• Tidak ada hasil yang ditemukan

61

KARAKTERISTIK KONDISI DEMOGRAFI

DI KABUPATEN KUNINGAN

Esih Kurniasih, SE Perencana Ahli Muda

Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Daerah Kabupaten Kuningan.

INTISARI

Penduduk adalah warga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di Indonesia. Untuk mengatasi permasalahan kependudukan di Indonesia, sejak tahun 1970, pemerintah telah melaksanakan Program Keluarga Berencana (KB) yang bertujuan untuk menekan laju pertambahan penduduk. Pencatatan mutasi penduduk atau yang selama ini dikenal sebagai registrasi penduduk merupakan sebuah kegiatan pencatatan penduduk secara berkala yang bertujuan untuk mengumpulkan data penduduk untuk dapat dijadikan sebagai sumber dasar peletakan pembangunan sebab selain sebagai objek pembangunan penduduk dapat pula diaktifkan sebagai subjek pembangunan. Ketidak makmuran penduduk merupakan masalah yang harus di pecahkan/ditanggulangi oleh pemerintah setempat. Program kependudukan dan keluarga berencana adalah bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dari program pembangunan lainnya, karena semua hasil pembangunan pembaginya adalah penduduk, untuk itu Program Program Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) harus terus ditingkatkan. Perkembangan program keluarga berencana saat ini bukan saja untuk menurunkan angka kelahiran, tetapi dalam rangka memanfaatkan bonus demografi secara berkualitas. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah memberikan deskripsi karakteristik kondisi demografi yang meliputi kependudukan, perkawinan dan KB. Series data kependudukan diperlukan untuk mengetahui apakah pembangunan yang dilaksanakan secara berkesinambungan dapat semakin dirasakan manfaatnya oleh lapisan masyarakat terutama pembangunan yang berhubungan langsung dengan pemenuhan kebutuhan hidup manusia. Penduduk muda berusia dibawah 15 tahun umumnya dianggap sebagai penduduk yang belum produktif karena secara ekonomis masih tergantung pada orang tua atau orang lain yang menanggungnya, selain itu penduduk berusia diatas 65 tahun juga dianggap tidak produktif lagi sesudah melewati masa pensiun. Penduduk usia 15-64 tahun, adalah penduduk usia kerja yang dianggap sudah produktif. Faktor utama dari pertumbuhan penduduk yang tinggi adalah karena tidak ada komitmen pemerintah untuk membatasi pertumbuhan penduduk. Usia Kawin Pertama adalah usia dimana seseorang melakukan hubungan intim untuk yang pertama kalinya. Rata-rata usia kawin pertama di Indonesia menurut BPS menunjukkan masih cukup rendah, yaitu dibawah 20 tahun. Dengan kata lain,

semakin cepat usia kawin pertama semakin besar kemungkinan mempunyai anak. Program Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu program pemerintah yang bertujuan untuk menekan laju pertumbuhan penduduk, mengurangi angka kelahiran anak dan kematian ibu. Dengan cakupan KB yang meningkat, diharapkan laju pertumbuhan penduduk bisa dikendalikan lebih baik lagi.

62

ABSTRACT

People are Indonesian citizens and foreigners residing in Indonesia. To overcome the problem of population in Indonesia, since 1970, the Government has implemented the Family Planning Program (KB) which aims to suppress the rate of population. The record of population mutation or that has been known as resident registration is a periodic logging activity that aims to collect population data to be used as a basic source of development, because not only as the establishment of residents but also be activated as the subject of development. affluence of the population is a problem that must be solved by the local government. The population program and family planning is an integral part that can not be separated from other development programs, because, the divisman of all development’s is resident, for that program the population of Family Planning and Family Development (KKBPK) should continue to be improved. The development of the Family Planning program is currently not only to lower the birth rate, but to create a quality demographic bonus. The goal that is to be achieved in this study is to provide a description of the characteristic demographic conditions that include population, marriage and Family Planning.

The population data series is needed to know if the ongoing development can be felt more benefits by the layer of community especially development that is directly related to the fulfillment of the needs of human life. Young people under 15 years old are generally considered to be unproductive people because they are economically still dependent on their parents or others who bear it, other than the population over 65 years old is also considered as no longer productive after the retirement. The population aged 15-64 years, is a working age resident who is considered already productive. The main factor of high population growth is because there is no government commitment to restricting population growth. The first marriage age is the age in which a person has sexual intercourse for the first time. The average first age of marriage in Indonesia according to the BPS shows still quite low, which is under 20 years, in other words, The sooner the first age of marriage is increasingly likely to have children. Family Planning Program (KB) is one of the government programs that aims to suppress the rate of population growth, reduce child birth rate and maternal mortality. With increased KB coverage, it is expected that the population growth rate can be better controlled.

Keywords: family planning, contraceptives, population.ttern, Physical Factors and Socio

-Economic Fa

Pendahuluan

Latar Belakang

Penduduk adalah warga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di Indonesia. Untuk mengatasi permasalahan kependudukan di Indonesia, sejak tahun 1970, pemerintah telah melaksanakan Program Keluarga Berencana (KB) yang bertujuan untuk menekan laju pertambahan penduduk. Pencatatan mutasi penduduk atau yang selama ini dikenal sebagai registrasi penduduk merupakan sebuah kegiatan pencatatan penduduk secara berkala yang bertujuan untuk mengumpulkan data

penduduk untuk dapat dijadikan sebagai sumber dasar peletakan pembangunan sebab selain sebagai objek pembangunan penduduk dapat pula diaktifkan sebagai subjek pembangunan. Ketidak makmuran penduduk merupakan masalah yang harus di pecahkan/ditanggulangi oleh pemerintah setempat. Keadaan penduduk harus selalu diperhatikan karena mempengaruhi kemampuan pemerintah daerah dalam menggali pemerintahannya. Dengan kemampuan pemerintah daerah mengatur rakyatnya dengan mengadakan penyuluhan sebagai contoh kecilnya, agar masyarakat setempat mampu membuka usaha sendiri

62 atau menjadi pribadi yang mandiri tanpa harus bergantung pada orang lain (mencari pekerjaan ke luar kota).

Penduduk kabupaten kuningan secara keseluruhan 1.015.054 jiwa tersebar di 32 kecamatan dengan kepadatan secara keseluruhan 908 jiwa/Km2 dengan kecamatan terpadat adalah kecamatan kuningan dengan kepadatan 2.800 jiwa/Km2 dan kecamatan cilebak tercatat menjadi kecamatan dengan kepadatan penduduk terendah yaitu hanya 337 jiwa/Km2. Angka Kelahiran Kasar (CBR) yaitu angka kelahiran per 1.000 orang penduduk merupakan indikator kesehatan dan kesejahteran penduduk yang dapat dilihat secara langsung dari hasil registrasi penduduk yang baik, artinya semakin baik pencatatan kelahiran dalam registrasi penduduk dapat dijadikan sebagai tolak ukur keberhasilan pembangunan di suatu daerah terutama pembangunan kesehatan ibu dan anak.

Kabupaten Kuningan, terlepas dari program kependudukan dan keluarga berencana, program kependudukan dan keluarga berencana adalah bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dari program pembangunan lainnya. Soalnya semua hasil pembangunan pembaginya adalah penduduk, untuk itu Program Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) harus terus ditingkatkan. Perkembangan program keluarga berencana saat ini bukan saja untuk menurunkan angka kelahiran, tetapi mewujudkan bonus demografi yang berkualitas. aisyahwulansari [ 2011 ]. Kependudukan

Perumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang dapat dirumuskan permasalahan yaitu Minimnya kondisi kependudukan di Kabupaten Kuningan

Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah ingin mengetahui karakteristik kondisi demografi yang meliputi kependudukan, perkawinan dan alat kontrasepsi.

Sasaran

Sasaran yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah tersusunnya kajian kondisi karakteristik demografi di kabupaten kuningan yang terdiri dari :

1. Penduduk Kabupaten Kuningan menurut Kelompok Umur Tahun 2016-2017. 2. Penduduk Kabupaten Kuningan dan

Provinsi Jawa Barat menurut Jenis Kelamin Tahun 2016-2017.

3. Penduduk Kabupaten Kuningan Per Kecamatan Tahun 2016-2017.

4. Penduduk Kabupaten Kuningan Per Kecamatan dan Kabupaten Per KM2 Tahun 2016-2017.

5. Persentase Penduduk Perempuan Berumur 10 tahun ke atas yang pernah kawin menurut umur perkawinan pertama, tahun 2016.

6. Persentase Penduduk Perempuan Berumur 15-49 tahun yang pernah kawin menurut partisipasi KB di Kabupaten Kuningan tahun 2016-2017.

7. Persentase Perempuan Berumur 15-49 tshun yang pernah kawin dan sedang menggunakan alat/cara KB tahun 2016- 2017.

8. Persentase Penduduk Perempuan Berumur 15-49 tahun yang pernahkawin menurut alat KB yang sedang digunakan tahun 2017.

9. Persentase Penduduk Perempuan Berumur 15-49 tahun yang pernah kawin dan tidak ber KB menurut alasan utama tidak ber KB di Kabupaten Kuningan tahun 2016-2017.

63

Metodologi Penelitian

Pendekatan Penelitian Jenis Penelitian

Adapun bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan melakukan analisis data sekunder. Data Kependudukan dan Keluarga Berencana (KB) diantaranya :

1. Data Penduduk Kab. Kuningan menurut kelompok umur.

2. Penduduk Kab. Kuningan dan Provinsi Jawa Barat menurut jenis kelamin. 3. Penduduk Kab. Kuningan per

Kecamatan.

4. Penduduk Kabupaten Kuningan Per Kecamatan dan Kepadatan Per KM2. 5. Persentase Penduduk Perempuan Berumur

10 tahun Ke Atas Yang Pernah Kawin Menurut Umur Perkawinan Pertama. 6. Persentase Penduduk Perempuan Berumur

15-49 tahun yang Pernah Kawin menurut Partisipasi KB di Kabupaten Kuningan. 7. Persentase Perempuan Berumur 15-49

Tahun yang Pernah Kawin dan Sedang Menggunakan Alat/ Cara KB menurut Karakteristik dan Jenis Alat/ Cara KB. 8. Persentase Penduduk Perempuan Berumur

15-49 tahun yang Pernah Kawin menurut Alat KB yang Sedang Digunakan. 9. Persentase Penduduk Perempuan Berumur

15-49 tahun Yang Pernah Kawin dan tidak ber KB menurut Alasan Utama Tidak Ber KB di Kabupaten Kuningan.

Teknik Pengumpulan Data

Melakukan analisis secara tabular dan menyajikannya dalam bentuk tabel.

Kajian Pustaka

Demografi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata, demos yang artinya penduduk dan graphein yang artinya menggambar atau menulis. Dengan demikian, demografi menurut kata asalnya

berarti tulisan-tulisan atau karangan- karangan tentang penduduk. Penduduk dalam hal ini diartikan sebagai orang dalam matranya sebagai diri pribadi, anggota keluarga, anggota masyarakat, warga negara, dan himpunan kuantitas yang bertempat tinggal di suatu tempat dalam batas wilayah negara pada waktu tertentu. Demografi adalah ilmu yang mempelajari secara statistik dan matematik tentang besar, komposisi dan distribusi spasial dari penduduk dan perubahan-perubahan aspek tersebut sepanjang masa, melalui berprosesnya lima komponen yaitu (1) kelahiran (fertilitas); (2) kematian (mortalitas); (3) perkawinan; (4) migrasi; dan (5) mobilitas sosial. (Bogue,1969). Donald J. Bogue (1969) . demografi secara statistik dan matematik

Kependudukan adalah hal ihwal yang berkaitan dengan jumlah, struktur, umur, jenis kelamin, agama, kelahiran, perkawinan, kehamilan, kematian, persebaran, mobilitas dan kualitas serta ketahanannya yang menyangkut politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Pengelolaan kependudukan dan pembangunan keluarga adalah upaya terencana untuk mengarahkan perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga untuk mewujudkan penduduk tumbuh seimbang dan mengembangkan kualitas penduduk pada seluruh dimensi penduduk. Perkembangan kependudukan adalah kondisi yang berhubungan dengan perubahan keadaan kependudukan yang dapat berpengaruh dan dipengaruhi oleh keberhasilan pembangunan berkelanjutan. Kualitas penduduk adalah kondisi penduduk dalam aspek fisik dan nonfisik yang meliputi derajat kesehatan, pendidikan, pekerjaan, produktivitas, tingkat sosial, ketahanan, kemandirian, kecerdasan, sebagai ukuran dasar untuk mengembangkan kemampuan dan menikmati kehidupan sebagai manusia yang bertaqwa, berbudaya, berkepribadian, berkebangsaan dan hidup layak. [ Kependudukan-ri ]. Pengertian- Kependudukan.

64 Pernikahan merupakan salah satu sunnatullah yang berlaku pada semua makhluk-Nya baik manusia, hewan maupun tumbuh-tumbuhan. Dan ini merupakan fitrah dan kebutuhan Makhluk demi kelangsungan hidupnya.

Perkawinan menurut Undang-undang No. 1 Tahun 1974, ialah : ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagi suami-istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Bentuk perkawinan telah memberikan jalan yang aman pada naluri seks, memelihara keturunan dengan baik dan menjaga kaum perempuan agar tidak laksana rumput yang dimakan oleh binatang ternak dengan seenaknya. Pergaulan suami istri menurut ajaran islam diletakkan dibawah naluri keibuan dan kebapaan sebagaimana ladang yang baik yang nantinya menumbuhkan tumbuh-tumbuhan yang baik dan menghasilkan buah yang baik pula. etheses.UinMalang.ac.id/1318/6/07210050_ Bab_ 2pdf, Perkawinan memberikan jalan yang aman pada naluri seks.

Kontrasepsi adalah pencegahan terbuahinya sel telur oleh sel sperma (konsepsi) atau pencegahan menempelnya sel telur yang telah dibuahi ke dinding rahim (Taufan Nugroho dkk, 2014). Keluarga Berencana (KB) adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan,

mengatur kehamilan, melalui promosi, perlindungan, dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas (BKKBN, 2015). Pasangan usia subur berkisar antara usia 20-45 tahun dimana pasangan (laki-laki dan perempuan) sudah cukup matang dalam segala hal terlebih organ reproduksinya sudah berfungsi dengan baik. Ini dibedakan dengan perempuan usia subur yang berstatus janda atau cerai. Pada masa ini pasangan usia subur harus dapat menjaga dan memanfaatkan reprduksinya yaitu menekan angka kelahiran dengan metode keluarga berencana sehingga jumlah dan interval kehamilan dapat diperhitungkan untuk meningkatkan kualitas reproduksi dan kualitas generasi yang akan datang. Manuaba 2010. Ilmu kebidanan Penyakit Kandungan dan KB.

Pembahasan

Penduduk Kab. Kuningan menurut Kelompok Umur

Kelompok Umur antara 15 hingga 64 tahun adalah termasuk penduduk usia produktif. Seseorang masuk dalam usia produktif jika sudah melebihi batasan minimum umur yang ditentukan dan tidak melewati batas maksimum umurnya. Untuk lebih jelasnya terkait kelompok umur dapat dilihat pada tabel berikut ini

:

Tabel 1 : Penduduk Kabupaten Kuningan Menurut Kelompok Umur Tahun 2016-2017

Kelompok Umur 2016 2017 L P L + P L P L+ P 0 – 14 139.602 130.195 269.797 138.532 129.034 267.5666 15 – 64 353.293 349.364 702.657 355.791 351.952 707.7433 65+ 40.978 48.454 89.432 42.783 50.109 92.892 Jumlah 533.873 528.013 1.061.886 537.106 531.095 1.068.201 Dependcy Ratio 51,11 51,14 51,12 50,90 50,90 50,93

65 Rasio ketergantungan digunakan untuk mengukur besarnya beban yang harus ditanggung oleh setiap penduduk berusia produktif terhadap penduduk yang tidak produktif. Penduduk muda berusia 15 tahun umumnya dianggap sebagai penduduk yang belum produktif karena secara ekonomis masih tergantung pada orang tua atau orang lain yang menanggungnya. Selain itu, penduduk berusia diatas 65 tahun juga dianggap tidak produktif lagi sesudah melewati masa pensiun. Penduduk usia 15-64 tahun, adalah penduduk kerja yang dianggap sudah produktif. Berdasarkan tabel 1 penduduk kabupaten kuningan menurut kelompok umur pada tahun 2016 - 2017 itu terdiri dari kelompok umur laki-laki dan perempuan. Jelas terlihat pada tabel di atas bahwa jumlah kelompok umur 15 - 64 pada tahun 2016 yang tertinggi adalah laki-laki dengan

jumlah 353.293 dan pada tahun 2017 kelompok umur 15 – 64 tertinggi masih pada laki-laki dengan jumlah 355.791, berarti kelompok umur 15 – 64 adalah usia produktif ada pada laki-laki. Sehubungan hal tersebut mayoritas penduduk kabupaten kuningan menurut kelompok umur berada pada usia produktif yang masih dapat bekerja dengan baik untuk menghasilkan suatu produk dan jasa, dan masih terikat kontrak pekerjaan pada suatu perusahaan.

Penduduk Kabupaten Kuningan dan Provinsi Jawa Barat Menurut Jenis Kelamin.

Menurut jenis kelamin, jumlah penduduk antara laki-laki dan perempuan di kabupaten Kuningan dan Jawa Barat berbeda jauh. Untuk lebih jelasnya terkait penduduk kabupaten kuningan dan jawa barat menurut jenis kelamin dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 2 : Penduduk Kabupaten Kuningan dan Provinsi Jawa Barat Menurut Jenis Kelamin Tahun 2016 – 2017

Jenis Kelamin Kab. Kuningan Jawa Barat

2016 2017 2016 2017 Laki – Laki 533.272 537.106 23.935.808 24.335.331 Perempuan 527.007 531.095 23.275.356 23.702.496 Total 1.060.279 1.068.201 47.211.164 48.037.827 Rasio Jenis Kelamin 101 101 103 103

Sumber : Indikator Kesejahteraan Rakyat Kab.Kuningan Tahun 2018. Berdasarkan tabel 2 penduduk kabupaten

kuningan dan provinsi jawa barat menurut jenis kelamin terdiri dari laki-laki dan perempuan. Populasi penduduk laki-laki di Kabupaten Kuningan tahun 2016 berkisar 533.272 dan pada tahun 2017 berkisar 537.106 sedangkan populasi penduduk laki- laki di Jawa Barat tahun 2016 berkisar 23.935.808 dan pada tahun 2017 berkisar 24.335.331. Populasi terbanyak dibandingkan

dengan kabupaten kuningan, dengan kata lain, banyak penduduk laki-laki di jawa barat.

Penduduk Kabupaten Kuningan Per Kecamatan.

Penduduk adalah sekelompok orang yang tinggal atau menempati suatu wilayah tertentu. Seperti pada tabel di bawah ini adalah tabel penduduk kabupaten kuningan per kecamatan, untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada tabel berikut ini:

66

Tabel 3 : Penduduk Kabupaten Kuningan Per Kecamatan Tahun 2016 - 2017 Kecamatan 2016 2017 Kecamatan 2016 2017 1. Darma 46.219 46.566 17. Ciawigebang 82.685 83.302 2. Kadugede 24.703 24.887 18. Cipicung 26.630 26.829 3. Nusaherang 17.929 18.062 19. Lebakwangi 40.220 40.520 4. Ciniru 18.110 18.245 20. Maleber 41.752 42.063 5. Hantara 13.137 13.235 21. Garawangi 40.207 40.508 6. Selajambe 13.352 13.452 22. Sindangagung 34.872 35.133 7. Subang 16.440 16.563 23. Kuningan 93.547 94.246 8. Cilebak 11.100 11.183 24. Cigugur 43.397 43.722 9. Ciwaru 30.871 31.102 25. Kramatmulya 47.085 47.436 10.Kr.kancana 21.069 21.226 26. Jalaksana 44.249 44.580 11. Cibingbin 37.373 37.653 27. Japara 18.788 18.928 12. Cibeureum 19.094 19.236 28. Cilimus 45.669 46.010 13. Luragung 38.225 38.511 29. Cigandamekar 28.188 28.399 14. Cimahi 36.439 36.711 30. Mandirancan 20.879 21.035 15. Cidahu 40.754 41.059 31. Pancalang 21.984 21.148 16. Kalimanggis 23.808 23.986 32. Pasawahan 21.504 21.665

Sumber : Indikator Kesejahteraan Rakyat Kab.Kuningan Tahun 2018 Berdasarkan tabel 3 penduduk

kabupaten kuningan per kecamatan pada tahun 2016 - 2017 itu terdiri dari 32 kecamatan, diantara 32 kecamatan tersebut dapat kita lihat bahwa jumlah penduduk yang paling sedikit pada tahun 2016 dan tahun 2017 adalah di kecamatan Cilebak, hal ini dikarenakan kecamatan Cilebak berada di paling ujung kota kuningan, sedangkan penduduk yang paling tinggi itu berada di kecamatan kuningan, hal ini disebabkan karena kecamatan kuningan berada di pusat kota kuningan sehingga menimbulkan

penduduk di kecamatan kuningan menjadi paling tinggi.

Penduduk Kabupaten Kuningan Per Kecamatan dan Kepadatan Per KM2.

Pengertian kepadatan penduduk adalah perbandingan jumlah penduduk dengan luas wilayahnya. Kepadatan penduduk menunjukkan jumlah rata-rata penduduk pada setiap km2. Untuk lebih jelasnya terkait tentang penduduk kabupaten kuningan per kecamatan dan kepadatan per Km2 dapat kita lihat pada tabel di bawah ini:

67

Tabel 4 : Penduduk Kabupaten Kuningan Per Kecamatan dan Kepadatan Per KM 2 Tahun 2016 - 2017

Kecamatan Luas

Jumlah Penduduk Kepadatan Per km2

Perubahan Kepadatan 2016 2017 2016 2017 1. Darma 51,71 46.219 46.566 894 901 7 2. Kadugede 18,22 24.703 24.887 1.356 1.366 10 3. Nusaherang 18,21 17.929 18.062 985 992 7 4. Ciniru 49,88 18.110 18.245 363 366 3 5. Hantara 35,49 13.137 13.235 370 373 3 6. Selajambe 36,73 13.352 13.452 364 366 3 7. Subang 47,58 16.440 16.563 346 348 3 8. Cilebak 42,5 11.100 11.183 261 263 2 9. Ciwaru 52,17 30.871 31.102 592 596 4 10. Kr.kancana 65,35 21.069 21.226 322 325 2 11. Cibingbin 70,91 37.373 37.653 527 531 4 12. Cibeureum 47,09 19.094 19.236 405 408 3 13. Luragung 47,74 38.225 38.511 801 807 6 14. Cimahi 38,77 36.439 36.711 940 947 7 15. Cidahu 42,22 40.754 41.059 965 973 7 16. Kalimanggis 20,9 23.808 23.986 1.139 1.148 9 17. Ciawigebang 60,61 82.685 83.302 1.364 1.374 10 18. Cipicung 21,37 26.630 26.829 1.246 1.255 9 19. Lebakwangi 19,81 40.220 40.520 2.030 2.045 15 20. Maleber 57,48 41.752 42.063 726 732 5 21. Garawangi 29,96 40.207 40.508 1.342 1.352 10 22. Sindangagung 13,12 34.872 35.133 2.658 2.678 20 23. Kuningan 30,06 93.547 94.246 3.112 3.135 23 24. Cigugur 35,37 43.397 43.722 1.227 1.236 9 25. Kramatmulya 16,99 47.085 47.436 2.771 2.792 21 26. Jalaksana 37,09 44.249 44.580 1.193 1.202 9 27. Japara 27,19 18.788 18.928 691 696 5 28. Cilimus 35,41 45.669 46.010 1.290 1.299 10 29. Cigandamekar 22,31 28.188 28.399 1.263 1.273 9 30. Mandirancan 35,03 20.879 21.035 596 600 4 31. Pancalang 19,24 21.984 22.148 1.143 1.151 9 32. Pasawahan 49,2 21.504 21.665 437 440 3 Sumber : Indikator Kesejahteraan Rakyat Kab.Kuningan Tahun 2018

Berdasarkan tabel 4 penduduk Kabupaten Kuningan per kecamatan dan kepadatan per KM2 itu terdiri dari kecamatan, luas, jumlah penduduk pada tahun 2016 dan tahun 2017, kepadatan per Km2 dan perubahan

kependudukan, dari tabel tersebut dapat kita lihat bahwa dari ke 32 kecamatan itu dengan luas lahan, jumlah penduduk, kepadatan per Km2 dan perubahan kepadatan itu tidak ada kecamatan yang padat penduduknya.

68

Persentase Penduduk Perempuan Berumur 10 tahun ke atas yang pernah kawin menurut umur perkawinan pertama.

Perkawinan adalah Ikatan sosial atau ikatan perjanjian hukum antar pribadi yang membentuk hubungan kekerabatan dan yang merupakan suatu pranata dalam budaya setempat yang meresmikan hubungan antar pribadi yang biasanya intim dan seksual.

Perkawinan umumnya dimulai dan diresmikan dengan upacara pernikahan dan dijalani dengan maksud untuk membentuk keluarga. Batas minimal umur perkawinan bagi perempuan dan laki-laki dipersamakan, yaitu pada usia 19 tahun. Untuk mengetahui persentase penduduk perempuan berumur 10 tahun ke atas yang pernah kawin menurut umur perkawinan pertama tahun 2016 di kabupaten kuningan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 5 : Persentase Penduduk Perempuan Berumur 10 tahun Ke Atas Yang Pernah Kawin Menurut Umur Perkawinan Pertama, 2016

Tahun

Kelompok Umur Saat Melakukan Pernikahan Pertama

< = 16 17 - 18 19 - 20 21 + Total

2016 17,31 26,06 22,68 33,94 100 2017 16,43 24,41 26,82 32,34 100 Sumber : Indikator Kesejahteraan Rakyat Kab.Kuningan Tahun 2018

Berdasarkan tabel 5 persentase penduduk perempuan berumur 10 tahun ke atas yang pernah kawin menurut umur perkawinan pertama di kabupaten kuningan pada tahun 2016 adalah kebanyakan menikah di atas usia 21 tahun ke atas, dan ini dapat menekan laju kelahiran yang lebih rendah dan menurunkan risiko kematian ibu dan bayi serta pekerja anak, selain itu juga, dapat terpenuhinya hak-hak anak sehingga dapat mengoptimalkan tumbuh kembang anak.

Persentase Penduduk Perempuan Berumur 15-49 tahun yang pernah Kawin menurut Partisipasi KB di Kabupaten Kuningan

Kependudukan menjadi salah satu fenomena yang menjadi perhatian di dunia dan juga di Indonesia. Pembangunan tanpa memperhatikan pengendalian penduduk maka akan sia-sia. Sehingga melihat kondisi tersebut perlu diadakannya pengendalian kelahiran melalui program KB. Program KB diyakini telah berkontribusi terhadap penurunan tingkat kelahiran dan tingkat

kematian, yang selanjutnya mengakibatkan penurunan tingkat pertumbuhan penduduk, terutama di negara berkembang, termasuk Indonesia. Untuk lebih jelasnya tentang persentase penduduk perempuan berumur 15-49 tahun yang pernah kawin menurut partisipasi KB di kabupaten kuningan dapat kita lihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 6 : Persentase Penduduk Perempuan Berumur 15-49 tahun yang Pernah Kawin

menurut Partisipasi KB di Kabupaten Kuningan, 2016 -2017

Apakah pernah/sedang menggunakan alat/cara KB

Tahun Ya, Pernah

Ya,

sedang Tidak Jumlah 2016 11,15 58,68 30,16 100 2017 17,59 56,30 26,11 100 Sumber : Indikator Kesejahteraan Rakyat Kab.Kuningan Tahun

Persentase Penduduk Perempuan Berumur 15-49 tahun yang Pernah Kawin menurut Partisipasi KB di Kabupaten

69 Kuningan pada tahun 2017 penduduk usia 10 tahun ke atas melakukan pernikahan pada kelompok umur kurang dari 20 tahun, bahkan menikah di bawah umur 17 tahun. Berdasarkan tabel 6 di atas menunjukkan kesadaran mengikuti program KB di kabupaten kuningan pada tahun 2017 mengalami perubahan positif (meningkat) dari tahun sebelumnya.

Persentase perempuan berumur 15-49 tahun yang pernah kawin dan sedang menggunakan alat/cara KB menurut karakteristik dan jenis alat/cara KB, 2016-2017.

Adanya program KB diharapkan ada keikutsertaan dari seluruh pihak dalam

mewujudkan keberhasilan KB di Indonesia.

Dokumen terkait