• Tidak ada hasil yang ditemukan

V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

5.3. Karakteristik Sampel

Sampel dalam penelitian adalah petani produsen wortel organik, pedagang tengkulak desa, dan pedagang pengumpul. Beberapa karakteristik sampel yang dianggap penting mencakup status usaha, umur, tingkat pendidikan, luas lahan dan status kepemilikan lahan, serta pengalaman usaha.

5.3.1. Status Usaha

Sampel petani dalam penelitian adalah petani produsen wortel organik. Usahatani yang dilakukan petani adalah pertanian organik. Petani sampel menanam berbagai jenis sayuran organik selain wortel organik dalam usahataninya. Petani produsen wortel organik di Desa Sukagalih secara keseluruhan menjadikan kegiatan bertani organik sebagai pekerjaan utama mereka. Petani produsen wortel organik memilih berusaha tani wortel organik sebagai pekerjaan utama karena nilai jual wortel organik yang cenderung stabil dan lebih tinggi dibandingkan nilai jual wortel anorganik.

Status usaha tengkulak desa sebagai pedagang tengkulak desa adalah sebagai pekerjaan sampingan. Pekerjaan utama tengkulak desa adalah bertani organik karena tengkulak desa juga merupakan petani produsen wortel organik. Status usaha pedagang pengumpul adalah sebagai pekerjaan utama karena mereka tidak memiliki pekerjaan lain selain sebagai pedagang pengumpul. Baik pedagang

tengkulak desa maupun pedagang pengumpul memilih memasarkan wortel organik karena harga jual wortel organik di pasar cenderung tinggi dan stabil. 5.3.2. Umur Sampel

Petani produsen wortel organik di Desa Sukagalih memiliki tingkat usia yang bervariasi, yaitu antara 29-61 tahun. Petani yang berada pada rentang umur 20-29 tahun ada satu orang. Petani yang berada pada rentang umur 30-39 tahun sebanyak dua orang. Petani yang berada pada rentang umur 40-49 tahun hanya satu orang. Petani yang berada pada rentang umur 50-59 ada dua orang dan satu orang petani berada pada rentang umur 60-69 tahun.

Sebaran umur sampel pedagang di Desa Sukagalih bervariasi. Umur pedagang tengkulak desa berada pada rentang 30-39 tahun. Satu orang pedagang pengumpul berada pada rentang umur 40-49 tahun. Pedagang pengumpul yang berada pada rentang umur 50-59 tahun ada satu orang dan satu orang pedagang berada pada rentang umur 70-79 tahun. Sebaran umur petani dan pedagang wortel organik di Desa Sukagalih disajikan pada Tabel 6.

Tabel 6. Sebaran Umur Petani dan Pedagang Wortel Organik di Desa Sukagalih Tahun 2013

Rentang Usia Petani Pedagang

Jumlah (orang) Persentase (%) Jumlah (orang) Persentase (%)

20-29 tahun 1 14.29 0 0.00 30-39 tahun 2 28.57 1 25.00 40-49 tahun 1 14.29 1 25.00 50-59 tahun 2 28.57 1 25.00 60-69 tahun 1 14.29 0 0.00 70-79 tahun 0 0.00 1 25.00 Jumlah 7 100.00 4 100.00

Sumber: Data Primer, 2013 (diolah) 5.3.3. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan petani berpengaruh terhadap tingkat penyerapan teknologi baru. Petani produsen wortel organik yang menjadi sampel penelitian pernah mengikuti pendidikan formal. Tingkatan pendidikan formal yang diterima berbeda-beda. Pendidikan terendah yang ditempuh petani adalah pendidikan sekolah dasar (SD) sebanyak empat orang. Dua orang petani menempuh pendidikan diploma (D3) dan satu orang petani menempuh pendidikan sarjana (S1). Adanya petani yang menjalani tingkat pendidikan lebih dari pendidikan SD

cenderung memiliki pengetahuan yang lebih mengenai pertanian organik sehingga menjadi salah satu faktor bagi mereka untuk bertani wortel secara organik. Penyuluhan-penyuluhan yang diterima petani, ditambah dengan petani yang memiliki pendidikan lebih tinggi dapat mempengaruhi petani lainnya untuk beralih bertani secara organik.

Pendidikan yang ditempuh tengkulak desa adalah pendidikan sekolah dasar, sedangkan pendidikan yang ditempuh dua orang pedagang pengumpul adalah pendidikan diploma dan satu pedagang pengumpul menempuh pendidikan sarjana/sederajat. Hal ini mengindikasikan bahwa pedagang memiliki informasi lebih mengenai pemasaran dengan komoditas wortel organik lebih menguntungkan karena nilai jualnya yang lebih tinggi. Tingkat pendidikan yang diterima petani dan pedagang wortel organik disajikan pada Tabel 7.

Tabel 7. Tingkat Pendidikan Petani dan Pedagang Wortel Organik di Desa Sukagalih Tahun 2013

Tingkat Pendidikan

Petani Pedagang

Jumlah (orang) Persentase (%) Jumlah (orang) Persentase (%)

SD/Sederajat 4 57.14 1 25.00

D3/Sederajat 2 28.57 2 50.00

S1/Sederajat 1 14.29 1 25.00

Jumlah 7 100.00 4 100.00

Sumber: Data Primer, 2013 (diolah)

5.3.4. Luas Lahan dan Status Kepemilikan Lahan

Petani produsen wortel organik yang menjadi sampel penelitian sebagian besar merupakan petani penggarap. Tanah yang menjadi lahan usahatani organik bagi petani sebagian besar milik dari PT Ciliwung. PT Ciliwung memberikan hak guna lahan kepada petani agar dapat digunakan menjadi lahan usahatani mereka. Petani produsen wortel organik yang berstatus sebagai pemilik lahan hak guna pakai sebanyak lima orang. Petani yang memiliki status sebagai pemilik lahan asli sebanyak dua orang.

Satu orang petani memiliki luas lahan kurang dari 500 M2 sebesar 14.29 persen. Lima orang petani dengan lahan garapan antara 500 sampai dengan 1 000 M2 sebesar 71.43 persen. Satu orang petani lainnya memiliki luas lahan lebih dari 1 000 M2 sebesar 14.29 persen. Lahan yang digunakan untuk bertanam wortel organik tidak terlalu besar dikarenakan petani produsen wortel organik

menggunakan lahan lainnya untuk bertanam sayuran organik lainnya. Hal ini dikarenakan permintaan pedagang dan pasar yang tidak hanya meminta wortel organik saja. Jumlah petani produsen wortel organik sebagai petani penggarap dan petani pemilik serta luas lahan yang dimiliki oleh masing-masing petani produsen wortel organik disajikan pada Tabel 8.

Tabel 8. Luas dan Status Lahan yang digunakan Petani Produsen Wortel Organik di Desa Sukagalih Tahun 2013

Luas dan Status Lahan (M2) Jumlah Orang Persentase (%)

Luas

< 500 1 14.29

500 – 1 000 5 71.43

> 1 000 1 14.29

Status Lahan

Milik Sendiri (asli) 2 28.57

Milik Sendiri (hak guna pakai) 5 71.43

Sumber: Data Primer, 2013 (diolah)

5.3.5. Pengalaman Usahatani

Pengalaman petani sampel dalam berusahatani wortel organik berkisar antara empat sampai empat belas tahun. Dua orang petani produsen wortel organik memiliki pengalaman usahatani organik selama empat tahun. Dua orang petani memiliki pengalaman usahatani organik selama sepuluh tahun. Dua orang petani memiliki pengalaman usahatani organik selama dua belas tahun dan satu orang petani memiliki pengalaman usahatani organik selama empat belas tahun. Pengalaman yang dimiliki petani produsen wortel organik didapatkan secara otodidak atau belajar sendiri. Petani terkadang mendapatkan penyuluhan dan pelatihan mengenai usahatani organik dari para penyuluh.

Dokumen terkait