• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGASUHAN MENURUT JENIS PEKERJAAN ISTRI PADA KELUARGA DENGAN SUAMI ISTRI BEKERJA

Marital and Parenting Environment Quality According to Wife’s Type of Job in Dual Earner Family

Abstrak

Peran ganda yang dimiliki oleh perempuan dapat mempengaruhi kualitas perkawinan dan lingkungan pengasuhan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan dari karakteristik keluarga, kualitas perkawinan dan lingkungan pengasuhan antara istri yang bekerja di sektor formal dengan istri yang bekerja di sektor informal. Contoh dalam penelitian ini adalah istri yang bekerja di sektor formal atau informal yang memiliki anak 0-6 tahun yang diambil secara stratified disproportional random sampling sebanyak 120 orang di kecamatan Bogor Tengah dan Bogor Barat. Data dikumpulkan melalui wawancara istri menggunakan kuesioner. Hasil menunjukkan bahwa kualitas perkawinan lebih tinggi pada istri dengan jenis pekerjaan formal dibandingkan istri dengan jenis pekerjaan informal terutama pada aspek ekonomi, komunikasi dengan keluarga pasangan, pengasuhan anak, dan hubungan intim. Kualitas lingkungan pengasuhan juga lebih tinggi pada istri dengan jenis pekerjaan formal terutama pada komponen stimulasi belajar, stimulasi bahasa, lingkungan fisik, modelling, dan variasi pengalaman anak pada anak usia 4-6 tahun.

Abstract

Dual role that women have can affect marital quality and parenting environment quality. This study aims to analyze the differences of family characteristic, marital and parenting environment quality between wives who working in formal sector and informal sector. The sample in this study are working wives in formal or informal sector that had children aged 0-6 years old taken in stratified disproportional random sampling of 120 people in central Bogor and west Bogor District. The data was collected by interviewed the wives using a questionnaire. The result shows that marital quality is higher in wives who working in formal sector than wives who working in informal sector especially in economic aspect, communication with spouse, parenting, and intimate relationship. Parenting environment quality is also higher in wives who working in formal sector than wives who working in informal sector especially in the compnents of academic stimulation, language stimulation, physical environment, modelling, and child experience variation inchildren aged 4-6 years.

Keywords: formal job, informal job, marital quality, parenting environment quality, working wives

20

Pendahuluan

Semakin meningkatnya biaya hidup suatu keluarga, keinginan aktualisasi diri pada wanita, dan terbukanya lapangan kerja yang dikhususkan untuk wanita membuat peningkatan tenaga kerja wanita. Fakta banyaknya perempuan bekerja dapat dilihat berdasarkan data BPS (2010) yang menunjukkan bahwa Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) perempuan meningkat sebesar 3.53 persen pada tahun 2010. Selain itu menurut data statistik BPS (2012) lebih dari 41 juta penduduk berjenis kelamin perempuan dan berumur 15 tahun ke atas adalah seorang pekerja. Hal ini menyebabkan terjadinya beban ganda pada wanita yang dapat menimbulkan kesulitan bagi wanita dalam membagi waktunya untuk pekerjaan dan keluarga.

Secara umum wanita di Indonesia bekerja pada salah satu dari dua jenis pekerjaan yaitu formal dan informal. Cherlin (2002) menyatakan kriteria pekerjaan di sektor formal adalah memiliki pendapatan minimum sesuai standar hukum, relatif berlangsung lama dan aman, mendapatkan tunjangan dan asuransi kesehatan, memiliki kemungkinan untuk kenaikan pangkat, dan memiliki serikat kerja, sedangkan pekerjaan informal merupakan pekerjaan sementara atau kasual, terkadang memberikan upah minimun tidak sesuai standar, memiliki sedikit keamanan, tidak memiliki tunjangan, dan tidak memiliki kemungkinan naik pangkat. Apabila perempuan turut andil dalam kegiatan bekerja, maka perempuan akan memiliki peran ganda yaitu bertanggung jawab pada tugas pekerjaan dan tugas keluarga. Peran ganda bagi perempuan merupakan sesuatu yang sulit, karena perempuan menghabiskan waktu lebih banyak untuk aktivitas rumah tangga dan jauh lebih banyak waktu untuk anak, sehingga mereka harus membuat penyesuaian yang lebih pada jadwal kerja mereka (Friedman dan Greenhaus 2000). Karir ganda dapat memunculkan masalah baru apabila pasangan tidak dapat menyimbangkan baik masalah pekerjaan maupun masalah keluarga (Christine dan Mula 2010). Selain itu seseorang yang tidak mampu mengintegrasikan kepentingan kerja-keluarga cenderung akan mengalami ketegangan atau konflik (Hatta 2011). Beban kerja yang dirasakan istri dapat membuat efek atau pengalaman negatif diperan lainnya seperti peran sebagai ibu rumah tangga (Foley dan Yue 2005) yang dapat mempangaruhi kualitas perkawinan dan lingkungan pengasuhan.

Tujuan Penelitian

1. Menganalisis karakteristik keluarga dan pekerjaan istri, kualitas perkawinan, dan kualitas lingkungan pengasuhan pada keluarga dengan suami istri bekerja berdasarkan jenis pekerjaan

2. Menganalisis perbedaan karakteristik keluarga, kualitas perkawinan, dan kualitas lingkungan pengasuhan pada istri dengan jenis pekerjaan formal dengan informal

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi terkait istri yang bekerja baik dengan jenis pekerjaan formal maupun informal, perbedaan kualitas perkawinan yang dirasakan istri dan kualitas lingkungan pengasuhan anak yang

21 dibentuk oleh istri yang bekerja dengan jenis pekerjaan formal maupun informal, memberikan informasi terkait komponen kualitas lingkungan pengasuhan yang baik. Bagi pemerintah dan pihak swasta, dapat digunakan sebagai landasan untuk membuat kebijakan pekerjaan yang ramah keluarga, dan bagi pembaca, dapat memberikan pandangan terkait kehidupan keluarga dengan suami istri bekerja.

Metode Penelitian

Desain, Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian payung bertema keseimbangan kerja- keluarga yang menggunakan disain cross sectional. Pemilihan tempat penelitian di pilih secara purposive, yaitu di Kota Bogor pada Kecamatan Bogor Barat (Kelurahan Pasir Jaya, Menteng, dan Cilendek Barat) dan Kecamatan Bogor Tengah (Kelurahan Paledang dan Panaragan). Waktu penelitian terdiri dari persiapan, pengumpulan data, pengolahan data, analisis data, dan penulisan laporan terhitung mulai bulan Desember 2013 hingga September 2014.

Teknik Penarikan Contoh

Contoh dalam penelitian ini adalah ibu bekerja yang memiliki anak usia 0 – 6 tahun pada keluarga dengan suami istri bekerja di Kecamatan Bogor Barat dan Kecamatan Bogor Tengah. Teknik penarikan contoh dilakukan secara stratified disproportional random sampling berdasarkan jenis pekerjaan (formal atau informal) dengan contoh sebanyak 120 orang.

Jenis dan Teknik Pengumpulan Data

Jenis data yang dikumpulkan melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner meliputi: 1) karakteristik keluarga dan pekerjaan istri; 2) kualitas perkawinan yang terdiri dari kebahagiaan perkawinan dan kepuasan perkawinan menggunkan kuesioner milik Conger et al. (1990) yang dikembangkan oleh Sunarti et al. (2005) terdiri dari 40 pernyataan dimana 20 pernyataan mengukur kebahagiaan perkawinan dan 20 pernyataan mengukur kepuasan perkawinan dengan pilihan jawaban 1 (tidak pernah) hingga 4(selalu); 3) kualitas lingkungan pengasuhan diperoleh dengan menggunakan HOME (Home Observation for Measurement of the Environment) inventory milik Caldwell dan Bradley (1984), yang dibagi dalam dua kategori usia 0-36 bulan yang terdiri dari 45 item dan usia 37-72 bulan yang terdiri dari 55 item dengan pilihan jawaba Ya=1 dan Tidak=0.

Pengolahan dan Analisis Data Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Analisis deskriptif digunakan untuk menjelaskan karakteristik keluarga dan pekerjaan istri (jumlah anggota keluarga ; usia suami, istri, dan anak terakhir; pendidikan suami-istri; pendapatan keluarga; pekerjaan suami-istri; dan lama pernikahan, jenis pekerjaan istri, lama jam kerja, lama perjalanan kerja, lama pengalaman kerja istri), kualitas perkawinan, dan kualitas lingkungan pengasuhan. Kategori pengelompokkan untuk kualitas perkawinan dan kualitas lingkungan pengasuhan dibedakan menjadi rendah, sedang, dan tinggi.

2. Uji Beda digunakan untuk melihat perbedaan karakteristik keluarga dan pekerjaan istri, kualitas perkawinan, dan kualitas lingkungan pengasuhan pada

22

keluarga suami istri bekerja berdasarkan jenis pekerjaan (formal dan informal). Uji beda dilakukan menggunakan Independent Sample T-Test.

Hasil

Karkteristik Keluarga

Berdasarkan rata-rata dan uji beda karakteristik keluarga, usia suami dan istri dengan jenis pekerjaan informal memiliki rata-rata lebih besar (40.6 tahun) dan (36.6 tahun) dibandingkan usia suami dan istri dengan jenis pekerjaan formal (36.2 tahun) dan (33.2 tahun). Berdasarkan pendidikan istri dan suami, keluarga dengan istri yang memiliki jenis pekerjaan formal memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi (14.5 tahun) dibandingkan keluarga dengan istri yang memiliki jenis pekerjaan informal (9.4 tahun). Keluarga dengan istri yang berjenis pekerjaan formal memiliki pendapatan keluarga yang lebih tinggi (Rp7 992 300) dibandingkan istri dengan jenis pekerjaan informal (Rp4 096 700) dengan rata- rata pendapatan keluarga Rp6 044 125. Berdasarkan lama pernikahan, istri dengan jenis pekerjaan informal memiliki rata-rata lama pernikahan yang lebih tinggi (13.5 tahun) dibandingkan istri dengan jenis pekerjaan formal (7.8 tahun).

Berdasarkan hasil uji beda rata-rata karakteristik keluarga, terdapat perbedaan yang signifikan antara istri dengan jenis pekerjaan formal dan istri dengan jenis pekerjaan informal pada seluruh item karakteristik keluarga dimana p-value < 0.05 kecuali item kontribusi pendapatan istri. Hasil menunjukkan bahwa istri dengan jenis pekerjaan formal memiliki kontribusi pendapatan keluarga (44.3%) lebih besar dibandingkan istri dengan jenis pekerjaan informal (39.6%). Secara keseluruhan, istri memiliki kontribusi pendapatan sebesar 42 persen. Hal ini menunjukkan bahwa walaupun kontribusi pendapatan suami lebih besar dibandingkan istri namun persentase kontribusi pendapatan istri terhadap pendapatan keluarga sudah tergolong cukup tinggi. (Tabel 4).

Tabel 4 Rata-rata dan uji beda karaktersitik keluarga

Karakteristik keluarga Total Jenis Pekerjaan P-Value Formal Informal

Usia Istri (tahun) 34.8 33.2 36.6 0.003**

Pendidikan Istri (tahun) 12 14.5 9.4 0.000**

Pendapatan Istri (Rp Ribu) 2607 3583.3 1632.7 0.002**

Usia Suami (tahun) 38.3 36.2 40.6 0.000**

Pendidikan Suami 12 13.8 10.2 0.000**

Pendapatan Suami (Rp Ribu) 3437 4410 2465 0.014**

Usia Anak Terakhir (tahun) 3.7 3.3 4.1 0.010**

Jumlah Anggota Keluarga 4.5 4.2 4.8 0.004**

Pendapatan Keluarga (Rp Ribu) 6044 7992.3 4096.7 0.004**

Pendapatan Per-kapita (Rp Ribu) 1441 1974 907.1 0.001**

Lama Pernikahan (tahun) 10.6 7.8 13.5 0.000**

Kontribusi pendapatan istri (%) 42.0 44.3 39.6 0.056

23 Karkteristik pekerjaan istri

Karakteristik pekerjaan istri dalam penelitian ini meliputi jenis pekerjaan istri (formal dan infromal), jam kerja istri, dan lama pengalaman bekerja. Berdasarkan jam kerja lebih dari separuh istri dengan jenis pekerjaan informal (55.0%) bekerja kurang dari sama dengan delapan jam, sedangkan istri dengan jenis pekerjaan formal 71.7 persen bekerja lebih dari delapan jam (Tabel 5).

Tabel 5 Sebaran keluarga berdasarkan jam kerja dan jenis pekerjaan (%)

Jam kerja (jam)

Jenis Pekerjaan Total Formal Informal % % % ≤ 8 jam 28.3 55.0 41.7 > 8 jam 71.7 45.0 58.3 Total 100.0 100.0 100.0

Sepertiga istri dengan jenis pekerjaan formajl memiliki pendapatan dengan kategori Rp1 501 000 – Rp3 000 000, walaupun persentasenya sangat kecil (1.7%) terdapat istri dengan jenis pekerjaan formal yang memiliki pendapatan lebih dari Rp10 000 000. Pada istri dengan jenis informal persentase terbesar (35.0%) istri memiliki pendapatan kurang dari Rp500 000 dan kategori pendapatan Rp501 000 – Rp1 500 000. Pada istri dengan jenis pekerjaan formal masih terdapat 3.3 persen yang memiliki paendapatan kurang dari Rp500 000, hal tersebut menujukkan bahwa masih terdapat pekerja yang di gaji di bawah Upah Minimum Rata-rata (UMR) (Tabel 6).

Tabel 6 Sebaran keluarga berdasarkan pendapatan istri dan jenis pekerjaan (%)

Pendapatan istri (Ribu Rp) Jenis Pekerjaan Formal Informal % % ≤500 3.3 35.0 501-1500 25.0 35.0 1501-3000 33.3 20.0 3001-4500 18.3 1.7 4501-6000 6.7 3.3 6001-7500 5.0 1.7 7501-9000 5.0 1.7 9001-10000 1.7 1.7 >10000 1.7 0.0 (Rata-rata±SD) (3583,3±4233,9) (1632,7±1974,3)

Separuh istri (50.0%) yang bekerja dengan jenis pekerjaan formal memiliki pengalaman kerja selama enam hingga sepuluh tahun dengan rata-rata lama pengalaman kerja 7.8 tahun. Istri dengan jenis pekerjaan informal memiliki rata-rata pengalaman kerja 13.5 tahun dengan persentase terbesar (26.7%) istri memiliki pengalaman kerja selama enam hingga sepuluh tahun. Pada istri dengan jenis pekerjaan formal maupun informal walaupun persentasenya kecil, ternyata terdapat (3.3%) istri yang memiliki pengalaman bekerja lebih dari 25 tahun (Tabel 7).

24

Tabel 7 Sebaran keluarga berdasarkan pengalaman bekerja dan jenis pekerjaan (%)

Pengalaman kerja (Tahun)

Jenis Pekerjaan Formal Informal % % 0-5 13.3 18.3 6-10 50.0 26.7 11-15 20.0 23.3 15-20 10.0 18.3 21-25 3.3 10.0 >25 3.3 3.3 (Rata-rata±SD) (7.8±5.4) (13.5±6.2)

Rata-rata dan uji beda karakteristik pekerjaan menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang sangat signifikan pada item lama perjalanan kerja (α=0.000) dan

jumlah pindah kerja (α=0.01β) dimana istri dengan jenis pekerjaan formal memiliki waktu perjalanan untuk bekerja lebih lama dibandingkan istri dengan jenis pekerjaan informal dengan rata-rata waktu perjalanan 1.1 jam. Berdasarkan jumlah pindah kerja, istri dengan jenis pekerjaan informal lebih sering berpindah atau berganti pekerjaan dibandingkan istri dengan jenis pekerjaan formal (Tabel 8).

Tabel 8 Rata-rata dan uji beda karaktersitik pekerjaan

Karakteristik Rataan P-Value

Total Formal Informal

Lama pengalaman bekerja 6.6 10.2 12.4 0.063

Jumlah pindah kerja 2.2 1 2 0.012*

Lama jam kerja 7.6 7.9 7.4 0.240

Lama perjalanan bekerja 1.1 1.7 0.6 0.000**

Keterangan: * Signifikan pada p<0.05; ** Signifikan pada p<0.01

Kualitas Perkawinan

Kualitas perkawinan pada penelitian ini diukur berdasarkan dua dimensi yaitu dimensi kebahagiaan dan kepuasan perkawinan menurut persepsi istri dalam menilai kehidupan perkawinannya. Hasil capaian variabel dan dimensi kualitas perkawinan menunjukkan bahwa capaian dengan persentase (>80%) hanya terdapat pada kualitas dan kebahagiaan perkawinan pada istri dengan jenis pekerjaan formal, pada istri dengan jenis pekerjaan informal tidak terdapat capaian yang mencapai 80 persen (Tabel 9).

Tabel 9 Rata-rata capaian variabel dan dimensi kualitas perkawinan (%) dan uji beda berdasarkan jenis pekerjaan

Variabel Total Jenis Pekerjaan P-value

Formal Informal

Kualitas Perkawinan 75.7 80.2 71.1 0,000**

- Kebahagiaan Perkawinan 75.7 80.7 70.8 0,000**

- Kepuasan Perkawinan 75.6 79.7 71.5 0,003**

Istri yang bekerja dengan jenis pekerjaan formal memiliki capaian lebih besar pada kualitas perkawinan (80.2%), kebahagiaan perkawinan (80.7%), dan kepuasan perkawinan (79.7%) dibandingkan istri yang bekerja dengan jenis

25 pekerjaan informal, dimana capaian kualitas perkawinan (71.1%), kebahagiaan perkawinan (70.8%), dan kepuasan perkawinan (71.5%).

Hasil uji beda variabel dan dimensi kualitas perkawinan menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang sangat signifikan pada kualitas perkawinan

(α= 0.000), kebahagiaan perkawinan (α= 0.000), dan kepuasan perkawinan (α= 0.00γ) dimana istri dengan jenis pekerjaan formal memiliki kualitas, kebahagiaan, dan kepuasan perkawinan yang lebih tinggi dibandingkan istri dengan jenis pekerjaan informal (Tabel 9).

Tabel 10 Sebaran istri berdasarkan kategori kualitas perkawinan dan jenis pekerjaan (%) Jenis Pekerjaan Kualitas perkawinan Rendah (<60%) Sedang (60-79%) Tinggi (≥80%) % % % Formal 5.0 31.7 63.3 Informal 20.0 50.0 30.0 Total 12.5 40.8 46.7

Berdasarkan kategori kualitas perkawinan, istri dengan jenis pekerjaan formal lebih dari separuhnya (63.3%) masuk ke dalam kategori kualitas perkawinan yang tinggi sedangkan pada istri dengan jenis pekerjaan informal hanya 30.0 persen yang masuk dalam kategori kualitas perkawinan tinggi. Sebaran terbanyak (50%) istri dengan jenis pekerjaan informal masuk dalam kategori sedang. Pada kategori rendah, hanya 5 persen istri dengan jenis pekerjaan formal yang amsuk pada kategori tersebut sedangkan pada istri dengan jenis pekerjaan informal 20 persen masuk dalam kategori rendah (Tabel 10).

a. Kebahagiaan perkawinan

Kebahagiaan perkawinan merupakan salah satu dari dimensi kualitas perkawinan yang diukur berdasarkan suatu kenikmatan relatif permanen yang dirasakan istri dalam menilai kehidupan perkawinan meliputi beberapa aspek yaitu: aspek ekonomi, komunikasi pengasuhan anak, kepribadian pasangan, komitmen perkawinan, dan hubungan intim.

Hasil uji beda indikator kebahagiaan menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang sangat signifikan pada dimensi kebahagiaan perkawinan dari aspek ekonomi (α=0.000), komunikasi dengan keluarga pasangan (α=0.009), pengasuhan anak (α=0.000), dan hubungan intim (α=0.004), dimana istri yang bekerja dengan jenis pekerjaan formal lebih baik dibandingkan istri dengan jenis pekerjaan informal. Istri dengan jenis pekerjaan formal lebih sering tidak bersitegang dengan pasangan mengenai uang untuk makanan (87.8%), pakaian (90.0%), perawatan rumah (91.1%), pendidikan anak (87.2%), dan pengobatan (92.2%) dibandingkan istri dengan jenis pekerjaan informal dimana capaian tidak bersitegang mengenai uang untuk makanan (74.4%), pakaian (77.8%), perawatan rumah (76.1%), pendidikan anak (70.0%), dan pengobatan (78.9%).

Pada aspek komunikasi dengan keluarga pasangan, hanya item tidak merasa terasing ditengah keluarga pasangan yang memiliki perbedaan sangat

signifikan (α=0.01γ), dimana istri dengan jenis pekerjaan formal lebih tinggi

capaiannya (91.1%) dibandingkan istri dengan jenis pekerjaan informal (79.4%). Pada aspek pengasuhan dan hubungan intim, seluruh item memiliki perbedaan

26

yang sangat signifikan, dimana istri dengan jenis pekerjaan formal lebih tinggi dibandingkan istri dengan jenis pekerjaan informal. Namun pada aspek kepribadian pasangan dan komitmen perkawinan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara istri berjenis pekerjaan formal dengan istri berjenis pekerjaan informal (Tabel 11).

Tabel 11 Rata-rata capaian (%) dan uji beda indikator kebahagiaan perkawinan berdasarkan jenis pekerjaan

Indikator Kebahagiaan Perkawinan Total Formal Jenis Pekerjaan Informal P-value

Aspek Ekonomi 82.6 89.7 75.4 0.000** Tidak bersitegang mengenai uang makanan 81.1 87.8 74.4 0.005** Tidak bersitegang mengenai uang pakaian 83.9 90.0 77.8 0.008** Tidak bersitegang mengenai uang perawatan rumah 83.6 91.1 76.1 0.000** Tidak bersitegang mengenai uang pendidikan anak 78.6 87.2 70.0 0.001** Tidak bersitegang mengenai uang pengobatan 85.6 92.2 78.9 0.001**

Aspek Komunikasi dengan Keluarga pasangan 83.3 87.9 78.6 0.009** Tidak merasa terasing ditengah keluarga 85.3 91.1 79.4 0.013* Tidak merasa disepelekan oleh mertua dan ipar 86.9 91.7 82.2 0.035 Tidak sulit berkomunikasis dengan pasangan saya 83.6 87.2 80.0 0.084 Tidak sulit menganggap keluarga pasangan 77.2 81.7 72.8 0.122

Aspek Pengasuhan Anak 70.6 77.5 63.6 0.000** Tidak bertengkar dengan anak-anak kami 78.1 86.1 70.0 0.001** Tidak konflik dalam mendidik anak-anak 70.0 78.3 61,7 0.001** Tidak konflik dalam mendisiplinkan anak-anak 65.3 71.1 59.4 0.021* Tidak konflik dalam pengasuhan anak-anak 68.9 74.4 63.3 0.021*

Aspek Kepribadian Pasangan 57.8 59.2 56.4 0.397 Pasangan memuji kemampuan saya sebagai istri 45.8 47.2 44.4 0.624 Tidak ada sikap pasangan yang saya tidak sukai 61.4 62.2 60.6 0.674 Tidak ada sifat pasangan yang tidak disukai 62.5 63.9 61.1 0.480 Tidak ada perilaku pasangan yang tidak disukai 61.4 63.3 59.4 0.378

Aspek Komitmen Perkawinan 86.3 88.3 84.2 0.264

menjaga komitmen perkawinan 80.0 81.7 78.3 0.542

Tidak merasa pasangan berselingkuh 92.5 95.0 84.2 0.192

Aspek Hubungan Intim 83.1 90.0 76.1 0.004** Tidak terpaksa melakukan hubungan seks 83.1 90.0 76.1 0.004** Keterangan: * Signifikan pada p<0.05; ** Signifikan pada p<0.01

b. Kepuasan perkawinan

Kepuasan perkawinan merupakan salah satu dari dimensi kualitas perkawinan yang diukur berdasarkan persepsi istri dalam menilai kehidupan perkawinannya yang relatif dinamis dari tiga aspek yaitu: aspek ekonomi, pengasuhan anak, cinta dan hubungan intim.

Hasil uji beda aspek kepuasan perkawinan menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang sangat signifikan pada kepuasan perkawinan dari aspek ekonomi (α=0.005) dan pengasuhan anak (α=0.009) dimana capaiannya lebih baik dimiliki oleh istri yang bekerja dengan jenis pekerjaan formal dibandingkan informal. Istri dengan jenis pekerjaan formal lebih merasa puas dengan apa yang dimiliki sekarang (80.6%), tidak merasa kesal dengan kegagalan pasangan dalam memenuhi keuangan (86.7%), tidak merasa terganggu dengan campur tangan pasangan dalam mengatur keuangan keluarga (81.7%), dan tidak merasa terganggu karena keluarga pasangan selalu minta bantuan keuangan (85.6%) dibandingkan istri dengan jenis pekerjaan informal. Berdasarkan aspek

27 pengasuhan keluarga dengan istri berjenis pekerjaan formal lebih tidak sering bersitegang dalam menentukan pendidikan anak. Sedangkan berdasarkan aspek cinta dan hubungan intim, perbedaan yang signifikan terlihat pada item tidak kecewa walaupun tidak saling terbuka dalam membicarakan masalah seks

(α=0.007), dan merasa hubungan seksualitasnya indah dan menyenangkan

(α=0.011) dimana keluarga dengan istri berjenis pekerjaan formal memiliki skor

yang lebih tinggi dibandingkan istri dengan jenis pekerjaan informal (Tabel 12). Tabel 12 Rata-rata capaian (%) dan uji beda indikator kepuasan perkawinan

berdasarkan jenis pekerjaan

Pernyataan Kepuasan Perkawinan Total Jenis Pekerjaan P-value Formal Informal

Aspek Ekonomi 79.0 83.8 74.2 0.005** Tidak mempermasalahkan pekerjaan pasangan 82.8 86.1 79.4 0.193 Tidak mempermasalahkan pendapatan keluarga 79.4 83.3 75.6 0.148 Merasa puas dengan apa yang dimiliki sekarang 79.4 80.6 68.3 0.016** Tidak merasa kesal dengan kegagalan pasangan 80.3 86.7 73.9 0.008** Setuju cara pasangan mengatur keuangan kami 80.8 84.4 77.2 0.104 Tidak terganggu dengan campur tangan orang lain 75.0 81.7 68.3 0.029* Tidak terganggu dengan campur tangan pasangan 81.7 85.6 77.8 0.105 Tidak bertengkar walaupun tidak terbuka 79.4 82.2 76.7 0.243 Tidak berbeda pendapat mengenai penggunaan

keuangan

71.1 75.0 67.2 0.119 Merasa puas atas prestasi kerja pasangan 80.8 85.6 76.1 0.051 Tidak terganggu ketika keluarga meminta bantuan

keuangan

83.1 90.6 75.6 0.003**

Aspek Pengasuhan Anak 76.9 82.2 71.7 0.009** Tidak konflik dalam pembagian tanggung jawab anak 75.6 79.4 71.7 0.104 Tidak bersitegang dalam menentukan pendidikan anak 78.3 85.0 71.7 0.002**

Aspek Cinta dan Aspek Hubungan Intim 69.8 72.5 67.1 0.081 Dalam segala hal mengadakan musyawarah 68.9 67.2 70.6 0.551 Pasangan memperlakukan seperti yang diinginkan 60.0 62.2 57.8 0.354 Pasangan mencintai saya sampai saat ini 75.6 79.4 71.7 0.080 Waktu luang yang diisi aktifitas bersama pasangan 63.3 65.6 61.1 0.400 Tidak kecewa karena tidak saling terbuka dalam seks 80.0 86.1 73.9 0.007** Hubungan seksualitas indah dan menyenangkan 82.8 88.3 77.2 0.011* Senang jika pasangan mengungkapkan kepuasan sex 58.6 58.3 57.8 0.924 Keterangan: * Signifikan pada p<0.05; ** Signifikan pada p<0.01

Kualitas Lingkungan Pengasuhan

Kualitas pengasuhan anak dalam penelitian ini adalah tingkat kualitas atau baik buruknya kegiatan pengasuhan yang dilakukan oleh pengasuh (ibu) yang diukur dengan menggunakan HOME (Home Observation for Measurement of the Environment) inventory. Untuk kepentingan penelitian ini, digunakan dua instrumen lingkungan pengasuhan yang dibedakan berdasarkan usia anak, yaitu usia 0-36 bulan dan usia 37-72 bulan. Lingkungan pengasuhan anak usia 0-36 bulan meliputi : 1) tanggap rasa dan kata, 2) penerimaan terhadap perilaku anak, 3) pengorganisasian lingkungan, 4) penyediaan mainan, 5) keterlibatan ibu, dan 6) kesempatan variasi asuhan, sedangkan anak dengan usia 37-72 bulan meliputi: 1) stimulasi belajar, 2) stimulasi bahasa, 3) lingkungan fisik, 4) stimulasi

28

akademik, 5) kehangatan dan penerimaan, 6) Modelling, 7) variasi pengalaman, dan 8) penerimaan (Tabel 13)

Tabel 13 Sebaran contoh berdasarakan kategori lingkungan pengasuhan dan jenis pekerjaan (%)

Komponen Home Total

Jenis Pekerjaan

Formal Informal

R S T R S T R S T

Usia 0-3 tahun

Tanggap rasa dan kata 19.6 42.9 37.5 17.1 37.1 45.7 23.8 52.4 23.8 Penerimaan perilaku anak 42.9 28.6 28.6 31.4 31.4 37.1 61.9 23.8 14.3 Pengorganisasian lingkungan 8.9 50.0 41.1 0.0 45.7 54.3 23.8 57.1 19.0 Penyediaan mainan anak 16.1 42.9 41.1 14.3 48.6 37.1 19.0 33.3 47.6 Keterlibatan ibu 10.7 33.9 55.4 8.6 25.7 65.7 14.3 47.6 38.1 Kesempatan variasi asuhan 1.8 48.2 50.0 0.0 42.9 57.1 4.8 57.1 38.1

Total 10.7 55.4 33.9 5.7 45.7 48.6 19.0 71.4 9.5

Usia 3-6 tahun

Stimulasi belajar 9.5 85.7 4.8 4.2 87.5 8.3 12.8 84.6 2.6 Stimulasi bahasa 10.9 45.3 43.8 4.0 32.0 64.0 15.4 53.8 30.8 Lingkungan fisik 37.5 50.0 12.5 24.0 48.0 28.0 46.2 51.3 2.6 Kehangatan dan penerimaan 25.0 40.6 34.4 16.0 40.0 44.0 30.8 41.0 28.2 Stimulasi akademik 6.3 35.9 57.8 0.0 28.0 72.0 10.3 41.0 48.7

Modelling 9.4 42.2 48.4 4.0 44.0 52.0 12.8 41.0 46.2

Variasi pengalaman 21.9 48.4 29.7 16.0 36.0 48.0 25.6 56.4 17.9 Penerimaan 53.1 9.4 37.5 41.2 12.0 32.0 51.3 7.7 41.0

Total 9.5 85.7 4.8 4.2 87.5 8.3 12.8 84.6 2.6

*Keterangan : R = rendah, S = sedang, T = tinggi

Hasil kategorisasi lingkungan pengasuhan menunjukkan pada kelompok usia 0-36 bulan, hampir separuh (48.6%) istri dengan jenis pekerjaan formal masuk ke dalam kategori tinggi, sedangkan istri dengan jenis pekerjaan informal hanya 9.5 persen. Pada kelompok umur 4-6 tahun, baik berdasarkan jenis pekerjaan formal dan informal maupun contoh secara keseluruhan (>80%) keluarga masuk ke dalam kategori sedang. Sebaran dengan kategori tinggi terbanyak terdapat pada dimensi stimulasi akademik (57.8%), modelling (48.4%), dan stimulasi bahasa (43.8%). Berdasarkan dimensi penerimaan, lebih dari separuh contoh (53.1%) masuk dalam kategori rendah (Tabel 13).

Kualitas Lingkungan Pengasuhan Anak 0-36 bulan a. Tanggap rasa dan kata

Hasil identifikasi aktifitas tanggap rasa dan kata yang dilakukan ibu menunjukkan bahwa pada istri dengan jenis pekerjaan formal masing-masing (>90%) ibu berbicara kepada anak, menanggapi ocehan anak, dan omongan ibu dapat dipahami oleh anak. Pada istri dengan jenis pekerjaan informal hanya sepertiganya yang memuji anak selama kunjungan dan hanya 57.1 persen yang menanggapi positif pujian yang diberikan peneliti kepada anak. Hasil uji beda menunjukkan perbedaan signifikan pada beberapa item dimana ibu dengan jenis pekerjaan formal lebih aktif berbicara, lebih berbicara bebas dan terbuka,lebih sering memuji anak, dan lebih menunjukkan rasa sayang kepada anak lewat kata- kata dibandingkan ibu dengan jenis pekerjaan informal (Tabel 14).

29 Tabel 14 Sebaran keluarga (%) dan uji beda tanggap rasa dan kata berdasarkan

jenis pekerjaan Pernyataan Total Jenis Pekerjaan P-value Formal (n=35) Informal (n=21)

Tanggap Rasa dan Kata (n=56) 73.05 68.57 66.67 0.092

Ibu berbicara kepada anak 94.6 94.3 95.2 0.092

Ibu menanggapi ocehan anak 89.3 94.3 81.0 0.881

Ibu meyebutkan nama barang 71.4 77.1 61.9 0.177

Omongan ibu jelas dan dapat dipahami anak 89.3 97.1 76.2 0.250

Keaktifan ibu berbicara 66.1 77.1 47.6 0.046*

Ibu berbicara bebas dan terbuka 75.0 80.0 66.7 0.033*

Anak bermain di tempat yang kurang bersih 39.3 28.6 57.1 0.296

Ibu memuji anak 51.8 62.9 33.3 0.034*

Ibu menunjukkan rasa sayang lewat kata-kata 80.4 82.9 76.2 0.033*

Ibu membelai dan mencium anak 82.1 82.9 81.0 0.552

Dokumen terkait