• Tidak ada hasil yang ditemukan

KARAKTERISTIK KELUARGA DAN PEKERJAAN ISTRI, KUALITAS PERKAWINAN, DAN KUALITAS LINGKUNGAN

PENGASUHAN

Family and Wives Job Characteristic, Marital Quality, and Parenting Environtment Quality

Abstrak

Meningkatnya tingkat pendidikan wanita dan perluasan jasa ekonomi mengakibatkan terjadinya peningkatan partisipasi kerja wanita di sektor publik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara semua variabel penelitian dan pengaruh dari karakteristik keluarga, pekerjaan istri, dan kualitas perkawinan terhadap kualitas lingkungan pengasuhan pada keluarga dengan suami istri bekerja. Contoh dalam penelitian ini adalah istri bekerja yang memiliki anak usia 0-6 tahun yang diambil secara stratified nonproporsional random sampling sebanyak 120 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pencapaian kualitas perkawinan sebesar 75,7 persen. Pengorganisasian lingkungan (83.9%) dan stimulasi akademik (86.6%) merupakan komponen dengan capaian tertinggi pada kualitas lingkungan pengasuhan. Kualitas lingkungan pengasuhan memiliki hubungan yang positif dengan kualitas perkawinan, pendidikan istri, pendapatan per kapita, dan berhubungan negatif dengan besar keluarga. Dengan menggunakan analisis regresi, hasil menunjukkan bahwa kualitas lingkungan pengasuhan dipengaruhi oleh karakteristik keluarga dan pekerjaan istri, dan kualitas perkawinan (R2=0,425).

Abstract

The increasing level of female education, and expansion services led to the increasing of economic participation of women in public sector. This study aims to analyze correlation between all research variables, and the influence of family

and wive’s job characteristic and marital quality on parenting environment quality in dual earner families. The sample in this study are working wifes that had children aged 0-6 years old taken in stratified nonproportional random sampling of 120 people. The data was collected by interview the wifes using a questionnaire. The results show that the attainment of marital quality reaches 75.7 percent. Organizing the environment (83,9%) and academic stimulation (86,6%) are the component with the highest attainment in parenting environment quality. Parenting environment quality has positive correlation with marital

quality, wife’s education, income per capita and negative correlation with family

size. By using regression analysis, it show that parenting environment quality

influenced by family and wife’s job characteristic and marital quality (R2

=0.425).

Keywords: child parenting environment quality, family characteristic, marital quality, working wives

40

Pendahuluan

Semakin berkembangnya zaman partisipasi wanita di sektor publik juga semakin meningkat hal ini dikarenakan meningkatnya pendidikan wanita, kurangnya pendapatan suami (Majid dan Handayani 2010), dan perluasan jasa ekonomi. Data menunjukkan bahwa komposisi penduduk wanita yang bekerja meningkat dari tahun 2008-2010 sebesar 0.68 persen (Depnakertrans 2012). Partisipasi angkatan kerja lebih tinggi secara signifikan pada wanita, terutama pada wanita yang memiliki anak dan kebanyakan wanita bekerja penuh waktu (BLS 2013). Partisipasi wanita di sektor publik menyebabkan seorang istri memiki peran ganda yaitu peran di sektor domestik yang mencakup peran wanita sebagai seorang istri, ibu, dan pengelola rumah tangga dan peran di sektor publik dimana wanita berperan sebagai tenaga kerja (secondary breadwinner).

Hal tersebut menyebabkan keluarga yang dahulunya memiliki tipe keluarga tradisional kini beralih menjadi keluarga modern. Beban kerja yang dirasakan terlalu berat, waktu yang mendesak, dan konflik kerja menjadi penyebab stres kerja (Hariyono et al. 2009). Stres kerja pada istri bekerja terjadi karena peran sebagai wanita bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan sebagai ibu rumah tangga sama-sama membutuhkan waktu, tenaga, dan perhatian (Almasitoh 2011). Blair (1998) menyatakan bahwa wanita dipengaruhi oleh karakteristik pekerjaan dan perkawinan.

Terdapat beberapa masalah yang sering dialami istri bekerja yaitu kesulitan keuangan, kurangnya waktu bersama anak, sakit, stress, dan sulit mengerjakan pekerjaan rumah tangga (Nezhad et al. 2010). Hal tersebut dapat menyebabkan ketidakberfungsian keluarga terutama ketika istri sangat memiliki keterlibatan tinggi pada pekerjaannya (Zeitlin et al. 1995). Keberfungsian keluarga yang tidak baik dapat menyebabkan kualitas perkawinan yang buruk, dimana didalam keluarga sudah tidak ada lagi komunikasi, integrasi, dan penyesuaian yang baik bahkan cenderung menimbulkan tekanan dan konflik. Guzman (2000) juga menyatakan bahwa tuntutan dan jadwal kerja yang padat membatasi jumlah waktu dan energi yang dicurahkan untuk keluarga sehingga berdampak pada kualitas keluarga dan pekerjaan di sektor publik dan secara signifikan menurunkan kualitas perkawinan pada wanita.

Kualitas perkawinan berhubungan positif dengan pengasuhan anak (Sunarti et al. 2005; Puspitawati dan setioningsih 2011), dimana apabila kualitas perkawinan baik maka pengasuhan anak yang dilakukanpun baik. Seperti yang dinyatakan oleh Hurlock (1990) bahwa kualitas pengasuhan anak dipengaruhi oleh suasana hubungan antar anggota keluarga dan Sunarti (2004) juga menyatakan bahwa pengasuhan diimplementasikan melalui serial interaksi antara orangtua dan anak, sehingga memungkinkan anak menjadi bertanggung jawab, menjadi anggota masyarakat yang baik, dan memiliki karakter-karakter yang baik. Sehingga apabila kualitas perkawinan baik maka interaksi suami-istri berjalan dengan baik dan mengakibatkan terciptanya kualitas lingkungan pengasuhan anak yang baik pula.

41 Tujuan Penelitian

1. Menganalisis karakteristik keluarga, pekerjaan istri, kualitas perkawinan, dan kualitas lingkungan pengasuhan anak dengan suami istri bekerja

2. Menganalisis hubungan karakteristik keluarga, kualitas perkawinan, dan kualitas lingkungan pengasuhan pada keluarga dengan suami istri bekerja 3. Menganalisis pengaruh karakteristik keluarga dan kualitas perkawinan

terhadap kualitas lingkungan pengasuhan anak pada keluarga dengan suami istri bekerja

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi terkait karakteristik keluarga dengan suami istri bekerja, karakteristik pekerjaan istri, kualitas perkawinan, dan kualitas lingkungan pengasuhan anak. Bagi keluarga, penelitian ini dapat memberikan informasi terkait aspek kualitas perkawinan dan lingkungan pengasuhan anak yang masih memiliki skor rendah dan bagaimana membentuk kualitas perkawinan dan lingkungan pengasuhan anak yang baik sehingga anak dapat berkembang secara optimal.

Metode Penelitian Desain, Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian payung bertema keseimbangan kerja- keluarga yang menggunakan disain cross sectional. Pemilihan tempat penelitian di pilih secara purposive, yaitu di Kota Bogor pada Kecamatan Bogor Barat (Kelurahan Pasir Jaya, Menteng, dan Cilendek Barat) dan Kecamatan Bogor Tengah (Kelurahan Paledang dan Panaragan). Waktu penelitian terdiri dari persiapan, pengumpulan data, pengolahan data, analisis data, dan penulisan laporan terhitung mulai bulan September 2013 hingga Juli 2014.

Teknik Penarikan Contoh

Contoh dalam penelitian ini adalah ibu bekerja yang memiliki anak usia 0 – 6 tahun pada keluarga dengan suami istri bekerja di Kecamatan Bogor Barat dan Kecamatan Bogor Tengah. Teknik penarikan contoh dilakukan secara stratified non proportional random sampling dengan contoh sebanyak 120 orang. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data

Jenis data yang dikumpulkan melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner meliputi: 1) karakteristik (keluarga, pekerjaan istri, dan anak); 2) kualitas perkawinan yang terdiri dari kebahagiaan perkawinan dan kepuasan perkawinan menggunkan kuesioner milik Conger et.al.(1990) dalam Adam (1999) yang dikembangkan oleh Sunarti et. al. (2005); 3) kualitas lingkungan pengasuhan diperoleh dengan menggunakan HOME (Home Observation for Measurement of the Environment) inventory milik Caldwell dan Bradley (1984), yang dibagi dalam dua kategori, usia 0-3 tahun dan usia 4-6 tahun.

42

Pengolahan dan Analisis Data

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Analisis deskriptif. Analisis ini digunakan untuk menjelaskan karakteristik keluarga (besar keluarga; usia suami, istri, dan anak terakhir; pendidikan suami-istri; pendapatan keluarga; pekerjaan suami-istri; dan lama pernikahan, jenis pekerjaan istri, lama jam kerja, lama perjalanan kerja, besarnya gaji, lama pengalaman kerja istri), kualitas perkawinan, dan kualitas lingkungan pengasuhan. Kategori pengelompokkan untuk kualitas perkawinan dan kualitas lingkungan pengasuhan dibedakan menjadi rendah, sedang, dan tinggi.

2. Analisis hubungan untuk melihat hubungan antara karakteristik keluarga, karakteristik pekerjaan istri, kualitas perkawinan, dan kualitas lingkungan pengasuhan anak pada keluarga dengan suami istri bekerja

3. Analisis regresi linear berganda digunakan untuk menganalisis pengaruh karakteristik keluarga, karakteristik pekerjaan istri dan kualitas perkawinan terhadap kualitas lingkungan pengasuhan anak.

Hasil

Karkteristik Keluarga

Tabel 28 menunjukkan bahwa istri memiliki rataan usia 34.9 tahun sedangkan suami 38.3 tahun. Suami maupun istri memiliki rata-rata lama pendidikan selama 12 tahun dengan rata-rata pendapatan perkapita sebesar Rp1 440 542. Lama pernikahan contoh memiliki rata-rata selama 10.6 tahun dengan rata-rata jumlah anggota keluarga sebanyak empat orang. Contoh yang merupakan istri bekerja memiliki rata-rata lama pengalaman bekerja selama 11.3 tahun dengan jam kerja 7.6 jam / hari.

Tabel 28 Karaktersitik keluarga dan pekerjaan istri

Minimum Maximum Rata-rata Std. Deviation

Usia Istri (tahun) 21 53 34.9 6.5

Pendidikan Istri (tahun) 6 21 12 3.8

Pendapatan Istri (Rp) 200000 31000000 2607125 3431653.6

Usia Suami (tahun) 22 56 38.3 7.1

Pendidikan Suami (tahun) 6 21 12 3.5

Pendapatan Suami (Rp) 400000 34000000 3437000 4345005.4

Usia Anak Terakhir (tahun) 0.17 6 3.7 1.6

Jumlah Anggota Keluarga (orang) 3 10 4 1.3

Pendapatan Per-kapita (Rp) 120000 16250000 1440542 1827774.0

Lama Pernikahan (tahun) 2.0 29.0 10.6 6.4

Lama pengalaman bekerja (tahun) 0.5 31.0 11.3 6.6

Jumlah pindah kerja (kali) 0 12 1.8 2.2

Lama jam kerja (jam) 2.5 16.0 7.6 2.4

43 Kualitas Perkawinan

Kualitas perkawinan pada penelitian ini diukur berdasarkan kebahagiaan dan kepuasan perkawinan menurut persepsi istri dalam menilai kehidupan perkawinannya. Hasil capaian variabel dan dimensi kualitas perkawinan menunjukkan bahwa rata-rata capaian kualitas perkawinan bekerja mencapai 75.7 persen. kebahagiaan perkawinan (75.7%), dan kepuasan perkawinan (75.6%) (Tabel 29).

Tabel 29 Rata-rata capaian variabel dan dimensi kualitas perkawinan (%)

Variabel Total

Kualitas Perkawinan 75.7

- Kebahagiaan Perkawinan 75.7

- Kepuasan Perkawinan 75.6

Berdasarkan kategori kualitas perkawinan, hampir separuh (46.7%) istri yang bekerja masuk ke dalam kategori kualitas perkawinan yang tinggi dan hanya 12.5 persen yang masuk dalam kategori kualitas perkawinan rendah dan sisanya masuk ke dalam kategori sedang. Pada dimensi kebahagiaan perkawinan 44.2 persen istri memiliki skor yang masuk ke dalam kategori tinggi dan sedang, sdangkan pada dimensi kepuasan perkawinan sepatuh contoh (50%) memiliki kepuasan perkawinan yang tergolong tinggi (Tabel 30).

Tabel 30 Sebaran istri (%) berdasarkan kategori kualitas perkawinan

Variabel Rendah (<60%) Sedang (60-79%) Tinggi (≥80%) % % % Kualitas Perkawinan 12.5 40.8 46.7 Kebahagiaan Perkawinan 11.7 44.2 44.2 Kepuasan Perkawinan 15.8 34.2 50.0 a. Kebahagiaan perkawinan

Berdasarkan hasil capaian indikator kebahagiaan. Aspek komitmen perkawinan memiliki capaian terbesar (86.3%) sedangkan aspek dengan capaian terkecil (57.8%) ada pada aspek kepribadian pasangan. Capaian item terendah (45.8%) adalah pasangan memuji atas kemampuan saya sebagai istri sedangkan item dengan capaian tertinggi (92.5%) adalah istri tidak merasa pasangan berselingkuh. Pada aspek komunikasi (>80%) istri tidak merasa terasing di tengah keluarga pasangan, tidak disepelekan oleh mertua atau ipar, dan mudah berkomunikasi dengan keluarga pasangan (Tabel 31).

Tabel 31 Rata-rata capaian kebahagiaan perkawinan (%)

Indikator Kebahagiaan Perkawinan %

Aspek Ekonomi 82.6

Tidak bersitegang mengenai uang untuk makanan 81.1

Tidak bersitegang mengenai uang untuk pakaian 83.9

Tidak bersitegang mengenai uang untuk perawatan rumah 83.6

44

Indikator Kebahagiaan Perkawinan %

Tidak bersitegang mengenai uang untuk pengobatan 85.6

Aspek Komunikasi dengan Keluarga pasangan 83.3

Tidak merasa terasing ditengah keluarga pasangan 85.3

Tidak merasa disepelekan oleh mertua dan ipar 86.9

Tidak sulit berkomunikasi dengan pasangan 83.6

Tidak sulit menganggap keluarga pasangan seperti keluarga sendiri 77.2

Aspek Pengasuhan Anak 70.6

Tidak bertengkar dengan anak-anak 78.1

Tidak konflik dalam mendidik anak-anak 70.0

Tidak konflik dalam mendisiplinkan anak-anak 65.3

Tidak konflik dalam pengasuhan anak-anak 68.9

Aspek Kepribadian Pasangan 57.8

Pasangan memuji atas kemampuan saya sebagai istri 45.8

Tidak ada sikap pasangan yang saya tidak sukai 61.4

Tidak ada sifat pasangan yang tidak disukai 62.5

Tidak ada perilaku pasangan yang tidak disukai 61.4

Aspek Komitmen Perkawinan 86.3

Menjaga komitmen perkawinan 80.0

Tidak merasa pasangan berselingkuh 92.5

Aspek Hubungan Intim 83.1

Tidak terpaksa melakukan hubungan seks 83.1

b. Kepuasan perkawinan

Berdasarkan hasil capaian indikator kepuasan perkawinan (Tabel 32). aspek yang memiliki capaian tertinggi (79.0%) adalah aspek ekonomi dimana item dengan capaian (>80%) adalah istri tidak mempermasalahkan pekerjaan suami, tidak merasa kesal dengan kegagalan suami, setuju dengan cara pasangan mengatur keuangan, merasa puas atas prestasi kerja pasangan, tidak terganggu dengan campur tangan pasangan, dan tidak merasa terganggu karena keluarga pasangan selalu minta bantuan keuangan, sedangkan aspek dengan capaian terendah (69.8%) adalah aspek cinta dan hubungan intim dimana capaian terendahnya (58.1%) ada pada pernyataan istri merasa senang jika pasangan mengungkapkan kepuasannya dalam berhubungan intim.

Tabel 32 Rata-rata capaian kepuasan perkawinan (%)

Pernyataan Kebahagiaan Perkawinan %

Aspek Ekonomi 79.0

Tidak mempermasalahkan pekerjaan pasangan 82.8

Tidak mempermasalahkan pendapatan keluarga 79.4

Merasa puas dengan apa yang dimiliki sekarang 79.4

Tidak merasa kesal dengan kegagalan pasangan 80.3

Setuju cara pasangan saya mengatur keuangan kami 80.8

Tidak terganggu dengan campur tangan orang lain 75.0

Tidak terganggu dengan campur tangan pasangan 81.7

Tidak bertengkar walaupun tidak terbuka masalah keuangan 79.4

Tidak berbeda pendapat mengenai penggunaan keuangan 71.1

Merasa puas atas prestasi kerja pasangan 80.8

Tidak terganggu ketika keluarga meminta bantuan keuangan 83.1

Aspek Pengasuhan Anak 76.9

Tidak konflik dalam pembagian tanggung jawab anak 75.6

45

Pernyataan Kebahagiaan Perkawinan %

Aspek Cinta dan Aspek Hubungan Intim 69.8

Dalam segala hal mengadakan musyawarah 68.9

Pasangan memperlakukan seperti yang diinginkan 60.0

Pasangan mencintai saya sampai saat ini 75.6

Waktu luang yang diisi aktifitas bersama pasangan 63.3

Tidak kecewa karena tidak saling terbuka dalam seks 80.0

Hubungan seksualitas indah dan menyenangkan 82.8

Senang jika pasangan mengungkapkan kepuasan sex 58.6

Kualitas Lingkungan Pengasuhan

Tabel 33 menunjukkan nilai keseluruhan komponen kualitas lingkungan pengasuhan anak. Pada kategori usia 0-36 bulan, komponen yang memiliki skor rata-rata tertinggi yaitu pengorganisasian lingkungan (83.9%) dan penyediaan mainan anak (73.6Z%), sedangkan pada kategori usia 4-6 tahun, stimulasi akademik (86.6%) dan Bahasa (85.9%) merupakan komponen dengan rata-rata skor paling tinggi. Hasil juga menunjukkan bahwa masih terdapat komponen yang memiliki capaian rendah, dimana pada lingkungan pengasuhan anak usia 0-36 bulan terlihat bahwa komponen dengan capaian yang paling rendah adalah penerimaan perilaku anak (63.4%), keterlibatan ibu (71.7%), dan kesempatan variasi asuhan (72.1%), sedangkan pada anak usia 37-72 bulan komponen dengan capaian terendah adalah lingkungan fisik (60%), stimulasi belajar (60.7%), dan penerimaan (61.3%) (Tabel33).

Tabel 33 Sebaran rata-rata skor (%) menurut komponen lingkungan pengasuhan anak

Pernyataan %

Usia 0-36 bulan

Tanggap Rasa dan Kata 73.0

Penerimaan perilaku anak 63.4

Pengorganisasian lingkungan 83.9

Penyediaan mainan anak 73.6

Keterlibatan ibu 71.7

Kesempatan variasi asuhan 72.1

Usia 37-72 bulan

Stimulasi belajar 60.7

Stimulasi Bahasa 85.9

Lingkungan fisik 60.0

Kehangatan dan penerimaan 62.5

Stimulasi akademik 86.6

Modelling 65.0

Variasi pengalaman 67.5

Penerimaan 61.3

Hasil kategorisasi lingkungan pengasuhan disajikan pada Tabel 34. Hasil menunjukkan bahwa pada kelompok umur 0-3 tahun. lebih dari sepertiga contoh (33.9%) masuk ke dalam kategori tinggi. Sebaran dengan kategori tinggi terbanyak ada pada dimensi keterlibatan ibu (55.4%) dan kesempatan variasi asuhan (50.0%). Pada kelompok umur 4-6 tahun.4.8 persen contoh yang masuk

46

dalam kategori tinggi. Sebaran dengan kategori tinggi terbanyak terdapat pada dimensi stimulasi akademik (57.8%). modelling (48.4%). dan stimulasi bahasa (43.8%), sedangkan pada dimensi penerimaan, lebih dari separuh contoh (53.1%) masuk dalam kategori rendah (Tabel 34).

Tabel 34 Sebaran contoh (%) berdasarakan kategori pencapaian lingkungan pengasuhan

Komponen Home Rendah Sedang Tinggi

Usia 0-3 tahun

Tanggap rasa dan kata 19.6 42.9 37.5

Penerimaan perilaku anak 42.9 28.6 28.6

Pengorganisasian lingkungan 8.9 50.0 41.1

Penyediaan mainan anak 16.1 42.9 41.1

Keterlibatan ibu 10.7 33.9 55.4

Kesempatan variasi asuhan 1.8 48.2 50.0

Total 10.7 55.4 33.9

Usia 3-6 tahun

Stimulasi belajar 9.5 85.7 4.8

Stimulasi Bahasa 10.9 45.3 43.8

Lingkungan fisik 37.5 50.0 12.5

Kehangatan dan penerimaan 25.0 40.6 34.4

Stimulasi akademik 6.3 35.9 57.8

Modelling 9.4 42.2 48.4

Variasi pengalaman 21.9 48.4 29.7

Penerimaan 53.1 9.4 37.5

Total 9.5 85.7 4.8

Hubungan antar karakteristik keluarga, kualitas perkawinan, dan kualitas lingkungan pengasuhan

Kualitas perkawinan, pendidikan istri, dan pendapatan per kapita memiliki hubungan positif sangat signifikan dengan kualitas lingkungan pengasuhan, sedangkan jumlah anggota keluarga dan lama pernikahan memiliki hubungan yang negatif sangat signifikan dengan kualitas lingkungan pengasuhan. Kualitas perkawinan berhubungan positif signifikan dengan pendidikan istri dan pendapatan per kapita.

Usia istri berhubungan positif sangat signifikan dengan jumlah anggota keluarga dan lama pernikahan. Pendidikan istri berhubungan negatif sangat signifikan dengan jumlah anggota keluarga dan lama pernikahan. dan berhubungan positif sangat signifikan dengan pendapatan per kapita. Besar keluarga berhubungan negatif sangat signifikan dengan pendapatan per kapita dan berhubungan positif dengan lama pernikahan. Sedangkan pendapatan per kapita berhubungan negatif sangat signifikan dengan lama pernikahan (Tabel 35).

47 Tabel 35 Sebaran koefisien korelasi antara variabel-variabel penelitian

X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X1 1.000 X2 .440** 1.000 X3 -.070 -.062 1.000 X4 -.325** -.095 .480** 1.000 X5 .599** .353** -.114 -.417** 1.000 X6 -.206* -.146 .728** .634** -.296** 1.000 X7 .476** .293** -.146 -.270** .674** -.418** 1.000 X8 -.138 -.155 .264** .140 -.177 .427** -.239** 1.000 X9 .018 -.010 .118 -.033 -.001 .000 -.026 .022 1.000 X10 -.059 .128 .406** .228* .013 .287** -.005 -.066 .028 1.000 X11 .147 .061 -.106 -.116 .305** -.085 .135 .053 -.038 -.001 X1 : Kualitas lingkungan pengasuhan X6 : Lama pernikahan X11 : Lama jam kerja

X2 : Kualitas perkawinan X7 : Pendidikan istri X3 : Usia Istri X8 : Usia anak terakhir X4 : Jumlah anggota keluarga X9 : Jenis kelamin anak terakhir X5 : Pendapatan per kapita X10 : Lama pengalaman bekerja

Hasil Uji Pengaruh Variabel Penelitian terhadap Kualitas Lingkungan Pengasuhan Anak

Pada penelitian ini dilakukan uji pengaruh menggunakan beberapa model untuk melihat pola dari pengaruh beberapa variabel terhadap kualitas lingkungan pengasuhan anak. Model yang digunakan karakteristik keluarga, karakteristik pekerjaan dan kualitas perkawinan dianalisis memiliki pengaruh terhadap kualitas lingkungan pengasuhan. Masing-masing dibuat menjadi dua model secara keseluruhan dan berdasarkan dimensi variabel kualitas perkawinan yang terdiri dari kebahagiaan dan kepuasan perkawinan dengan menggunakan karakteristik keluarga dan pekerjaan dan tanpa menggunakan karakteristik keluarga dan pekerjaan, sehingga terdapat empat jenis model

Pengaruh kualitas perkawinan dan jenis pekerjaan terhadap kualitas lingkungan pengasuhan anak. Hasil analisis regresi linier berganda angka adjusted R square menunjukkan angka 0.243 yang berarti bahwa model tersebut menjelaskan 24.3 persen pengaruh kualitas perkawinan dan jenis pekerjaan terhadap kualitas lingkungan pengasuhan, dimana kualitas perkawinan berpengaruh positif sangat signifikan terhadap kualitas lingkungan pengasuhan yang artinya semakin baik kualitas perkawinan maka semakin baik kualitas lingkungan pengasuhan anak, sedangkan jenis pekerjaan berhubungan negatif signifikan yang artinya istri dengan jenis pekerjaan formal memiliki kualitas lingkungan pengasuhan anak yang cenderung baik (Tabel 36).

Tabel 36 Pengaruh kualitas perkawinan dan jenis pekerjaan istri terhadap kualitas lingkungan pengasuhan anak

Variabel Koefisien

Tidak Terstandarisasi (B) Terstandarisasi ( ) Sig.

Konstanta 40.011 0.000**

Kualitas perkawinan (skor) 0.419 0.406 0.000**

Jenis pekerjaan (0= formal, 1=informal) -5.738 -0.198 0.020** F 20.132 0.000** 0.256 0.243 Sig R Square Adjusted R Square

48

Pengaruh karakteristik keluarga, kualitas perkawinan, dan jenis pekerjaan terhadap kualitas lingkungan pengasuhan anak. Hasil analisis regresi linier berganda angka adjusted R square menunjukkan angka 0.425 yang berarti bahwa model tersebut menjelaskan 42.5 persen pengaruh karakteristik keluarga, anak, pekerjaan istri dan kualitas perkawinan terhadap kualitas lingkungan pengasuhan anak.

Hasil juga menunjukkan bahwa kualitas perkawinan ( =0.γ79; p=0.000),

pendidikan istri ( =0.γ65; p=0.00β) berpengaruh postif terhadap kualitas lingkungan pengasuhan yang berarti bahwa semakin baik kualitas perkawinan dan pendidikan istri maka semakin baik kualitas lingkungan pengasuhan yang diberikan pada anak, sedangkan jumlah anggota keluarga ( = -0.378; p=0.000) memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap kualitas lingkungan pengasuhan anak yang artinya semakin sedikit jumlah anggota keluarga maka semakin baik kualitas lingkungan pengasuhan anak (Tabel 37).

Tabel 37 Pengaruh karakteristik keluarga, pekerjaan istri, dan kualitas perkawinan terhadap kualitas lingkungan pengasuhan anak

Variabel Koefisien

Tidak Terstandarisasi (B) Terstandarisasi ( ) Sig.

Konstanta 29.716 0.011

Kualitas perkawinan (skor) 0.392 0.379 0.000**

Usia istri (tahun) 0.105 0.047 0.709

Jumlah anggota keluarga (orang)

-4.287 -0.378 0.000**

Pendapatan perkapita (rupiah) 8.6E-007 0.108 0.191

Lama pernikahan (tahun) 0.591 0.262 0.061

Pendidikan istri (tahun) 1.405 0.365 0.002**

Usia anak terakhir (tahun) -0.186 -0.020 0.792

Jenis kelamin anak

(0=laki-laki,1=perempuan)

1.121 0.038 0.600

Lama pengalaman bekerja (tahun)

-0.274 -0.125 0.142

Jam kerja (jam/hari) 0.312 0.059 0.433

Jenis pekerjaan (0=formal, 1= informal) 2.610 0.090 0.393 F 8.988 0.000** 0.478 0.425 Sig R Square Adjusted R Square

Keterangan: * Signifikan pada p<0.05; ** Signifikan pada p<0.01

Pengaruh dimensi kualitas perkawinan dan jenis pekerjaan terhadap kualitas lingkungan pengasuhan anak. Hasil analisis regresi linier berganda angka adjusted R square menunjukkan angka 0.237 yang berarti bahwa model tersebut menjelaskan 23.7 persen pengaruh dimensi kualitas perkawinan dan jenis pekerjaan terhadap kualitas lingkungan pengasuhan anak. Pada model ini jenis pekerjaan berpengaruh negatif signifikan terhadap kualitas lingkungan pengasuhan anak (Tabel 38).

49 Tabel 38 Pengaruh dimensi kualitas perkawinan dan jenis pekerjaan terhadap

kualitas lingkungan pengasuhan anak

Variabel Koefisien

Tidak Terstandarisasi (B) Terstandarisasi ( ) Sig.

Konstanta 40.284 0.000**

Kebahagiaan perkawinan (skor)

0.188 0.178 0.286

Kepuasan Perkawinan (skor) 0.229 0.242 0.134

Jenis pekerjaan (0= formal, 1= informal) -5.801 -0.200 0.022** F 13.315 0.000** 0.256 0.237 Sig R Square Adjusted R Square

Keterangan: * Signifikan pada p<0.05; ** Signifikan pada p<0.01

Pengaruh karakteristik keluarga dan dimensi kualitas perkawinan terhadap kualitas lingkungan pengasuhan anak. Hasil analisis regresi linier berganda angka adjusted R square menunjukkan angka 0.418 yang berarti bahwa model tersebut menjelaskan 41.8 persen pengaruh karakteristik keluarga, anak, pekerjaan istri dan dimensi kualitas perkawinan terhadap kualitas lingkungan pengasuhan anak. Pada model ini jumlah anggota keluarga berpengaruh negatif sangat signifikan terhdap kualitas lingkungan pengasuhan anak dan pendidikan istri berpengaruh positif sangat signifikan terhadap kualitas lingkungan pengasuhan anak (Tabel 39). Tabel 39 Sebaran koefisien regresi pengaruh karakteristik keluarga, anak, dan

pekerjaan istri serta kualitas perkawinan terhadap kualitas lingkungan pengasuhan anak Variabel Koefisien Tidak Terstandarisasi (B) Terstandarisasi ( ) Sig. Konstanta 29.994 0.011

Kebahagiaan perkawinan (Skor) 0.163 0.154 0.308

Kepuasan Perkawinan (Skor) 0.218 0.230 0.129

Usia istri (tahun) 0.120 0.053 0.678

Jumlah anggota keluarga (orang) -4.333 -0.382 0.000**

Pendapatan perkapita (Rupaih) 8.670 0.109 0.190

Lama pernikahan (tahun) 0.638 0.282 0.049**

Pendidikan istri (tahun) 1.442 0.375 0.002**

Usia anak terakhir (tahun) -0.213 -0.023 0.764

Jenis kelamin anak (0=laki-laki; 1= perempuan)

0.844 0.029 0.700

Lama bekerja (tahun) -0.343 -0.156 0.098

Jumlah pindah kerja (kali) 0.432 0.064 0.431

Jam kerja (jam/hari) 0.297 0.056 0.461

Jenis pekerjaan (0=formal, 1= Informal) 2.070 0.071 0.414 F 7.567 0.000** 0.481 0.418 Sig R Square Adjusted R Square

50

Hasil uji pengaruh dari beberapa model menunjukkan bahwa jenis pekerjaan istri (formal dan informal) hanya terlihat berepengaruh pada model yang tidak menyertakan karakteristik didalamnya, ketika karakteristik keluarga dimasukkan ke dalam model, jenis pekerjaan tidak terlihat berpengaruh pada kualitas lingkungan pengasuhan anak. Sedangkan model dengan memecah kualitas perkawinan menjadi dua dimensi yaitu kebahagiaan dan kepuasan menunjukkan bahwa baik dimensi kebahagiaan dan kepuasan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kualitas lingkungan pengasuhan, namun ketika kebahagiaan dan kepuasan dikompositkan menjadi kualitas perkawinan hasil menujukkan pengaruh yang positif sangat signifikan kualitas perkawinan terhadap kualitas lingkungan pengasuhan.

Pembahasan

Pendidikan istri berhubungan positif dengan kualitas lingkungan pengasuhan anak, kualitas perkawinan, dan pendapatan per kapita, yang artinya semakin tinggi pendidikan istri maka akan semakin baik kualitas lingkungan pengasuhan anak, kualitas perkawinan, dan pendapatan per kapita yang dimiliki oleh keluarga. Hasil mendukung penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa pendidikan ibu secara positif berhubungan dengan pengasuhan anak (Maria 2013; Reich 2005; Ribas Jr. dan Bornstein 2005; Williams et.al. 2000 ), kedekatan ibu- anak dan ayah-anak, kohesi keluarga, dan lingkungan intelektual-budaya dalam keluarga (Zhang 2012), kualitas perkawinan (Nurani 2004; Tati 2004), pendapatan per kapita (Nurani 2004), dan kesejahteraan subjektif (Ningsih 2013). Jumlah anggota keluarga berhubungan dan berpengaruh negatif sangat signifikan terhadap kualitas lingkungan pengasuhan anak. Eliana dan Ratina (2007) menyatakan bahwa semakin banyak tanggungan keluarga maka semakin tinggi curahan waktu tenaga kerja perempuan. Hal ini berarti jumlah anggota keluarga

Dokumen terkait