• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karakteristik petani dalam kemitraan penting untuk diketahui karena akan berpengaruh pada pelaksaanan kemitraan itu sendiri. Karakteristik petani dalam kemitraan dilihat dari lama petani bermitra, alasan petani bermitra, tempat petani menjual gabah, perbedaan harga yang diterima petani, lama waktu pembayaran kepada petani, keluhan, saran, dan harapan petani dalam kemitraan, serta rencana kelanjutan kemitraan. Karakteristik petani mitra ini secara rinci dapat dilihat pada Lampiran 4.

Lama petani responden yang melakukan kemitraan dengan PT. Medco Intidinamika bervariasi, mulai dari satu musim hingga delapan musim. Lama petani bergabung dalam kemitraan paling banyak satu dan dua musim. Petani mitra baru melakukan kemitraan setelah melihat teman mereka mendapatkan harga jual yang lebih tinggi dibandingkan tempat lainnya sehingga mereka tertarik untuk bergabung. Petani yang telah melakukan kemitraan sejak awal yaitu delapan

musim hanya ada tiga orang (11,5 persen) karena permintaan pada awal kemitraan hanya sedikit sehingga dapat dipenuhi oleh tiga orang tersebut. Setelah jumlah permintaan perusahaan mitra meningkat maka petani yang bergabung pun semakin banyak. Ada juga petani yang telah melakukan kemitraan selama tiga musim (19,2 persen). Namun paling banyak petani bermitra baru satu musim (34,6 persen) dan dua musim (34,6 persen).

6.4.1. Alasan Petani Bermitra

Ada lima alasan yang mendasari petani melakukan kemitraan. Kelima alasan tersebut diurutkan berdasarkan alasan yang paling penting. Urutan pertama (berdasarkan yang paling penting) yang menjadi alasan petani melakukan kemitraan adalah harga jual gabah lebih tinggi dibandingkan dengan harga gabah konvensional. Hal ini dikarenakan pembeli gabah padi sehat masih sangat jarang di Kecamatan Kebon Pedes, sehingga harga jual gabah padi sehat akan sama dengan harga gabah konvensional bila petani menjual gabah padi sehatnya ke pembeli biasa. Padahal harga gabah padi sehat lebih tinggi dibandingkan gabah padi konvensional.

Urutan kedua alasan yang paling penting petani melakukan kemitraan adalah pemasaran terjamin. Dengan terjaminnya pemasaran maka petani tidak perlu lagi memikirkan kemana gabah padi sehatnya akan dijual dengan harga yang lebih tinggi dari gabah konvensional. Sedangkan urutan ketiga alasan yang paling penting petani melakukan kemitraan adalah mendapatkan bantuan benih. Dengan mendapatkan bantuan benih petani akan mendapatkan satu jaminan input.

Petani dapat meminta jumlah benih sesuai kebutuhan melalui Gapoktan Mekar Tani. Bantuan benih yang diterima petani mitra sebenarnya bukan bantuan, namun pinjaman, karena benih sudah termasuk biaya yang sudah diperhitungkan pada harga jual beras sehat. Namun ketua Gapoktan Mekar Tani menganggap benih tersebut sebagai bantuan. Benih yang diberikan dari perusahaan mitra ke petani mitra melalui Gapoktan Mekar Tani, ada yang diberikan secara gratis. Hal ini kemungkinan karena jumlah benih yang diberikan kepada petani mitra hanya sedikit atau sebagai pelayanan yang diberikan kepada petani mitra dari Gapoktan Mekar Tani. Namun pendistribusiannya belum merata. Hanya tujuh orang petani mitra yang pernah mendapatkan bantuan benih ini.

Urutan keempat alasan petani melakukan kemitraan karena mengikuti sekolah lapang (SL) padi sehat. Pelaksanaan SL padi sehat di Kecamatan Kebon Pedes telah dilakukan di tiga desa, yaitu Desa Kebon Pedes, Desa Sasagaran, dan Desa Bojong Sawah. Setelah pelaksanaan SL padi sehat pada tahun 2010, petani diminta menandatangani surat pernyataan bahwa tidak akan menggunakan bahan kimia dalam mengusahakan padi sehat. Surat pernyataan tersebut digunakan oleh Gapoktan Mekar Tani untuk menjalin kemitraan dengan PT. Medco Intidinamika dan secara tidak langsung petani mitra juga melakukan kemitraan dengan PT. Medco Intidinamika.

Urutan kelima (terakhir) alasan petani melakukan kemitraan dengan PT. Medco Intidinamika karena mendapatkan pinjaman modal untuk biaya produksi. Namun, hanya tiga orang petani yang memilih alasan ini untuk melakukan kemitraan. Hal ini dikarenakan pemberian pinjaman modal tidak semua dirasakan oleh petani mitra.

6.4.2. Tempat Petani Menjual Gabah Padi Sehat dan Perbedaan Harga yang Diterima

Tempat petani menjual gabah menjadi karakteristik kemitraan karena dapat diketahui apakah semua gabah padi sehat dijual seluruhnya ke perusahaan mitra atau tidak, sehingga dapat diketahui komitmen petani dalam kemitraan. Petani yang menjual seluruh gabah padi sehatnya ke perusahaan mitra sebesar 88,5 persen. Hal ini menandakan petani mitra sudah berkomitmen dalam kemitraan. Tetapi tidak semua petani menjual seluruh gabah padi sehatnya ke perusahaan mitra, sebanyak tiga orang (11,5 persen) masih menjual sebagian besar gabah padi sehatnya ke tengkulak. Tidak seluruhnya petani menjual gabah padi sehatnya ke perusahaan mitra dikarenakan petani telah mempunyai hutang kepada tengkulak. Petani mempunyai rasa keterikatan untuk menjual gabahnya ke tengkulak tersebut sebagai balas budi, walaupun harga yang diterima lebih rendah.

Perbedaan harga jual gabah padi sehat dengan harga gabah konvensional yang diterima oleh petani mitra bervariasi, tergantung kualitas gabahnya. Perbedaan harga gabah yang diterima petani mitra rata-rata sebesar Rp 438,46 per kg. Perbedaan harga gabah yanga diterima petani mitra paling banyak sebesar Rp

500,00 per kg, dengan mengikuti harga gabah yang berlaku di pasar. Jumlah petani mitra berdasarkan perbedaan harga gabah dapat dilihat pada Tabel 20. Tabel 20. Jumlah Petani Mitra Berdasarkan Perbedaan Harga Gabah Kering

Giling (GKG) yang Diterima di Kecamatan Kebon Pedes Tahun 2012 Perbedaan harga gabah yang

diterima dengan harga gabah konvensional (Rp/Kg)

Jumlah (orang) Persentase

200 1 3,8 300 8 30,8 400 3 11,5 500 10 38,5 600 3 11,5 800 1 3,8 Jumlah 26 100,0

6.4.3. Lama Waktu Pembayaran Kepada Petani Mitra

Pembayaran uang hasil penjualan gabah kepada petani mitra dari Gapoktan Mekar Tani tidak semua dilakukan langsung pada waktu mengirimkan hasil produksinya. Sebagian besar petani menerima pembayaran secara langsung saat mengirimkan hasil produksinya. Namun petani lainnya harus menunggu satu hingga 30 hari (satu bulan) kemudian. Jumlah petani mitra berdasarkan lama waktu pembayaran hasil penjualan gabah dapat dilihat pada Tabel 21.

Tabel 21. Jumlah Petani Mitra Berdasarkan Lama Waktu Pembayaran Hasil Penjualan Gabah di Kecamatan Kebon Pedes Tahun 2012

Lama Tenggat Waktu Pembayaran Gabah (Hari)

Jumlah (orang) Persentase

Langsung Dibayar 11 42,3 Satu 1 3,8 Dua 3 11,5 Tiga 3 11,5 Lima 4 15,4 Tujuh 3 11,5 Tiga Puluh 1 3,8 Jumlah 26 100,0

Penundaan pembayaran paling banyak dilakukan selama lima hari. Penundaan pembayaran ini membuat petani berpikir menjual hasil produksinya kepada pihak lain bila sangat membutuhkan uang tunai. Penundaan pembayaran ini dikarenakan Gapoktan Mekar Tani belum mempunyai dana untuk melakukan pembayaran hasil produksi secara langsung ketika petani mengirimkan hasil produksinya.

6.4.4. Keluhan, Saran, dan Harapan Petani dalam Kemitraan

Petani mitra mempunyai berbagai keluhan, saran, dan harapan dalam pelaksanaan kemitraan ini. Keluhan yang paling banyak diungkapkan petani mitra adalah keterlambatan pembayaran selama beberapa hari bahkan ada yang sampai satu bulan. Petani mitra ingin pembayaran langsung saat mereka mengirimkan hasil produksi mereka ke Mekar Tani karena mereka menunggu selama satu musim untuk menghasilkan uang tunai untuk berbagai keperluan. Keluhan yang paling banyak kedua adalah tidak mendapat modal atau uang muka. Pemberian uang muka sebanyak lima persen yang dijanjikan kepada petani, tidak semua diterima oleh petani mitra. Hal ini membuat petani merasa kecewa. Keluhan petani mitra dapat dilihat pada Tabel 22.

Tabel 22. Jumlah Petani Mitra Berdasarkan Keluhan dalam Kemitraan di Kecamatan Kebon Pedes Tahun 2012

Keluhan Jumlah (orang) Persentase

Penundaan pembayaran 6 23,1

Kemitraan belum berjalan maksimal 1 3,8

Tidak mendapat pinjaman modal 2 7,7

Kurang sosialisasi 1 3,8

Harga tidak stabil 1 3,8

Tidak ada keluhan 15 57,7

Jumlah 26 100,0

Keluhan lainnya yang diungkapkan petani mitra adalah kemitraan yang belum berjalan maksimal, kurang sosialiasi, dan harga tidak stabil. Tidak semua petani mengetahui mekanisme kemitraan karena kurangnya sosialisasi. Mekanisme kemitraan hanya diketahui oleh beberapa orang saja, seperti ketua

gapoktan (sebagai perwakilan desa) sehingga petani mitra ada yang tidak merasa melakukan kemitraan dengan PT. Medco Intidinamika. Petani hanya menjual hasil gabah padi sehatnya ke ketua kelompok atau perwakilan desanya tanpa mengetahui kalau hasil produksinya selanjutkan akan dijual kepada perusahaan mitra. Petani mitra juga mengeluhkan harga gabah padi sehat yang tidak stabil. Petani ingin kalau hasil produksinya dijual dengan harga yang tetap setiap musimnya.

Petani mitra memberikan berbagai saran untuk perbaikan kemitraan yang sedang berjalan. Saran yang paling banyak diberikan petani mitra adalah pemberian pinjaman modal. Saran ini diberikan oleh petani mitra karena pinjaman modal yang dijanjikan diawal kemitraan tidak semua dirasakan oleh petani mitra. Petani mitra sebagian besar hanya menggunakan modal pribadi atau dari keluarganya sehingga jumlah modal yang digunakan sangat terbatas. Bila petani mitra hanya menggunakan modal sendiri dan pembayaran hasil produksinya terlambat maka tidak ada perputaran uang untuk modal pada musim selanjutnya. Petani mitra yang kekurangan modal biasanya meminjam uang kepada tetangga atau tengkulak. Bila meminjam uang kepada tengkulak maka hasil produksinya akan dijual kepada tengkulak tersebut, bukan kepada Gapoktan Mekar Tani. Saran lainnya yang diberikan oleh petani mitra dapat dilihat pada Tabel 23.

Tabel 23. Jumlah Petani Mitra Berdasarkan Saran yang Diberikan dalam Kemitraan di Kecamatan Kebon Pedes Tahun 2012

Saran Jumlah (orang) Persentase

Harga gabah ditingkatkan dan stabil 2 7,7

Pembayaran secara langsung/kontan 5 19,2

Pemberian pinjaman modal 6 23,1

Sering bekoordinasi 1 3,8

Diadakan pertemuan rutin kemitraan 1 3,8

Tidak ada saran 11 42,3

Petani mitra juga menyampaikan berbagai harapan kedepan untuk pelaksanaan kemitraan ini agar menjadi lebih baik lagi. Harapan yang paling banyak disampaikan petani mitra adalah peningkatan harga gabah (42,3 persen). Harga gabah saat ini dirasa kurang oleh petani, karena perbedaannya dengan gabah konvensional rata-rata hanya Rp 500,00 per kg. Harga gabah padi sehat di luar Kecamatan Kebon Pedes, lebih tinggi dari yang diberikan Gapoktan Mekar Tani. Petani juga mengharapkan harga gabah tersebut berada pada harga yang stabil tanpa mengikuti harga pasar sehingga petani mempunyai kepastian harga jual gabah. Harapan petani mitra lainnya yaitu mendapatkan pinjaman modal (19,2 persen) dan ada satu orang petani yang ingin bermitra secara langsung dengan perusahaan mitra tanpa melalui Gapoktan Mekar Tani.

Seluruh petani mitra saat ini berencana akan melanjutkan kemitraan walaupun berbagai keluhan yang dialami. Hal ini dikarenakan mereka sudah merasa terikat kontrak dengan perusahaan mitra dan masih sedikitnya pembeli gabah padi sehat di Kecamatan Kebon Pedes. Seluruh petani akan melanjutkan kemitraan karena mereka masih merasakan manfaat. Bila manfaat yang dirasakan dari kemitraan berkurang atau merugikan, tentu mereka tidak akan melanjutkan kemitraan.