kriteria soal baik

tidak terpenuhi Nilai p < 0,25 IRT 3PL Nilai p > 0,25; a≥0,5; -2,75≤b≤2,75; c≤0,2

Jika salah satu kriteria soal baik

tidak terpenuhi

Nilai p < 0,25

Berdasarkan hasil studi INAP 2012, diperoleh bahwa secara nasional dari 92 butir soal IPA, 2 butir dikategorikan ekstem sulit, 5 butir yang terkategori sukar, 56 butir yang terkategori sedang dan 27 butir yang terkategori mudah serta 2 butir termasuk kategori ekstrem sangat mudah. Adapun berdasarkan daya pembedanya, menunjukkan bahwa 35 butir memiliki daya pembeda yang baik dan 57 butir memiliki daya pembeda yang tidak baik. Adapun proporsi tingkat kesukaran item disajikan pada gambar 4.4.

Pada gambar 4.4 ditunjukkan bahwa sebagian besar butir soal sebaiknya tidak digunakan karena kurang mampu membedakan siswa yang berkemampuan tinggi dengan yang berkemampuan rendah di provinsi DIY maupun Kalimantan Timur. Secara umum perangkat tes kemampuan IPA yang digunakan dalam survei INAP 2012 ini secara empiris memiliki kualitas yang kurang baik, karena hanya terdapat 25 butir soal yang berkualitas baik dari total 92 butir soal. Di samping itu, sebagian besar item soal pada kategori soal mudah (29%) dan sedang (61%). Hal ini menjadi salah satu alasan mengapa rerata skor kemampuan IPA siswa di kedua provinsi tergolong ke dalam intermediate.

Ada delapan butir soal yang ditinjau dari tingkat kesukarannya termasuk kedalam kategori ekstrim sangat mudah. Dua diantaranya adalah butir soal dengan kode S6_10 dan S7_10 yang disajikan sebagai berikut :

59 Nomor urut entri data 67 (a=0,301; b= -3,474) kode soal S6_10)— bk-14_21

Butir soal dengan kode S6_10 dengan nomor entri 67 merupakan pertanyaan pada kompetensi dasar penggolongan hewan berdasarkan jenis makanannya dan dalam desain instrumennya dikelompokkan pada kategori K3 (reasoning). Hasil tes menunjukkan item tersebut memiliki tingkat kesukaran yang cukup rendah yakni sebesar -3,474 dan daya beda yang kurang baik, yaitu 0,301 serta mampu dijawab dengan benar oleh 77,8% testi. Analisis terhadap item dapat ditinjau dari konstruk dan konten soalnya. Terkait konten soal, teste sudah sangat dekat dengan hewan dan jenis makanannya. Sedangkan konstruk soal telah menyediakan stimulus berupa gambar beberapa hewan dengan jenis makanannya, dan untuk menjawab item tersebut siswa hanya diminta untuk mencocokkan (menjodohkan) antara hewan dengan jenis makanannya. Oleh karena itu, penempatan item ini pada kategori K3 dalam desain instrumen INAP kemampuan IPA perlu ditinjau kembali dari sigi konstruk dan kontennya. Berdasarkan konten penggolongan hewan berdasarkan jenis makanannya nampaknya layak dikategorikan K3, karena membutuhkan literasi knowing, applying dan reasoning untuk menjawab soal tersebut dengan benar, tetapi mengingat konten tersebut sangat melekat dengan konteks keseharian sebagai pengalaman belajar teste, sehingga item tersebut menjadi mudah dan tidak dapat membedakan siswa

61 berdasarkan kemampuannya.

Demikian halnya dengan konstruksi soal dengan nomor entri 78, kode soal S7_10 merupakan pertanyaan pada kompetensi dasar kepedulian terhadap hewan peliharaan dan dalam desain instrumennya dikelompokkan pada kategori K3 (reasoning). Hasil tes menunjukkan item tersebut memiliki tingkat kesukaran sebesar -3,025 dan daya beda 0,590 serta mampu dijawab dengan benar oleh 78% testi. Analisis terhadap item dapat ditinjau dari konstruk dan konten soalnya. Terkait konten soal kepedulian terhadap hewan peliharaan, bagi teste sudah sangat melekat dengan kehidupan kesehariannya. Sedangkan konstruk soal telah menyediakan stimulus berupa gambar hewan piaraan yang sudah lazim yaitu burung, teste diminta untuk menuliskan kegiatan-kegiatan dalam rangka memelihara hewan tersebut. Sedangkan untuk menjawab item ini dengan benar, testi hanya membutuhkan literasi knowing, aplying dan reasoning yang sederhana saja, artinya kalau siswa memiliki pengalaman belajar dalam memelihara hewan yang berbeda, maka jawaban standar (seperti memberi makan, memberi minum, membersih sangkar/kandang, jangan disakiti, dibawa kedokter hewan kalau sakit) akan tetap benar, walaupun teste memiliki pengalaman belajar memelihara hewan yang berbeda dari stimulus soal. Oleh karena itu, penempatan item ini pada kategori K3 dalam desain instrumen INAP kemampuan IPA perlu ditinjau kembali dari sigi konstruk dan kontennya. Berdasarkan konten kepedulian terhadap hewan peliharaan nampaknya layak dikategorikan K3, karena membutuhkan literasi knowing, applying dan reasoning untuk menjawab soal tersebut dengan benar, tetapi mengingat konten tersebut sangat melekat dengan konteks keseharian sebagai pengalaman belajar teste, sehingga item tersebut menjadi mudah dan tidak dapat membedakan siswa berdasarkan kemampuannya.

Adapun butir soal yang tergolong memiliki daya beda dan tingkat kesukaran baik ditunjukkan pada tabel 5.1.

Nomor

Entri Kode Soal

Daya Beda (a) Tingkat Kesukaran (b) Guessing © 11 S2_01 0.852 -1.169 0.196 12 S2_02 0.833 0.740 0.347 15 S2_05 1.263 -0.920 0.196 19 S2_09 1.255 0.945 0.162 21 S2_11 2.137 -1.261 0.200 24 S3_02 0.936 0.750 0.000 30 S3_08 0.813 0.757 0.186 35 S4_01 0.814 -0.857 0.000 37 S4_03 0.872 0.832 0.240 42 S4_08 0.900 -1.317 0.189 44 S4_10 1.242 -1.152 0.000 48 S5_03 1.150 1.493 0.167 49 S5_04 1.875 1.173 0.186 50 S5_05 0.946 1.548 0.219 59 S6_02 0.863 0.038 0.216 61 S6_04 1.376 1.545 0.249 66 S6_09 0.943 -1.239 0.000 69 S7_01 1.066 -0.763 0.207 71 S7_03 0.829 -0.603 0.181 76 S7_08 1.023 -0.162 0.167 77 S7_09 1.018 -0.786 0.199 81 S8-01 1.455 0.843 0.257 83 S8-03 0.912 -0.066 0.187 84 S8-04 1.447 -1.558 0.199 89 S8-09 1.495 -1.334 0.193

Proporsi tingkat kesukaran butir soal yang mudah, sedang, dan sukar masing-masing adalah 12%, 72% dan 16% dari 25 soal yang tergolong dalam kategori baik berdasarkan daya beda dan tingkat kesukaran. Proporsi soal yang mudah dan sukar dari suatu tes hendaknya merupakan bagian yang makin sedikit jumlahnya. Secara tentatif dapat dikatakan bahwa salah satu ciri butir soal yang baik adalah bahwa ia tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah untuk kelompok tertentu yang akan di tes. Soal yang mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha untuk memecahkannya.

63 Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena diluar jangkauannya.

Gambar 4.5 Grafik Persentase Tingkat Kesukaran Item dari 25 Item yang Tergolong Baik

D. Contoh Butir-butir Soal INAP yang Setara dengan Soal Internasional

Pada studi INAP 2012, antar buku tes terdapat soal yang sama (anchor item) yang bertujuan untuk menyetarakan kemampuan peserta didik dalam satu skala, meskipun menempuh buku tes yang berbeda. Soal anchor ini merupakan butir soal yang digunakan untuk mengukur literasi membaca siswa secara internasional (digunakan pada studi PISA). Dari 92 butir soal INAP 2012, terdapat 21 anchor item dengan kode S1 sebanyak 10 butir dan kode S4 sebanyak 11 butir. Adapun sebaran butir soal anchor ditunjukkan pada Tabel 4.2. Sedangkan butir soal nasional (bukan anchor) ditunjukkan pada tabel 4.3.

Tabel 4.2. Sebaran Butir Soal Anchor INAP 2012

No. Entri Kode soal Daya Beda

(a) Tingkat Kesukaran (b) Guaessing © 1 S1_01 0.708 -1.220 0.190 2 S1_02 1.181 -1.565 0.201 3 S1_03 0.199 1.600 0.000 4 S1_04 1.018 18.544 0.239 5 S1_05 0.748 -1.326 0.000 6 S1_06 1.129 -1.795 0.198 7 S1_07 0.757 -0.761 0.210 8 S1_08 0.677 -1.260 0.193 9 S1_09 1.058 -1.911 0.201 10 S1_10 0.432 -0.801 0.210 35 S4_01 0.814 -0.857 0.000 36 S4_02 1.442 -1.734 0.201 37 S4_03 0.872 0.832 0.240 38 S4_04 0.688 -1.660 0.000 39 S4_05 0.437 -0.682 0.000 40 S4_06 1.789 -1.574 0.200 41 S4_07 0.792 -0.121 0.221 42 S4_08 0.9 -1.317 0.189 43 S4_09 0.467 -0.754 0.000 44 S4_10 1.242 -1.152 0.000 45 S4_11 0.795 -0.706 0.195

Proporsi tingkat kesukaran butir soal (anchor item) ditunjukkan pada gambar 4.6 dengan soal kategori mudah, sedang, dan sukar masing-masing adalah 43%, 48% dan 9% dari 21 soal INAP IPA 2012.

65 Jika dibandingkan antara butir soal nasional dengan anchor item (butir soal internasional), sebagaimana ditunjukkan pada tabel 4.3 terlihat bahwa dari 21 butir soal INAP 2012 kemampuan IPA yang tergolong baik terdapat 2 (dua) butir soal nasional (bukan anchor) yang memiliki daya beda yang sangat baik (a = >

1,00) dengan tingkat kesukaran tinggi (b ≥ +1,25), yaitu kode butir soal S5_03

dan S6_04.

Tabel 4.3 Sebaran Butir Soal Nasional Kemampuan IPA INAP 2012

No No. Entri Kode Soal Daya Beda (a) Tingkat Kesukaran (b) Guessing © 1 84 S8-04 1.447 -1.558 0.199 2 89 S8-09 1.495 -1.334 0.193 3 21 S2_11 2.137 -1.261 0.200 4 66 S6_09 0.943 -1.239 0.000 5 11 S2_01 0.852 -1.169 0.196 6 15 S2_05 1.263 -0.920 0.196 7 77 S7_09 1.018 -0.786 0.199 8 69 S7_01 1.066 -0.763 0.207 9 71 S7_03 0.829 -0.603 0.181 10 76 S7_08 1.023 -0.162 0.167 11 83 S8-03 0.912 -0.066 0.187 12 59 S6_02 0.863 0.038 0.216 13 12 S2_02 0.833 0.740 0.347 14 24 S3_02 0.936 0.750 0.000 15 30 S3_08 0.813 0.757 0.186 16 81 S8-01 1.455 0.843 0.257 17 19 S2_09 1.255 0.945 0.162 18 49 S5_04 1.875 1.173 0.186 19 48 S5_03 1.15 1.493 0.167 20 61 S6_04 1.376 1.545 0.249 21 50 S5_05 0.946 1.548 0.219

Butir soal nasional yang memiliki daya beda dan tingkat kesulitan sangat bagus disajikan sebagai berikut:

(Nomor urut entri data 48 (a= 1,150; b=1,493) dengan kode soal S5_03)

Solusi terhadap soal nomor urut entri data 48 (a= 1,150; b=1,493) dengan kode soal S5_03 tersebut dapat ditemukan oleh teste dengan syarat memiliki pengetahuan dan ingatan tentang gambar mata serta komponen-komponen mata yang terdiri dari kornea, iris, lensa mata, dan badan bening. Hasil uji klasik menunjukkan bahwa rerata skor total tertee yang menjawab salah dan menjawab benar berturut-turut adalah 35,365 dan 37,486. Di samping itu, berdasarkan koefisien korelasi poliserial pearson butir, menunjukkan teste yang menjawab salah dan menjawab benar terhadap butir tersebut berturt-turut adalah 4,185 dan 4,235. Jadi berdasarkan kedua parameter (rerata skor total dan korelasi pearson poliserial) ini menunjukkan bahwa butir soal dapat sangat bagus dan dapat membedakan teste berdasarkan tingkat kemampuannya.

67 (Nomor urut entri data 61 (a= 1,376; b=1,545) dengan kode soal S6_04)

Solusi terhadap soal nomor urut entri data 61 (a= 1,376; b=1,545) dengan kode soal S6_04 tersebut dapat ditemukan oleh teste dengan syarat memiliki pengetahuan dan ingatan tentang gambar posisi matahari, bumi dan bulan saat peristiwa gerhana bulan. Hasil uji klasik menunjukkan bahwa rerata skor total tertee yang menjawab salah dan menjawab benar berturut-turut adalah 40,910 dan 41,966. Di samping itu, berdasarkan koefisien korelasi poliserial pearson butir, menunjukkan teste yang menjawab salah dan menjawab benar terhadap butir tersebut berturt-turut adalah 5,074 dan 5,297. Jadi berdasarkan kedua parameter (rerata skor total dan korelasi pearson poliserial) ini menunjukkan bahwa butir soal dapat sangat bagus dan dapat membedakan siswa berdasarkan tingkat kemampuannya.

Selain kedua soal di atas, juga terdapat soal nasional lain yang memiliki tingkat kesulitan sedang dengan daya beda sangat baik (a = > 1,00). Soal tersebut antara lain :

Solusi terhadap soal nomor urut entri data 81 dengan kode soal S8_01 tersebut dapat ditemukan oleh teste dengan syarat memiliki pengetahuan dan ingatan tentang gambar bunga dan bagian-bagiannya serta fungsi dari masing-masing bagian tersebut. Dalam hal ini teste dituntut untuk mencocokkan/ menjodohkan bagian-bagian bunga dan fungsinya. Hasil uji klasik menunjukkan bahwa rerata skor total testee yang menjawab salah dan menjawab benar berturut-turut adalah 40,784 dan 43,107. Di samping itu, berdasarkan koefisien korelasi poliserial pearson butir, menunjukkan teste yang menjawab salah dan menjawab benar terhadap butir tersebut berturt-turut adalah 4,307 dan 5,511. Jadi berdasarkan kedua parameter (rerata skor total dan korelasi pearson poliserial) ini menunjukkan bahwa butir soal sangat bagus dan dapat membedakan siswa berdasarkan tingkat kemampuannya.

69 Solusi terhadap soal nomor urut entri data 19 dengan kode soal S2_09 tersebut dapat ditemukan oleh teste dengan syarat memiliki pengetahuan dan ingatan tentang bagian-bagian tumbuhan (akar, batang, bunga, dan daun) dan kegunaan dari masing-masing bagian bungan tersebut. Dalam hal ini teste dituntut untuk mencocokkan/ menjodohkan bagian-bagian tumbuhan dan kegunaannya. Hasil uji klasik menunjukkan bahwa rerata skor total testee yang menjawab salah dan menjawab benar berturut-turut adalah 40,740 dan 43,073. Di samping itu, berdasarkan koefisien korelasi poliserial pearson butir, menunjukkan teste yang menjawab salah dan menjawab benar terhadap butir tersebut berturt-turut adalah 4,406 dan 4,551. Jadi berdasarkan kedua parameter (rerata skor total dan korelasi pearson poliserial) ini menunjukkan bahwa butir soal sangat bagus dan dapat membedakan siswa berdasarkan tingkat kemampuannya.

(Nomor urut entri data 49 (a=1,875; b=1,173) dengan kode soal S5_04)

Solusi terhadap soal nomor urut entri data 49 dengan kode soal S5_04 tersebut dapat ditemukan oleh teste dengan syarat memiliki pengetahuan dan ingatan tentang diagram perubahan fase/wujud benda dan nama proses/ peristiwa perubahan tersebut (menguap, membeku, mencair, menyublim, menghablur, dan mengembun) dan memiliki pengalaman belajar melalui percobaan dan membaca hasil percobaan tentang hasil perubahan wujud benda sebagai contoh peristiwa/ fenomena perubahan wujud benda. Dalam hal ini teste dituntut untuk memiliki pengalaman belajar tentang perubahan wujud benda serta hasil-hasil perubahan tersebut. Hasil uji klasik menunjukkan bahwa rerata skor total testee yang menjawab salah dan menjawab benar berturut-turut adalah 35,359 dan 37,411. Di samping itu, berdasarkan koefisien korelasi poliserial pearson butir, menunjukkan teste yang menjawab salah dan menjawab benar terhadap butir tersebut berturt-turut adalah 4,018 dan 4,409. Jadi berdasarkan kedua parameter (rerata skor total dan korelasi pearson poliserial) ini menunjukkan bahwa butir soal sangat bagus dan dapat membedakan siswa berdasarkan tingkat kemampuannya.

INAP 2012 IPA juga memiliki butir soal nasional dengan daya beda yang baik (> 1,000) yang tergolong soal mudah serta setara dengan butir soal internasional (anchor). Terdapat 7 (tujuh) butir soal dengan nomor entri 84, 89, 21, 15, 77, 69, dan 76. Keseluruhan butir soal tersebut disajikan sebagai berikut:

71 (Nomor urut entri data 84 (a=1,447; b= -1,558) dengan kode soal S8_04)

Solusi terhadap soal nomor urut entri data 84 dengan kode soal S8_04 tersebut dapat ditemukan oleh teste dengan syarat memiliki pengetahuan dan ingatan tentang jenis-jenis hewan dan termasuk membedakan hewan melata dan bukan melata serta hewan piaraan yang dapat dijadikan ternak dan sudah lazim di masyarakat. Dalam hal ini teste dituntut untuk memiliki pengalaman belajar tentang jenis-jenis hewan. Hasil uji klasik menunjukkan bahwa rerata skor total testee yang menjawab salah dan menjawab benar berturut-turut adalah 37,200 dan 41,992. Di samping itu, berdasarkan koefisien korelasi poliserial pearson butir, menunjukkan teste yang menjawab salah dan menjawab benar terhadap butir tersebut berturt-turut adalah 4,759 dan 4,296. Jadi berdasarkan kedua parameter (rerata skor total dan korelasi pearson poliserial) ini menunjukkan bahwa butir soal sangat bagus dan dapat membedakan siswa berdasarkan tingkat kemampuannya.

(Nomor urut entri data 89 (a=1,495; b= -1,334) dengan kode soal S8_09)

Solusi terhadap soal nomor urut entri data 89 dengan kode soal S8_09 tersebut dapat ditemukan oleh teste dengan syarat memiliki pengetahuan dan ingatan konsep pengaruh gaya terhadap benda (merubah bentuk, merubah arah, membuat benda bergerak/ berpindah tempat, serta mempercepat/ memperlambat gerak benda). Suatu yang menarik dan menjadi pengecoh pada butir soal tersebut adalah penggunaan stimulus proses produksi gerabah yang menggunakan gaya putar untuk mengubah bentuk benda. Peluang teste dapat terkecoh oleh adanya alat putar yang membuat benda bergerak dengan arah memutar, tetapi akan berbeda kondisinya apabila teste memiliki pengalaman belajar tentang bagaimana pembuatan gerabah, maka mereka ini tidak akan mengalami kendala dalam menemukan solusi butir soal tersebut. Hasil uji klasik menunjukkan bahwa rerata skor total testee yang menjawab salah dan menjawab benar berturut-turut adalah 37,504 dan 42,112. Di samping itu, berdasarkan koefisien korelasi poliserial pearson butir, menunjukkan teste yang menjawab salah dan menjawab benar terhadap butir tersebut berturt-turut adalah 5,014 dan 4,195. Jadi berdasarkan kedua parameter (rerata skor total dan korelasi pearson poliserial) ini menunjukkan bahwa butir soal sangat bagus dan dapat membedakan siswa berdasarkan tingkat kemampuannya.

73 (Nomor urut entri data 21 (a=2,137; b= -1,161) dengan kode soal S2_11)

Solusi terhadap soal nomor urut entri data 21 dengan kode soal S2_11 tersebut dapat ditemukan oleh teste dengan syarat memiliki pengetahuan dan ingatan konsep pengaruh gaya terhadap benda (merubah bentuk, merubah arah, membuat benda bergerak/ berpindah tempat, serta mempercepat/ memperlambat gerak benda). Hasil uji klasik menunjukkan bahwa rerata skor total testee yang menjawab salah dan menjawab benar berturut-turut adalah 36,088 dan 41,997. Di samping itu, berdasarkan koefisien korelasi poliserial pearson butir, menunjukkan teste yang menjawab salah dan menjawab benar terhadap butir tersebut berturt-turut adalah 4,415 dan 4,202. Jadi berdasarkan kedua parameter (rerata skor total dan korelasi pearson poliserial) ini menunjukkan bahwa butir soal sangat bagus dan dapat membedakan siswa berdasarkan tingkat kemampuannya.

(Nomor urut entri data 15 (a=1,263; b= -0,920) dengan kode soal S2_05)

Solusi terhadap soal nomor urut entri data 15 dengan kode soal S2_05 tersebut dapat ditemukan oleh teste dengan syarat memiliki pengetahuan dan ingatan tentang macam-macam penyakit pada mahluk hidup dan organ yang diserang. Hasil uji klasik menunjukkan bahwa rerata skor total testee yang menjawab salah dan menjawab benar berturut-turut adalah 38,191 dan 42,273. Di samping itu, berdasarkan koefisien korelasi poliserial pearson butir, menunjukkan teste yang menjawab salah dan menjawab benar terhadap butir tersebut berturt-turut adalah 4,373 dan 4,180. Jadi berdasarkan kedua parameter (rerata skor total dan korelasi pearson poliserial) ini menunjukkan bahwa butir soal sangat bagus dan dapat membedakan siswa berdasarkan tingkat kemampuannya.

75 Solusi terhadap soal nomor urut entri data 77 dengan kode soal S7_09 tersebut dapat ditemukan oleh teste dengan syarat memiliki pengetahuan dan ingatan tentang berbagai bentuk energi dan cara penggunaannya dalamm kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini termasuk energi gelombang dan dampaknya dalam kehidupan sehari-hari. Hasil uji klasik menunjukkan bahwa rerata skor total testee yang menjawab salah dan menjawab benar berturut-turut adalah 38,050 dan 42,725. Di samping itu, berdasarkan koefisien korelasi poliserial pearson butir, menunjukkan teste yang menjawab salah dan menjawab benar terhadap butir tersebut berturt-turut adalah 5,004 dan 4,568. Jadi berdasarkan kedua parameter (rerata skor total dan korelasi pearson poliserial) ini menunjukkan bahwa butir soal sangat bagus dan dapat membedakan siswa berdasarkan tingkat kemampuannya.

(Nomor urut entri data 69 (a=1,066; b= -0,763) dengan kode soal S7_01)

Solusi terhadap soal nomor urut entri data 69 dengan kode soal S7_01 tersebut dapat ditemukan oleh teste dengan syarat memiliki pengetahuan dan ingatan tentang konsep sumber daya alam, dimana ada yang dapat diperbaharui dan tidak dapat diperbaharui, serta contoh sumber daya alam tersebut. Hasil uji klasik menunjukkan bahwa rerata skor total testee yang menjawab salah dan menjawab benar berturut-turut adalah 37,937 dan 42,172. Di samping itu, berdasarkan koefisien korelasi poliserial pearson butir, menunjukkan teste yang

menjawab salah dan menjawab benar terhadap butir tersebut berturt-turut adalah 4,745 dan 4,677. Jadi berdasarkan kedua parameter (rerata skor total dan korelasi pearson poliserial) ini menunjukkan bahwa butir soal sangat bagus dan dapat membedakan siswa berdasarkan tingkat kemampuannya.

(Nomor urut entri data 76 (a=1,023; b= -0,162) dengan kode soal S7_08)

Solusi terhadap soal nomor urut entri data 76 dengan kode soal S7_08 tersebut dapat ditemukan oleh teste dengan syarat memiliki pengetahuan dan ingatan tentang konsep bahan dan sifat-sifatnya, dimana ada yang plastis, elastis, keras, dan lunak, serta contoh contoh bahan tersebut dan kegunaannya. Hasil uji klasik menunjukkan bahwa rerata skor total testee yang menjawab salah dan menjawab benar berturut-turut adalah 39,243 dan 43,246. Di samping itu, berdasarkan koefisien korelasi poliserial pearson butir, menunjukkan teste yang menjawab salah dan menjawab benar terhadap butir tersebut berturt-turut adalah 4,909 dan 4,547. Jadi berdasarkan kedua parameter (rerata skor total dan korelasi pearson poliserial) ini menunjukkan bahwa butir soal sangat bagus dan dapat membedakan siswa berdasarkan tingkat kemampuannya.

Perangkat tes Ilmu Pengetahuan Alam yang digunakan dalam INAP 2012 ini disusun dalam bentuk soal pilihan ganda dan soal uraian. Berdasarkan hasil analisis terhadap butir soal dapat direkomendasikan bahwa secara empiris, konstruk soal secara umum sudah baik, tetapi tetap ada beberapa butir soal yang perlu diperbaiki/ revisi konstruknya.

77 Soal-soal nasional yang termasuk kelompok baik atau setara dengan soal inetrnational (anchor), ternyata seluruhnya termasuk kategori K1 (knowing), dan tidak ada yang masuk kategori K2 (applying) apalagi kategori (reasoning). Hal ini berimplikasi pada perlunya tim penyusun soal untuk mengkaji lebih jauh lagi terhadap soal-soal yang telah dikategorikan ke dalam K2 (applying) dan K3 (reasoning). Di samping itu, informasi ini menjadi sangat berharga bagi para pendidik/ guru di sekolah untuk lebih memperbaiki stategi/ metode/pendekatan pembelajaran di kelas agar kemampuan siswa menjadi lebih baik.

Di samping itu, perlu menjadi kajian pada saat membuat kategori item soal menjadi K1 (knowing), K2 (applying) dan K3 (reasoning) sangat perlu memperhatikan konteks dan stimulus yang diberikan pada soal, karena akan mempengaruhi komposisi soal dalam instrumen berdasarkan sub dimensi kognitif (knowing, aplying dan reasoning). Bahkan berdasarkan hasil analisis menemukan bahwa terdapat butir soal dengan kategori K3 (reasoning) menjadi soal yang sangat tidak baik, karena menjadi sangat mudah dan tidak dapat membedakan teste berdasarkan kemampuannya. Oleh karena itu, sebelum dirakit menjadi perangkat instrumen, sebaiknya butir-butir soal tersebut dianalisis secara empiris sehingga tes yang digunakan benar-benar berkualitas.

BAB V

LATAR BELAKANG SISWA DAN NILAI IPA