I. Latar Belakang
4. Payback Period.
5.2. Karakteristik Responden Petani dan Penyuling
Karakteristik responden yang dibahas dalam penelitian ini meliputi umur,
pendidikan terakhir, jumlah tanggungan keluarga, pekerjaan petani dan penyuling,
pengalaman bertani, luas lahan, status kepemilikan lahan, dan pola tanam
akarwangi.
5.2.1. Umur Petani dan Penyuling
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan 41 responden petani
dan penyuling akarwangi, diketahui bahwa sebagian besar responden berumur 41
sampai dengan 50 tahun dengan persentase 39,1 persen. Sedangkan elompok
petani dan penyulling terendah yaitu kelompok umur 20-30 tahun dengan
persentase seesar 2,5 persen. Tabel 18 menunjukkan bahwa terdapat 5 kelompok
umur petani dan penyuling akarwangi.
Tabel 18. Jumlah dan Persentase Responden Petani dan Penyuling Berdasarkan Umur di Kabupaten Garut
Kelompok Umur Petani dan Penyuling (Tahun) Jumlah (Orang) Persentase (%) 20-30 1 2,5 31-40 4 9,6 41-50 16 39,1 51-60 15 36,6 > 61 5 12,2 Total 41 100 5.2.2. Pendidikan Terakhir
Sebagian besar petani dan penyuling akarwangi menyelesaikan
pendidikannya hingga sekolah dasar (SD) yaitu sebanyak 28 orang atau 68,3
persen dari total responden. Tingkat pendidikan tertinggi petani dan penyuling
sekolah dasar. Tingkat pendidikan petani dan penyuling tidak mempengaruhi
kegiatan pengusahaan akarwangi. Jumlah dan persentase responden berdasarkan
tingkat pendidikan dapat dilihat pada Tabel 19.
Tabel 19. Jumlah dan Persentase Responden Petani dan Penyuling Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Kabupaten Garut
Tingkat Pendidikan Jumlah (Orang) Persentase (%)
Tamat SD 28 68,3 Tamat SLTP - 0 Tamat SMU 12 29,3 Tamat Diploma - 0 Tamat Sarjana 1 2,4 Lainnya - 0 Total 41 100
5.2.3. Jumlah Tanggungan Keluarga
Jumlah tanggungan keluarga sangat mempengaruhi petani untuk
mendapatkan pendapatan yang lebih tinggi. Hal ini dikarenakan semakin besar
jumlah keluarga yang ditanggung maka semakin besar pula beban/biaya yang
dikeluarkan petani. Dari Tabel 20 , dapat dilihat bahwa 41,4 persen responden
petani memiliki jumlah tanggungan keluarga sebanyak 5 sampai 6 orang. Semua
responden memiliki jumlah tangggungan keluarga minimal satu hingga dua orang
dengan persentase 4,9 persen.
Tabel 20. Jumlah dan Persentase Responden Petani dan Penyuling Berdasarkan Jumlah Tanggungan Keluarga di Kabupaten Garut
Jumlah Tanggungan Responden (Orang) Jumlah (Orang) Persentase (%) 0 0 0 1-2 2 4,9 3-4 16 39,0 5-6 17 41,4 7-8 4 9,8 >8 2 4,9 Total 41 100
5.2.4. Pekerjaan Petani dan Penyuling
Pekerjaan yang dilakukan oleh ke-41 responden sebagian besar bermata
pencaharian sebagai petani akarwangi yaitu sebesar 68,3 persen atau sebanyak 28
orang dari total responden 41 orang. Sedangkan mata pencaharian sebagai petani
dan penyuling sebanyak 24,4 persen. Penyuling akarwangi yang menjadi
responden sebanyak 7,3 persen. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 21.
Tabel 21. Jumlah dan Persentase Responden Petani dan Penyuling Berdasarkan Pekerjaan di Kabupaten Garut
Pekerjaan Jumlah (Orang) Persentase (%) Petani Akarwangi 28 68,3 Penyuling Akarwangi 3 7,3
Petani dan Penyuling Akarwangi 10 24,4
Total 41 100
5.2.5. Pengalaman Bertani
Pengalaman bertani akan sangat mempengaruhi dalam pembudidayaan
dan penyulingan akarwangi. Semakin lama petani memiliki pengalaman bertani,
maka akan lebih mahir dalam membudidayakan akarwangi Berdasarkan
wawancara yang dilakukan terhadap 41 orang responden petani dan penyuling
akarwangi diperoleh kesimpulan bahwa pengalaman bertani akarwangi terbanyak
berkisar antara 11 sampai 20 tahun. Jumlah dan persentase responden berdasarkan
pengalaman bertani dan menyuling dapat dilihat pada Tabel 22 .
Tabel 22. Jumlah dan Persentase Responden Petani dan Penyuling Berdasarkan Pengalaman Bertani di Kabupaten Garut
Pengalaman (Tahun) Jumlah (Orang) Persentase (%) 1-10 14 34,1 11-20 19 46,3 21-30 6 14,7 31-40 2 4,9 Total 41 100
5.2.6. Luas Lahan
Berdasarkan Tabel 23, luas lahan yang digunakan oleh sebagian besar
petani akarwangi atau 26 orang petani dari 38 petani responden yaitu seluas 0,1-5
Ha. Petani akarwangi sebagian besar masih berada pada skala usaha kecil yaitu
sebesar 68.4 persen dari 38 responden petani akarwangi. Sedangkan 2,6 persen
petani akarwangi yang luas lahan pengusahaannya mencapai >30 Ha.
Tabel 23. Jumlah dan Persentase Petani Berdasarkan Luas Lahan yang Digunakan untuk Penanaman Akarwangi di Kabupaten Garut
Luas Lahan (Ha) Jumlah (Orang) Persentase (%) 0.1-5 26 68,4 5.1-10 5 13,2 10.1-20 4 10,5 20.1-30 2 5,3 >30 1 2,6 Total 38 100
Berdasarkan Tabel 24, sebagian besar penyuling yaitu 38,5 persen
menggunakan lahan seluas 0,051-0.,0 Ha dan 38,5 persen menggunakan lahan
seluas 0,11-0.20 Ha untuk melakukan penyulingan akarwangi. Hal ini
dikarenakan, sebagian besar penyuling hanya menggunakan satu buah ketel
sebagai alat untuk melakukan penyulingan akarwangi.
Tabel 24. Jumlah dan Persentase Penyuling Berdasarkan Luas Lahan yang Digunakan untuk Penyulingan Akarwangi di Kabupaten Garut
Luas Lahan (Ha) Jumlah (Orang) Persentase (%) 0.01-0.05 2 15,4 0.051-0.10 5 38,5 0.11-0.20 5 38,5 >0.20 1 7,6 Total 13 100
5.2.7. Status Kepemilikan Lahan
Ditinjau dari status kepemilikan lahan, sebagian besar petani akarwangi
memiliki lahan sendiri yang digunakan untuk menanam akarwangi yaitu sebesar
68,4 persen. Hal ini dapat ditunjukan pada Tabel 25. Sebagian besar petani
akarwangi melakukan tumpangsari pada lahan tersebut. Hal ini dimaksudkan
untuk memanfaatkan lahan di sela-sela tanaman akarwangi.
Tabel 25. Jumlah dan Persentase Petani Akarwangi Berdasarkan Status Kepemilikan Lahan di Kabupaten Garut
Status Kepemilikan Lahan Jumlah (Orang) Persentase (%)
Milik Sendiri 26 68,4
Sewa 2 5,3
Milik Sendiri dan Sewa 10 26,3
Total 38 100
Status kepemilikan lahan yang digunakan untuk melakukan penyulingan
akarwangi sebagian besar milik sendiri. Hanya delapan persen yang menyewa
lahan untuk melakukan penyulingan akarwangi. Hal ini menunjukkkan bahwa
penyuling akarwangi di Kabupaten Garut memiliki modal yang besar untuk
melakukan usaha tersebut. Hal ini dikarenakan biaya investasi penyulingan
akarwangi memerlukan biaya yang besar. Hal ini dapat dilihat pada tabel 26
Tabel 26. Jumlah dan Persentase Penyuling Akarwangi Berdasarkan Status Kepemilikan Lahan di Kabupaten Garut
Status Kepemilikan Lahan Jumlah (Orang) Persentase (%)
Milik Sendiri 12 92
Sewa 1 8
Milik Sendiri dan Sewa 0 0
5.2.8. Pola Tanam Akarwangi
Jarak tanam akarwangi pada tanah subur seluas satu hektar adalah 1x 1
meter. Sedangkan pada tanah kurang subur seluas satu hektar memiliki jarak
tanam 0.75 x 0.75 meter. Pada tanah yang subur, lahan digunakan untuk menanam
akarwangi yang ditumpangsarikan dengan tanaman kentang, kol, caisin, kacang,
tomat, dan cabe. Namun untuk tanah yang kurang subur, hanya tanaman
akarwangi yang ditanam pada lahan tersebut.
Pada lahan subur, satu petak lahan dapat ditanami akarwangi dan satu jenis
tanaman tumpangsari. Tanaman tumpangsari yang dapat ditanam adalah tanaman
yang usianya maksimal empat bulan dan ketinggian pohonnya tidak melebihi
tanaman akarwangi. Pertumbuhan tanaman akarwangi pada bulan 1-4 lambat.
Oleh karena itu, pada bulan ini di sela-sela tanaman akarwangi dapat ditanaman
tanaman tumpangsari. Namun, pada bulan ke 5-12 pertumbuhan tanaman
akarwangi sangat cepat sehingga pada bulan ini lahan tidak dapat
ditumpangsarikan karena akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman akarwangi.
Pada lahan yang tidak ditanami tanaman tumpangsari, tanaman akarwangi
memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan tanaman akarwangi yang
ditumpangsarikan. Hal ini dikarenakan pertumbuhan akarwangi pada bulan 1-12
tidak terganggu.
5.3. Risiko Budidaya