• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 HASIL PENELITIAN

5.1.1 Karakteristik Responden

Responden yang diteliti berjumlah 97 responden yang datang di apotek Kabupaten Rembang. Karakteristik responden yang dilihat meliputi jenis kelamin, usia, bidang pekerjaan, pendidikan, dan penghasilan.

a. Jenis Kelamin

Tabel 5.1. Distribusi dan Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis kelamin n %

Perempuan 50 51,5%

Laki-laki 47 48,5%

Jumlah 97 100%

Dari tabel 5.1. menunjukan bahwa perempuan memiliki presentase yang lebih besar yaitu 50 responden (51,5%) dan sisanya responden laki-laki yaitu 47 responden (48,5%).

Tabel 5.2. Distribusi responden tentang Perilaku berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Pelaksanaan Swamedikasi Total P

Benar Salah Value

Perempuan 33 (66,0%) 17 (34,0%) 50 (100%)

Laki-laki 20 (42,6%) 27 (57,4%) 47 (100%) 0,020

Total 53 (54,6%) 44 (45,4%) 97 (100%)

Berdasarkan tabel 5.2. dlihat dari jenis kelamin laki-laki, diketahui bahwa sebanyak 27 responden (57,4%) melakukan swamedikasi secara salah dan hanya 20 responden (42,6%) melakukan swamedikasi secara benar obat antinyeri. Sedangkan pada perempuan nilai yang melakukan swamedikasi secara salah sebesar 17 responden (34%) dan 33 responden (66,0%) memiliki pelaksanaan yang benar dalam pengobatan antinyeri secara swamedikasi. Dari hasil uji Chi Square (X2) diperoleh bahwa nilai P value ≤ 0,05 yakni 0,020 yang berarti ada hubungan yang signifikan antara jenis

kelamin dengan perilaku dalam swamedikasi obat antinyeri di Kabupaten Rembang.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

b. Usia

Tabel 5.3. Distribusi dan Frekuensi Responden Berdasarkan Usia

Usia n %

< 30 tahun 18 18,5%

≥ 30 tahun 79 81,5%

Jumlah 97 100%

Dari tabel 5.3. tentang usia menunjukkan bahwa pengguna swamedikasi antinyeri lebih banyak digunakan oleh usia diatas 30 tahun sebesar 81,5% dan responden usia dibawah 30 tahun ada 18 responden (18,5%).

Tabel 5.4. Distribusi responden tentang Perilaku berdasarkan usia

Penghasilan Pelaksanaan Swamedikasi Total P

Benar Salah Value

< 30 tahun 7 (38,9%) 11 (61,1%) 18 (100%)

≥ 30 tahun 46 (58,2%) 33 (41,8%) 79 (100%) 0,046

Total 53 (54,6%) 44 (45,4%) 97 (100%)

Berdasarkan tabel 5.4. diketahui kelompok usia dibawah 30 tahun dan memiliki nilai pelaksanaan swamedikasi secara benar sebesar 38,9% sisanya memiliki pelaksanaan yang salah dalam menggunakan obat antinyeri secara swamedikasi yaitu 61,1%. Sedangkan untuk usia diatas 30 sebesar 58,2% memiliki pelaksanaan yang benar dan sisanya pelaksanaan yang salah sebesar 41,8%. Dari hasil uji Chi Square (X2) diperoleh bahwa nilai P value ≤ 0,05 yakni 0,046 yang berarti ada hubungan yang

signifikan antara usia dengan perilaku dalam swamedikasi obat antinyeri di Apotek Kabupaten Rembang.

c. Bidang Pekerjaan

Tabel 5.5. Distribusi dan Frekuensi Responden Berdasarkan Bidang Pekerjaan

Bidang Pekerjaan n % Petani 21 21,6% Wiraswasta 11 11,3% Guru 9 9,3% Nelayan 5 5,2% Lainnya 51 52,6% Jumlah 97 100%

Dari tabel 5.5. terlihat bahwa responden dengan pekerjaan terbanyak adalah petani sebanyak 21,6%, dilanjutkan wiraswasta sebesar 11,3%, guru 9,3%, nelayan 5,2%

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan lainnya yang terdiri dari padagang, buruh, supir, pembantu rumah tangga, dan ibu rumah tangga sebanyak 52,5%.

Tabel 5.6. Distribusi responden tentang Perilaku berdasarkan bidang pekerjaan

Pekerjaan Pelaksanaan Swamedikasi Total P

Benar Salah Value

Petani 8 (38,1%) 13 (61,9%) 21 (100%) Wiraswasta 7 (63,3%) 4 (36,4%) 11 (100%) Guru 4 (44,4%) 5 (55,6%) 9 (100%) 0,304 Nelayan 2 (40,0%) 3 (60,0%) 5 (100%) Lainnya 32 (62,7%) 19 (37,3%) 51 (100%) Total 53 (54,6%) 44 (45,4%) 97 (100%)

Hasil dari tabel 5.6. menunjukkan distribusi responden mengenai perilaku obat antinyeri berdasarkan kelompok pekerjaan menunjukkan bahwa pekerjaan petani ada 8 responden yang memiliki pelaksanaan yang benar (38,1%) dan sisanya salah (61,9%), pekerjaan wiraswasta ada 7 responden (63,6%) dengan penggunaan benar dan selebihnya (36,4%) memiliki penggunaan yang salah. Dilanjutkan pekerjaan guru sejumlah 4 orang (44,4%) yang memiliki pelaksanaan yang benar dan sejumlah 5 responden (55,6%) yang melakukan salah tentang pengobatan antinyeri, nelayan yang memiliki pelaksanaan yang benar ada 2 responden (40,0%) dan sisanya buruk (60,0%). Terakhir adalah kumpulan pekerjaan yang meliputi pedagang, kuli bangunan, ibu rumah tangga dan pembantu rumah tangga memiliki 32 responden (62,7%) dan 19 responden memiliki penggunaan yang salah (37,3%). Dari hasil uji

Chi Square (X2) diperoleh bahwa nilai P value > 0,05 yakni 0,304 yang berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara pekerjaan dengan perilaku dalam swamedikasi obat antinyeri di Apotek Kabupaten Rembang.

d. Tingkat pendidikan

Tabel 5.7. Distribusi dan Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan

Tingkat Pendidikan n %

Tidak sekolah 4 4,1%

SD/ MI/ Sederajat 22 22,7%

SLTP/ MTs/ Sederajat 35 36,1%

SLTA/ MA/ Sederajat 24 24,7%

Diploma/ Sarjana 12 12,4%

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Dari tabel 5.7. diketahui bahwa pendidikan terakhir responden adalah lulusan SLTP/MTs/sederajat yakni sebanyak 35 orang (36,1%). Responden yang tidak bersekolah sebanyak 4 orang (4,1%), responden lulusan SD/MI/sederajat sebanyak 22 orang (22,7%), responden lulusan SLTA/MA/sederajat sebanyak 24 orang (24,7%) dan lulusan Diploma/Sarjana/sederajat sebanyak 12 orang (12,4%).

Tabel 5.8. Distribusi responden tentang Perilaku berdasarkan tingkat Pendidikan

Pendidikan Pelaksanaan Swamedikasi Total P

Benar Salah Value

Tidak sekolah 3 (75,0%) 1 (25,0%) 4 (100%)

SD/ MI/ Sederajat 13 (59,1%) 9 (40,9%) 22 (100%)

SLTP/ MTs/ Sederajat 18 (51,4%) 17 (48,6%) 35 (100%) 0,047

SLTA/ MA/ Sederajat 14 (58,3%) 10 (41,7%) 24 (100%)

Diploma/ Sarjana 7 (58,3%) 5 (41,7%) 12 (100%)

Total 55 (56,7%) 42 (43,2%) 97 (100%)

Tabel 5.8. memperlihatkan distribusi responden mengenai perilaku obat antinyeri berdasarkan kelompok jenjang pendidikan yang menyatakan bahwa ada 3 responden (75,0%) tidak sekolah yang memiliki cara pelaksanaan yang benar dan 1 responden (25,0%) memiliki cara melakukan swamedikasi yang salah. Pada lulusan SD/MI/Sederjaat menyatakan bahwa 13 responden (59,1%) memiliki pelaksanaan yang benar dan 9 responden (40,9%) memiliki perlakuan swamedikasi yang salah. Untuk responden SLTP/MTs/Sederajat memiliki 17 responden (51,4%) dengan kebiasaan yang benar dan 17 responden (48,6%) memiliki pelaksanaan swamedikasi yang salah. Dilanjutkan responden pendidikan SLTA/MA/Sederajat memiliki 14 responden (58,3%) melakukan pelaksanaan yang benar dan 10 responden (41,7%) melakukan kebiasaan yang salah. Serta lulusan Diploma/Sarjana memiliki 7 responden (58,3%) dengan pelaksanaan swamedikasi yang benar dan 5 responden (41,7%) memiliki pelaksanaan yang salah dalam menggunakan obat swamedikasi antinyeri. Dari hasil uji Chi Square (X2) diperoleh bahwa nilai P value ≤ 0,05 yakni 0,047 yang berarti ada hubungan yang signifikan antara pendidikan dengan perilaku dalam swamedikasi obat antinyeri di Apotek Kabupaten Rembang.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

e. Tingkat Penghasilan

Tabel 5.9. Distribusi dan Frekuensi Responden Berdasarkan tingkat Penghasilan

Penghasilan n %

Rendah 52 53,6%

Sedang 39 40,2%

Tinggi 6 6,2%

Jumlah 97 100%

Dari tabel 5.9. tentang penghasilan, didapatkan sebanyak 52 orang yang berpenghasilan rendah 53,6%, berpenghasilan sedang 39 orang 40,2%, dan berpenghasilan tinggi 6 orang 6,2%.

Tabel 5.10. Distribusi responden tentang Perilaku berdasarkan Penghasilan

Penghasilan Pelaksanaan Swamedikasi Total P

Benar Salah Value

Kurang 26 (50,0%) 26 (50,0%) 52 (100%)

Sedang 25 (64,1%) 14 (35,9%) 39 (100%) 0,228

Tinggi 2 (33,3%) 4 (66,7%) 6 (100%)

Total 53 (54,6%) 44 (45,4%) 97 (100%)

Dari tabel 5.10. memperlihatkan bahwa responden berpenghasilan rendah yang melakukan pelaksanaan swamedikasi yang benar sebesar 26 responden (50%). Untuk responden yang memiliki penghasilan sedang dan memiliki pelaksanaan yang benar berjumlah 25 responden atau 64,1% dan responden dengan pelaksanaan yang salah sebesar 14 responden (35,9%). Selanjutnya yang terakhir untuk responden yang memiliki penghasilan tinggi dan pelaksanaan yang benar sejumlah 2 orang (33,3%) dan pelaksanaan yang salah sejumlah 4 orang (66,7%). Dari hasil uji Chi Square (X2) diperoleh bahwa nilai P value > 0,05 yakni 0,228 yang berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara penghasilan dengan perilaku dalam swamedikasi obat antinyeri di tiga Apotek Kabupaten Rembang.

Dokumen terkait