• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASAL PENGUNJUNG

3. Karakteristik Perjalanan

a. Hasil data penelitian dari 80 responden, diketahui pengunjung yang mendominasi adalah dari luar Kota Semarang sebanyak 60%. Hal tersebut mengartikan bahwa pengunjung luar kota lebih tertarik untuk mengunjungi MAJT.

b. Hasil data penelitian dari 80 responden ,biaya yang dikeluarkan murah oleh 80 orang (100%). Faktor yang menyebabkan murahnya biaya yang dikeluarkan pengunjung karena tiket masuk untuk memasuki Masjid Agung Jawa Tengah gratis untuk yang tidak membawa kendaraan, dan yang membawa kendaraan hanya dikenai harga parkir sesuai dengan aturan perparkiran yang berlaku. Apabila pengunjung hendak memasuki Menara Al-Husna dikenai biaya tiket masuk sebesar Rp.5000,-.

c. Hasil data penelitian dari 80 responden, transportasi yang digunakan untuk mencapai MAJT didominasi menggunakan bus pariwisata (52%). Hal tersebut dikarenakan dari 80 responden didominasi pengunjung dari luar Kota Semarang dan tersedianya area parkir untuk kendaraan bus. 4. Sumber Daya Wisata dan Karakteristik Daerah Tujuan

a). Sumber Daya Wisata

Richard Sihite dalam Marpaung dan Bahar (2000:46) menjelaskan definisi pariwisata sebagai berikut : Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan orang untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu

82 tempat ke tempat lain meninggalkan tempatnya semula, dengan suatu perencanaan dan dengan maksud bukan untuk berusaha atau mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati kegiatan pertamasyaan dan rekreasi atau untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam. Sumber daya wisata merupakan salah satu bagian dari faktor yang mempengaruhi perjalanan wisata. Pada sumber daya wisata ada yang disebut dengan atraksi wisata.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepada Sekertaris Masjid Agung Jawa Tengah Bapak Agus Fathudin Yusuf, mengenai tempat di mana pengunjung banyak menghabiskan waktu berkunjungnya, adalah sebagai berikut:

“Di sekitar Payung Hidrolik-Elektrik dan pada Menara Al-Husna.”

Berdasarkan hasil wawancara dengan Ir.Achmad Fanani Arsitektrur dari Masjid Agung Jawa tengah, mengenai mengapa dibuatnya Menara Al-Husna dan Payung Hidrolik, adalah sebagai berikut:

“1.Karena menara pada masjid adalah untuk kelengkapan dari sebuah masjid agung.

2. Untuk konsep bangunan Menara Al-Husna dirancang berdasarkan dari tujuan Masjid Agung Jawa Tengah sebagai objek wisata sehingga menara tersebut dibuat dengan tinggi 99 meter dan kental akan filosofi Islam.

3. Karena saya terinspirasi dari Payung Hidrolik-Elektrik yang ada di Masjid Nabawi dan tujuan dibuatnya agar MAJT dapat menampung jumlah jamaah yang lebih banyak lagi.

4. Karena MAJT selain untuk tempat ibadah juga dijadikan objek wisata sehingga saya ingat dan terinspirasi dari Payung Hidrolik-Elektrik yang ada di Masjid Nabawi dan tujuan dibuatnya agar MAJT dapat menampung jumlah jamaah yang lebih banyak lagi dan bentuknya sangat langka yang akan dapat perhatian lebih dari pengunjung (dianggap hal baru oleh masyarakat). Sama halnya

83 dengan Menara Al-Husna, Payung Hidrolik-Elektrik sebagai atraksi wisata.”

Dari penjelasan dua narasumber tersebut dapat pahami bahwa Menara Al-Husna dan Payung Hidrolik-Elektrik dibuat untuk dijadikan sebagai atraksi wisata dari Masjid Agung Jawa Tengah. Berdasarkan atraksi wisata tersebutlah terciptanya Masjid Agung Jawa Tengah sebagai salah satu objek pariwisata di Kota Semarang.

Berdasarkan pengamatan sumber daya tarik pada elemen-elemen yang terdapat pada Masjid Agung Jawa Tengah merupakan adopsi dari bentuk-bentuk elemen pada masjid terdahulu. Elemen-elemen tersebut antara lain, Payung Hidrolik-Elektrik yang ada di Kota Madinah seperti teori yang dikatakan oleh Yulianto Sumalyo (2000:588), dan minaret seperti teori yang dikatakan oleh Yulianto Sumalyo (2000:8). Hal tersebut menunjukkan bahwa bangunan Masid Agung Jawa Tengah mengikuti perkembangan arsitektur masjid.

b). Karakteristik Daerah Wisata 1). Kualitas Fasilitas

Fasilitas adalah sumber daya fisik yang ada sebelum suatu jasa dapat ditawarkan kepada konsumen. Segala fasilitas yang ada yaitu kondisi fasilitas, kelengkapan, desain interior dan eksterior serta kebersihan fasilitas harus diperhatikan terutama yang berkaitan erat dengan apa yang dirasakan atau didapat konsumen secara langsung. (Fandy Tjiptono,1997:138)

84 Berdasarkan hasil penelitian pada 80 responden, analisis distribusi frekuensi persentase didapatkan skor jawaban responden pada sub variabel kualitas fasilitas bangunan sebesar 65%. Skor tersebut bila dikonsultasikan dengan tabel kriteria kualitas fasilitas bangunan pada kriteria ragu-ragu (lampiran perhitungan skor).

Analisis hasil penelitian dari 80 responden terhadap kualitas fasilitas Masjid Agung Jawa Tengah, telah dikatakan ragu-ragu. Jika mengacu berdasarkan teori menurut Fandy Tjiptono, fasilitas yang disediakan Masjid Agung Jawa Tengah sudah dapat dikatakan baik. Namun dari segi kualitas dari fasilitas yang mendukung kebersihan dikatakan kurang dikarenakan masih banyak terdapat sampah dan sandal yang melewati garis suci pada masjid.

Berikut ini adalah kondisi Masjid Agung Jawa Tengah: a). Kondisi Existing (Fisik)

1. Luas tanah kompleks MAJT 10 hektar. 2. Luas bangunan MAJT 7,669 m2.

3. Bangunan utama Masjid (ruang shalat dalam 4,66 m2), Plaza depan 10,800 m2, kran wudlu pria 93 wanita 56, kran gedung sayap kanan 50 buah, gedung sayap kiri 20 buah, jumlah total 219 kran, urinoir VIP 14, urinoir umum 16, WC pria 8 buah wanita 8 buah, kamar mandi pria 6 buah wanita 6 buah, washtafel 4 pria 4 wanita, 1 ruang imam, 1 ruang transit, 1 kantor sekretariat MAJT, 1 ruang sidang.

85 4. Parkir VIP kapasitas 6 mobil.

Gambar 4.20 Kondisi fisik MAJT Sumber: Dokumentasi, 2013

b). Menara Asma Al-Husna Setinggi 99 Meter 1. Lantai 1 untuk Studio Radio DAIS MAJT.

2. Lantai 2 untuk museum Perkembangan Islam Jawa Tengah. 3. Lantai 18 rumah makan berputar.

86 4. Lantai 19 Gardu pandang Kota Semarang.

5. Lantai 19 Tempat rukyat al-hilal.

c). Pusat penampungan pedagang 1. Souvenir shop.

2. Sebanyak 70 kios. 3. Pedagang makanan.

4. Toilet Umum 2 buah untuk wanita dan 2 buah untuk pria. Gambar 4.21 Fasilitas Menara Al-Husna

87 d). Ruang perkantoran

1. Luas total 2100 m2.

2. Jumlah perkantoran 19 unit. 3. Hall 200 m2.

4. Fasilitas lain berupa AC. 5. Telepon Telkom.

6. Listrik PLN / Genset. e). Ruang perpustakaan

1. Luas 1650 m2 2. Counter desk 1 buah

3. Toilet 1 buah di lantai 1 dan 1 buah di lantai 2

4. Ruangan perpustakaan yang mempunyai fasilitas AC sebanyak 2 buah

Gambar 4.22 Pusat penampungan pedagang Sumber: Dokumentasi, 2013

88 f). Ruang parkir

1. Bus 30 buah.

2. Kapasitas mobil 680 buah. 3. Sepeda motor 670 buah.

g). Pertamanan

1. Luas 48.500 m2. 2. Sektor pintu gerbang.

3. Sektor Selatan Convention Hall.

Gambar 4.23 Perustakaan MAJT Sumber: Dokumentasi, 2013

Gambar 4.24 Ruang Parkir Sumber: Dokumentasi, 2013

89 4. Sektor Sebelah utara perpustakaan.

5. Sektor Belakang Masjid. 6. Sektor Timur Rumah Kyai h). Listrik

1. Kebutuhan daya listrik 685 KVA

2. Konsumsi listrik perbulan Rp. 30.000.000,- 3. Listrik yang sekarang sudah ada 105 KVA 4. Biaya listrik sekarang Rp. 14.000.000,- i). Fasilitas Water Supply

1. Sumur 1 buah

2. Tower dengan kapasitas 25 m3 3. Tinggi tower 30 m

4. Pompa air 1 buah berkekuatan 3 HP / PK

2). Kualitas Pelayanan

Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan. Sehingga definisi kualitas pelayanan dapat diartikan sebagai upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen serta ketepatan penyampaiannya dalam mengimbangi harapan konsumen. (Fandy Tjiptono, 1997:354)

Berdasarkan melihat hasil penelitian, analisis distribusi frekuensi persentase kualitas pelayanan didapatkan skor jawaban

90 responden pada variabel minat indikator kualitas pelayanan sebesar 58%. Skor tersebut bila dikonsultasikan dengan tabel kriteria kualitas pelayanan bangunan pada kriteria tidak setuju (lampiran perhitungan skor).

Analisis hasil penelitian dari 80 responden terhadap kualitas pelayanan Masjid Agung Jawa Tengah, telah dikatakan tidak setuju. Jika mengacu berdasarkan teori menurut Fandy Tjiptono, pelayanan yang disediakan Masjid Agung Jawa Tengah belum dapat dikatakan baik. Hal tersebut terlihat dari segi kualitas dari pelayanan kebersihan yang dikatakan kurang dikarenakan pengunjung merasakan kondisi kualitas pelayanan kebersihan kurang baik terlihat banyak sampah pada kolam depan plaza, rumput-rumput liar terdapat pada tangga-tangga menuju Masjid Agung Jawa Tengah. Kenyamanan sangat kurang karena banyak genangan air pada pelataran masjid.

Gambar 4.25 Sampah pada kolam depan plaza MAJT Sumber: Dokumentasi, 2013

91 Sumber: Dokumentasi, 2013

4.2.2 Menara Al-Husna

Gambar 4.27 Menara Al-Husna Pada Masjid Agung Jawa Tengah Sumber: Dokumentasi, 2013

Dokumen terkait